Category: HEALTH

closeup-shot-adorable-brown-hungarian-vizsla_181624-29961

Cara Aman Mengatasi Anjing Tersedak Di Rumah

Tersedak adalah salah satu keadaan darurat yang bisa dialami oleh anjing. Baik itu disebabkan oleh makanan, mainan, atau benda asing, tersedak dapat membuat anjing kesulitan bernapas dan menjadi sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. Mengetahui cara menangani situasi ini adalah keterampilan penting bagi setiap pemilik anjing. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengidentifikasi tanda-tanda anjing tersedak, tindakan yang bisa dilakukan di rumah, dan kapan harus membawa anjing ke dokter hewan.

Tanda-tanda Anjing Tersedak

Sebelum melakukan pertolongan, penting untuk mengenali gejala-gejala anjing yang tersedak. Berikut beberapa tanda yang mungkin muncul:

  1.  Anjing yang tersedak biasanya mencoba mengeluarkan benda yang menyangkut dengan batuk atau muntah.
  2. Jika benda asing ada di mulut, anjing mungkin menggaruk-garuk mulut atau lehernya.
  3. Saat benda tersangkut di tenggorokan, anjing akan kesulitan bernapas.
  4. Jika anjing kekurangan oksigen akibat tersedak, gusi dan lidahnya mungkin berubah menjadi biru atau pucat.
  5. Rasa tidak nyaman atau tercekik membuat anjing gelisah, bahkan kadang-kadang meringis atau mengeluarkan suara.

Langkah Pertolongan Pertama

Saat menghadapi anjing yang tersedak, usahakan untuk tetap tenang dan bertindak cepat. Berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan:

1. Cek Mulut Anjing dengan Hati-hati

Jika anjing tersedak, langkah pertama yang bisa Anda coba adalah memeriksa mulutnya dengan hati-hati. Buka mulut anjing dan lihat apakah ada benda asing yang terlihat di dalam. Pastikan Anda berhati-hati karena anjing yang panik mungkin akan menggigit. Jika benda terlihat dan mudah dijangkau, Anda bisa mencoba menariknya keluar dengan tangan atau menggunakan pinset.

Tips: Jangan memaksakan untuk mengeluarkan benda yang tidak dapat dijangkau dengan mudah karena hal ini justru bisa membuat benda tersangkut lebih dalam.

2. Berikan Dorongan di Dada (Untuk Anjing Kecil)

Untuk anjing kecil yang tersedak, cobalah teknik dorongan dada. Pegang anjing dengan satu tangan di bagian punggung dan satu tangan lagi di bagian dada, lalu berikan tekanan lembut ke arah dada beberapa kali. Ini dapat membantu mendorong benda yang tersangkut keluar dari tenggorokan.

3. Teknik Heimlich Maneuver untuk Anjing (Untuk Anjing Besar)

Heimlich maneuver adalah teknik yang berguna untuk anjing yang mengalami tersedak berat. Cara melakukan Heimlich maneuver pada anjing berbeda tergantung pada ukurannya:

  • Untuk Anjing Besar: Berdiri di belakang anjing, lingkarkan kedua tangan di sekitar pinggang anjing, lalu berikan tekanan kuat ke arah perut bagian atas (di bawah tulang rusuk). Lakukan dorongan ini beberapa kali dengan lembut hingga benda yang tersangkut keluar.
  • Untuk Anjing Kecil: Angkat anjing dengan memegang punggungnya menghadap Anda, letakkan tangan Anda di bagian perutnya, dan berikan dorongan cepat ke arah dalam dan atas. Ini akan memberikan tekanan yang membantu benda keluar.

4. Bantu dengan Gravitasi

Jika benda masih belum keluar, coba bantuan gravitasi dengan cara mengangkat bagian belakang anjing Anda (jika ukurannya memungkinkan). Posisi kepala di bawah ini bisa membantu benda bergerak keluar karena gravitasi. Namun, tetap lakukan dengan hati-hati dan jangan sampai membuat anjing semakin panik.

5. Berikan Pukulan Lembut di Punggung

Untuk anjing yang ukurannya kecil atau sedang, Anda bisa mencoba memberikan beberapa pukulan lembut di punggung, tepat di antara tulang belikat. Pukulan ini bisa membantu benda yang tersangkut untuk bergerak dan keluar. Pastikan Anda melakukannya dengan lembut agar tidak menimbulkan cedera.

Kapan Harus Membawa Anjing ke Dokter Hewan

Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil dan anjing Anda masih menunjukkan tanda-tanda tersedak atau kesulitan bernapas, segera bawa anjing ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care. Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan.

Tersedak yang berlangsung lama atau benda yang tersangkut di tenggorokan dan tidak bisa dikeluarkan di rumah bisa berakibat fatal. Dokter hewan memiliki alat dan prosedur khusus untuk menangani kondisi ini secara aman.

Beberapa tanda yang menunjukkan Anda perlu segera ke dokter hewan meliputi:

  • Gusi atau lidah anjing menjadi biru atau pucat.
  • Anjing terus menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas.
  • Benda asing tidak terlihat tetapi anjing menunjukkan semua gejala tersedak.
  • Anjing tampak sangat lemas atau tidak responsif.

Pencegahan Agar Anjing Tidak Tersedak

Mencegah lebih baik daripada mengobati, terutama dalam situasi darurat seperti tersedak. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan:

  1. Pilih Mainan yang Aman: Berikan mainan kunyah yang dirancang khusus untuk anjing dan sesuai dengan ukurannya. Hindari mainan yang terlalu kecil atau mudah hancur.
  2. Awasi saat Makan dan Bermain: Jangan tinggalkan anjing sendirian saat makan atau bermain, terutama jika mereka memiliki kebiasaan mengunyah benda-benda kecil.
  3. Hindari Memberikan Tulang yang Dimasak: Tulang yang dimasak cenderung pecah menjadi serpihan tajam yang bisa berbahaya. Jika ingin memberikan tulang, pilih tulang mentah yang ukurannya besar dan aman untuk dikunyah.
  4. Rapikan Area Bermain dan Rumah: Singkirkan benda-benda kecil yang mudah tertelan, seperti karet gelang, kancing, atau mainan anak-anak yang berukuran kecil.
close-up-portrait-beautiful-cat_23-2149214363

Makna Warna Mata Kucing yang Memiliki Daya Tarik

Kucing memang memiliki daya tarik yang luar biasa, dan salah satu daya tarik tersebut terletak pada mata mereka. Warna mata kucing bisa sangat bervariasi, mulai dari hijau terang, kuning keemasan, hingga biru tajam. 

Selain mencerminkan kecantikan mereka, warna mata juga bisa menjadi tanda kesehatan mereka. Yuk, kita bahas lebih jauh mengenai makna warna mata kucing

Faktor Genetik dan Usia

Warna mata kucing biasanya ditentukan oleh genetik, sama halnya dengan warna bulu mereka. Saat lahir, kebanyakan kucing memiliki mata biru karena mereka belum sepenuhnya mengembangkan pigmen di iris. Warna ini bisa berubah seiring mereka tumbuh. 

Umumnya, perubahan warna mata pada kucing akan terlihat jelas ketika mereka berusia sekitar 4 hingga 12 minggu, dan warna mata mereka akan menjadi tetap saat mencapai usia 3-4 bulan.

Berikut beberapa warna mata kucing yang umum dan apa yang dapat dipahami dari setiap warna tersebut:

1. Mata Biru
Mata biru adalah warna mata yang umum pada anak kucing, terutama ras seperti Siam, Birman, dan Persia. Warna biru ini muncul akibat kurangnya melanin di iris, yang menghasilkan pantulan cahaya yang terlihat biru. Pada kucing dewasa, mata biru kadang dikaitkan dengan tuli bawaan, terutama pada kucing berbulu putih. Maka, jika kamu memiliki kucing dengan bulu putih dan mata biru, penting untuk memantau pendengaran mereka dan berkonsultasi dengan dokter hewan.

