Category: HEALTH

Ginger cat scratching behind her ear on white background

Scabies Penyebab Gatal yang Mengganggu Kucing

Kucing sering menggaruk tubuhnya? Anda harus waspada, karena bisa saja kucing terkena scabies.

Scabies, atau kudis, adalah salah satu penyakit kulit yang sering menyerang kucing. Penyakit ini disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei atau Notoedres cati, yang menggali terowongan di dalam kulit kucing dan menyebabkan iritasi yang parah.

Scabies dapat menyerang kucing dari segala usia dan ras, dan meskipun tidak fatal, dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi kucing dan pemiliknya.

Agar kucing terhindar dari scabies, yuk kita pelajari bersama penyebab, gejala dan pencegahannya!

Penyebab Scabies pada Kucing

Scabies disebabkan oleh infestasi tungau yang sangat kecil, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tungau ini hidup di permukaan kulit dan bertelur di dalam terowongan yang mereka gali.

Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi tungau, seperti tempat tidur, mainan, atau peralatan perawatan. Manusia juga dapat tertular penyakit ini dari kucing, meskipun gejalanya biasanya lebih ringan.

Ada dua jenis tungau yang paling umum menyerang kucing:

  1. Sarcoptes scabiei: Umumnya menyerang anjing, tetapi bisa menular ke kucing dan manusia.
  2. Notoedres cati: Spesifik menyerang kucing dan lebih umum ditemukan pada kucing.

Gejala Scabies pada Kucing

Gejala scabies pada kucing bisa sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infestasi. Beberapa gejala yang umum ditemukan antara lain:

  • Gatal parah, terutama di telinga, perut, dan kaki
  • Menggaruk dan menggigit berlebihan, yang dapat menyebabkan luka dan infeksi
  • Kerak dan penebalan kulit
  • Rambut rontok, terutama di area yang gatal
  • Kulit kemerahan dan bengkak
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan

Pencegahan

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari scabies pada kucing. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Jaga Kebersihan Kucing dan Lingkungan: Memandikan kucing secara rutin dan pastikan tempat tidurnya selalu bersih. Gunakan shampo khusus yang mengandung bahan anti-parasit bisa membantu membersihkan kulit dari tungau.
  • Hindari Kontak dengan Hewan yang Terinfeksi: Jauhkan kucing dari hewan lain yang menunjukkan gejala scabies. Selain itu, tungau bisa bertahan hidup di lingkungan sekitar, jadi penting untuk membersihkan dan mensterilisasi area tempat kucing tinggal.
  • Periksa Kucing Secara Berkala: Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter hewan untuk memastikan kucing sehat dan bebas dari parasit.

Lalu, jika kucing sudah terkena scabies segera bawa ke  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja.

Dokter hewan akan meresepkan obat topikal seperti salep atau lotion yang mengandung insektisida untuk membunuh tungau. Jika infeksi semakin parah, obat oral atau suntikan diperlukan untuk mengatasinya. 

Jadi, jangan ragu hubungi kami untuk perawatan kucing dan anjing dari rumah.

Vet and Labrador retriever

Waspada Parasit Darah pada Anjing Menyebabkan Komplikasi

Pernah dengan parasit darah pada anjing?

Anjing, sahabat setia manusia, tak luput dari bahaya penyakit yang mengintai. Salah satunya adalah parasit darah, yang dapat menyerang sel darah merah dan menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Parasit darah pada anjing merupakan ancaman serius yang seringkali diabaikan oleh banyak pemilik hewan peliharaan. Meskipun ukurannya kecil dan tidak terlihat dengan mata telanjang, parasit-parasit ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kesehatan anjing.

Agar anjing tidak terinfeksi parasit ini, kita kenali dan pahami tentang parasit ini. Yuk, kita pelajari bersama!

Apa itu Parasit Darah pada Anjing?

Parasit darah terdiri dari berbagai jenis organisme yang hidup di dalam atau di sekitar aliran darah hewan peliharaan kita. Beberapa parasit ini termasuk dalam kategori ektoparasit, yang berarti mereka tinggal di luar tubuh anjing, selain itu endoparasit yang hidup di dalam tubuh anjing. Beberapa jenis parasit darah yang umum pada anjing antara lain:

  1. Cacing Jantung (Dirofilaria immitis). Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk dan dapat tumbuh hingga menjadi cacing dewasa di jantung dan arteri paru-paru anjing.
  2. Anaplasma spp. Bakteri ini ditularkan melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan infeksi pada sel darah merah anjing, menyebabkan gejala seperti demam, letargi, dan gangguan koagulasi.
  3. Babesia spp. Parasit ini ditularkan melalui gigitan kutu dan menyebabkan infeksi pada sel darah merah, mengakibatkan anemia, demam, dan gejala lainnya.
  4. Ehrlichia spp. Bakteri ini juga ditularkan melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk demam, kelelahan, dan gangguan pada organ-organ internal.

Dampak dan Gejala

Infeksi parasit darah anjing dapat merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka. Gejala infeksi parasit darah dapat bervariasi bergantung jenis parasit, tingkat infeksi, dan kekebalan tubuh anjing. 

