Tag: kesehatan hewan

steptodown.com563094

Mengapa Telinga Kucing Berjamur Bisa Terjadi? Kenali Cirinya

Pernahkah kamu melihat kucing menggaruk telinganya terus-menerus hingga terlihat merah, kotor, bahkan berbau tidak sedap? Kondisi tersebut sering kali disebabkan oleh telinga kucing berjamur. 

Masalah ini cukup umum terjadi, tetapi sering diabaikan oleh pemilik hewan karena dianggap sekadar kotoran telinga biasa. Padahal, infeksi jamur pada telinga kucing dapat menimbulkan rasa gatal luar biasa, nyeri, dan bahkan memengaruhi pendengaran jika tidak segera ditangani. Memahami penyebab dan gejalanya menjadi langkah penting agar kucing terhindar dari masalah kesehatan serius.

Penyebab Telinga Kucing Berjamur

Jamur yang menyerang telinga kucing umumnya berasal dari jenis Malassezia, yaitu jamur ragi yang sebenarnya ada secara alami di kulit maupun saluran telinga. Dalam kondisi normal, keberadaannya tidak menimbulkan masalah. Namun, ketika daya tahan tubuh kucing menurun atau kebersihan telinga kurang terjaga, jamur dapat berkembang biak secara berlebihan hingga memicu infeksi.

Selain faktor daya tahan tubuh, ada juga beberapa penyebab lain. Kelembapan yang tinggi di area telinga sering menjadi pemicu utama. Telinga yang jarang dibersihkan dan sering terkena air, misalnya setelah mandi tanpa pengeringan yang benar, menjadi tempat ideal bagi jamur untuk berkembang. Faktor lingkungan yang lembap juga berperan, terutama jika kucing sering berada di tempat basah atau kurang mendapatkan sinar matahari.

Kondisi medis tertentu, seperti alergi, infeksi bakteri, atau adanya parasit telinga seperti tungau, dapat memperburuk keadaan. Semua hal tersebut menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk tumbuh lebih cepat.

Gejala Telinga Kucing Berjamur

Gejala telinga kucing berjamur biasanya terlihat jelas jika diperhatikan dengan saksama. Salah satu tanda paling umum adalah kucing sering menggaruk telinganya secara berlebihan. Bahkan, beberapa kucing sampai menggelengkan kepala berkali-kali karena merasa tidak nyaman.

Jika diperiksa lebih dekat, telinga yang terinfeksi jamur akan tampak kemerahan, bengkak, dan terkadang mengeluarkan cairan berwarna kecokelatan atau kehitaman. Bau tidak sedap yang cukup menyengat juga menjadi ciri khas infeksi jamur pada telinga kucing.

Selain itu, bulu di sekitar telinga bisa rontok karena kucing terus menggaruk. Pada kasus yang lebih parah, kucing tampak lemas, kehilangan nafsu makan, hingga terlihat gelisah karena rasa gatal dan nyeri yang tidak tertahankan. Jika infeksi dibiarkan terlalu lama, pendengaran kucing juga dapat terganggu.

Dampak Telinga Kucing Berjamur Jika Tidak Diobati

Banyak pemilik kucing yang menganggap sepele infeksi jamur pada telinga. Padahal, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan dampak serius. Infeksi yang dibiarkan berlarut-larut bisa menyebar ke bagian dalam telinga dan menimbulkan radang telinga tengah. Hal ini tentu membuat kucing semakin menderita karena rasa sakitnya bertambah parah.

Selain itu, infeksi kronis dapat merusak struktur telinga, menyebabkan jaringan parut, dan mengurangi kemampuan pendengaran. Bahkan, kucing berisiko mengalami komplikasi lain seperti infeksi bakteri sekunder yang lebih sulit diatasi. Oleh sebab itu, penting untuk tidak menunda penanganan ketika gejala awal mulai terlihat.

Cara Mengatasi Telinga Kucing Berjamur

Langkah pertama dalam mengatasi telinga kucing berjamur adalah memastikan diagnosis yang tepat. Membawa kucing ke dokter hewan menjadi hal yang sangat penting. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat sampel kotoran telinga di bawah mikroskop untuk memastikan adanya jamur.

Perawatan yang diberikan dapat berupa obat tetes telinga khusus antijamur, pembersih telinga, hingga obat oral jika infeksi sudah cukup parah. Pemilik kucing juga perlu rutin membersihkan telinga dengan larutan pembersih yang direkomendasikan oleh dokter, bukan dengan kapas biasa yang justru berisiko mendorong kotoran lebih dalam.

Selain perawatan medis, menjaga kebersihan lingkungan tempat kucing tinggal sangat berpengaruh. Pastikan area rumah tetap kering, bersih, dan tidak terlalu lembap. Jika kucing baru saja dimandikan, telinga harus dikeringkan dengan benar agar tidak ada air yang tersisa. Pemberian makanan bergizi juga penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga jamur tidak mudah kambuh.

Pencegahan Telinga Kucing Berjamur

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari telinga kucing berjamur, pemilik harus rutin memeriksa telinga hewan peliharaannya. Membersihkan telinga dengan cairan khusus yang aman untuk kucing minimal seminggu sekali akan membantu mengurangi risiko pertumbuhan jamur.

Selain itu, perhatikan pola makan yang seimbang. Nutrisi yang tepat akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga kucing tidak rentan terhadap infeksi. Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi sesuai jadwal dan pemeriksaan rutin ke dokter hewan agar masalah kesehatan bisa terdeteksi lebih awal.

Menjaga lingkungan tempat tinggal kucing agar tidak terlalu lembap juga sangat penting. Jika kucing sering berada di luar rumah, pastikan ia tidak terlalu sering bermain di tempat yang kotor atau basah.

Telinga kucing berjamur bukanlah masalah ringan. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal, nyeri, dan bahkan menurunkan kualitas hidup kucing jika dibiarkan terlalu lama. Penyebab utamanya adalah pertumbuhan jamur yang berlebihan akibat kebersihan telinga yang buruk, kelembapan tinggi, hingga daya tahan tubuh yang menurun.

Perawatan medis dari dokter hewan sangat dibutuhkan, biasanya dengan obat tetes telinga, obat oral, dan pembersih khusus. konsultasikan dengan dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care memberikan layanan dokter hewan terdekat yang siap datang langsung ke lokasi Anda. 

Dengan perhatian dan perawatan yang tepat, telinga kucing akan tetap sehat, terbebas dari jamur, dan kucing pun bisa hidup dengan nyaman tanpa rasa gatal yang mengganggu.

Jadi, jangan ragu untuk hubungi Pet Care.

image

Apakah Bisa Anjing Trauma? Simak Penjelasannya

Pernahkah terlintas pertanyaan apakah anjing juga bisa mengalami trauma layaknya manusia? Banyak orang menganggap hewan peliharaan selalu ceria dan setia, tetapi faktanya anjing juga bisa merasakan luka batin akibat pengalaman buruk di masa lalu. Cara mengenali anjing trauma menjadi hal penting agar pemilik dapat memahami kondisi psikologis hewan peliharaan dengan lebih baik. 