2. Mata Hijau
Kucing dengan mata hijau cenderung berasal dari garis keturunan ras tertentu, seperti Russian Blue dan Egyptian Mau. Mata hijau menandakan kadar melanin sedang di iris mereka. Meskipun warna ini secara genetik normal, ada baiknya untuk tetap memperhatikan perubahan warna hijau yang terlalu terang atau kuning, karena dapat menandakan infeksi atau masalah lainnya.

3. Mata Kuning atau Keemasan
Warna kuning atau keemasan adalah salah satu warna mata yang paling umum pada kucing domestik. Kucing dengan mata ini biasanya memiliki kesehatan mata yang baik, tetapi jika warna kuning menjadi kusam atau terlalu berawan, bisa jadi ini adalah tanda adanya infeksi atau penyakit pada mata. Pemeriksaan rutin ke dokter hewan tetap dianjurkan untuk menjaga kesehatan mata mereka.

4. Mata Coklat atau Amber
Mata coklat relatif jarang, dan jika muncul, biasanya berkaitan dengan warna bulu yang lebih gelap. Warna mata coklat tidak menunjukkan adanya masalah kesehatan, tetapi kamu perlu memperhatikan jika ada perubahan warna ke arah gelap yang berlebihan. Ini bisa menandakan kondisi yang memerlukan perhatian medis.

5. Mata Campuran (Heterokromia)
Heterokromia atau perbedaan warna mata pada kucing adalah kondisi di mana satu mata memiliki warna berbeda dari mata lainnya, seperti satu mata biru dan satu lagi kuning. Heterokromia ini sering ditemui pada kucing berbulu putih. Secara genetik, kondisi ini normal, tetapi kucing dengan heterokromia juga rentan terhadap tuli pada telinga yang sama dengan mata biru. Pemeriksaan pendengaran dan mata sangat dianjurkan jika kamu memiliki kucing dengan mata campuran ini.

    Mengidentifikasi Masalah Kesehatan dari Warna Mata Kucing

    Warna mata kucing juga bisa berubah seiring waktu karena berbagai alasan kesehatan. Beberapa perubahan warna atau kondisi pada mata yang perlu diperhatikan meliputi:

    1. Mata Memerah atau Menguning
      Mata yang tampak merah atau kuning bisa menjadi tanda peradangan atau infeksi pada mata, seperti konjungtivitis. Jika kucing menunjukkan gejala ini, sebaiknya segera periksa ke dokter hewan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
    2. Kekeruhan pada Mata
      Kekeruhan pada mata atau munculnya lapisan putih bisa menandakan masalah katarak atau glaukoma. Kondisi ini sering terjadi pada kucing yang lebih tua dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan jika tidak segera diobati.
    3. Perubahan Warna Drastis
      Jika kamu melihat perubahan yang drastis pada mata kucing, terutama jika disertai gejala lain seperti mata berair, nyeri, atau gatal, segera bawa kucing ke dokter hewan. Perubahan warna mendadak bisa jadi adalah tanda adanya masalah pada retina atau iris.

    Kapan Harus Membawa Kucing ke Dokter Hewan?

    Untuk menjaga kesehatan mata kucing, kamu bisa melakukan pemeriksaan rutin setiap beberapa bulan, terutama jika mereka menunjukkan gejala yang mencurigakan. Beberapa tanda yang memerlukan perhatian medis segera meliputi:

    • Mata Berair Berlebihan atau Mengeluarkan Cairan: Jika mata kucing terus-menerus mengeluarkan air atau lendir berlebihan, ini bisa jadi tanda adanya infeksi.
    • Pembengkakan di Sekitar Mata: Pembengkakan bisa menjadi tanda cedera, infeksi, atau bahkan masalah serius pada mata.
    • Perubahan Perilaku: Jika kucing mulai menghindari cahaya atau sering menggosok-gosok matanya, mungkin ada masalah pada mata mereka.

    Mata kucing memang menjadi cerminan kesehatan mereka secara umum. Warna dan kondisi mata bisa memberi petunjuk tentang kesehatan tubuhnya. Dengan memahami makna di balik warna mata kucing serta gejala yang perlu diwaspadai, kamu dapat lebih proaktif menjaga kesehatan kucing peliharaanmu.

     Jadi, jika kamu mencurigai adanya perubahan pada mata kucing, segera konsultasikan ke ke dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center untuk melakukan pemeriksaan. 

    Dengan menghubungi call center untuk melakukan pemeriksaan. Layanan Home Visit ini memudahkanmu dan si kucing dalam melakukan pemeriksaan tanpa perlu keluar rumah.

    close-portrait-beautiful-stripped-cat-relaxing-zebra-blanket_343596-389

    Ternyata Ini Alasan Kucing Menjilati Tubuhnya Sendiri

    Kucing dikenal sebagai salah satu hewan yang sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Salah satu kebiasaan unik mereka adalah menjilati tubuhnya sendiri. Aktivitas ini sering kali dianggap sepele, namun ada banyak alasan menarik di balik perilaku tersebut. Mari kita bahas lebih jauh kenapa kucing menjilati tubuhnya dan manfaat yang diperoleh dari kebiasaan ini!

    1. Kebersihan Tubuh

    Alasan utama kucing menjilati tubuhnya adalah untuk menjaga kebersihan. Kucing memiliki lidah yang kasar, ditutupi dengan papillae (tonjolan kecil seperti duri), yang membantu mengangkat kotoran, minyak, dan debu yang menempel di bulunya. 

    Dengan menjilati tubuhnya, kucing memastikan bulunya tetap bersih dan rapi. Ini sangat penting terutama bagi kucing indoor yang tidak terlalu sering mandi. Bulu yang bersih bukan hanya soal penampilan, tapi juga menjaga kulitnya agar tetap sehat.

    2. Mengatur Suhu Tubuh

    Menjilati tubuh juga membantu kucing dalam mengatur suhu tubuh. Saat cuaca panas, menjilati bulu berfungsi seperti “pendingin alami.” Ketika kucing menjilat tubuhnya, air liur yang menempel pada bulu akan menguap, memberikan efek sejuk. Ini menjadi cara alami bagi kucing untuk menghindari kepanasan, terutama jika mereka tinggal di daerah atau rumah yang cenderung panas.

    3. Mengurangi Stres

    Bagi kucing, menjilati tubuh bisa menjadi cara untuk meredakan stres dan kecemasan. Jika kucing merasa tidak nyaman, ketakutan, atau stres, mereka sering kali akan menjilati tubuh mereka sebagai cara untuk menenangkan diri. Ini mirip seperti manusia yang melakukan tindakan tertentu untuk mengalihkan perhatian saat stres. Jika kamu melihat kucingmu menjilat tubuhnya dengan intensitas lebih sering dari biasanya, bisa jadi ia sedang merasa stres atau cemas.

    4. Mendeteksi Masalah Kesehatan

    Menjilati tubuh juga berfungsi sebagai metode untuk memeriksa kondisi kesehatan. Dengan menjilat tubuh, kucing dapat merasakan adanya luka kecil, iritasi, atau bahkan parasit seperti kutu. Jika mereka merasa ada ketidaknyamanan pada bagian tertentu, kucing biasanya akan lebih sering menjilat area tersebut. Jadi, jika kamu melihat kucingmu berulang kali menjilat suatu area, bisa jadi ada masalah pada bagian tersebut yang perlu diperhatikan.

    5. Menyembunyikan Bau dari Predator

    Insting alami kucing sebagai hewan pemangsa dan mangsa tetap ada meskipun mereka adalah hewan peliharaan. Menjilati tubuh dapat membantu kucing menghilangkan bau yang menempel setelah makan atau bermain, sehingga dapat menyamarkan jejak mereka dari predator. Kebiasaan ini adalah warisan dari nenek moyang kucing liar, yang harus berusaha menyembunyikan bau agar tidak menarik perhatian hewan yang lebih besar.

    6. Menghilangkan Bulu yang Rontok

    Kucing adalah hewan yang berbulu lebat dan sering mengalami kerontokan, terutama saat musim tertentu. Menjilati tubuhnya sendiri adalah cara mereka untuk mengelola bulu yang rontok dan menjaga bulunya tetap rapi. Sayangnya, bulu yang tertelan ini bisa terkumpul di perut kucing dan membentuk hairball. Hairball yang terbentuk di perut kucing kadang membuat mereka tidak nyaman, bahkan bisa muntah untuk mengeluarkannya. Untuk membantu mengurangi hairball, kamu bisa memberikan makanan khusus atau camilan untuk kucing yang membantu pencernaan.