Beberapa gejala umum yang mungkin harus diperhatikan pada anjing yang terinfeksi parasit darah:

  • Demam
  • Letargi
  • Kehilangan nafsu makan
  • Muntah
  • Diare
  • Anemia (terutama pada infestasi cacing jantung dan babesia)
  • Kesulitan bernapas
  • Gangguan pada sistem saraf

Terkadang, infeksi parasit darah dapat menyebabkan kerusakan permanen di organ-organ vital anjing, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, jika tidak diobati dengan cepat.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan adalah kunci untuk melindungi anjing dari parasit darah. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi anjing sebagai berikut:

  1. Pemberian Obat Cacing Rutin. Rutin memberikan obat cacing sesuai petunjuk dokter hewan adalah cara yang efektif untuk mencegah infestasi cacing jantung dan cacing usus lainnya.
  2. Penggunaan Obat Antinyamuk dan Antikutu. Menggunakan obat antinyamuk dan antikutu secara teratur dapat membantu mencegah transmisi parasit seperti cacing jantung, babesia, anaplasma, dan ehrlichia.
  3. Melakukan pemeriksaan rutin pada anjing oleh dokter hewan dapat membantu mendeteksi infestasi parasit darah secara dini dan memulai pengobatan dengan cepat. 

Bagi anda yang tidak memiliki waktu untuk melakukan konsultasi, Anda dapat menghubungi  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah dan melakukan pemeriksaan langsung.

  1. Vaksinasi. Beberapa jenis parasit darah memiliki vaksin yang tersedia untuk membantu melindungi anjing dari infeksi. 

Sekarang vaksin anjing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman. Dengan menggunakan layanan Pet Care, dapat memberikan pencegahan terhadap infeksi parasit darah pada anjing.

Parasit darah pada anjing adalah penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Dengan mengetahui gejala, cara diagnosis, dan cara pengobatan, Anda dapat membantu menjaga anjing Anda tetap sehat dan terhindar dari parasit darah.

Yuk, cegah parasit darah dengan menggunakan layanan dari Pet Care. Jangan ragu hubungi kami.

Kucing Jantan Birahi? Berikut Tips Efektif Mengatasinya

Kucing jantan yang sedang birahi dapat menunjukkan berbagai perilaku yang tidak diinginkan, seperti menggonggong berlebihan, spraying, bahkan menjadi agresif. Hal ini tentu dapat mengganggu ketenangan dan keamanan di rumah.

Namun, dengan penanganan yang tepat, mengatasi masa birahi kucing jantan bukan perkara yang sulit. Berikut adalah beberapa tips yang efektif untuk mengatasi kucing jantan yang sedang birahi.

1. Kastrasi

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi masalah birahi pada kucing jantan adalah dengan menjalani prosedur kastrasi. Kastrasi adalah proses pembedahan untuk mengangkat testis kucing, yang mengurangi produksi hormon testosteron dan menghilangkan dorongan seksual. 

Kastrasi tidak hanya efektif untuk mencegah reproduksi yang tidak diinginkan, tetapi juga dapat membantu mengurangi gejala-gejala birahi, seperti:

  • Menghilangkan perilaku birahi seperti menggonggong berlebihan, menandai wilayah, dan agresivitas.
  • Mengurangi risiko penyakit prostat dan testis pada kucing.
  • Meningkatkan harapan hidup kucing.

2. Latihan Fisik dan Olahraga yang Cukup

Memberikan latihan fisik dan olahraga yang cukup pada kucing yang sedang birahi adalah salah satu cara terbaik untuk membantu mengalihkan energi mereka. Berjalan-jalan, berlari, atau bermain dengan mainan interaktif dapat membantu mengurangi kegelisahan dan ketegangan yang mungkin mereka rasakan selama masa birahi. Pastikan untuk memberikan latihan yang memadai setiap hari, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat energi kucing.

3. Stimulasi Mental Kucing Jantan Birahi

Selain latihan fisik, penting juga untuk memberikan stimulasi mental kepada kucing saat birahi. Mainan interaktif, teka-teki makanan, atau permainan pencarian adalah cara yang bagus untuk menjaga kucing tetap sibuk dan terlibat secara mental. Ini tidak hanya membantu mengalihkan perhatian mereka dari dorongan seksual, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang.

4. Pisahkan dari Kucing Betina  

Jika Anda memiliki kucing betina di rumah dan tidak ingin berakhir dengan kehamilan, pastikan untuk memisahkan mereka selama masa birahi. Ini dapat dilakukan dengan menjaga mereka di ruangan terpisah atau menggunakan pagar yang terpisah di halaman belakang. Hal ini penting untuk mencegah perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk memastikan bahwa kedua kucing tetap aman dan terlindungi.

5. Konsultasikan dengan Dokter Hewan

Jika memiliki masalah yang serius dengan kucing jantan birahi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter hewan. Mereka dapat memberikan saran yang spesifik untuk situasi dan mungkin merekomendasikan strategi tambahan seperti penggunaan obat-obatan atau terapi perilaku.

Jangan langsung terburu-buru mengambil tindakan kastrasi. Dokter hewan juga dapat membantu memutuskan apakah kastrasi adalah pilihan terbaik untuk kucing.