Trauma pada anjing biasanya muncul akibat pengalaman negatif seperti kekerasan, penelantaran, kecelakaan, atau perpisahan dengan pemilik sebelumnya. Jika tidak dikenali dan ditangani dengan tepat, trauma dapat memengaruhi kesehatan mental, perilaku, bahkan kualitas hidup anjing secara keseluruhan. Yuk, kenali tanda-tandanya.

Mengapa Anjing Bisa Mengalami Trauma

Anjing dikenal sebagai hewan yang sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka mudah mengingat pengalaman, baik menyenangkan maupun menyakitkan. Anjing yang pernah mengalami kekerasan fisik atau emosional cenderung menyimpan memori buruk yang sulit dilupakan. 

Misalnya, seekor anjing yang sering dipukul bisa menjadi sangat takut ketika melihat tangan manusia terangkat, meski tujuannya hanya untuk mengelus. Selain itu, anjing yang pernah kehilangan pemilik atau ditinggalkan sendirian dalam waktu lama juga dapat menunjukkan tanda-tanda trauma. 

Faktor lingkungan seperti kebisingan berlebihan, perubahan rumah, atau pengalaman tidak menyenangkan di jalanan juga berkontribusi terhadap terbentuknya trauma pada anjing.

Perubahan Perilaku Sebagai Tanda Utama

Salah satu cara mengenali anjing trauma adalah dengan memperhatikan perubahan perilakunya. Seekor anjing yang biasanya ceria dan aktif bisa berubah menjadi pendiam, mudah takut, atau bahkan agresif tanpa alasan yang jelas. 

Beberapa anjing enggan didekati manusia atau sesama hewan, bahkan menunjukkan sikap defensif ketika ada yang mendekat. Ada pula anjing yang tampak gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan, atau menolak bermain seperti biasanya. Perubahan perilaku ini sering kali menjadi alarm bahwa ada masalah psikologis yang sedang dialami anjing.

Tanda Fisik yang Perlu Diperhatikan

Selain perubahan perilaku, tanda fisik juga dapat menunjukkan trauma. Misalnya, anjing yang trauma sering menundukkan kepala, ekornya selalu di antara kaki, atau tubuhnya gemetar ketika berada dalam situasi tertentu. Beberapa anjing bahkan menolak makan atau minum karena rasa takut yang berlebihan.

Ada pula yang mengalami gangguan tidur, sering terbangun, atau meringkuk di sudut ruangan seolah ingin bersembunyi dari dunia luar. Mengamati tanda fisik ini sangat penting, sebab kadang pemilik hanya fokus pada kesehatan jasmani tanpa menyadari bahwa anjing sebenarnya sedang mengalami tekanan mental.

Ketakutan yang Tidak Wajar

Anjing trauma sering menunjukkan ketakutan yang berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya normal. Misalnya, bunyi petasan, suara keras, atau bahkan langkah kaki manusia dapat membuatnya panik. Beberapa anjing berusaha melarikan diri atau bersembunyi ketika mendengar suara keras, sementara yang lain langsung menggonggong dengan nada tinggi sebagai bentuk pertahanan diri. Rasa takut yang tidak wajar ini menjadi salah satu ciri khas trauma yang harus dikenali sejak dini agar pemilik dapat memberikan rasa aman.

Sikap Menghindar dari Interaksi

Cara lain mengenali anjing trauma adalah melalui interaksi sosialnya. Anjing yang sehat secara mental biasanya senang bermain, berinteraksi, dan menunjukkan rasa sayang kepada pemilik. Namun, anjing trauma cenderung menjauh, menghindari sentuhan, bahkan terkadang menolak diberi makan langsung dari tangan pemilik. 

Ada pula yang selalu memilih berdiam di sudut ruangan dan tidak merespons panggilan. Sikap menghindar ini bukan berarti anjing tidak menyayangi pemilik, melainkan bentuk perlindungan diri karena masih merasa terancam akibat pengalaman buruk yang pernah dialami.

Agresivitas Tanpa Sebab yang Jelas

Tidak semua anjing trauma menjadi penakut. Sebagian justru menunjukkan perilaku agresif sebagai cara bertahan hidup. Anjing yang dulu pernah diperlakukan kasar bisa menganggap setiap manusia adalah ancaman. Mereka akan lebih mudah menggonggong keras, menunjukkan gigi, atau bahkan mencoba menggigit ketika merasa tidak nyaman. 

Agresivitas ini sebenarnya bukan sifat asli anjing, melainkan mekanisme pertahanan akibat rasa takut mendalam. Pemilik perlu memahami bahwa agresivitas pada anjing trauma bukan tanda kebencian, tetapi lebih kepada cara melindungi diri.

Trauma Karena Penelantaran

Penelantaran juga menjadi penyebab utama trauma pada anjing. Hewan yang dibiarkan hidup tanpa kasih sayang, makanan cukup, atau perhatian cenderung kehilangan rasa percaya kepada manusia. Seekor anjing jalanan yang pernah kelaparan mungkin akan sangat berhati-hati atau bahkan curiga ketika seseorang mencoba memberinya makan. 

Kondisi ini membuat pemilik baru harus lebih sabar dan penuh kasih sayang dalam membangun kembali kepercayaan anjing. Trauma akibat penelantaran sering kali membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan, karena menyangkut rasa aman dan kebutuhan dasar yang tidak pernah terpenuhi sebelumnya.

Pentingnya Mengenali Sejak Dini

Mengenali anjing trauma sejak dini sangat penting agar masalah tidak semakin membesar. Jika tanda-tanda trauma diabaikan, anjing berisiko mengalami gangguan mental yang lebih parah, termasuk depresi. Anjing depresi cenderung kehilangan semangat hidup, tidak tertarik pada aktivitas apapun, bahkan rentan mengalami penyakit fisik karena sistem kekebalan tubuh melemah. 

Dengan memahami cara mengenali anjing trauma, pemilik dapat segera mencari solusi yang tepat. Baik melalui perawatan mandiri di rumah maupun konsultasi dengan dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care memberikan layanan dokter hewan terdekat yang siap datang langsung ke lokasi Anda. 

Membangun Kembali Kepercayaan Anjing

Setelah mengenali tanda-tanda trauma, langkah selanjutnya adalah membantu anjing pulih secara perlahan. Proses ini membutuhkan kesabaran ekstra, karena tidak ada anjing yang langsung pulih hanya dalam waktu singkat. Memberikan rasa aman, memperlakukan dengan lembut, serta menjauhkan dari situasi yang memicu trauma adalah langkah awal yang penting. 

Interaksi positif seperti bermain, memberi makanan dengan tenang, dan menciptakan lingkungan penuh kasih sayang dapat perlahan menghapus kenangan buruk. Pemilik juga perlu memahami bahwa setiap anjing memiliki tempo pemulihan yang berbeda.

Dengan mengenali tanda-tandanya sejak dini, pemilik dapat membantu anjing melewati masa sulit dan kembali merasakan kebahagiaan. Anjing yang dirawat dengan penuh cinta dan perhatian pada akhirnya mampu bangkit dari trauma, meski prosesnya memerlukan waktu. Hal terpenting adalah kesabaran, konsistensi, dan keinginan tulus untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi sahabat berbulu tersebut.

Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat melalui Pet Care. Dokter profesional dan berpengalaman akan segera datang ke Lokasi Anda untuk memberikan konsultasi dan perawatan terbaik. 

