Apa Saja Makanan Untuk Anak Kucing?

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan tulang dan otot yang kuat. Anda sebagai pemilik kucing bertanggung jawab untuk memilih makanan dalam jangka waktu yang panjang bagi anabul.

Lalu, makanan apa yang cocok untuk anak kucing? Yuk,simak artikel di bawah ini!

1. Karbohidrat dan Protein

Kucing termasuk hewan karnivora. Daging hewani menjadi komponen utama untuk makanan anak kucing. Jika kucing tidak mendapat jumlah protein hewani yang tepat, maka pertumbuhan otot dan jaringan tidak akan berkembang.

Terlalu banyak karbohidrat dalam makanan kucing dapat menyebabkan masalah usus dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

2. Lemak

Lemak merupakan komponen penting dalam makanan kucing muda. Komponen ini membantu menyerap vitamin A, D, E, dan K, serta menambah rasa pada makanan untuk meningkatkan rasa nikmat.

Lemak merupakan sumber energi yang sangat baik dan berfungsi untuk menambah minyak pada tubuh untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu. Lemak dan asam lemak diperlukan untuk perkembangan yang kuat pada anak kucing. Anak kucing harus diberi makan sumber asam arakidonat. Asam ini sangat penting untuk pembekuan darah dan pertumbuhan kulit.

3. Vitamin dan Mineral

Untuk perkembangan tulang dan gigi, diperlukan vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D. Rasio jumlah nutrisi sangat penting untuk memaksimalkan kepadatan dan stabilitas keragka. Apabila vitamin dan mineral kurang pada anak kucing, akan mengakibatkan masalah tulang dan persendian.

Apa Yang Harus Dihindari?

Anda harus menggunakan formula yang disesuaikan untuk anak kucing. Hindari makanan seperti tuna kaleng, yang dapat menyebabkan tubuh anak kucing kekurangan vitamin, telur mentah, yang dapat menyebabkan kekurangan biotin dan sumber salmonella, daging mentah, yang dapat merupakan sumber salmonella.

Apabila anda ingin diet yang seimbang untuk pertumbuhan anabul, sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan. Mereka akan memilih diet yang tepat dan seimbang untuk anak kucing tergantung pada potensi pertumbuhan mereka.

Jangan berikan suplemen vitamin dan mineral yang terpisah saat kucing dalam fase pertumbuhan. Pemberian suplemen yang berlebihan dapat berbahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang tidak tepat dan masalah kesehatan lain.

Jangan lupa untuk memberitahu perkembangan dan pertumbuhan anak kucing anda pada dokter hewan terdekat atau anda bisa berkonsultasi dengan memanggil layanan call center Pet care.

Kucing Galak dan Agresif: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Setiap kucing tentu punya sifat tersendiri. Ada kucing yang ramah, pendiam, juga ada kucing yang galak dan agresif. Kucing yang galak dan agresif cenderung tidak mau disentuh atau diganggu oleh manusia.

Kucing galak dan agresif bisa terjadi pada anabul kesayangan kita. Mereka yang awalnya senang bermain dengan kita, bisa tiba-tiba berubah menjadi galak dan agresif.

Lantas, apa penyebab mereka berubah menjadi galak dan agresif? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Kucing Galak dan Agresif

1. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan dapat menjadi penyebab, hal ini biasanya terjadi pada kucing tua. Mereka mulai mengalami beberapa masalah kesehatan seperti penyakit pada gigi, efeksi, atau beberapa penyakit yang menyebabkan rasa sakit pada kucing. Kucing akan galak saat disentuh pada bagian yang sakit. Penurunan fungsi tubuh dan masalah saraf dapat menjadi penyebab kucing agresif.

2. Mengalami Stres

Sama halnya dengan manusia, kucing dapat mengalami stres. Misalnya ketika kucing berada di rumah yang jumlah kucingnya banyak atau berada di lingkungan yang berisik. Mereka akan meresponnya dengan galak dan agresif.

3. Mereka Ketakutan

Kucing yang ketakutan akan merespons rasa takut dengan menunjukkan beberapa gerakan tubuh bahwa ia galak dan agresif. Misalnya mereka tiba-tiba menggeram, mendesis, atau memukul. Sebaiknya anda menjauhi kucing anda untuk sementara karena kucing anda berada di tengah-tengah reaksi yang panik.