Kucing jantan yang sedang birahi akan sensitif jika harus dibawa ke pet shop. Pet Care menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Pet Care akan langsung mencarikan dokter hewan terdekat dari lokasi Anda. 

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan semasa kucing birahi. Jangan ragu hubungi kami.

Waspada Alergi pada Anjing Ini Dapat Menyebabkan Kerontokkan

Alergi pada anjing merupakan salah satu masalah kesehatan umum terjadi. Salah satu efek samping alergi yang sering terlihat adalah kerontokan bulu. 

Kerontokan pada bulu anjing adalah masalah umum yang seringkali menjadi perhatian bagi para pemilik hewan peliharaan. Namun, kadang-kadang kerontokan tersebut dapat menjadi hasil dari reaksi alergi yang dialami oleh anjing.

Untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana alergi dapat menyebabkan kerontokan pada anjing dan bagaimana menanganinya, berikut adalah informasi yang perlu diketahui.

Alergi sebagai Penyebab Kerontokan pada Anjing

Alergi pada anjing dapat menyebabkan kerontokan bulu yang lebih parah dari biasanya. Beberapa alergen yang umum dapat menjadi pemicu kerontokan bulu pada anjing meliputi:

  • Alergen Lingkungan: Serbuk sari, tungau debu, jamur, dan bulu hewan lainnya adalah contoh alergen lingkungan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada anjing.
  • Alergi Makanan: Komponen tertentu dalam makanan anjing, seperti protein hewani atau bahan tambahan makanan, juga dapat menjadi pemicu alergi yang menyebabkan kerontokan bulu.
  • Alergi kutu: Gigitan kutu dapat menyebabkan reaksi alergi pada anjing, yang dapat menyebabkan kerontokan bulu, gatal-gatal, dan kemerahan kulit.
  • Alergi kontak: Alergi kontak dapat terjadi ketika kulit anjing berkontak dengan zat tertentu, seperti bahan kimia, parfum, atau pewarna.

Gejala Alergi yang Menyebabkan Kerontokan

Selain kerontokan bulu yang berlebihan, anjing dengan alergi juga mungkin menunjukkan gejala lain, termasuk:

  • Gatal-gatal yang parah, yang bisa menyebabkan anjing menggaruk atau menjilat dirinya secara berlebihan.
  • Kemerahan pada kulit atau munculnya ruam yang terjadi di berbagai bagian tubuh.
  • Peradangan pada telinga, yang ditandai dengan menggeleng-gelengkan kepala atau menggaruk telinga.

Cara Mengatasi Alergi pada Anjing yang Menyebabkan Kerontokan Bulu

Mengatasi alergi pada anjing yang menyebabkan kerontokan bulu membutuhkan konsistensi dan kesabaran, seperti:

  • Mengidentifikasi alergen: Langkah pertama adalah mengidentifikasi apa yang memicu alergi pada anjing. Dokter hewan dapat membantu melakukan tes alergi untuk mengetahui alergi yang mendasarinya.
  • Menghindari alergen: Setelah mengetahui alergennya, langkah selanjutnya adalah sebisa mungkin menghindari paparan terhadap alergen tersebut. Hal ini mungkin termasuk mengubah pola makan anjing, menghilangkan alergi dari lingkungan rumah, atau menggunakan obat pengusir kutu secara teratur.
  • Memberikan pengobatan: Dokter hewan akan meresepkan obat untuk membantu meredakan gejala alergi anjing Anda, seperti antihistamin, kortikosteroid, atau obat pengurang gatal.
  • Memperbaiki kesehatan kulit: Perawatan kulit yang tepat, seperti penggunaan sampo khusus anjing alergi dan pelembab kulit, dapat membantu memperbaiki kesehatan kulit anjing dan mengurangi kerontokan bulu. Memandikan anjing secara teratur dengan sampo khusus anjing alergi dapat membantu mengurangi alergen di bulunya
  • Menjaga Kebersihan Lingkungan: Menjaga kebersihan rumah secara teratur dengan vacuum cleaner dan kain basah dapat membantu menghilangkan alergen dari lingkungan rumah. Perbanyak mainan dan aktivitas yang dapat membantu mengalihkan perhatian anjing dari rasa gatal dan menggaruk.

Jika anjing menunjukkan tanda-tanda alergi segera hubungi dokter hewan terdekat atau menghubungi layanan call center Pet care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja.

Agar anjing selalu sehat, terawat dan bersih dari alergi yang menyebabkan kerontokkan, pastikan selalu grooming secara rutin. Kini Grooming anjing tidak perlu repot harus ke luar rumah. 

Pet Care menyediakan layanan grooming kucing dan anjing yang bisa datang ke rumah khusus Area Jakarta. Grooming menjadi mudah dan praktis tanpa ribet dengan groomer profesional.

Pesan sekarang melalui layanan Pet Care dan nikmati pelayanan grooming oleh profesional yang siap datang ke rumah.

Jangan ragu hubungi kami. 

Waspada Stres! Berikut Tindakan Tepat Setelah Kucing Vaksin

Setelah kucing vaksin penting untuk memperhatikan hal berikut!