    7. Bentuk Interaksi dan Ikatan Sosial

    Menjilati tubuh juga bisa menjadi bentuk interaksi dan ikatan sosial, terutama di antara kucing yang tinggal bersama atau dengan manusia yang mereka anggap dekat. Kucing sering kali menjilati kucing lain atau bahkan menjilati pemiliknya sebagai tanda kasih sayang. Bagi mereka, ini adalah cara untuk membentuk ikatan dan menunjukkan bahwa mereka merasa nyaman. Jadi, jika kucingmu tiba-tiba menjilati tangan atau wajahmu, ini adalah tanda bahwa mereka menyukaimu dan mempercayaimu.

    8. Rasa Sakit atau Ketidaknyamanan

    Kucing juga menjilati tubuhnya jika mereka merasa sakit atau tidak nyaman. Misalnya, jika kucing memiliki luka atau mengalami rasa sakit pada bagian tertentu, mereka akan terus menjilati area tersebut. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Jika kamu melihat kucing menjilati area tertentu dengan sangat berlebihan, sebaiknya periksakan ke dokter hewan untuk memastikan bahwa kucingmu dalam keadaan sehat.

    9. Perawatan Bulu secara Teratur

    Selain alasan-alasan di atas, kucing juga menjilati tubuh untuk menjaga bulunya tetap rapi dan bebas dari kusut. Terutama bagi kucing berbulu panjang, menjilati tubuh adalah cara untuk menghindari bulu yang kusut. Kebiasaan ini membuat mereka terlihat rapi dan menjaga bulunya tetap halus dan bersinar. Namun, perawatan ini juga membutuhkan bantuan pemilik, seperti menyisir bulu secara teratur untuk mengurangi kerontokan dan memastikan kucing tetap nyaman.

    Apa yang Harus Dilakukan jika Kucing Terlalu Sering Menjilati Tubuhnya?

    Jika kamu melihat kucingmu menjilat tubuhnya secara berlebihan hingga menyebabkan iritasi, sebaiknya segera konsultasikan dengan ke dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center untuk melakukan pemeriksaan. 

    Dengan menghubungi call center untuk melakukan pemeriksaan. Layanan Home Visit ini memudahkanmu dan si kucing dalam melakukan pemeriksaan tanpa perlu keluar rumah.

    Kebiasaan menjilati tubuhnya bisa menandakan adanya masalah kesehatan atau perilaku yang perlu ditangani, seperti infeksi kulit, alergi, atau gangguan perilaku akibat stres. Jadi jangan ragu hubungi Pet Care dan nikmati layanan memuaskan dari dokter hewan profesional yang siap membantu kucingmu.

    portrait-adorable-pitbull-dog_23-2149131456

    Atasi Demodex pada Anjing  yang Menyerang Kulitnya

    Salah satu masalah yang sering menyerang kulit anjing adalah infestasi tungau yang dikenal sebagai Demodex. Infeksi yang disebabkan oleh tungau ini dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, dari kerontokan bulu hingga infeksi serius. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu Demodex, gejalanya, penyebabnya, serta cara mengatasinya agar anjing Anda bisa tetap sehat dan nyaman.

    Apa Itu Demodex?

    Demodex adalah sejenis tungau mikroskopis yang biasanya hidup di folikel rambut dan kelenjar minyak pada kulit anjing. Sebenarnya, sebagian besar anjing memiliki tungau Demodex di kulitnya sejak lahir, dan keberadaan mereka biasanya tidak menimbulkan masalah. 

    Namun, ketika sistem kekebalan tubuh anjing terganggu, tungau ini dapat berkembang biak secara berlebihan dan menyebabkan infeksi kulit yang dikenal sebagai demodekosis atau kudis demodex.

    Terdapat beberapa jenis tungau Demodex, namun yang paling umum menyerang anjing adalah Demodex canis. Tungau ini berbentuk silindris dan biasanya tidak menular antara anjing ke anjing atau dari anjing ke manusia.

    Penyebab Demodex pada Anjing

    Pada dasarnya, tungau Demodex tidak berbahaya bagi anjing yang sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang normal. Namun, infeksi terjadi ketika ada ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh anjing. Beberapa faktor yang bisa memicu pertumbuhan berlebihan tungau Demodex meliputi:

    1. Keturunan: Beberapa ras anjing lebih rentan terhadap demodekosis karena faktor genetik. Ras seperti Bulldog, Shar Pei, dan Dalmatian cenderung lebih sering terkena.
    2. Kekebalan Tubuh Lemah: Anjing yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak anjing, anjing tua, atau anjing yang menderita penyakit autoimun, lebih mudah terserang tungau Demodex.
    3. Stres: Anjing yang mengalami stres berkepanjangan atau memiliki kondisi kesehatan yang menekan sistem kekebalan tubuh juga berisiko lebih tinggi.
    4. Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid yang menekan kekebalan tubuh, dapat meningkatkan risiko infeksi tungau.

    Gejala Demodex pada Anjing

    Gejala demodekosis bisa sangat bervariasi tergantung pada tingkat infestasi. Berikut adalah beberapa tanda yang umum muncul pada anjing yang terinfeksi Demodex:

    1. Kerontokan Bulu: Biasanya dimulai dengan area kecil yang mengalami kerontokan bulu di wajah, terutama di sekitar mata, mulut, atau kaki depan.
    2. Kemerahan dan Peradangan Kulit: Kulit anjing yang terkena bisa menjadi merah, meradang, dan tampak seperti terinfeksi.
    3. Kulit Bersisik atau Berkerak: Area yang terinfeksi mungkin mengeluarkan sisik atau keropeng yang kasar.
    4. Luka Bernanah: Jika infestasi parah dan tidak diobati, kulit anjing bisa terinfeksi bakteri sekunder, menyebabkan luka bernanah.
    5. Gatal: Meskipun tidak selalu, beberapa anjing mungkin menunjukkan tanda-tanda gatal akibat peradangan kulit.

    Jenis Demodekosis

    Infeksi Demodex dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu demodekosis lokal dan demodekosis umum:

    1. Demodekosis Lokal: Infeksi ini terbatas pada beberapa area kecil kulit, biasanya di wajah atau kaki. Kondisi ini sering terjadi pada anak anjing dan biasanya bisa sembuh dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia.
    2. Demodekosis Umum: Pada kondisi ini, infestasi menyebar ke seluruh tubuh anjing dan dapat menyebabkan kerontokan bulu yang luas serta infeksi kulit serius. Demodekosis umum lebih sulit diobati dan memerlukan perhatian medis yang intensif.

    Cara Mengatasi Demodex pada Anjing

    Mengatasi demodekosis pada anjing memerlukan perawatan yang tepat dan berkala, serta konsultasi dengan dokter hewan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tungau Demodex pada anjing:

    1. Konsultasi dengan Dokter Hewan
      • Langkah pertama yang harus dilakukan jika anjing Anda menunjukkan tanda-tanda demodekosis adalah segera membawanya ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Dokter hewan terdekat dari lokasimu akan segera akan melakukan pemeriksaan kulit, seperti mengambil sampel kerokan kulit untuk memastikan adanya tungau Demodex.
    2. Pengobatan Topikal
      • Dokter hewan mungkin akan meresepkan obat topikal, seperti shampo atau salep yang mengandung bahan-bahan yang dapat membunuh tungau. Perawatan ini biasanya harus diterapkan secara berkala untuk mengurangi jumlah tungau.
    3. Obat Oral
      • Untuk kasus demodekosis yang lebih parah, dokter hewan dapat meresepkan obat oral seperti ivermectin atau milbemycin, yang bekerja dengan cara membunuh tungau dari dalam tubuh anjing.
    4. Antibiotik
      • Jika ada infeksi bakteri sekunder akibat peradangan kulit, antibiotik mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi tersebut dan mempercepat proses penyembuhan.
    5. Perawatan Jangka Panjang
      • Pada beberapa anjing, terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, demodekosis mungkin memerlukan perawatan jangka panjang. Hal ini melibatkan pemantauan rutin oleh dokter hewan dan penggunaan obat secara berkelanjutan.
    6. Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
      • Karena demodekosis sering terjadi pada anjing dengan sistem kekebalan yang lemah, penting untuk memastikan anjing memiliki diet yang baik, lingkungan yang sehat, dan perawatan yang memadai untuk menjaga kekebalan tubuhnya tetap kuat.