4. Merasa Frustasi

Kucing yang berada di rumah dan melihat hewan lain yang merupakan musuh atau mangsanya, maka mereka akan berubah. Kucing akan merasa bahwa kucing lain mengganggu wilayah miliknya. Mereka melampiaskan keinginan menyerang pada orang atau hewan lain yang ada di sekitar.

5. Hormon

Kucing yang belum disterilkan lebih mungkin menjadi agresif. Kucing jantan secara biologis akan berkelahi dengan kucing jantan lain, sedangkan kucing betina dalam birahi. Jika anda melihat dua kucing berkelahi, jangan ikut campur karena anda bisa saja menjadi sasaran agresif kucing.

Cara Mengatasi Kucing Galak dan Agresif

Anda dapat mencoba mengenal kucing anda lebih jauh, misalnya memberikan kasih sayang yang tulus atau memberikan mainan favoritnya. Sedangkan untuk kucing yang baru saja anda temui, sebaiknya menganalnya dengan perlahan sehingga ia luluh dengan perlakuan anda.

Anda juga bisa memberikan kebebasan pada kucing. Maksudnya adalah anda memberikannya ruang agar kucing dapat mengurangi keagresifannya. Jangan tiba-tiba berhenti di depannya sehingga membuat mereka tidak nyaman.

Kucing dapat menjadi galak dan agresif ketika ada orang asing yang menatapnya. Mereka akan menganggap orang yang menatapnya adalah musuhnya. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati jika anda tidak mau diserang mendadak.

Ada baiknya anda membawa anabul ke dokter hewan. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat memeriksa kondisi kesehatan dan memberikan penanganan yang tepat untuk kucing.

Nah itu dia penyebab kucing galak dan agresif beserta cara mengatasinya. Anda dapat berkonsultasi untuk menenangkan anabul kesayangan pada dokter hewan atau menghubungi call center Pet care.

Kucing Keracunan: Gejala dan Cara Mengatasinya

Dari tanaman, perabotan rumah tangga, dan barang sehari – hari lainnya bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Kucing kesayangan dapat terkena dengan menelan, memakan, atau menghirup zat beracun itu.

Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting untuk anda mengetahui gejala dan cara mengatasinya.

Penyebab Kucing Keracunan

Kucing dapat terkena racun ketika ia sibuk menjilati tubuhnya atau memakan mangsanya yang ternyata sudah diracuni. Kucing jarang terkena racun, kecuali ada yang sengaja memberikan racun padanya.

Berikut ini beberapa penyebab kucing keracunan :

  • Bahan makanan seperti cokelat, makanan yang mengandung kafein, alkohol, bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
  • Obat untuk manusia baik yang dijual bebas atau resep obat.
  • Pembersih rumah tangga seperti pemutih, sabun, pengharum, atau deterjen.
  • Minyak esensial seperti minyak kayu putih, atau minyak lavender.
  • Produk untuk berkebun seperti pupuk atau pestisida.
  • Tanaman hias yang beracun seperti tulip, azalea, aster, dan krisan.

Gejala Kucing Keracunan

  • Gangguan saluran pencernaan, seperti muntah dan diare.
  • Kucing mengalami kejang atau depresi.
  • Pernapasan terganggu, seperti mengalami batuk, bersin, dan kesulitan bernapas.
  • Masalah kulit, seperti radang atau bengkak.
  • Tanda gagal ginjal, seperti kurangnya nafsu makan dan menurunnya berat badan.
  • Tanda gagal hati, seperti sakit kuning atau muntah.

Perlu diingat bahwa sebagian kasus keracunan akan menyebabkan masalah akut dan seringkali lebih sulit untuk dikenali atau diobati. Beberapa racun bisa berdampak lebih pada satu sistem tubuh.

Cara Mengatasi Kucing Keracunan

  • Jika kucing kesayangan terkena racun di kulit, disarankan untuk memandikan agar racun itu hilang.
  • Jauhi kucing anda dari sumber racun atau isolasi dari hewan lain
  • Jika racun ada di bulu atau cakar, sebaiknya jangan sampai kucing menjilati tubuhnya
  • Segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat menjelaskan pada dokter hewan terdekat mengenai produk yang dicurigai, kapan, bagaimana kucing terkena racun.

Kini pet care memiliki layanan dokter hewan ke rumah atau anda dapat menghubungi call center pet care. Dengan menghubungi layanan dokter hewan, anabul anda dapat mendapatkan obat yang direkomendasikan dan ia dapat kembali bermain dengan anda.