Vaksinasi adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan kucing peliharaan. Namun, setelah menjalani prosedur ini, beberapa kucing mungkin mengalami beberapa efek samping seperti kelesuan, kehilangan nafsu makan, dan bahkan sakit.

Ini adalah respons alami dari tubuh mereka terhadap perubahan tubuh mereka. Untungnya, artikel ini akan membahas beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan setelah kucing vaksin dengan cepat dan merasa nyaman.

Yuk, pelajari bersama!

Perlu diketahui beberapa hal berikut ternyata dapat memicu stres pada kucing setelah vaksinasi.

1. Efek Samping Vaksin

Vaksinasi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan. Hal ini dapat membuat kucing enggan untuk bergerak atau berbaring. Kemudian demam adalah efek samping umum dari vaksinasi. Demam dapat membuat kucing merasa lemas dan kehilangan nafsu makan.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kucing mungkin mengalami reaksi alergi terhadap vaksin. Gejala alergi dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.

2. Lingkungan

Perjalanan ke dokter hewan dapat membuat kucing stres, terutama jika mereka tidak terbiasa bepergian dengan mobil atau keranjang.

Selain itu, ruang tunggu pemeriksaan juga dapat memicu kucing stres. Ruang pemeriksaan dokter hewan mungkin penuh dengan bau dan suara asing yang dapat membuat kucing stres.

Keberadaan hewan lain juga dapat mengintimidasi kucing sehingga membuat mereka takut. Jika kucing tidak terbiasa dengan hewan lain, mereka akan merasa stres berada di ruang tunggu dokter hewan dengan hewan lain.

3. Perubahan Rutinitas

Disarankan untuk tidak memandikan kucing selama 2 minggu setelah vaksinasi. Hal ini karena mandi dapat memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan di tempat suntikan.

Perubahan pola makan mungkin dialami kucing setelah vaksin, Kucing mungkin kehilangan nafsu makan setelah vaksinasi. Jika hal ini terjadi, tawarkan mereka makanan kecil dan sering daripada makanan besar.

Setelah vaksin, kucing akan merasa lemas dan tidak ingin bermain setelah vaksinasi. Hal ini normal, dan biarkan mereka beristirahat sebanyak yang dibutuhkan.

Untuk meminimalisir stres pada kucing setelah vaksin, berikut tips yang bisa dilakukan.

1. Bawa Pulang Dengan Tenang Setelah Kucing Vaksin

Setelah mendapatkan vaksinasi, pastikan kucing memiliki ruang yang tenang dan nyaman untuk beristirahat. Bawa kucing pulang dengan tenang. Hindari berbicara dengan kerat atau membuat gerakan tiba-tiba.

Setelah di rumah, pisahkan dari hewan peliharaan lain dan tempatkan di tempat yang tenang. Hal ini dapat membuat mereka pulih tanpa stres.

2. Berikan Makanan dan Minuman 

Setelah vaksinasi, pastikan kucing mendapat makanan dan minuman segar. Beberapa kucing mungkin tidak langsung makan atau minum setelah vaksinasi karena stres, tetapi sediakan makanan atau camilan jika dibutuhkan.

3. Berikan Perhatian dan Kasih Sayang

Saat kucing pulih, berikan perhatian ekstra dan kasih sayang. Sentuhan lembut dan bicara yang tenang dapat membantu mengurangi stres dan memberikan rasa aman pada kucing. Hindari aktivitas yang terlalu berisik atau berlebihan yang dapat meningkatkan kecemasan mereka.

Setiap kucing bereaksi berbeda terhadap vaksinasi dan stres. Berikan waktu yang cukup bagi kucing Anda untuk pulih sepenuhnya. Jangan terlalu tergesa-gesa dalam memperkenalkan mereka kembali ke rutinitas normal.

4. Hindari Aktivitas Fisik yang Berat

Setelah vaksinasi, hindari aktivitas fisik yang berat atau stres lainnya untuk kucing. Biarkan mereka beristirahat dan pulih sepenuhnya sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.

Untuk mengalihkan perhatian kucing dari stres pasca-vaksinasi, berikan mainan atau hiburan yang sesuai. Mainan yang berisi makanan atau mainan yang dapat dikejar dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dan memberikan stimulasi mental yang positif.

5. Pantau Kondisi Kesehatan

Pantau kucing untuk melihat tanda-tanda reaksi yang tidak biasa setelah vaksinasi. Ini termasuk kelemahan berlebihan, muntah, diare, atau pembengkakan yang tidak biasa di area suntikan. 

Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang reaksi kucing terhadap vaksinasi atau jika stresnya berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar kucing tidak mengalami stres setelah vaksin, sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Setelah vaksin kucing tidak akan stres selama di perjalanan pulang. Vaksin kucing jadi lebih mudah dan dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Puasa 8 Jam? Berikut Syarat Steril Kucing Betina

Steril kucing betina merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan kucing, serta mengendalikan populasi kucing. Proses ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kucing itu sendiri, tetapi juga untuk pemiliknya dan masyarakat umum. 

Namun, sebelum memutuskan untuk mensterilkan kucing betina, ada beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Artikel ini akan memberikan penjelasan singkat dan mudah dipahami.

Yuk, pelajari bersama!

Apa Itu Steril Kucing Betina?