    Pencegahan Demodex

    Salah satu cara terbaik untuk mencegah demodekosis adalah dengan menjaga sistem kekebalan tubuh anjing tetap sehat. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil:

    1. Memberikan Nutrisi yang Baik
      • Pastikan anjing Anda mendapatkan makanan yang seimbang dan kaya nutrisi, karena diet yang baik sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuhnya.
    2. Menghindari Stres Berlebih
      • Stres bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh anjing. Cobalah untuk menjaga rutinitas harian yang stabil dan memberikan lingkungan yang nyaman bagi anjing Anda.
    3. Memeriksakan Kesehatan Rutin
      • Membawa anjing Anda ke dokter hewan terdekat secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, termasuk infestasi tungau Demodex.

    Demodekosis pada anjing bisa menjadi kondisi yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Namun, dengan perawatan yang tepat dan konsultasi dengan dokter hewan, anjing yang terinfeksi Demodex bisa pulih dan kembali hidup nyaman. Paling penting, menjaga sistem kekebalan tubuh anjing tetap kuat dan memberikan perawatan yang baik adalah langkah terbaik untuk mencegah infeksi tungau ini.

    Jangan ragu gunakan layanan home visit dari Pet Care demi memberikan kenyamanan bagi pemilik dan hewan kesayangan.  

    WhatsApp Image 2024-09-29 at 21.42.47_cb480a0f

    Bahaya Kucing Tidak Vaksin Bagi Kesehatan dan Populasinya

    Kucing tidak vaksin itu berbahaya? Apakah benar?

    Vaksinasi untuk kucing sering dianggap sepele oleh sebagian pemilik, padahal manfaatnya sangat penting. Sama seperti manusia, kucing juga membutuhkan perlindungan ekstra agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. Kucing yang tidak divaksin berisiko mengalami berbagai macam infeksi yang bisa mempengaruhi kualitas hidupnya, bahkan memperpendek usia mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai bahaya kucing yang tidak divaksin dan mengapa vaksinasi itu sangat penting untuk kesehatan si meong kesayangan.

    Bahaya Kucing Tidak Vaksin

    1. Rentan Terhadap Penyakit Menular

    Salah satu risiko paling besar jika kucing tidak vaksin adalah mereka menjadi rentan terhadap penyakit menular. Vaksinasi berfungsi sebagai perisai untuk melindungi mereka dari virus dan bakteri yang bisa dengan mudah menyerang tubuh. Beberapa penyakit yang bisa dihindari dengan vaksinasi termasuk rabies, feline panleukopenia (distemper kucing), calicivirus, dan rhinotracheitis.

    Rabies, misalnya, adalah penyakit yang mematikan dan bisa menular ke manusia. Vaksin rabies tidak hanya melindungi kucingmu, tapi juga mengurangi risiko penyebaran penyakit kepada manusia dan hewan lainnya. Selain itu, feline distemper adalah salah satu penyakit yang sangat mematikan, terutama bagi anak kucing. Kucing yang terinfeksi virus ini bisa mengalami diare berat, muntah, hingga dehidrasi yang parah.

    2. Meningkatkan Risiko Kematian Dini

    Kucing yang tidak mendapatkan vaksin tepat waktu berisiko lebih tinggi mengalami kematian dini. Ini karena banyak penyakit yang sebetulnya bisa dicegah oleh vaksin, berpotensi fatal jika tidak diobati. Feline Leukemia Virus (FeLV) adalah salah satu contoh penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada kucing. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh kucing, membuat mereka mudah terserang infeksi lain yang pada akhirnya menyebabkan komplikasi fatal.

    Selain itu, feline immunodeficiency virus (FIV) juga bisa dihindari dengan vaksinasi. Penyakit ini mirip dengan HIV pada manusia dan melemahkan sistem imun kucing secara bertahap. Kucing dengan FIV akan sangat mudah terserang penyakit lain, dan karena sistem imunnya sangat lemah, pemulihannya menjadi lebih sulit dan lambat.

    3. Biaya Pengobatan yang Mahal

    Ketika kucing jatuh sakit karena tidak divaksin, biaya pengobatan bisa jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya vaksinasi preventif. Perawatan untuk penyakit seperti distemper, FeLV, atau rabies bisa memakan waktu lama dan membutuhkan berbagai jenis obat. Tidak jarang, kucing yang sakit parah harus mendapatkan perawatan intensif di klinik hewan, yang tentu akan menambah biaya.

    Dengan melakukan vaksinasi sejak dini, kamu tidak hanya melindungi kucing dari penyakit serius, tetapi juga menghemat uang dalam jangka panjang. Vaksinasi adalah investasi kecil dibandingkan dengan potensi biaya medis yang harus dikeluarkan jika kucing terkena penyakit yang dapat dicegah.

    4. Menular ke Kucing Lain

    Jika kamu memelihara lebih dari satu kucing, penting untuk memvaksinasi semuanya. Kucing yang tidak divaksin dapat menjadi sumber infeksi bagi kucing lain di rumahmu. Banyak penyakit kucing yang bersifat menular, seperti feline distemper dan calicivirus. Jika satu kucing terinfeksi, besar kemungkinan kucing lainnya juga akan tertular, terutama jika mereka sering berbagi tempat makan atau tidur.

    Selain itu, jika kucingmu suka berkelana ke luar rumah dan berinteraksi dengan kucing lain, risiko penularan penyakit akan semakin tinggi. Vaksinasi membantu meminimalkan risiko kucingmu terinfeksi dari hewan liar atau hewan peliharaan tetangga yang mungkin tidak divaksin.

    5. Mengancam Populasi Kucing

    Vaksinasi kucing tidak hanya penting untuk melindungi kucing individu, tetapi juga untuk menjaga kesehatan populasi kucing secara keseluruhan. Beberapa penyakit yang menyerang kucing dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan epidemi di antara populasi kucing, terutama di daerah dengan banyak kucing liar.

    Misalnya, feline distemper sangat menular dan bisa menyebabkan kematian massal pada populasi kucing liar atau yang tidak divaksinasi. Jika wabah seperti ini terjadi, akan sangat sulit untuk mengendalikannya, dan angka kematian kucing bisa meningkat tajam.

    6. Kualitas Hidup Menurun

    Kucing yang tidak divaksin tidak hanya lebih rentan sakit, tetapi juga berpotensi memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Penyakit yang sering kambuh atau infeksi kronis bisa membuat kucing merasa tidak nyaman dan stres. Beberapa penyakit bahkan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh kucing, seperti ginjal atau paru-paru.

    Vaksinasi adalah cara terbaik untuk memastikan kucingmu hidup sehat dan bahagia. Dengan tubuh yang sehat, kucing bisa lebih aktif, bermain, dan menjalani hidup dengan nyaman tanpa harus berjuang melawan penyakit.

    Bahaya kucing tidak divaksin jauh lebih besar daripada risiko atau biaya yang mungkin muncul dari vaksinasi. Dengan melindungi kucing dari berbagai penyakit menular yang berpotensi mematikan, kamu tidak hanya memastikan kesehatan dan kesejahteraan kucingmu, tetapi juga membantu menjaga kesehatan populasi kucing di lingkunganmu. 

    Vaksinasi adalah tindakan sederhana namun sangat penting untuk menjamin hidup kucing yang lebih panjang dan bahagia. Jadi, jangan tunda lagi, pastikan kucingmu mendapatkan vaksinasi yang tepat!