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk

Cara merawat anak kucing tanpa induk sebenarnya tidak terlalu sulit. Bila dilakukan dengan benar dan diawasi dengan teliti, anak kucing tersebut akan dapat bertahan dan mendapat nutrisi yang sama bagusnya dengan anak kucing yang memiliki induk. Namun, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan jika anda akan memelihara anak kucing tanpa induk. Yuk, simak hal-hal berikut!

Langkah Merawat Anak Kucing

Sebelum merawat anak kucing, anda perlu memahami bahwa anak kucing memerlukan tempat yang nyaman dan hangat. Dalam hal ini, anda dapat memberikan tempat berteduh berupa boks atau tempat tidur kucing yang dilengkapi dengan selimut berbulu lembut. Anda juga dapat memberikan pemanas dalam bentuk bantal atau bangku. Idealnya, anak kucing perlu diletakkan pada suhu 32 derajat celcius. 

Kedua, anak kucing belum memiliki kemampuan mengunyah seperti kucing dewasa. Seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan susu. Jika tidak ada induk, anda dapat memberikan susu formula khusus kucing yang dapat dibeli di petshop atau supermarket terdekat. Perhatikan lagi bahan-bahan susu tersebut karena anak kucing tidak dapat mencerna susu sapi. Untuk memberikan susunya, gunakan botol khusus susu kucing dan sesuaikan takarannya sesuai anjuran di kemasan susu. 

Ketiga, perihal buang air kecil dan besar. Sama seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan potty training agar dapat mengerti di mana dan bagaimana ia seharusnya buang air. Untuk awal-awal, cobalah untuk mengusap-usap area genital kucing dengan kain yang telah dibasahkan dengan air hangat atau tisu basah yang sedikit dihangatkan. Hal ini dapat merangsang mereka untuk buang air selayaknya hal yang dilakukan induknya. 

Setelah terbiasa buang air, kenalkan mereka dengan tempat buang air (seperti litter box) secara perlahan. Taruh anak kucing di tempat buang air dan lakukan secara terus-menerus sampai mereka memahaminya. 

Keempat, biasakan anak kucing untuk menjaga kebersihannya. Anda dapat memulainya dengan rutin membersihkan permukaan tubuh anak kucing dengan kain yang dibasahi air hangat. Jika mereka sudah cukup besar, sekitar dua bulan, mulai biasakan mereka untuk mandi dengan air hangat. Semakin cepat mereka mengenali kegiatan mandi, semakin besar kemungkinan mereka bersikap tenang saat mandi. 

Terakhir, buatlah jadwal kunjungan rutin ke dokter hewan untuk meyakinkan pertumbuhan mereka. Selain itu, kunjungan dengan dokter hewan juga diperlukan untuk melakukan vaksinasi rutin. Vaksin untuk kucing biasanya dimulai sejak kucing masih kecil dan berlanjut hingga dewasa. Sekarang, anda juga dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare

Litter Box Bagi Kucing, Apakah Penting?

Litter box bagi kucing merupakan barang yang sedang banyak dibicarakan oleh para pecinta kucing. Kini, pecinta kucing sudah mulai membiasakan kucing untuk buang air menggunakan litter box. Hal ini merupakan salah satu wujud penjagaan kebersihan kucing. Nah, ternyata membiasakan kucing untuk menggunakan litter box tidak semudah itu. Yuk, kenali alasan mengapa litter box penting untuk dimiliki dan ikuti langkah-langkah berikut agar anabul anda terbiasa menggunakan litter box! 

Alasan Menggunakan Litter Box

Sebelum menerapkan sistem buang air di litter box, anda juga harus memahami apa pentingnya litter box ini. Ada beberapa alasan mengapa litter box merupakan hal krusial saat ingin memelihara kucing. 

Pertama, litter box didesain seperti kotak pasir yang memang dibuat khusus sebagai tempat buang air kucing. Secara naluriah, kucing sangat suka kebersihan dan cenderung menimbun kotorannya dengan pasir. Melalui litter box, anda seperti memberikan kucing untuk hidup seperti nalurinya. 

Kedua, litter box tidak mudah berantakan. Jika anda memberikan kotak dengan pasir asli, pasir tersebut pasti akan berserakan di dalam rumah. Namun, anda tidak perlu khawatir karena litter box tidak sepenuhnya mirip dengan pasir. 