Jadi, jangan ragu untuk hubungi Pet Care.

pexels-gryziu-30577798

Cara Adopsi Anjing dengan Benar dan Bertanggung Jawab

Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa adopsi anjing bukan hanya tentang membawa pulang hewan peliharaan baru, tetapi juga memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi seekor makhluk yang penuh kasih sayang? 

Banyak orang tergoda untuk membeli anjing ras mahal, padahal ada ribuan anjing di shelter atau rumah singgah yang menunggu untuk menemukan keluarga baru. Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya cara adopsi anjing yang baik dan benar sehingga menjadi pengalaman membahagiakan sekaligus penuh tanggung jawab?

Memahami Makna Adopsi Anjing

Sebelum memutuskan untuk mengadopsi, penting memahami bahwa adopsi anjing berarti Anda mengambil alih tanggung jawab penuh terhadap kehidupan hewan tersebut. Adopsi bukan sekadar tren atau ajang gaya hidup, melainkan komitmen jangka panjang. Anjing yang diadopsi bisa berasal dari berbagai latar belakang, ada yang ditelantarkan, ada yang tersesat, bahkan ada pula yang diselamatkan dari kondisi buruk. Dengan memilih adopsi, Anda tidak hanya memberi rumah, tetapi juga kesempatan kedua bagi anjing untuk merasakan kasih sayang.

Persiapan Sebelum Mengadopsi Anjing

Langkah awal cara adopsi anjing adalah mempersiapkan diri. Memelihara anjing berarti siap meluangkan waktu, tenaga, dan biaya. Pertimbangkan apakah lingkungan rumah sudah cocok untuk anjing, apakah ada ruang yang cukup untuk bermain, dan bagaimana rutinitas sehari-hari dapat menyesuaikan dengan kehadirannya. 

Perlu juga dipikirkan tentang biaya perawatan rutin, seperti makanan, vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, hingga kebutuhan lain seperti mainan atau tempat tidur.

Selain itu, pertimbangkan juga karakter anjing yang sesuai dengan gaya hidup. Jika aktif dan sering berolahraga, mungkin anjing dengan energi tinggi cocok untuk menjadi teman. Namun, jika lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, anjing dengan karakter tenang akan lebih sesuai.

Proses Adopsi di Shelter atau Komunitas

Setelah yakin ingin mengadopsi, langkah berikutnya adalah menghubungi shelter hewan atau komunitas penyelamat anjing. Biasanya, proses adopsi melibatkan wawancara singkat untuk mengetahui keseriusan calon adopter. Shelter ingin memastikan bahwa anjing yang akan diadopsi benar-benar menuju rumah yang aman dan penuh kasih.

Beberapa shelter juga mengadakan sesi pertemuan antara calon pemilik dengan anjing terlebih dahulu. Proses ini penting untuk melihat kecocokan karakter. Ada kalanya seekor anjing merasa langsung nyaman dengan seseorang, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Jika sudah cocok, calon adopter biasanya diminta mengisi formulir, melampirkan identitas diri, dan terkadang ada biaya administrasi kecil untuk mendukung operasional shelter.

Menyambut Anjing Baru di Rumah

Setelah proses administrasi selesai, tibalah saat yang paling dinantikan, yaitu membawa anjing pulang. Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Cara adopsi anjing yang benar adalah mempersiapkan rumah agar aman dan nyaman. Pastikan area rumah bebas dari benda berbahaya, siapkan tempat tidur yang empuk, serta wadah makan dan minum.

Anjing yang baru diadopsi biasanya membutuhkan waktu adaptasi. Jangan heran jika di awal terlihat canggung, takut, atau bahkan agresif. Perubahan lingkungan dapat membuat mereka stres. Berikan waktu untuk beradaptasi, jangan memaksa anjing langsung akrab, dan biarkan mereka mengeksplorasi rumah dengan tempo sendiri. Kesabaran dan kelembutan menjadi kunci dalam tahap ini.

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan

Salah satu langkah penting setelah mengadopsi adalah membawa anjing ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Meskipun shelter biasanya sudah memberikan vaksin dasar dan perawatan medis, tidak ada salahnya memastikan kondisi kesehatan terkini. Dokter hewan akan memberikan rekomendasi vaksin lanjutan, obat cacing, hingga tips pola makan yang sesuai.

Selain itu, tanyakan juga tentang sterilisasi jika belum dilakukan. Sterilisasi bermanfaat untuk mengurangi populasi berlebih sekaligus menjaga kesehatan anjing dalam jangka panjang.

Membangun Ikatan dengan Anjing Adopsi

Membangun ikatan dengan anjing baru memerlukan waktu dan konsistensi. Gunakan momen harian seperti memberi makan, bermain, atau jalan-jalan bersama untuk menumbuhkan rasa percaya. Berikan pujian atau hadiah kecil saat mereka melakukan hal positif agar lebih mudah memahami perintah.

Sebagian anjing yang berasal dari latar belakang sulit mungkin memiliki trauma. Dalam kasus seperti ini, pendekatan lembut sangat diperlukan. Jangan pernah menggunakan kekerasan atau hukuman berlebihan, karena hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Perlahan, anjing akan belajar bahwa rumah barunya adalah tempat yang aman dan penuh cinta.

Tanggung Jawab Jangka Panjang

Adopsi anjing bukan komitmen singkat, melainkan tanggung jawab seumur hidup. Anjing dapat hidup hingga 10–15 tahun atau lebih, tergantung ras dan kondisi kesehatannya. Selama itu pula pemilik harus siap mendampingi, merawat, dan mencintai tanpa syarat.

Kewajiban seperti memberi makan dengan nutrisi seimbang, menjaga kebersihan, memastikan aktivitas fisik, serta membawa ke dokter hewan secara rutin adalah bagian penting dari perjalanan bersama. Tidak kalah penting adalah memberikan perhatian emosional, karena anjing adalah hewan sosial yang membutuhkan interaksi dan kasih sayang.

Perhatikan Kesehatan Anjing

Selain itu, kesehatan menjadi aspek utama. Vaksinasi, pemeriksaan rutin, dan pola makan seimbang sangat penting untuk menjaga kondisi anjing tetap prima. Kini tidak perlu khawatir tentang vaksinasi anjing Anda. Pet Care kini menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Dengan Tenaga medis yang berpengalaman dan bersertifikasi.

Jika ada keraguan dalam memilih atau merawat, jangan ragu untuk meminta saran dari dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care memberikan layanan dokter hewan terdekat yang siap datang langsung ke lokasi Anda. 

closeup-shot-adorable-brown-hungarian-vizsla_181624-29961

Cara Aman Mengatasi Anjing Tersedak Di Rumah

Tersedak adalah salah satu keadaan darurat yang bisa dialami oleh anjing. Baik itu disebabkan oleh makanan, mainan, atau benda asing, tersedak dapat membuat anjing kesulitan bernapas dan menjadi sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. Mengetahui cara menangani situasi ini adalah keterampilan penting bagi setiap pemilik anjing. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengidentifikasi tanda-tanda anjing tersedak, tindakan yang bisa dilakukan di rumah, dan kapan harus membawa anjing ke dokter hewan.