    Pet Care menyediakan layanan vaksin kucing dan anjing di rumah. Dokter hewan yang akan datang ke lokasi Anda merupakan dokter hewan pilihan dengan tingkat profesionalitas yang tinggi, berkompeten serta memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan vaksin untuk hewan.

    Sebelum vaksin, konsultasikan dengan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Jadi jangan ragu gunakan layanan home visit dari Pet Care demi memberikan kenyamanan bagi pemilik dan hewan kesayangan.

    close-up-veterinary-doctor-taking-care-pet_23-2149267870

    Kenali Gejala FLUTD Kucing Masalah Kantung Kemih

    Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai masalah pada saluran kemih bagian bawah kucing. Penyakit ini umum terjadi pada kucing dan bisa menimbulkan rasa sakit serta ketidaknyamanan yang luar biasa. 

    FLUTD bisa menyerang kucing dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada kucing dewasa dan yang memiliki pola makan atau gaya hidup tertentu. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa mengancam nyawa. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai FLUTD, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara penanganannya.

    Apa Itu FLUTD Kucing?

    FLUTD adalah gangguan yang mempengaruhi kandung kemih dan uretra kucing. Gangguan ini menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran kemih bagian bawah, sehingga kucing mengalami kesulitan atau bahkan rasa sakit saat buang air kecil. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi bakteri, batu kandung kemih, hingga kondisi yang lebih serius seperti obstruksi uretra, yaitu penyumbatan pada saluran kemih yang menghalangi aliran urin.

    Gejala FLUTD Kucing

    Kucing yang menderita FLUTD biasanya menunjukkan beberapa gejala berikut:

    1. Sering buang air kecil tetapi hanya mengeluarkan sedikit urin.
    2. Nyeri saat buang air kecil. Kucing mungkin akan mengeluarkan suara mengeong kesakitan saat mencoba buang air kecil.
    3. Buang air kecil di luar kotak pasir, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.
    4. Darah dalam urin atau urin yang berwarna lebih gelap dari biasanya.
    5. Licking berlebihan pada area genital.
    6. Kucing tampak lesu dan tidak aktif seperti biasanya.
    7. Nafsu makan menurun dan mungkin disertai dengan muntah.

    Jika kucing menunjukkan gejala-gejala ini, penting untuk segera membawanya ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. FLUTD yang tidak segera diobati bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, seperti gagal ginjal atau penyumbatan total pada uretra, yang bisa berakibat fatal.

    Penyebab FLUTD pada Kucing

    Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan FLUTD pada kucing. Beberapa di antaranya meliputi:

    1. Batu kandung kemih: Batu yang terbentuk dari kristal mineral di dalam kandung kemih dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, serta menyumbat aliran urin.
    2. Infeksi bakteri: Meskipun infeksi bakteri bukan penyebab utama FLUTD, infeksi saluran kemih dapat memperburuk gejala dan menyebabkan peradangan lebih lanjut.
    3. Feline Idiopathic Cystitis (FIC): Ini adalah bentuk FLUTD yang paling umum dan tidak memiliki penyebab yang jelas. Stres dan pola makan dipercaya menjadi faktor risiko utama kondisi ini.
    4. Obesitas: Kucing yang kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi terkena FLUTD, terutama karena mereka cenderung kurang aktif dan lebih sering mengalami masalah metabolik.
    5. Diet tinggi mineral: Makanan kucing yang mengandung banyak magnesium atau fosfor dapat meningkatkan risiko terbentuknya kristal dan batu di dalam saluran kemih.
    6. Kurangnya asupan air: Kucing yang tidak cukup minum air lebih rentan mengalami dehidrasi, yang dapat menyebabkan pengentalan urin dan pembentukan kristal dalam saluran kemih.

    Cara Mencegah FLUTD

    Pencegahan FLUTD sangat bergantung pada perubahan gaya hidup dan pola makan yang sehat untuk kucing. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini:

    1. Memberikan makanan yang tepat: Pastikan makanan kucingmu tidak terlalu tinggi kandungan mineral seperti magnesium dan fosfor. Banyak makanan kucing khusus dirancang untuk mencegah pembentukan kristal dalam urin.
    2. Meningkatkan asupan air: Salah satu cara terbaik untuk mencegah FLUTD adalah memastikan kucing mendapatkan cukup air. Kamu bisa memberikan air segar secara rutin atau menggunakan air mancur kucing yang sering kali lebih menarik bagi kucing untuk minum.
    3. Menjaga berat badan ideal: Obesitas adalah faktor risiko FLUTD, jadi pastikan kucingmu mendapatkan cukup aktivitas fisik dan makan dengan porsi yang tepat untuk menjaga berat badannya.
    4. Kurangi stres: Stres merupakan faktor utama dalam perkembangan FIC. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan minim stres bagi kucingmu, misalnya dengan menyediakan banyak tempat bersembunyi dan bermain untuk mereka.
    5. Sering membersihkan kotak pasir: Kucing bisa menahan buang air kecil jika kotak pasir mereka kotor, yang bisa menyebabkan masalah pada kandung kemih. Pastikan untuk rutin membersihkan kotak pasir dan mengganti pasirnya secara teratur.

    Pengobatan FLUTD

    Jika kucing didiagnosis dengan FLUTD, dokter hewan akan menentukan pengobatan tergantung pada penyebab spesifiknya. Jika ada infeksi bakteri, antibiotik akan diresepkan. Jika ada batu kandung kemih, pengobatan bisa termasuk perubahan diet untuk melarutkan batu atau operasi jika batu terlalu besar untuk dilarutkan.

    Dalam kasus FIC, pengobatan biasanya melibatkan manajemen stres dan perubahan diet. Beberapa kucing mungkin memerlukan obat penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi untuk meredakan gejala. FLUTD adalah masalah kesehatan serius pada kucing yang dapat menyebabkan rasa sakit dan berpotensi fatal jika tidak ditangani. Gejala seperti kesulitan buang air kecil, sering buang air, dan urin berdarah harus segera mendapat perhatian medis. Dengan memahami penyebab FLUTD dan melakukan tindakan pencegahan seperti menjaga pola makan yang sehat, meningkatkan asupan air, serta mengurangi stres, kamu bisa membantu kucingmu terhindar dari kondisi ini. Ingat, kesehatan kucing adalah tanggung jawabmu, jadi jangan abaikan tanda-tanda awal FLUTD!

    Jika kucing mengalami gejala tersebut segeran  konsultasikan dengan dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center. Dokter hewan juga mungkin merekomendasikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi. Jadi jangan ragu gunakan layanan home visit dari Pet Care demi memberikan kenyamanan bagi pemilik dan hewan kesayangan.

    close-up-beautiful-dachshund-playing-with-kid_23-2149202520

    Mengapa Anjing Menggigit Barang? Yuk, Ketahui Penyebabnya

    Apakah anjing kamu sering menggigit barang di rumah, seperti sepatu, bantal, atau bahkan furnitur? Kamu tidak sendirian. Banyak pemilik anjing menghadapi masalah ini, terutama jika anjing mereka masih muda. Menggigit barang adalah perilaku umum yang sering dilakukan oleh anjing, dan meskipun kadang menyebalkan, hal ini sebenarnya memiliki alasan yang sangat alami. Dalam artikel ini, kita akan bahas penyebab mengapa anjing sering menggigit barang dan cara-cara mengatasinya.

    1. Anjing Sedang dalam Masa Tumbuh Gigi

    Salah satu alasan utama kenapa anak anjing sering menggigit barang adalah karena mereka sedang dalam masa tumbuh gigi. Sama seperti bayi manusia, gusi anak anjing bisa terasa gatal atau sakit saat gigi mereka mulai tumbuh. Menggigit benda-benda keras menjadi cara alami bagi mereka untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut. Biasanya, anjing akan mengalami fase ini ketika mereka berusia antara 3 hingga 6 bulan.

    Selama periode ini, mereka akan cenderung menggigit apa saja yang ada di dekat mereka, termasuk perabotan, sepatu, atau bahkan tangan kita. Untuk membantu mereka, kamu bisa memberikan mainan khusus yang dirancang untuk membantu mengatasi rasa gatal dan nyeri pada gusi.