Ketiga, litter box dapat menjadi tempat tertutup yang membuat kucing lebih nyaman untuk buang air. 

Keempat, litter box memiliki fungsi untuk menyerap urin serta membuat kotoran menjadi menempel. Dengan begitu, bau tidak sedap dari kotoran akan tertutupi. 

Selain itu, fungsi penyerapan maksimal yang dimiliki litter box juga memudahkan anda untuk membersihkan kotoran kucing. 

Langkah Membiasakan Kucing Dengan Litter Box

  • Cari litter box yang ukurannya dua kali lebih luas dari tubuh kucing. Untuk memudahkan, hitunglah luas yang cukup untuk kucing dapat bergerak di box tersebut. 
  • Cari jenis pasir yang disukai kucing. Anda dapat memulai dengan membeli beberapa jenis dalam ukuran kecil untuk dicoba pada kucing anda. 
  • Taruh litter box di tempat yang sering disambangi kucing, tetapi tidak dekat dengan tempat makan mereka. 
  • Beri waktu untuk kucing mengenali litter box. Secara teratur, bawa mereka ke litter box, terutama pada waktu-waktu buang air mereka. 
  • Pastikan litter box kucing anda tetap bersih dan tidak berbau. 
  • Ulangi langkah tersebut dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Bila mereka masih kesulitan untuk buang air di litter box, anda dapat melakukan konsultasi lebih lanjut ke dokter hewan terdekat. Mungkin, mereka sedang mengalami gangguan stress atau penyakit yang mengganggu hari-harinya. 

Kucing Menangis, Kenali Penyebab dan Cara Menenangkannya!

Kucing menangis merupakan sesuatu yang langka untuk dilihat. Dalam hal ini, kucing tidak seperti manusia yang secara naluriah akan menangis saat merasa sedih. Akan tetapi, kucing menangis sangat mungkin untuk terjadi. Nah, mari kita kenali alasan kucing menangis serta cara menenangkannya dalam artikel berikut! 

Alasan Kucing Menangis

Satu-satunya alasan yang paling rasional atas fenomena ini adalah adanya masalah kesehatan pada kucing. Ada banyak jenis masalah kesehatan yang bisa menimbulkan ‘tangisan’. 

Pertama, mereka merasakan sakit atau rasa tidak nyaman pada bagian mata. Jika permasalahannya terjadi di mata, kemungkinan mata kucing anda akan terlihat merah ataupun membesar. Hal ini bisa terjadi karena adanya infeksi pada saluran air matanya.

Kedua, alergi atau iritasi terhadap hal tertentu. Sama seperti manusia, kucing juga bisa memiliki alergi, seperti alergi makanan, debu, dan lain sebagainya. Anda bisa melihat alergi ini dari kebiasaan kucing anda. Bila anda menyadari mata kucing anda berair saat terkena sesuatu, anda patut mencurigai hal tersebut sebagai alergennya. 

Ketiga, stress. Lagi-lagi, kucing juga bisa merasakan hal yang dirasakan manusia. Saat merasa stress, ada beberapa kucing yang menunjukkan reaksi berupa tangisan, bahkan disertai suara lirih. Stress ini dapat terjadi karena berbagai hal, seperti lingkungan, adanya hewan lain secara tiba-tiba, gangguan pada rutinitas, atau ada kejadian tertentu yang menyakitkan. Anda harus dapat menemukan penyebab stress mereka untuk dapat menenangkannya. 

Cara Menenangkan Kucing Menangis 

Terkadang, penyakit yang menimbulkan efek tangisan pada kucing ini sebenarnya tidak perlu dicemaskan. Namun, mereka hanya membutuhkan ketenangan untuk beristirahat hingga kembali pulih. Untuk itu, cobalah untuk menempatkan kucing anda di tempat yang tenang, nyaman, dan sekiranya mereka sukai.

Selagi membiarkan mereka beristirahat, anda juga tetap harus memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Makanan, minuman, serta kebutuhan lainnya seperti tempat untuk buang air harus disediakan dekat mereka. 

Selanjutnya, anda bisa memberikan mereka afeksi, seperti mengajak bicara atau mengusap-usap mereka. Hal ini dapat membuat mereka nyaman. Bila kucing sudah terlihat aktif kembali, anda juga bisa mengajak mereka bermain. 