Tanda-tanda Anjing Tersedak

Sebelum melakukan pertolongan, penting untuk mengenali gejala-gejala anjing yang tersedak. Berikut beberapa tanda yang mungkin muncul:

  1.  Anjing yang tersedak biasanya mencoba mengeluarkan benda yang menyangkut dengan batuk atau muntah.
  2. Jika benda asing ada di mulut, anjing mungkin menggaruk-garuk mulut atau lehernya.
  3. Saat benda tersangkut di tenggorokan, anjing akan kesulitan bernapas.
  4. Jika anjing kekurangan oksigen akibat tersedak, gusi dan lidahnya mungkin berubah menjadi biru atau pucat.
  5. Rasa tidak nyaman atau tercekik membuat anjing gelisah, bahkan kadang-kadang meringis atau mengeluarkan suara.

Langkah Pertolongan Pertama

Saat menghadapi anjing yang tersedak, usahakan untuk tetap tenang dan bertindak cepat. Berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan:

1. Cek Mulut Anjing dengan Hati-hati

Jika anjing tersedak, langkah pertama yang bisa Anda coba adalah memeriksa mulutnya dengan hati-hati. Buka mulut anjing dan lihat apakah ada benda asing yang terlihat di dalam. Pastikan Anda berhati-hati karena anjing yang panik mungkin akan menggigit. Jika benda terlihat dan mudah dijangkau, Anda bisa mencoba menariknya keluar dengan tangan atau menggunakan pinset.

Tips: Jangan memaksakan untuk mengeluarkan benda yang tidak dapat dijangkau dengan mudah karena hal ini justru bisa membuat benda tersangkut lebih dalam.

2. Berikan Dorongan di Dada (Untuk Anjing Kecil)

Untuk anjing kecil yang tersedak, cobalah teknik dorongan dada. Pegang anjing dengan satu tangan di bagian punggung dan satu tangan lagi di bagian dada, lalu berikan tekanan lembut ke arah dada beberapa kali. Ini dapat membantu mendorong benda yang tersangkut keluar dari tenggorokan.

3. Teknik Heimlich Maneuver untuk Anjing (Untuk Anjing Besar)

Heimlich maneuver adalah teknik yang berguna untuk anjing yang mengalami tersedak berat. Cara melakukan Heimlich maneuver pada anjing berbeda tergantung pada ukurannya:

  • Untuk Anjing Besar: Berdiri di belakang anjing, lingkarkan kedua tangan di sekitar pinggang anjing, lalu berikan tekanan kuat ke arah perut bagian atas (di bawah tulang rusuk). Lakukan dorongan ini beberapa kali dengan lembut hingga benda yang tersangkut keluar.
  • Untuk Anjing Kecil: Angkat anjing dengan memegang punggungnya menghadap Anda, letakkan tangan Anda di bagian perutnya, dan berikan dorongan cepat ke arah dalam dan atas. Ini akan memberikan tekanan yang membantu benda keluar.

4. Bantu dengan Gravitasi

Jika benda masih belum keluar, coba bantuan gravitasi dengan cara mengangkat bagian belakang anjing Anda (jika ukurannya memungkinkan). Posisi kepala di bawah ini bisa membantu benda bergerak keluar karena gravitasi. Namun, tetap lakukan dengan hati-hati dan jangan sampai membuat anjing semakin panik.

5. Berikan Pukulan Lembut di Punggung

Untuk anjing yang ukurannya kecil atau sedang, Anda bisa mencoba memberikan beberapa pukulan lembut di punggung, tepat di antara tulang belikat. Pukulan ini bisa membantu benda yang tersangkut untuk bergerak dan keluar. Pastikan Anda melakukannya dengan lembut agar tidak menimbulkan cedera.

Kapan Harus Membawa Anjing ke Dokter Hewan

Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil dan anjing Anda masih menunjukkan tanda-tanda tersedak atau kesulitan bernapas, segera bawa anjing ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan.

Tersedak yang berlangsung lama atau benda yang tersangkut di tenggorokan dan tidak bisa dikeluarkan di rumah bisa berakibat fatal. Dokter hewan memiliki alat dan prosedur khusus untuk menangani kondisi ini secara aman.

Beberapa tanda yang menunjukkan Anda perlu segera ke dokter hewan meliputi:

  • Gusi atau lidah anjing menjadi biru atau pucat.
  • Anjing terus menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
  • Benda asing tidak terlihat tetapi anjing menunjukkan semua gejala tersedak.
  • Anjing tampak sangat lemas atau tidak responsif.

Pencegahan Agar Anjing Tidak Tersedak

Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama dalam situasi darurat seperti tersedak. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan:

  1. Pilih Mainan yang Aman: Berikan mainan kunyah yang dirancang khusus untuk anjing dan sesuai dengan ukurannya. Hindari mainan yang terlalu kecil atau mudah hancur.
  2. Awasi saat Makan dan Bermain: Jangan tinggalkan anjing sendirian saat makan atau bermain, terutama jika mereka memiliki kebiasaan mengunyah benda-benda kecil.
  3. Hindari Memberikan Tulang yang Dimasak: Tulang yang dimasak cenderung pecah menjadi serpihan tajam yang bisa berbahaya. Jika ingin memberikan tulang, pilih tulang mentah yang ukurannya besar dan aman untuk dikunyah.
  4. Rapikan Area Bermain dan Rumah: Singkirkan benda-benda kecil yang mudah tertelan, seperti karet gelang, kancing, atau mainan anak-anak yang berukuran kecil.
portrait-cute-dog-eating-bone_23-2148366920

Kenapa Tulang Dimasak Bukan Camilan Aman Bagi Anjing

Banyak orang berpikir bahwa anjing sangat menyukai tulang. Namun, tidak semua jenis tulang aman untuk dikonsumsi oleh anjing, terutama tulang yang sudah dimasak. Memberikan tulang matang pada anjing bisa menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mereka. 

Jadi, penting bagi pemilik hewan untuk memahami bahaya apa saja yang mengintai di balik tulang yang telah dimasak. Mari kita bahas mengapa tulang matang berbahaya bagi anjing dan apa yang bisa Anda lakukan sebagai alternatif.

1. Tulang Dimasak Mudah Pecah Menjadi Serpihan Tajam

Ketika tulang dimasak, mereka cenderung kehilangan kelembaban dan menjadi rapuh. Tulang yang rapuh lebih mudah pecah menjadi serpihan kecil atau tajam, yang bisa sangat berbahaya jika dikunyah oleh anjing. 

Serpihan-serpihan tajam ini dapat melukai mulut anjing dan juga menyebabkan luka serius pada tenggorokan, kerongkongan, atau organ pencernaan lainnya. Jika serpihan tulang menempel di dinding lambung atau usus, hal ini bisa menyebabkan luka dalam yang berpotensi fatal dan membutuhkan penanganan medis yang mendesak.

2. Resiko Tersedak

Tulang yang dimasak lebih rapuh dan mudah hancur saat dikunyah, dan serpihan atau potongan yang tajam ini bisa menyebabkan anjing tersedak. Ketika anjing berusaha menelan potongan tulang yang besar atau tajam, ada risiko serpihan tersebut akan tersangkut di tenggorokan atau saluran napasnya. Kondisi ini bisa membuat anjing sulit bernapas dan bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat.