Sterilisasi, atau yang dikenal juga sebagai kastrasi, adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada kucing betina untuk mencegah reproduksi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan organ reproduksi kucing betina, yaitu indung telur dan rahim pada kucing betina.

Sterilisasi memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing maupun pemiliknya. Berikut adalah beberapa manfaat sterilisasi kucing.

Manfaat bagi Kucing

  • Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan: Steril dapat membantu mengendalikan populasi kucing liar dan mengurangi risiko euthanasia.
  • Mengurangi risiko penyakit tertentu: Sterilisasi dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat dan testis pada kucing jantan, serta kanker payudara, kanker rahim, dan infeksi reproduksi pada kucing betina.
  • Meningkatkan perilaku: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku kawin yang tidak diinginkan pada kucing jantan dan betina, seperti menyemprotkan urine, berkelahi, dan melarikan diri dari rumah.
  • Membuat hidup lebih mudah: Sterilisasi dapat membuat hidup lebih mudah bagi pemilik kucing dengan menghilangkan kekhawatiran tentang kehamilan, perilaku terkait kawin, dan tanda-tanda birahi.

Manfaat bagi Pemilik

  • Populasi kucing yang terkendali: Sterilisasi membantu mengendalikan populasi kucing liar, sehingga mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh kucing liar, seperti rabies dan toksoplasmosis.
  • Pengurangan biaya: Sterilisasi dapat membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang, karena dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi.
  • Lingkungan yang lebih tenang: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku berisik yang terkait dengan birahi, seperti mengeong berlebihan dan berkelahi.
  • Hubungan yang lebih baik dengan kucing: Sterilisasi dapat membantu meningkatkan hubungan antara pemilik dan kucing mereka dengan membuat kucing lebih tenang dan penyayang.

Syarat Steril Kucing Betina

1. Usia Kucing

Sterilisasi kucing betina sebaiknya dilakukan setelah kucing mencapai usia dewasa, yaitu sekitar enam bulan dan berat badan minimal 2 kilogram. Pada usia ini, kucing telah mencapai kematangan seksualnya, sehingga sterilisasi bisa dilakukan dengan lebih efektif.

2. Kondisi Kesehatan

Sebelum menjalani prosedur sterilisasi, penting untuk memastikan bahwa kucing dalam kondisi kesehatan yang baik. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan akan membantu memastikan bahwa kucing siap untuk menjalani prosedur tersebut. Kucing dengan kondisi kesehatan yang buruk mungkin tidak cocok untuk menjalani sterilisasi hingga mereka pulih sepenuhnya.

3. Berat Badan

Berat badan kucing juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum sterilisasi dilakukan. Kucing yang terlalu kecil atau terlalu kurus mungkin tidak cocok untuk menjalani prosedur tersebut. Sebaliknya, kucing yang obesitas juga bisa memiliki risiko tambahan selama operasi. Oleh karena itu, memastikan berat badan kucing berada dalam kisaran yang sehat akan membantu menjaga keberhasilan sterilisasi dan pemulihan pasca operasi.

4. Persiapan Pra-operasi Steril Kucing Betina

Sebelum menjalani sterilisasi, kucing biasanya perlu menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum prosedur dilakukan. Ini untuk mencegah muntah selama anestesi dan operasi. Selain itu, dokter hewan mungkin juga akan memberikan instruksi khusus terkait dengan perawatan pra-operasi, seperti penghentian penggunaan makanan dan minuman pada waktu tertentu sebelum prosedur.

5. Pemulihan Pasca-operasi Steril Kucing Betina

Setelah sterilisasi, perawatan pasca-operasi sangat penting untuk memastikan pemulihan yang lancar bagi kucing. Hal ini mungkin meliputi memberikan obat penghilang rasa sakit, mengatur makanan dan minuman, serta membatasi aktivitas fisik kucing selama periode pemulihan. Memastikan kucing tetap dalam lingkungan yang tenang dan aman juga akan membantu mempercepat proses pemulihan.

Biaya Sterilisasi Kucing

Biaya sterilisasi kucing dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kelamin kucing, dan kompleksitas prosedur.

Secara umum, biaya sterilisasi kucing jantan lebih murah daripada kucing betina. Biaya sterilisasi kucing di Indonesia umumnya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000.

Sebelum memutuskan untuk steril kucing betina, lakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi secara lengkap. Tetapi, jika Anda tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum steril, Pet Care adalah solusi untuk Anda.

Bawa kucing ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan yang berkala dan  vaksinasi yang diperlukan. Dokter hewan juga dapat memberikan saran terkait sterilisasi kucing dan perawatan yang sesuai untuk kucing.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

Intip Misteri Kucing Menyukai Catnip

Kucing adalah makhluk yang penuh kejutan dan memiliki preferensi yang unik, terutama dalam hal tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang secara konsisten menarik minat kucing adalah catnip. 

Tanaman yang juga dikenal dengan nama ilmiah Nepeta cataria ini, memiliki efek yang cukup menarik pada kucing. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengaruhnya pada kucing dan fenomena menarik di balik reaksi mereka terhadap tanaman ini.

Apa itu Tanaman Catnip?