Bila hal-hal diatas telah dilakukan dan kucing anda tetap terlihat menangis, anda dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter hewan terdekat untuk menghindari penyakit-penyakit serius. Sekarang, PetCare juga memiliki layanan dokter hewan ke rumah agar anabul kesayangan anda tetap merasa aman tanpa harus di bawa ke luar rumah. 

Ingin Memandikan Kucing di Rumah? Ikuti Tips Berikut!

Kalian para pemilik kucing mungkin pernah menghadapi sulitnya memandikan kucing. Tak jarang, sebagian besar pemilik kucing langsung menyerahkan kegiatan mandi ini ke petshop. Namun, tahukah anda kalau sebenarnya ada cara-cara mudah untuk memandikannya di rumah? Yuk, kenali alasan ketakutan kucing dengan proses mandi dan ikuti tipsnya. 

Sejatinya, banyak kucing mengamuk saat mandi karena mereka memiliki pengalaman tidak mengenakan dengan air. Secara alamiah, kucing sebenarnya sudah ‘membersihkan’ tubuhnya sendiri dengan menjilati seluruh permukaan kulitnya. Oleh sebab itu, kucing merasa cemas ataupun takut apabila dimandikan dengan air karena hal ini melanggar cara alami mereka dalam membersihkan tubuh. 

Selain itu, beberapa kucing juga merasakan trauma tersendiri terhadap air. Hal ini bisa saja berhubungan dengan situasi buruk yang pernah mereka rasakan di masa lalu. 

Terakhir, ketakutan akan air ini juga bisa saja datang dari lingkungan kamar mandi yang terasa asing sehingga menimbulkan stress ataupun kecemasan tertentu. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan memandikan kucing ini terjadi akibat ketidaknyamanan yang mereka rasakan terhadap air. Nah, hal ini ternyata dapat disiasati. Yuk, intip tips-tips memandikan kucing di rumah!

Tips Memandikan Kucing di Rumah

  • Sebelum memandikan kucing, kamu juga harus mengetahui serta memiliki perlengkapan untuk mandi. Hal ini meliputi shampoo khusus kucing, handuk, sikat yang aman untuk bulu kucing, serta pengaman untuk kuku. 
  • Taruh semua perlengkapan mandi pada area yang mudah dijangkau. Tujuannya untuk memudahkan kamu apabila kucing kamu masih mengamuk saat mandi. 
  • Berikan air hangat (hangat kuku)
  • Bila kucing kamu belum terbiasa mandi, biarkan mereka mengeksplor area kamar mandi agar mengurangi kecemasannya. Kamu juga boleh memberikan air mengalir di sekitar kucing agar mereka terbiasa dengan kegiatan mandi. Penting untuk dicatat, jangan langsung memaksakan mereka untuk cepat terbiasa dengan air. Hal ini akan membuat trauma baru yang semakin menyulitkan proses mandi. 
  • Ajak kucing kamu bicara dan bergurau selama proses mandi agar menenangkan pikirannya. 
  • Biasanya kucing akan lebih berontak bila kepalanya dikenakan air mengalir. Oleh sebab itu, siasatilah dengan kain yang telah dibasahkan untuk membersihkan bagian kepala. 
  • Hindari mandi terlalu lama. Jika sudah cukup bersih, keringkan kucing dengan handuk yang telah disiapkan. Bila memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan pengering rambut. 
  • Kamu perlu mengulang proses ini berkali-kali. Besar kemungkinan bahwa mereka akan lambat beradaptasi dengan kegiatan mandi. Oleh sebab itu, kamu harus bersabar dan bersemangat untuk terus mencoba. 
  • Terakhir, selalu pantau progress mandi mereka. Bila kucing kamu masih merasa tidak nyaman dan berontak setiap mandi, meski telah dilakukan berulang-ulang, pertimbangkan untuk menemui dokter hewan terdekat. Kamu juga bisa memanggil dokter hewan ke rumah untuk memudahkan konsultasi.

Kucing Oren Barbar, Ini Alasannya

Kucing oren banyak menyita perhatian netizen pada beberapa waktu belakangan. Kucing yang tergolong banyak tingkah ini semakin dicap sebagai kucing yang barbar. Namun, benarkah sebenarnya kucing oren dapat diklasifikasikan sebagai kucing yang barbar, banyak tingkah, serta galak? Yuk, kenali jawabannya dalam artikel tentang kucing oren berikut! 