    2. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

    Anjing adalah hewan yang sangat penasaran. Mereka sering menggunakan mulut dan gigi mereka untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, mirip seperti bayi yang suka memasukkan barang ke mulut. Ketika anjing menemukan sesuatu yang baru, mereka cenderung menggigitnya untuk memahami tekstur, rasa, dan kegunaan benda tersebut.

    Menggigit bisa menjadi cara mereka untuk “berkenalan” dengan benda-benda di sekitarnya. Biasanya, perilaku ini terlihat lebih sering pada anak anjing yang masih dalam fase eksplorasi. Namun, anjing dewasa pun kadang masih melakukannya, terutama jika mereka menemukan benda baru yang menarik.

    3. Kebutuhan Mengunyah Alami

    Mengunyah adalah kebutuhan alami anjing. Dalam alam liar, anjing atau serigala liar sering kali mengunyah tulang atau bahan keras lainnya untuk menjaga kekuatan gigi mereka. Bahkan anjing yang dipelihara di rumah masih memiliki naluri ini, sehingga mereka akan mencari benda untuk dikunyah.

    Mengunyah membantu anjing membersihkan gigi mereka dari plak dan tartar secara alami, serta memperkuat otot-otot rahang mereka. Jika kamu tidak menyediakan benda atau mainan yang aman untuk dikunyah, anjingmu mungkin akan mencari sendiri, seperti sepatu atau furnitur.

    4. Melepaskan Stres atau Kecemasan

    Anjing, seperti halnya manusia, juga bisa mengalami stres atau kecemasan. Salah satu cara anjing melepaskan stres adalah dengan menggigit atau mengunyah benda. Beberapa anjing mungkin menggigit barang sebagai reaksi terhadap kecemasan yang mereka rasakan, misalnya saat mereka ditinggalkan sendiri di rumah (separation anxiety) atau saat mereka merasa bosan.

    Kebosanan adalah pemicu umum dari perilaku menggigit. Jika anjingmu tidak cukup mendapat stimulasi mental atau fisik, mereka akan mencari cara untuk menghibur diri mereka sendiri, dan menggigit barang sering kali menjadi salah satu solusinya.

    5. Insting Alamiah

    Anjing memiliki naluri menggigit atau mengunyah sebagai bagian dari sifat alaminya. Bahkan jika mereka sudah tinggal di rumah dan tidak perlu berburu, naluri menggigit tetap ada. Banyak jenis anjing, terutama yang termasuk dalam kategori anjing pekerja atau anjing pemburu, memiliki naluri menggigit yang lebih kuat dibandingkan dengan ras lain. Misalnya, anjing Labrador Retriever atau Golden Retriever sering kali memiliki kecenderungan menggigit karena mereka secara genetik dilatih untuk membawa buruan dengan mulut mereka.

    6. Mencari Perhatian

    Anjing adalah hewan sosial yang sangat bergantung pada interaksi dengan pemiliknya. Jika mereka merasa diabaikan atau kurang diperhatikan, mereka mungkin akan melakukan perilaku yang bisa menarik perhatian, seperti menggigit barang-barang di sekitar rumah. Bahkan jika reaksi yang mereka dapatkan adalah marah atau teguran, hal tersebut tetap dianggap sebagai bentuk perhatian bagi mereka.

    Ini berarti bahwa perilaku menggigit bisa menjadi cara anjingmu mengatakan, “Hei, aku butuh perhatianmu sekarang!”

    Cara Mengatasi Anjing yang Sering Menggigit Barang

    Setelah memahami penyebab kenapa anjing sering menggigit barang, langkah berikutnya adalah mengetahui cara mengatasinya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

    1. Berikan Mainan Khusus

    Salah satu cara paling efektif untuk mengalihkan perhatian anjing dari barang-barang yang tidak seharusnya mereka gigit adalah dengan memberikan mainan khusus untuk dikunyah. Ada banyak mainan anjing yang dirancang khusus untuk memperkuat gigi dan membantu membersihkan plak, seperti mainan dari karet yang kuat atau tulang mainan yang bisa dikunyah dengan aman.

    2. Latihan Kepatuhan

    Mengajarkan perintah dasar seperti “lepas” atau “tidak” sangat penting untuk mengendalikan perilaku menggigit. Anjing yang terlatih akan lebih mudah diarahkan untuk melepaskan benda yang tidak seharusnya mereka gigit. Latihan ini memerlukan konsistensi dan kesabaran, tetapi hasilnya akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.

    3. Berikan Aktivitas Fisik yang Cukup

    Anjing yang cukup berolahraga cenderung lebih tenang dan tidak mudah bosan. Pastikan anjingmu mendapatkan waktu yang cukup untuk bermain dan berlari-lari setiap hari. Dengan demikian, mereka akan menggunakan energi mereka untuk hal-hal yang lebih produktif daripada merusak barang-barang di rumah.

    4. Cegah Akses ke Barang-Barang Berharga

    Jika anjingmu masih dalam fase belajar, sebaiknya jauhkan barang-barang yang berharga atau mudah rusak dari jangkauan mereka. Ini bisa termasuk sepatu, tas, bantal, atau benda lainnya yang sering menjadi sasaran gigitan anjing.

    5. Konsultasi dengan Dokter Hewan atau Pelatih

    Jika perilaku menggigit terus berlanjut atau anjing menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang parah, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care. Mereka bisa memberikan saran yang lebih spesifik berdasarkan kondisi anjingmu. Jangan ragy hubungi kami.

    Menggigit barang adalah perilaku alami yang sering terjadi pada anjing, terutama anak anjing. Namun, penting untuk memahami penyebab di balik perilaku ini, seperti fase tumbuh gigi, rasa ingin tahu, kebutuhan alami untuk mengunyah, atau kecemasan. Dengan memberikan mainan yang tepat, latihan, dan perhatian yang cukup, kamu bisa membantu anjingmu mengurangi kebiasaan menggigit barang dan menjaga rumah tetap aman dari kerusakan.

    hands-checking-dog-s-mouth-close-up_23-2149271863

    Manfaat Scaling pada Anjing untu Jaga Kesehatan Giginya

    Siapa bilang kesehatan gigi hanya penting untuk manusia? Buat kamu yang punya anjing peliharaan, kesehatan gigi si anabul juga tak kalah penting, lho! Salah satu perawatan yang sering kali terlewat adalah scaling pada anjing atau pembersihan gigi profesional.

    Sama seperti manusia, anjing juga bisa mengalami masalah gigi jika nggak dijaga dengan baik. Nah, scaling ini jadi salah satu cara jitu buat memastikan gigi dan mulut anjing tetap sehat. Yuk, kita bahas apa aja manfaat scaling pada anjing kesayangan kamu!

    1. Menghilangkan Plak dan Karang Gigi

    Sama seperti manusia, anjing juga bisa menumpuk plak pada giginya. Plak ini terbentuk dari sisa-sisa makanan yang nggak dibersihkan dengan baik dan lama-kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi. Scaling adalah solusi terbaik untuk menghilangkan plak dan karang gigi yang sudah menumpuk. Jika dibiarkan, karang gigi ini bisa menyebabkan bau mulut, infeksi gusi, bahkan hingga masalah kesehatan yang lebih serius.

    Dengan scaling, dokter hewan akan membersihkan gigi anjing kamu secara menyeluruh. Mereka menggunakan alat khusus untuk memecahkan dan menghilangkan karang gigi yang keras. Ini bikin gigi si anjing jadi lebih bersih, dan tentunya jauh dari potensi penyakit mulut.

    2. Mencegah Penyakit Gusi

    Penyakit gusi pada anjing, atau yang dikenal dengan istilah periodontal, merupakan masalah umum yang sering terjadi kalau kesehatan mulut nggak dijaga. Gejalanya mulai dari gusi bengkak, berdarah, hingga infeksi serius yang bisa menyebabkan gigi anjing tanggal. Nggak mau, kan, si anjing harus kehilangan giginya?