3. Kerusakan Gigi dan Mulut

Tulang yang sudah dimasak, terutama dari jenis tulang besar seperti tulang sapi yang keras, juga bisa merusak gigi anjing. Saat anjing menggigit tulang keras, ada risiko giginya patah atau rusak, yang tentu saja bisa sangat menyakitkan dan memerlukan perawatan medis. Selain itu, serpihan-serpihan dari tulang yang tajam bisa menyebabkan luka di gusi atau bagian dalam mulut, menimbulkan pendarahan atau infeksi.

4. Risiko Sumbatan Pencernaan

Jika anjing menelan serpihan tulang atau potongan tulang yang besar, ini bisa menyumbat sistem pencernaannya. Sumbatan di saluran pencernaan sangat berbahaya karena menghalangi aliran makanan dan cairan, serta dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat pada anjing. Gejala sumbatan ini biasanya meliputi muntah, kehilangan nafsu makan, atau perut yang kembung dan terasa sakit saat disentuh. Dalam kasus yang parah, sumbatan ini bisa membutuhkan operasi untuk dikeluarkan.

5. Luka pada Organ Dalam

Serpihan tulang yang tajam juga bisa menimbulkan risiko luka pada organ-organ dalam anjing, terutama lambung dan usus. Ketika tulang bergerak melalui saluran pencernaan, ujung-ujung yang tajam bisa merobek jaringan dan menyebabkan pendarahan dalam. Luka di organ dalam ini bisa berakibat fatal, terutama jika tidak segera ditangani. Gejala yang perlu diperhatikan termasuk muntah darah, tinja yang mengandung darah, atau tanda-tanda anjing mengalami sakit perut yang parah.

6. Keracunan dari Rempah-Rempah atau Lemak pada Tulang

Selain risiko fisik, tulang yang dimasak biasanya mengandung bumbu atau lemak yang berbahaya bagi anjing. Misalnya, tulang ayam yang dimasak sering kali dibumbui dengan bawang putih, bawang bombay, garam, atau rempah-rempah lain yang bisa menyebabkan keracunan pada anjing. Kandungan lemak pada tulang juga bisa menyebabkan masalah pencernaan, termasuk muntah, diare, atau bahkan pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas yang bisa sangat berbahaya.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anjing Tidak Sengaja Makan Tulang yang Dimasak?

Jika Anda menyadari bahwa anjing Anda telah memakan tulang yang dimasak, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Pantau anjing Anda dengan cermat dan perhatikan apakah ada tanda-tanda tersedak, muntah, atau ketidaknyamanan pada perut. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera bawa anjing ke dokter hewan.
  2. Jangan mencoba membuat anjing Anda muntah tanpa arahan dari dokter hewan. Serpihan tulang bisa menyebabkan kerusakan pada saat keluar, jadi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu.
  3. Jika Anda melihat tanda-tanda masalah seperti muntah, perut kembung, atau anjing terlihat lemas, jangan tunda untuk membawa anjing Anda ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan.

Alternatif yang Aman untuk Mengunyah

Jika Anda ingin memberi anjing Anda sesuatu untuk dikunyah, berikut beberapa alternatif yang lebih aman:

  • Tulang Mentah: Tulang mentah lebih aman karena memiliki tekstur yang lebih kenyal dan tidak mudah hancur menjadi serpihan tajam. Namun, tetap harus diawasi, dan pilih tulang yang besar agar anjing tidak bisa menelannya.
  • Mainan Kunyah dari Karet: Banyak mainan kunyah yang terbuat dari bahan karet atau plastik tebal yang dirancang khusus untuk anjing. Mainan ini aman dan bisa membantu menjaga kesehatan gigi anjing.
  • Camilan Kunyah Khusus Anjing: Banyak camilan khusus anjing di pasaran yang dirancang untuk dikunyah dan aman untuk pencernaannya. Pilih camilan yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan gizi anjing Anda.

Dengan memberikan alternatif kunyahan yang aman, Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan alami anjing untuk mengunyah tanpa membahayakan kesehatannya. Jika ragu, selalu konsultasikan dengan dokter hewan mengenai pilihan terbaik untuk anjing kesayangan Anda.

close-up-portrait-beautiful-cat_23-2149214382

Simak Ini Alasan Dibalik Lidah Kucing Tajam

Mengapa lidah kucing tajam?

JIka Anda pecinta kucing, mungkin pernah merasakan sensasi unik saat mereka menjilat kulit. Rasanya kasar, seperti amplas, kan? Hal ini bukanlah kebetulan atau sekedar keanehan. 

Lidah kucing memang didesain berbeda dari lidah manusia, dan tajamnya itu punya fungsi penting untuk kehidupan mereka. Tapi, kenapa sih lidah kucing tajam banget? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Struktur Lidah Kucing yang Unik

Alasan lidah kucing terasa kasar dan tajam terletak pada strukturnya. Lidah kucing ditutupi oleh ratusan papillae, yang berbentuk seperti duri kecil. Duri-duri ini terdiri dari keratin, yaitu protein yang sama yang membentuk kuku manusia dan cakar kucing. Bentuk papillae ini tidak hanya sekadar runcing, tetapi juga melengkung ke belakang. Jadi, ketika kucing menjilat, mereka seperti menyeret mini duri yang melengkung tersebut ke arah belakang.

Fungsi Lidah Tajam dalam Merawat Diri

Salah satu alasan utama adalah untuk grooming alias membersihkan diri. Kucing terkenal sebagai hewan yang sangat rajin membersihkan bulu mereka. Lidah yang tajam membantu kucing menjangkau bagian-bagian tubuh yang sulit dan membersihkan kotoran, debu, atau bulu mati dari tubuh mereka. 

Dengan papillae yang melengkung ke belakang, kucing dapat menangkap bulu-bulu yang lepas dan mengumpulkannya ke dalam mulut sebelum menelannya atau membuangnya.

Grooming ini bukan hanya soal kebersihan, loh. Proses ini juga membantu kucing mengatur suhu tubuh mereka. Ketika kucing menjilat bulunya, air liur mereka tersebar di permukaan bulu dan kemudian menguap, membantu menurunkan suhu tubuh saat cuaca panas. Ini seperti pendingin alami bagi kucing.

Mempermudah Makan Daging

Kucing adalah karnivora sejati, artinya mereka makan daging sebagai makanan utama. Lidah kucing yang tajam sangat membantu mereka dalam mengonsumsi mangsanya. Papillae di lidah kucing berfungsi seperti sisir mini yang membantu menguliti daging dari tulang mangsa. 

Jadi, ketika kucing liar menangkap burung atau tikus, lidah mereka berfungsi dengan efektif untuk menarik daging dari tulang, memastikan mereka dapat makan dengan efisien.

Meski kucing rumahan biasanya diberi makan makanan kering atau basah, insting mereka tetap ada. Itu sebabnya kamu mungkin melihat kucingmu menggunakan lidah mereka untuk menjilati permukaan makanan atau mencicipi air dari mangkuk dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan hewan peliharaan lainnya.

Menyisir Bulu dengan Efisien

Seperti yang sudah disebutkan, kucing menggunakan lidah mereka untuk grooming. Tapi tahukah kamu kalau lidah mereka bisa bertindak sebagai sisir alami? Papillae yang tajam ini dapat menembus lapisan bulu kucing, bahkan untuk kucing berbulu panjang, seperti Persia atau Maine Coon. Dengan setiap jilatan, mereka tidak hanya membersihkan bulu bagian luar, tetapi juga menyisir bulu yang lebih dalam, sehingga tidak ada bulu yang kusut atau menggumpal. Hal ini penting karena bulu yang kusut bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan masalah kulit pada kucing.