Fakta Tentang Sifat Kucing Oren

Kucing oren sejatinya bukan merupakan ras tertentu. Akan tetapi, kucing oren tergolong dalam kucing tabby yang berasal dari macam-macam ras, seperti Persia, British Shorthair, ataupun si kucing raksasa Maine Coon. 

Kesan ‘galak’ ataupun ‘barbar’ yang melekat di kucing oren terbentuk karena berbagai hal. Pertama, sebagian besar kucing oren merupakan kucing jantan yang memang tergolong lebih agresif. Keagresifan tersebut juga bisa terjadi karena berbagai alasan. 

Kedua, sifat bawaan lahir. Sama seperti manusia, kucing juga punya sifat-sifat unik. Nah, beberapa kucing juga ada yang mendapatkan sifat bawaan yang menunjukkan keagresifan. Selain bawaan lahir, sifat ini juga bisa saja terbentuk dari lingkungannya. 

Ketiga, kucing tersebut pernah melewati momen traumatis. Hal ini bisa berupa kecelakaan biasa atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan trauma ini, kucing akan cenderung defensif serta terlihat barbar. Padahal, mereka hanya melindungi diri sendiri. 

Momen traumatis ini juga termasuk kebiasaan di tempat tinggal mereka. Apabila mereka terbiasa tinggal di tempat yang dirasa kurang aman, mereka akan menunjukkan sifat barbar untuk mencegah gangguan terhadap mereka. 

Selanjutnya, kondisi kesehatan. Ada beberapa kondisi kesehatan yang mampu merubah sifat kucing, salah satunya adalah penyakit kronis. Saat merasa sakit, kucing akan cenderung agresif dan tidak ingin diganggu. Apabila kucing oren anda menunjukkan perubahan sifat yang drastis, seperti menjadi sangat amat agresif, segera periksakan kucing anda ke dokter hewan. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah agar memudahkan anda mengobati anabul kesayangan anda. 

Terakhir, penting untuk digarisbawahi bahwa sifat ‘barbar’ yang dimiliki kucing oren tidak dapat disamaratakan. Oleh sebab itu, anda sebagai pemilik anabul juga harus mengetahui sejauh mana kebiasaan ‘barbar’ mereka. 

Tanda-tanda Anjing Hamil

Apakah anda sedang menunggu anjing kesayangan anda hamil? Anjing hamil mungkin menjadi hal yang ditunggu bagi pemilik. Selain perubahan perut yang membesar dan berat badan yang bertambah, masih ada tanda lainnya.

Apa saja tandanya? Dalam artikel di bawah ini anda akan mengetahui tanda anjing hamil, yuk simak!

1. Nafsu Makan Yang Berubah

Saat Anjing hamil, nafsu makan mereka akan berubah. Ada yang nafsu makannya bertambah, ada juga yang menurun. Hal ini tergantung hormon yang dialami anjing.

Beberapa anjing akan makan lebih sedikit selama dua minggu pertama kehamilan. Jika minggu ketiga dan keempat mereka mengalami mual, hal ini akan hilang seiring dengan perkembangan kehamilan. Jangan memaksa mereka untuk makan. Mereka tidak akan melewatkan makan lebih dari satu hari atau dua hari.

2. Berat Badan Bertambah dan Perut Yang Membesar

Saat di dalam perutnya ada anak anjing, otomatis berat badan mereka akan bertambah. Tidak mengherankan kalau timbangannya pun naik. Kondisi anjing akan diikuti dengan perut yang membesar. Semakin besar perutnya, maka semakin banyak pula janin anak anjingnya.

3. Perkembangan Puting Yang Berubah

Puting anjing akan mengalami perubahan dengan menunjukkan berubahnya ukuran serta warna. Ukuran yang biasanya kecil, berubah sedikit besar sebagai persiapan menyusui dan kelenjar susu mulai berkembang di bawah puting susu. Warna puting anjing akan menjadi lebih gelap karena peningkatan aliran darah ke daerah tersebut. Perubahan ini terjadi sekitar waktu yang sama saat perkembangan puting dua minggu setelah pembuahan.

4. Mudah Lelah

Anjing anda yang biasanya aktif akan lebih sering menghabiskan waktu dengan berbaring di ranjang. Mereka juga akan lebih sering tidur karena kadar hormon meeka yang berubah untuk mendukung embrio. Hal ini biasanya terjadi sekitar dua minggu setelah kehamilan.  