    Scaling membantu mencegah penyakit periodontal dengan cara membersihkan plak dan bakteri yang jadi penyebab utama infeksi gusi. Ketika gusi sehat, anjing jadi bisa makan dengan nyaman, nggak kesakitan, dan tetap ceria sepanjang hari.

    3. Mengatasi Bau Mulut

    Bau mulut pada anjing bisa jadi tanda ada masalah kesehatan di mulutnya. Biasanya, bau ini muncul karena ada bakteri yang berkembang biak di sekitar gigi dan gusi. Kalau anjing kamu mulai punya bau mulut yang nggak sedap, ini saatnya untuk mempertimbangkan scaling.

    Dengan membersihkan plak dan karang gigi, scaling efektif mengurangi bau mulut yang nggak menyenangkan. Setelah scaling, kamu bakal merasakan perbedaan besar. Anjing kamu nggak cuma jadi lebih sehat, tapi juga nggak lagi bikin kamu mual karena baunya. Jadi, mau cuddling sama anjing kesayangan jadi lebih nyaman, deh!

    4. Mencegah Penyebaran Bakteri ke Organ Lain

    Masalah kesehatan mulut ternyata nggak cuma berakhir di mulut saja. Bakteri dari gusi dan gigi yang terinfeksi bisa menyebar ke aliran darah dan akhirnya mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti jantung, ginjal, dan hati. Kalau anjing dibiarkan mengalami infeksi mulut tanpa perawatan yang tepat, ini bisa memperburuk kesehatan mereka secara keseluruhan.

    Scaling membantu menghilangkan bakteri penyebab infeksi sebelum mereka punya kesempatan untuk menyebar lebih jauh. Dengan gigi yang bersih dan bebas dari plak, risiko penyebaran bakteri ke organ penting jadi berkurang, dan anjing kamu bisa hidup lebih sehat dan lebih lama.

    5. Meningkatkan Nafsu Makan Anjing

    Kalau anjing kamu mulai malas makan, coba cek kondisi giginya. Masalah gigi dan gusi sering kali bikin anjing merasa nggak nyaman saat mengunyah makanan. Scaling bisa membantu mengatasi masalah ini dengan membersihkan karang gigi yang membuat gusi meradang atau sakit.

    Setelah scaling, anjing biasanya akan merasa lebih nyaman saat makan karena nggak ada lagi rasa sakit yang mengganggu. Gigi yang bersih bikin mereka lebih semangat menikmati makanannya, dan pastinya jadi lebih sehat dengan pola makan yang teratur.

    6. Menjaga Gigi Anjing Tetap Kuat dan Sehat

    Dengan perawatan gigi yang baik, termasuk scaling secara rutin, kamu bisa memastikan gigi anjing tetap kuat dan sehat hingga tua. Scaling membantu mencegah kerusakan gigi, infeksi, dan kehilangan gigi dini. Ini juga membuat si anabul bisa terus mengunyah makanan kesukaannya tanpa masalah.

    Selain itu, gigi yang terjaga kebersihannya juga membantu mencegah terjadinya abses gigi atau pembengkakan di sekitar gigi yang terinfeksi. Ayo, pastikan gigi anjing kamu tetap kokoh dengan melakukan scaling secara berkala!

    7. Scaling Menjaga Kualitas Hidup pada Anjing

    Terakhir, scaling nggak cuma membantu kesehatan fisik anjing, tapi juga menjaga kualitas hidup mereka. Anjing yang punya gigi sehat dan bebas masalah mulut akan merasa lebih nyaman, lebih aktif, dan lebih bahagia. Mereka bisa bermain tanpa terganggu rasa sakit di mulut, dan kamu pun nggak perlu khawatir soal kesehatannya.

    Dengan rutin melakukan scaling, kamu membantu anjing kamu menikmati hidup dengan lebih baik. Ini adalah bentuk kasih sayang yang nyata untuk menjaga mereka tetap sehat dan bahagia sepanjang waktu.

    Saat kamu memiliki anjing peliharaan harus mau untuk memeriksa kondisi kesehatannya pada dokter hewan agar anabul tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Dokter hewan akan memeriksa anjingmu dengan teliti untuk mengetahui masalah yang terjadi di mulut dan gigi anjing. Kamu bisa melakukan konsultasi pada dokter hewan terdekat dengan menghubungi call center Pet care.

    Scaling pada anjing ternyata punya segudang manfaat yang penting, mulai dari menjaga kesehatan gigi, mencegah penyakit gusi, hingga meningkatkan kualitas hidup mereka. Jangan anggap remeh masalah kesehatan mulut pada anjing, karena bisa berakibat serius kalau dibiarkan. Pastikan anjing kamu mendapatkan perawatan scaling secara rutin di klinik hewan untuk menjaga mereka tetap sehat, nyaman, dan ceria setiap harinya. Gigi sehat, anjing bahagia!

    veterinarian-taking-care-pet-dog_23-2149198633

    Perbedaan Vaksin untuk Kucing dan Vaksin untuk Anjing

    Kalau kamu punya hewan peliharaan, terutama kucing atau anjing, pasti sudah tidak asing lagi sama yang namanya vaksinasi. Ini tuh seperti “tiket masuk” mereka buat jadi sehat dan terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa mengancam nyawa. Tapi, tahu tak sih kalau vaksin buat kucing dan anjing itu beda? Yuk, kita bahas perbedaan vaksin untuk kucing dan anjing!

    Kenapa Kucing dan Anjing Butuh Vaksinasi?

    Sebelum masuk ke perbedaan vaksinnya, kita ngobrol dulu tentang kenapa vaksinasi itu penting. Sama kayak manusia, hewan juga bisa kena berbagai penyakit yang bisa berakibat fatal. Nah, vaksinasi ini berfungsi buat mencegah penyakit-penyakit tersebut. Dengan vaksinasi, sistem imun kucing dan anjing jadi lebih kuat, jadi mereka bisa lawan penyakit yang mungkin menyerang. Vaksin ini ibaratnya “senjata” buat tubuh mereka.

    Perbedaan Kucing dan Anjing dalam Hal Vaksinasi

    Meskipun sama-sama hewan peliharaan, kucing dan anjing punya kebutuhan yang berbeda soal vaksinasi. Mulai dari jenis vaksin yang dibutuhkan, jadwal pemberian, sampai reaksi setelah vaksinasi, semuanya beda!

    1. Jenis Vaksin

    Perbedaan paling mencolok tentu ada di jenis vaksin yang diberikan. Kucing dan anjing punya jenis penyakit yang berbeda, jadi vaksinnya pun beda.

    • Vaksin untuk Kucing: Kucing biasanya divaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit seperti Feline Viral Rhinotracheitis (FVR), Feline Calicivirus (FCV), Feline Panleukopenia (FPV), dan Rabies. Ada juga vaksin tambahan untuk penyakit seperti Feline Leukemia Virus (FeLV), Feline Immunodeficiency Virus (FIV), dan Chlamydia.
    • Vaksin untuk Anjing: Anjing, di sisi lain, divaksinasi untuk penyakit-penyakit seperti Distemper, Parvovirus, Hepatitis, dan Rabies. Ada juga vaksin tambahan seperti vaksin untuk Bordetella (penyebab batuk kennel), Leptospirosis, dan Lyme disease.

    2. Jadwal Pemberian Vaksin

    Kapan vaksin harus diberikan juga berbeda antara kucing dan anjing. Jadwal ini ditentukan oleh dokter hewan, tapi umumnya ada beberapa aturan dasar.

    • Kucing: Biasanya, vaksinasi pertama kucing dimulai saat mereka berusia sekitar 6-8 minggu. Setelah itu, mereka butuh booster beberapa minggu kemudian. Setelah vaksin dasar selesai, kucing biasanya divaksin setiap tahun atau setiap tiga tahun, tergantung jenis vaksinnya.
    • Anjing: Anjing biasanya mulai divaksinasi pada usia 6-8 minggu juga, tapi mereka butuh beberapa kali booster sampai usia sekitar 16 minggu. Setelah itu, vaksinasi lanjutan dilakukan secara tahunan atau tiga tahunan, tergantung jenis vaksin dan kebijakan dokter hewan.