Membantu Minum Air

Mungkin kamu pernah melihat cara kucing minum air yang unik. Mereka akan menjilat air dengan sangat cepat menggunakan ujung lidah mereka. Lidah kucing yang tajam membantu menciptakan semacam efek kapiler, di mana air bisa menempel pada lidah sebelum ditarik ke dalam mulut. Proses ini sangat cepat dan efisien, memungkinkan kucing untuk minum tanpa membuat banyak cipratan.

Cara Kucing Mengalami Rasa

Lidah kucing juga memiliki fungsi sensorik, meskipun tidak sebaik manusia dalam hal mengecap rasa manis. Lidah mereka lebih sensitif terhadap rasa asin, pahit, dan asam, yang membantu mereka mengidentifikasi makanan yang aman untuk dimakan. Papillae di lidah juga berperan dalam merasakan tekstur makanan. Jadi, lidah yang tajam membantunya tidak hanya dalam hal makan, tetapi juga dalam memastikan bahwa makanan yang mereka makan memiliki tekstur yang benar.

Kenapa Menjilat Bisa Terasa Sakit?

Karena papillae pada lidah kucing sangat tajam dan keras, ketika kucing menjilat kulit kita, itu bisa terasa kasar dan bahkan menyakitkan jika mereka terus melakukannya. Ini adalah perbedaan besar dibandingkan dengan anjing, yang biasanya menjilat dengan lembut. Jadi, meskipun menjilat mungkin merupakan cara kucing menunjukkan kasih sayang atau kebiasaan grooming, bagi manusia, itu bisa terasa seperti amplas yang menyeret kulit.

Jadi, mengapa lidah kucing tajam? Jawabannya terletak pada fungsi-fungsi penting yang mendukung kehidupan mereka sehari-hari. Lidah kucing yang tajam membantu mereka dalam grooming, makan, minum, dan merasakan tekstur makanan. Papillae yang melengkung dan keras adalah alat serbaguna yang memberikan kucing kemampuan untuk membersihkan bulu mereka dengan efisien dan menguliti daging dari tulang mangsanya.

Jadi, kalau Anda merasakan jilatan tajam dari kucing, ingat bahwa itu adalah salah satu keajaiban evolusi yang membuat mereka menjadi predator dan hewan peliharaan yang mandiri!

Konsultasikan masalah kesehatan kucing Anda dengan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Jadi jangan ragu gunakan layanan home visit dari Pet Care demi memberikan kenyamanan bagi pemilik dan hewan kesayangan.

adorable-cat-relaxing-indoors_23-2150692890

Rekomendasi 7 Jenis Kucing Besar yang Cocok untuk Dipelihara

Kucing besar adalah pilihan menarik bagi pecinta hewan peliharaan yang mencari teman berbulu dengan ukuran yang lebih mengesankan. Meskipun mereka memiliki ukuran yang lebih besar, banyak kucing besar juga dikenal sebagai hewan peliharaan yang ramah dan bersahabat. Berikut adalah tujuh jenis kucing besar yang cocok untuk dipelihara:

1. Maine Coon

Maine Coon adalah salah satu ras kucing terbesar yang dikenal dengan kepribadiannya yang ramah dan menyenangkan. Kucing ini memiliki bulu tebal dan panjang, serta telinga berbulu. Maine Coon sangat sosial dan mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Mereka juga dikenal cerdas dan bisa dilatih, membuatnya menjadi pilihan ideal bagi keluarga dengan anak-anak.

2. Ragdoll

Ragdoll adalah kucing besar dengan sifat yang sangat lembut dan suka bersosialisasi. Mereka memiliki bulu panjang yang lembut dan mata biru yang menawan. Ragdoll sangat menyukai perhatian dan sering kali akan mengikuti pemiliknya kemanapun mereka pergi. Kucing ini juga dikenal karena sikapnya yang tenang dan sabar, sehingga cocok untuk rumah dengan hewan peliharaan lain.

3. Siberian

Kucing Siberian bukan hanya besar, tetapi juga kuat dan penuh energi. Dengan bulu tebal dan wajah yang bulat, mereka memiliki penampilan yang menawan. Siberian dikenal sangat cerdas dan aktif, sehingga mereka memerlukan banyak stimulasi fisik dan mental. Mereka juga sangat ramah dan mudah bergaul, menjadikannya teman yang baik untuk keluarga.

4. Bengal

Bengal memiliki penampilan yang sangat unik dengan pola bulu yang menyerupai macan tutul. Mereka adalah kucing yang sangat energik dan aktif, serta suka bermain. Bengal cenderung lebih suka berinteraksi dengan manusia dan sangat cerdas, sehingga mereka bisa belajar berbagai trik. Meskipun mereka mungkin sedikit lebih menantang dalam hal pelatihan, kepribadian mereka yang ceria membuatnya sangat berharga.

5. Norwegian Forest Cat

Kucing Norwegian Forest adalah ras yang tahan banting dengan bulu tebal dan ketahanan terhadap cuaca dingin. Mereka memiliki kepribadian yang mandiri namun tetap suka berinteraksi dengan pemiliknya. Kucing ini memiliki naluri berburu yang kuat, sehingga mereka membutuhkan ruang untuk bergerak. Norwegian Forest Cat sangat cocok untuk keluarga yang memiliki kebun atau halaman.

6. Savannah

Savannah adalah hasil persilangan antara kucing domestik dan serval, kucing liar dari Afrika. Mereka memiliki penampilan yang menakjubkan dengan tubuh ramping dan kaki panjang. Savannah sangat aktif dan cerdas, serta memerlukan banyak permainan dan stimulasi. Mereka biasanya sangat setia dan dapat membentuk ikatan yang kuat dengan pemiliknya. Namun, karena sifat liar mereka, perlu diingat bahwa Savannah membutuhkan perhatian dan perawatan yang ekstra.

7. Turkish Van

Kucing Turkish Van dikenal dengan kecintaannya pada air, menjadikannya berbeda dari kebanyakan ras kucing lainnya. Mereka memiliki bulu semi-panjang dan pola warna yang khas. Turkish Van adalah kucing yang aktif dan suka bermain, dan mereka sangat cerdas. Kucing ini cenderung sangat sosial dan dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan keluarga.

Tips Memelihara Kucing Besar

  1. Ruang yang Cukup: Kucing besar memerlukan ruang untuk bergerak dan bermain. Pastikan Anda memiliki area yang cukup untuk mereka beraktivitas.
  2. Perawatan Bulu: Beberapa ras kucing besar memiliki bulu yang panjang dan memerlukan perawatan rutin. Sikat bulu mereka secara teratur untuk menghindari masalah bulu kusut.
  3. Makanan Berkualitas: Kucing besar memerlukan diet seimbang yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan energi mereka. Pilih makanan kucing berkualitas tinggi yang sesuai untuk ras besar.
  4. Stimulasi Mental dan Fisik: Kucing besar biasanya aktif dan cerdas. Berikan mereka mainan yang merangsang, serta waktu bermain yang cukup untuk menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.
  5. Kesehatan Rutin: Jangan lupakan pemeriksaan kesehatan rutin keke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care untuk pemeriksaan kesehatan. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan. 