5. Perilaku Yang Berubah

Hampir setiap anjing yang hamil, mengalami perubahan perilaku. Anjing kesayangan anda akan lebih sering menghabiskan waktu di samping anda dan mencari perhatian terus. Ada juga anjing yang lebih suka menyendiri dan tidak mau diganggu.

Sekitar minggu keenam hingga periode kelahiran, anjing akan menunjukkan perilaku bersarang, dimana mereka bersiap untuk melahirkan anaknya. Mereka mungkin menunjukkan sikap mudah tersinggung di minggu terakhir karena tidak nyaman saat semakin dekat dengan persalinan.

Jika anda merasa anjing kesayangan sedang hamil, bawalah ke dokter hewan. Dokter hewan akan segera bertindak dan memberikan saran yang baik untuk kesahatan anjing anda yang tengah hamil. Anda dapat berkonsultasi mengenai anjing kesayangan yang hamil dengan menghubungi layanan dokter hewan terdekat atau menghubungi layanan call center Pet care.

Kucing Gendut, Kenali Resiko Terkena Obesitas

Kucing gendut seringkali dianggap sebagai kucing yang sangat menggemaskan. Namun, ternyata ada resiko fatal yang mungkin dapat terjadi pada kucing-kucing dengan berat badan berlebih ini. Selayaknya manusia, kucing juga bisa mengalami obesitas. Hal ini berpengaruh terhadap keseharian si kucing, termasuk kesehatannya yang dapat terganggu. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada kucing. Untuk itu, yuk kenali karakteristik, bahaya, serta cara mencegah obesitas agar kucing anda terhindar dari bahayanya! 

Karakteristik Kucing dengan Obesitas

Kucing dapat dikatakan memiliki obesitas apabila berat badannya berlebih. Dalam hal ini, kelebihan berat badan dihitung apabila kucing anda jauh, atau setidaknya lebih, dari rata-rata berat ras kucing tersebut. 

Sejalan dengan lebihnya berat badan, anda akan dapat membedakannya melalui kondisi fisik. Pertama, jika anda memegang bagian tulang belakang, panggul, serta dada, akan terasa lemak yang menggelambir. Lemak juga dapat muncul di area-area lain, seperti leher ataupun ekor. Selain itu, perut kucing juga membesar sehingga pinggangnya tidak terlihat. Pada kondisi obesitas yang parah, tulang rusuk kucing akan sulit untuk diraba. 

Sementara itu, tanda fisik lain juga terlihat dari gerakan kucing. Kucing dengan obesitas cenderung sulit bergerak ataupun berlari. Selain itu, mereka juga cenderung mudah lelah. 

Bahaya Obesitas pada Kucing

Berat badan berlebih pada kucing sejatinya dapat memberikan gangguan pada kesehatannya. Terdapat beberapa bahaya yang harus diawasi pada kucing gendut, yaitu sebagai berikut. 

  • Jantung dan peredaran darah
  • Diabetes (obesitas mampu mengganggu metabolisme kucing. Kucing dengan diabetes memiliki resiko besar terhadap diabetes) 
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kulit
  • Masalah sendi serta tulang (terjadi akibat menumpu berat yang berlebihan dan dapat meningkatkan risiko pada permasalahan lain, seperti cedera)
  • Masalah pernapasan (bagian perut dan dada yang tertutup lemak menyulitkan kucing untuk bernapas)
  • Masalah pada hati 

Cara Mencegah dan Mengobati Obesitas pada Kucing

Ada beberapa cara untuk mencegah kucing anda terkena diabetes. Sebelum terlambat, segeralah batasi pemberian makanan ataupun camilan harian mereka. Pertama, kenali ras kucing anda beserta kebutuhan nutrisi hariannya. Dengan begitu, anda dapat menyesuaikan porsi atau jenis makanan yang baik untuk diberikan. Bila anda kesulitan untuk menemukan makanan yang tepat, cobalah konsultasi pada dokter hewan. 

Apabila kucing anda sudah memperlihatkan tanda-tanda diabetes, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Sekarang, PetCare telah memiliki layanan tersebut untuk memudahkan pengecekan anabul kesayangan anda. Yuk, perhatikan kebutuhan anabulmu!