Catnip adalah tanaman herbal yang berasal dari keluarga Labiatae, yang juga dikenal sebagai mint. Tanaman ini memiliki daun yang berbulu halus dan bunga kecil yang berwarna putih atau ungu muda. Biasanya ditemukan di berbagai wilayah, termasuk Eropa, Asia, dan Amerika Utara, dan telah digunakan selama berabad-abad karena sifat-sifatnya yang unik.

Reaksi Kucing Ketika Terpapar

Salah satu aspek paling menarik tentang tanaman catnip adalah reaksi yang ditimbulkannya pada kucing. Ketika kucing terpapar oleh aromanya, mereka seringkali menunjukkan berbagai perilaku yang mencolok. Beberapa reaksi umum termasuk:

1. Banyak kucing menunjukkan tanda-tanda euforia ketika mereka terpapar. Mereka mungkin terlihat lebih bersemangat, aktif, dan bahkan agresif dalam bermain.

2. Catnip seringkali memicu insting bermain yang kuat pada kucing. Kucing cenderung aktif dan bermain lebih sering saat terpapar. Mereka mungkin lebih bersemangat dalam bermain dengan mainan atau bahkan dengan tanaman itu sendiri. Hal ini membuat catnip menjadi pilihan yang populer untuk mainan kucing atau untuk memberikan stimulasi tambahan pada hewan peliharaan yang kurang aktif.

3. Beberapa kucing juga menunjukkan perilaku yang gelisah, seperti menggeliat atau menggosok-gosokkan tubuhnya pada tanaman.

4. Meskipun mayoritas kucing menunjukkan tingkat kegembiraan dan kecemasan setelah terpapar. Selain meningkatkan aktivitas, beberapa kucing juga menunjukkan efek relaksasi setelah terpapar. Ini bisa menjadi alasan mengapa beberapa kucing memilih untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di sekitar tanaman setelah mendapatkan dosis dari aroma atau rasa tanaman tersebut.

Fenomena Ilmiah di Balik Reaksi Kucing terhadap Catnip

Meskipun reaksi kucing terhadap catnip telah diamati selama berabad-abad, fenomena ini masih menarik minat para ilmuwan. Para peneliti telah menemukan bahwa reaksi kucing terhadap catnip disebabkan oleh senyawa kimia tertentu yang ditemukan dalam tanaman ini, terutama nepetalactone.

Nepetalactone adalah senyawa yang dilepaskan ketika tanaman dihancurkan atau terpapar oleh panas atau cahaya. Senyawa ini berinteraksi dengan reseptor di hidung kucing, yang kemudian memicu respons neurologis yang menghasilkan perilaku yang kita saksikan.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kucing bereaksi terhadap catnip, dan respons terhadap tanaman ini bisa bervariasi. Sekitar 50-70% kucing dewasa menunjukkan respons yang berbeda-beda setelah terpapar, sedangkan kucing muda di bawah usia 3-6 bulan biasanya tidak menunjukkan respons apa pun.

Tanaman catnip memiliki pengaruh yang menarik pada kucing, memicu berbagai perilaku yang mencolok termasuk euforia, kegembiraan bermain, dan efek relaksasi. Meskipun fenomena ini telah diamati selama berabad-abad, para ilmuwan masih mempelajari mekanisme ilmiah di balik reaksi kucing terhadap catnip. Sebagai pemilik kucing, penting untuk memahami pengaruh tanaman ini pada hewan peliharaan kita dan menggunakannya dengan bijak untuk memastikan kesejahteraan dan kesenangan kucing kita.

Sekarang Pet Care menyediakan jasa Grooming Kucing dan Anjing Terdekat. Pesan sekarang melalui layanan Pet Care. Selain itu, Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat. Segera hubungi call center Pet Care untuk mendapatkan konsultasi dari dokter hewan profesional.

Doberman Pinscher Si Anjing Penjaga Peliharaan Jungkook BTS

Siapa yang tak kenal dengan Bam, Doberman Pinscher kesayangan Jungkook BTS. Siapa sangka anjing penjaga ini ternyata ramah, lho. 

Dibalik penampilannya yang sangar, anjing ini cerdas dan setia. Tak heran, banyak yang menjadikannya sebagai sahabat keluarga.

Kenapa banyak orang memelihara anjing ini? Bahkan Jungkook pun memilih Doberman Pinscher sebagai peliharaannya. Nah, artikel ini akan membahas 7 fakta unik si anjing penjaga ini.

Jadi penasaran seberapa istimewanya Doberman Pinscher ini? Yuk, pelajari bersama.

1. Asal-Usul Doberman Pinschers

Siapa sangka, penemu ras anjing ini adalah seorang penagih pajak abad ke-19 bernama Karl Friedrich Louis Dobermann. Pria ini bekerja sebagai penagih pajak dan penjaga sebuah pondok di Jerman.

Dia menciptakan ras ini dengan menggabungkan beberapa jenis anjing seperti Rottweiler, Greyhound, Weimaraner, dan German Pinscher. Kemudian lahirlah Doberman Pinscher anjing penjaga yang andal dan tangkas.

Anjing ini diciptakan sebagai anjing pekerja yang setia untuk menemani penagih pajak dalam situasi berbahaya. Oleh karena itu, mereka kuat, lincah, cerdas dan setia.