    3. Reaksi Setelah Vaksinasi

    Setelah divaksinasi, kucing dan anjing bisa menunjukkan reaksi yang berbeda. Beberapa di antaranya umum dan nggak perlu dikhawatirkan, tapi ada juga yang perlu perhatian lebih.

    • Kucing: Kucing bisa jadi sedikit lesu atau nggak nafsu makan setelah divaksin. Ini normal dan biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari. Namun, kalau kucing jadi bengkak di area suntikan, atau menunjukkan tanda-tanda alergi seperti gatal atau kesulitan bernapas, segera bawa ke dokter hewan.
    • Anjing: Anjing juga bisa menunjukkan reaksi serupa, seperti lesu atau demam ringan. Namun, anjing cenderung lebih aktif, jadi mereka mungkin merasa tidak nyaman atau gelisah setelah divaksin. Perhatikan juga tanda-tanda alergi seperti muntah, bengkak, atau kesulitan bernapas, dan segera konsultasikan dengan dokter hewan.

    Vaksin Wajib vs. Vaksin Opsional

    Selain perbedaan di atas, ada juga yang namanya vaksin wajib dan vaksin opsional, baik untuk kucing maupun anjing.

    • Vaksin Wajib (Core Vaccines): Vaksin ini dianggap penting banget karena melindungi dari penyakit yang bisa menyebar luas dan berbahaya. Contohnya Rabies untuk kucing dan anjing, Distemper untuk anjing, dan Panleukopenia untuk kucing.
    • Vaksin Opsional (Non-core Vaccines): Vaksin ini diberikan tergantung pada kondisi tertentu, seperti lingkungan tempat tinggal atau gaya hidup. Misalnya, vaksin Bordetella untuk anjing yang sering dititipkan di kennel, atau vaksin FeLV untuk kucing yang sering berada di luar rumah.

    Vaksinasi adalah bagian penting dari perawatan kesehatan kucing dan anjing. Meskipun sama-sama vaksin, jenis, jadwal, dan reaksinya bisa berbeda antara kucing dan anjing. Penting banget untuk selalu konsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care sebelum melakukan vaksinasi. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

    Agar tidak bingung memilih vaksin untuk kucing atau anjingmu, Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman. Sebelum vaksinasi, cari tahu kebutuhan spesifik hewan peliharaan kamu. Ingat, dengan vaksinasi yang tepat, kamu bisa memastikan kucing dan anjingmu tetap sehat dan bahagia!

    Jadi, jangan lupa kasih “tiket masuk” sehat buat kucing dan anjingmu, ya!

    pexels-photo-6601082

    Intip Kesehatan Anabul Lewat Warna Pup Anjing

    Hai, pecinta anjing! Kamu tahu tidak, ternyata warna pup anjing bisa jadi petunjuk kesehatan si anabul, lho! Yup, warna dan tekstur pup anjing bisa jadi “bahasa tubuh” yang mereka gunakan untuk kasih tahu kita kalau ada sesuatu yang nggak beres di dalam tubuhnya. Nah, buat kamu yang ingin jadi pet owner yang lebih peka, yuk kita bahas apa aja arti warna pup anjing dan indikasi kesehatannya.

    1. Warna Pup Anjing yang Normal: Cokelat

    Pup yang normal itu umumnya berwarna cokelat. Warna ini muncul karena adanya bilirubin, yang dihasilkan saat sel darah merah dipecah oleh hati. Kalau pup si anjing berwarna cokelat, berarti pencernaannya bekerja dengan baik dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Teksturnya pun biasanya agak padat, nggak terlalu keras, tapi juga nggak lembek.

    2. Pup Berwarna Kuning

    Nah, kalau pup si anjing tiba-tiba berubah jadi kuning, ini bisa jadi tanda ada masalah di sistem pencernaannya. Warna kuning bisa muncul kalau makanan yang dikonsumsi nggak tercerna dengan baik, atau ada masalah pada hati dan kantung empedu. Selain itu, pup kuning juga bisa jadi indikasi adanya infeksi parasit di usus. Jadi, kalau kamu melihat pup kuning, ada baiknya kamu segera konsultasi ke dokter hewan.

    3. Pup Berwarna Hijau

    Pup berwarna hijau biasanya menandakan kalau makanan yang dikonsumsi bergerak terlalu cepat melalui saluran pencernaan, sehingga empedu yang berwarna hijau nggak sempat berubah jadi cokelat. Bisa juga jadi anjing kamu kebanyakan makan rumput, atau ada infeksi bakteri yang mengganggu pencernaan mereka. Walaupun nggak selalu berbahaya, pup hijau yang muncul terus-menerus harus diwaspadai dan sebaiknya diperiksakan ke dokter.

    4. Pup Berwarna Hitam atau Gelap

    Warna pup yang hitam pekat atau gelap bisa jadi tanda adanya perdarahan di saluran pencernaan atas, seperti di lambung atau usus halus. Warna hitam ini muncul karena darah yang tercerna dan bercampur dengan asam lambung. Ini adalah kondisi yang serius dan butuh perhatian medis segera. Jadi, jangan anggap remeh kalau kamu menemukan pup si anjing berwarna gelap!

    5. Pup Berwarna Merah atau Ada Darah

    Kalau kamu menemukan darah segar di pup anjing, ini bisa jadi tanda adanya perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan, seperti di usus besar atau rektum. Bisa juga disebabkan oleh iritasi di daerah anus, infeksi, atau adanya benda asing di usus. Pup berdarah jelas butuh perhatian khusus, jadi segera bawa anjing kamu ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    6. Pup Berwarna Putih atau Abu-Abu

    Pup berwarna putih atau abu-abu biasanya menandakan ada masalah dengan kantung empedu atau hati. Warna ini muncul karena empedu yang seharusnya memberi warna cokelat pada pup, tidak masuk ke usus. Ini bisa terjadi karena adanya penyumbatan saluran empedu atau masalah hati lainnya. Kondisi ini juga serius dan perlu penanganan segera.

    7. Pup Berwarna Oranye

    Warna pup oranye bisa jadi muncul kalau makanan yang dikonsumsi anjing nggak tercerna dengan baik, atau ada masalah dengan hati atau empedu. Tapi, bisa juga ini karena anjing kamu baru makan sesuatu yang berwarna oranye, seperti wortel atau makanan lain yang mengandung pewarna alami. Kalau pup oranye ini muncul sekali-dua kali, mungkin nggak perlu khawatir, tapi kalau terus-menerus, konsultasikan dengan dokter hewan.

    8. Pup Bertekstur Lembek atau Cair

    Selain warna, tekstur pup juga penting. Pup yang terlalu lembek atau bahkan cair bisa jadi tanda diare, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi, alergi makanan, hingga stres. Kalau diare berlangsung lebih dari satu hari, atau disertai gejala lain seperti muntah atau lemas, segera bawa anjing kamu ke dokter hewan.

    Kapan Harus Khawatir?

    Sebenarnya, variasi warna pup bisa terjadi karena banyak faktor, termasuk diet, obat-obatan, atau kondisi sementara. Tapi, kalau warna pup yang nggak normal berlangsung lebih dari satu hari, apalagi disertai dengan gejala lain seperti muntah, lesu, atau penurunan nafsu makan, sebaiknya jangan tunda untuk menghubungi dokter hewan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati, kan?

    Jadi Pet Owner yang Lebih Peka

    Sekarang kamu tahu, kan, betapa pentingnya memperhatikan warna pup si anjing? Dengan sedikit perhatian ekstra, kamu bisa lebih cepat mendeteksi masalah kesehatan sebelum berkembang jadi lebih serius. Jadilah pet owner yang peka dan selalu perhatikan tanda-tanda kesehatan dari pup anjing kamu. Anjing sehat, kamu pun jadi lebih tenang!

    Kalau melihat warna pup anjing berbeda dari biasanya segera hubungi  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Layanan ini memberikan kemudahan bagi kamu yang ingin berkonsultasi di rumah saja tanpa perlu keluar.

    Jadi, mulai sekarang, jangan anggap remeh warna pup si doggo, ya. Karena dari sana, kita bisa belajar banyak tentang kesehatan mereka!