Kucing besar bisa menjadi pilihan yang fantastis untuk menjadi hewan peliharaan, asalkan Anda siap untuk memberikan perhatian dan perawatan yang mereka butuhkan. Setiap ras memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, jadi penting untuk memilih yang sesuai dengan gaya hidup Anda. 

Dengan kasih sayang dan perhatian yang tepat, kucing besar dapat menjadi teman setia yang membawa kebahagiaan ke dalam rumah Anda. Apakah Anda siap untuk menyambut salah satu dari tujuh jenis kucing besar ini ke dalam hidup Anda?

close-up-beautiful-dachshund-playing-with-kid_23-2149202520

Mengapa Anjing Menggigit Barang? Yuk, Ketahui Penyebabnya

Apakah anjing kamu sering menggigit barang di rumah, seperti sepatu, bantal, atau bahkan furnitur? Kamu tidak sendirian. Banyak pemilik anjing menghadapi masalah ini, terutama jika anjing mereka masih muda. Menggigit barang adalah perilaku umum yang sering dilakukan oleh anjing, dan meskipun kadang menyebalkan, hal ini sebenarnya memiliki alasan yang sangat alami. Dalam artikel ini, kita akan bahas penyebab mengapa anjing sering menggigit barang dan cara-cara mengatasinya.

1. Anjing Sedang dalam Masa Tumbuh Gigi

Salah satu alasan utama kenapa anak anjing sering menggigit barang adalah karena mereka sedang dalam masa tumbuh gigi. Sama seperti bayi manusia, gusi anak anjing bisa terasa gatal atau sakit saat gigi mereka mulai tumbuh. Menggigit benda-benda keras menjadi cara alami bagi mereka untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut. Biasanya, anjing akan mengalami fase ini ketika mereka berusia antara 3 hingga 6 bulan.

Selama periode ini, mereka akan cenderung menggigit apa saja yang ada di dekat mereka, termasuk perabotan, sepatu, atau bahkan tangan kita. Untuk membantu mereka, kamu bisa memberikan mainan khusus yang dirancang untuk membantu mengatasi rasa gatal dan nyeri pada gusi.

2. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Anjing adalah hewan yang sangat penasaran. Mereka sering menggunakan mulut dan gigi mereka untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, mirip seperti bayi yang suka memasukkan barang ke mulut. Ketika anjing menemukan sesuatu yang baru, mereka cenderung menggigitnya untuk memahami tekstur, rasa, dan kegunaan benda tersebut.

Menggigit bisa menjadi cara mereka untuk “berkenalan” dengan benda-benda di sekitarnya. Biasanya, perilaku ini terlihat lebih sering pada anak anjing yang masih dalam fase eksplorasi. Namun, anjing dewasa pun kadang masih melakukannya, terutama jika mereka menemukan benda baru yang menarik.

3. Kebutuhan Mengunyah Alami

Mengunyah adalah kebutuhan alami anjing. Dalam alam liar, anjing atau serigala liar sering kali mengunyah tulang atau bahan keras lainnya untuk menjaga kekuatan gigi mereka. Bahkan anjing yang dipelihara di rumah masih memiliki naluri ini, sehingga mereka akan mencari benda untuk dikunyah.

Mengunyah membantu anjing membersihkan gigi mereka dari plak dan tartar secara alami, serta memperkuat otot-otot rahang mereka. Jika kamu tidak menyediakan benda atau mainan yang aman untuk dikunyah, anjingmu mungkin akan mencari sendiri, seperti sepatu atau furnitur.

4. Melepaskan Stres atau Kecemasan

Anjing, seperti halnya manusia, juga bisa mengalami stres atau kecemasan. Salah satu cara anjing melepaskan stres adalah dengan menggigit atau mengunyah benda. Beberapa anjing mungkin menggigit barang sebagai reaksi terhadap kecemasan yang mereka rasakan, misalnya saat mereka ditinggalkan sendiri di rumah (separation anxiety) atau saat mereka merasa bosan.

Kebosanan adalah pemicu umum dari perilaku menggigit. Jika anjingmu tidak cukup mendapat stimulasi mental atau fisik, mereka akan mencari cara untuk menghibur diri mereka sendiri, dan menggigit barang sering kali menjadi salah satu solusinya.

5. Insting Alamiah

Anjing memiliki naluri menggigit atau mengunyah sebagai bagian dari sifat alaminya. Bahkan jika mereka sudah tinggal di rumah dan tidak perlu berburu, naluri menggigit tetap ada. Banyak jenis anjing, terutama yang termasuk dalam kategori anjing pekerja atau anjing pemburu, memiliki naluri menggigit yang lebih kuat dibandingkan dengan ras lain. Misalnya, anjing Labrador Retriever atau Golden Retriever sering kali memiliki kecenderungan menggigit karena mereka secara genetik dilatih untuk membawa buruan dengan mulut mereka.

6. Mencari Perhatian

Anjing adalah hewan sosial yang sangat bergantung pada interaksi dengan pemiliknya. Jika mereka merasa diabaikan atau kurang diperhatikan, mereka mungkin akan melakukan perilaku yang bisa menarik perhatian, seperti menggigit barang-barang di sekitar rumah. Bahkan jika reaksi yang mereka dapatkan adalah marah atau teguran, hal tersebut tetap dianggap sebagai bentuk perhatian bagi mereka.

Ini berarti bahwa perilaku menggigit bisa menjadi cara anjingmu mengatakan, “Hei, aku butuh perhatianmu sekarang!”

Cara Mengatasi Anjing yang Sering Menggigit Barang

Setelah memahami penyebab kenapa anjing sering menggigit barang, langkah berikutnya adalah mengetahui cara mengatasinya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

1. Berikan Mainan Khusus

Salah satu cara paling efektif untuk mengalihkan perhatian anjing dari barang-barang yang tidak seharusnya mereka gigit adalah dengan memberikan mainan khusus untuk dikunyah. Ada banyak mainan anjing yang dirancang khusus untuk memperkuat gigi dan membantu membersihkan plak, seperti mainan dari karet yang kuat atau tulang mainan yang bisa dikunyah dengan aman.

2. Latihan Kepatuhan

Mengajarkan perintah dasar seperti “lepas” atau “tidak” sangat penting untuk mengendalikan perilaku menggigit. Anjing yang terlatih akan lebih mudah diarahkan untuk melepaskan benda yang tidak seharusnya mereka gigit. Latihan ini memerlukan konsistensi dan kesabaran, tetapi hasilnya akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.

3. Berikan Aktivitas Fisik yang Cukup

Anjing yang cukup berolahraga cenderung lebih tenang dan tidak mudah bosan. Pastikan anjingmu mendapatkan waktu yang cukup untuk bermain dan berlari-lari setiap hari. Dengan demikian, mereka akan menggunakan energi mereka untuk hal-hal yang lebih produktif daripada merusak barang-barang di rumah.

4. Cegah Akses ke Barang-Barang Berharga

Jika anjingmu masih dalam fase belajar, sebaiknya jauhkan barang-barang yang berharga atau mudah rusak dari jangkauan mereka. Ini bisa termasuk sepatu, tas, bantal, atau benda lainnya yang sering menjadi sasaran gigitan anjing.