2. Kecerdasan Yang Luar Biasa

Anjing ini terkenal karena kecerdasannya yang luar biasa. Bahkan menurut buku Stanley Coren “The Intelligence of Dogs”, mereka menempati peringkat ke-5 sebagai ras anjing paling cerdas

Karena kecerdasan mereka, membuatnya mudah dilatih dalam menanggapi perintah. Oleh karena itu, anjing ini sering dipilih sebagai penjaga, polisi atau detektif.

3. Anjing Paling Kuat Di Dunia

Doberman memiliki energi yang sangat kuat. Badan ramping yang berotot Mereka memiliki gigitan yang kuat dan dianggap sebagai ras anjing paling kuat di dunia.

Doberman membutuhkan latihan fisik dan olahraga untuk menjaga kesehatannya. Mereka memiliki stamina yang kuat untuk berlari, mendaki, dan bermain lempar tangkap. 

4. Fisik yang Unik

Doberman sebenarnya memiliki telinga runcing dan ekor yang panjang. Tetapi, seringkali kita melihat ekornya yang pendek. Hal ini disebabkan karena proses docking.

Docking adalah proses memotong ekor karena dianggap sebagai penghalang. Tetapi proses ini sangat kejam, sehingga dilarang diberbagai negara.

Doberman juga memiliki fisik yang unik. Badannya ramping dan berotot sehingga lincah dan tangkas. Wajahnya juga terkenal dengan ekspresi yang serius dan tegas dengan mata yang tajam dan telinga yang berdiri tegak.

5. Doberman Pinscher Si Anjing Setia

Dibalik penampilannya yang menakutkan, anjing ini sebenarnya ramah dan bersahabat. Doberman bisa menjadi hewan peliharaan keluarga yang baik. 

Mereka dikenal dengan kesetiaan dan naluri melindungi, sehingga cocok untuk dijadikan sahabat. Bahkan anjing ini sangat ramah dengan anak-anak. Mereka bisa menjaga anak-anak dan mengawasinya.

Doberman tidak agresif, Mereka akan menyerang apabila ada ancaman. Hal ini dikarenakan sifat protektifnya. Maka, penting untuk melatih regulasi emosinya.

6. Anjing Perang Dunia II

Doberman memiliki peran yang luar biasa dalam sejarah. Selama Perang Dunia II, anjing ini memainkan peran yang penting. Anjing ini digunakan untuk mendampingi Angkatan Bersenjata sela perang.

Dulu ada doberman bernama Kurt yang terbunuh oleh granat saat akan memberitahu tentara akan serangan yang akan datang. Lalu, ada Cappy yang menyelamatkan 250 marinir AS dari Angkatan Darat Jepang.

Karena jasanya, dibangun sebuah patung perunggu Cappy yang duduk di atas The World War II War Dog Memorial. Disampingnya terdapat 24 nama doberman yang gugur ketika bertugas.

7. Rentan Terhadap Penyakit

Doberman rentan terhadap penyakit terutama penyakit jantung. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah kardiomiopati dilatasi. Ini adalah kondisi jantung yang berpotensi menyebabkan kematian Doberman. 

Kondisi lain yang umum terjadi pada anjing ini adalah ketidakstabilan tulang belakang leher, disingkat CVI. Masalah kesehatan lainnya yang dapat mengganggu adalah displasia pinggul, gangguan kompulsif anjing, hipotiroidisme, dan penyakit prostat.

Oleh karena itu, pemilik harus memperhatikan kesehatan mereka dan rutin melakukan kunjungan ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care untuk konsultasi kesehatan secara langsung.

Itu dia 7 fakta menarik tentang doberman pinscher si anjing penjaga. Ras anjing ini unik karena dibalik fisiknya yang kuat mereka adalah sosok sahabat yang setia. 

Kalau kalian ingin mengadopsi doberman pinscher selalu konsultasikan bersama dokter hewan terdekat Pet Care untuk mendapatkan layanan home visit dimanapun lokasi kalian. 

Vaksin Anjing: Jadwal dan Vaksin yang Wajib Diberikan

Vaksin anjing sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan anjing. Sama halnya dengan manusia, anjing juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatannya. Oleh sebab itu, pastikan memberi vaksin yang tepat dan sesuai jadwal.

Kapan anjing harus vaksinasi? Apa saja vaksin yang harus diberikan kepada anjing? Baca artikel ini sampai habis untuk temukan jawabannya.

Jenis Vaksin Anjing

1. Vaksin Distemper

Vaksin distemper adalah satu lagi yang tak boleh dilewatkan. Distemper adalah penyakit serius yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf anjing. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari mata dan hidung, demam, batuk, muntah, diare, kejang, kejang, kelumpuhan, dan seringkali kematian. 

2. DHPP 

DHPP adalah kombinasi vaksin untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan. Vaksin ini terdiri dari Distemper (D), Hepatitis (H), Parvovirus (P), dan Parainfluenza (P). Vaksin DHPP diberikan pada anak anjing kemudian di usia satu sampai dua tahun perlu divaksin kembali untuk menjaga kesehatannya.