5. Konsultasi dengan Dokter Hewan atau Pelatih

Jika perilaku menggigit terus berlanjut atau anjing menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang parah, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care. Mereka bisa memberikan saran yang lebih spesifik berdasarkan kondisi anjingmu. Jangan ragy hubungi kami.

Menggigit barang adalah perilaku alami yang sering terjadi pada anjing, terutama anak anjing. Namun, penting untuk memahami penyebab di balik perilaku ini, seperti fase tumbuh gigi, rasa ingin tahu, kebutuhan alami untuk mengunyah, atau kecemasan. Dengan memberikan mainan yang tepat, latihan, dan perhatian yang cukup, kamu bisa membantu anjingmu mengurangi kebiasaan menggigit barang dan menjaga rumah tetap aman dari kerusakan.

photo-1628672620794-dde68cdefad9

Mitos Kesehatan Anjing yang Harus Kamu Tahu

Hai, dog lovers! Kamu pasti pernah dengar berbagai macam nasihat tentang kesehatan anjing dari teman, keluarga, atau bahkan internet, kan? Tapi, nggak semua yang kamu dengar itu benar, lho! Ada banyak mitos tentang kesehatan anjing yang masih beredar luas, dan percaya atau tidak, beberapa di antaranya bisa bikin kita salah paham atau bahkan berbahaya buat si anabul kesayangan. Yuk, kita bahas satu-satu mitos kesehatan anjing yang sering banget muncul!

1. “Hidung Anjing yang Basah Tanda Sehat”

Oke, ini nih salah satu mitos paling klasik. Banyak yang bilang kalau hidung anjing basah, berarti mereka sehat. Sebaliknya, kalau hidungnya kering, itu tanda mereka sakit. Padahal kenyataannya, hidung anjing bisa berubah-ubah kelembapannya sepanjang hari. Kadang basah, kadang kering, tergantung dari berbagai faktor seperti cuaca, aktivitas, dan kondisi lingkungan. Jadi, jangan langsung panik kalau hidung anjingmu kering ya! Yang lebih penting adalah melihat tanda-tanda lain seperti nafsu makan, energi, dan perilaku secara keseluruhan.

2. “Anjing Makan Rumput Karena Sakit Perut”

Kamu mungkin pernah lihat anjingmu makan rumput dan langsung panik, mengira mereka sakit perut. Sebenarnya, anjing makan rumput bukan selalu karena sakit perut. Ada banyak alasan kenapa mereka melakukannya, mulai dari sekadar iseng, pengen tahu rasanya, sampai sekadar kebiasaan. Meski begitu, kalau kamu lihat anjingmu makan rumput terus-terusan dan mereka juga sering muntah, ada baiknya kamu konsultasi ke dokter hewan.

3. “Anjing Nggak Boleh Makan Makanan Manusia Sama Sekali”

Oke, ini mitos yang agak tricky. Memang benar ada beberapa jenis makanan manusia yang berbahaya buat anjing, seperti cokelat, bawang, dan anggur. Tapi nggak semua makanan manusia itu buruk buat mereka. Misalnya, daging tanpa bumbu, wortel, atau apel bisa jadi camilan sehat buat anjingmu. Tapi ingat, selalu konsultasikan dengan dokter hewan sebelum memberi makanan manusia, karena setiap anjing punya kebutuhan nutrisi yang berbeda.

4. “Anjing Harus Diberi Tulang untuk Gigi yang Kuat”

Nah, ini nih yang sering banget kita lihat di film atau iklan. Anjing yang asyik mengunyah tulang seolah-olah itu adalah hal terbaik buat mereka. Faktanya, tulang bisa berbahaya buat anjing. Tulang yang keras bisa menyebabkan gigi patah, dan tulang kecil bisa menyebabkan tersedak atau bahkan melukai saluran pencernaan. Jadi, lebih baik berikan mainan kunyah khusus yang aman buat gigi mereka.

5. “Anjing Tua Nggak Bisa Dilatih Lagi”

Ada yang bilang, “You can’t teach an old dog new tricks.” Mitos ini bikin banyak orang menyerah buat melatih anjing yang sudah tua. Padahal, anjing di usia berapapun tetap bisa belajar hal baru, meski mungkin butuh waktu dan kesabaran lebih. Anjing tua mungkin lebih lambat, tapi mereka tetap bisa belajar perintah dasar, trik, atau bahkan kebiasaan baru. Melatih anjing tua juga bisa menjaga mereka tetap aktif dan sehat secara mental.

6. “Semua Anjing Suka Diajak Renang”

Banyak yang berpikir kalau semua anjing pasti suka air dan jago berenang. Kenyataannya, nggak semua anjing punya kemampuan atau ketertarikan yang sama. Beberapa ras memang alami dalam berenang, seperti Labrador Retriever, tapi ada juga yang takut air atau nggak nyaman saat basah. Jadi, jangan maksa anjingmu buat berenang kalau mereka nggak suka, ya!

7. “Semua Anjing yang Menggonggong Agresif”

Ketika anjing menggonggong, banyak yang langsung menganggap mereka agresif atau galak. Padahal, anjing menggonggong bisa karena banyak alasan, bukan cuma marah atau merasa terancam. Mereka bisa menggonggong karena cemas, bosan, ingin perhatian, atau bahkan hanya karena senang. Penting untuk memahami bahasa tubuh dan situasi sekitar sebelum menilai kenapa anjing menggonggong.

8. “Anjing yang Mengibas-ngibaskan Ekor Selalu Senang”

Ini juga salah satu mitos yang sering salah kaprah. Memang benar, anjing yang bahagia biasanya mengibas-ngibaskan ekornya, tapi nggak semua kibasan ekor berarti mereka senang. Posisi, kecepatan, dan arah kibasan ekor bisa menunjukkan berbagai emosi, mulai dari kegembiraan, kecemasan, sampai ketakutan. Jadi, perhatikan juga konteksnya dan bagaimana anjingmu berperilaku secara keseluruhan.

9. “Anjing yang Terlihat Sehat Nggak Perlu ke Dokter Hewan”

Mitos ini bisa berbahaya, lho. Meskipun anjingmu terlihat sehat-sehat saja, mereka tetap butuh pemeriksaan rutin ke dokter hewan. Banyak masalah kesehatan yang nggak terlihat dari luar, seperti penyakit jantung atau masalah ginjal, yang hanya bisa terdeteksi lewat pemeriksaan medis. Jadi, jangan tunggu sampai mereka sakit parah baru dibawa ke dokter, ya!

Menjaga kesehatan anjing memang membutuhkan pengetahuan yang benar, bukan cuma sekadar percaya mitos. Dengan memahami fakta dan mitos seputar kesehatan anjing, kamu bisa memastikan anjing kesayanganmu tetap sehat, bahagia, dan hidup lebih lama.

Jangan ragu untuk terus belajar dan selalu konsultasi dengan dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Layanan ini memberikan kemudahan bagi kamu yang ingin berkonsultasi di rumah saja tanpa perlu keluar.

Jadi, yuk, mulai saring informasi yang kita terima dan pastikan anjing kita mendapatkan perawatan terbaik!