3. Vaksin Anjing Rabies  

Vaksin rabies adalah yang paling penting dan bahkan diwajibkan. Rabies adalah penyakit mematikan yang menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius pada anjing dan bahkan berpotensi menular ke manusia. Maka, vaksinasi rabies, akan melindungi anjing kita dan mencegah penularan penyakit ini.

4. Vaksin Parvovirus

Parvovirus adalah penyakit serius terutama pada anjing muda. Penyakit ini dapat menyebabkan diare berat, muntah, dan bahkan kematian. Vaksin parvovirus adalah langkah penting untuk mencegah anjing kita terinfeksi virus mematikan ini.

5. Vaksin Bordetella

Batuk rejan, atau kennel cough, adalah infeksi pernapasan yang dapat menyebar dengan cepat di antara anjing-anjing yang berdekatan. Vaksin bordetella membantu melindungi dari serengan penyakit ini. Terutama jika sering berinteraksi dengan anjing lain, seperti di tempat penitipan hewan.

6. Vaksin Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menular kepada manusia dan anjing. Vaksin leptospirosis membantu melindungi anjing dari infeksi bakteri ini, yang dapat menyebabkan masalah serius pada hati dan ginjal.

Jadwal Pemberian Vaksin Anjing

Berikut jadwal vaksin berdasarkan American Kennel Club yang wajib dilakukan

1. Usia 6-8 Minggu, berikan vaksin Distemper dan parvovirus. Tambahkan vaksin bordetella jika diperlukan

2. Usia 10-12 Minggu, berikan vaksin DHPP dna tambahkan Leptospirosis sesuai kebutuhan dan saran dokter hewan.

3. Usia 16-18 Minggu, berikan vaksin DHPP kedua dan rabies

4. Usia 12-16 Bulan, berikan vaksin DHPP ketiga dan rabies kedua

5. Usia 1-2 tahun, berikan vaksin DHPP keempat dan apabila diperlukan berikan juga vaksin Coronavirus dan Leptospirosis.

6. Usia 1-3 tahun berikan berikan vaksin rabies kelima

Untuk pemberikan vaksin, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Jangan ragu untuk menghubungi call center Pet Care untuk mendapat konsultasi seputar vaksin anjing dan kesehatan anjing.

Memberikan vaksin anjing bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga menjaga kesehatan dan kesejahteraan anjing. Dengan menjaga mereka terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya, kita memastikan bahwa mereka dapat terus menemani dan membawa kebahagiaan dalam hidup kita.

Kutu pada Kucing Si Parasit Kecil Yang Menyebalkan Bagi Anabul

Kutu pada kucing menjadi masalah umum bagi anabul tersayang. Meskipun kecil, kutu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Namun, jangan khawatir, artikel ini akan memberikan tips yang efektif untuk mengatasi dan mencegahnya. Yuk baca artikel ini sampai akhir.

Sebelum membahas cara mengatasinya, kita perlu tahu tentang kutu pada kucing. Kutu adalah parasit yang hidup di kulit dan menghisap darah sebagai sumber makanan.

Mereka akan menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit bahkah lebuh parahnya dapat mengakibatkan penyakit serius jika tidak diatasi dengan cepat.

Gejala Terinfeksi Kutu pada Kucing

Sebagai pemilik perlu mengetahui tanda-tanda kutu yang menginfeksi tubuh anabul kita. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi cepat bersembunyi di bulu-bulu. Berikut gejala yang dapat anda perhatikan:

1. Gatal yang berlebihan

Jika kucing sering menggaruk atau menjilat dirinya sendiri secara berlebihan. Ini bisa menjadi tanda terinfeksi kutu.

2. Perubahan pada Bulu

Kutu dapat menyebabkan kerusakan pada bulu kucing. Perhatikan apakah bulu kucing terlihat kusam, rontok atau ada tanda perubahan lainnya.

3. Kulit Memerah atau Membengkak

Jika kulit terlihat memerah, bengkak dan iritasi. Ini dapat menandakan adanya infeksi karena kutu.

Cara Mengatasi Kutu pada Kucing 

Jika kucing telah terinfeksi, tentunya akan sangat tidak nyaman karena gatal yang mengganggu aktivitasnya. Berikut cara mengatasinya: 

1. Cuci dan Sisir Rutin

Mandikan dengan menggunakan shampo khusus anti kutu. Kemudian sisir bulu dengan sisir khusus kutu untuk menghilangkan kutu dan telurnya.

2. Gunakan Obat topikal

Setelah dimandikan pilihlah obat topikal untuk mencegah kutu. Teteskan pada area sekitar leher dan kulit kucing. Pastikan konsultasikan dengan dokter hewan terdekat untuk merekomendasikan obat topikal yang sesuai.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan kucing juga sangat penting. Cuci tempat tidur kucing, selimut, dan mainan secara teratur. Gunakan obat semprot anti kutu pada area yang sering dilewati kucing.

Mengatasi kutu, menjadi tugas setiap pemilik untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayangan anda. Agar kucing tidak terinfeksi, maka perlu rajin melakukan grooming secara teratur. Dengan grooming, bulu kucing akan rutin dibersihkan. Ini akan mencegah datangnya kutu.

Untuk mendapatkan konsultasi seputar kesehatan dapat menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan segera datang.