Category: HEALTH

jenis penyakit kucing

3 Jenis Penyakit Kucing yang Rentan Menyerang Kucing dan Gejalanya

Terdapat beberapa jenis penyakit kucing yang rentan menyerang kucing Anda mulai dari penyakit ringan sampai yang mematikan. Sebagai Cat Lovers tentu kita tidak menginginkan hal buruk tersebut terjadi.

Ketika kucing kesayangan sakit, jenis penyakit yang menyerangnya harus segera diketahui agar bisa memberikan pengobatan yang optimal. Berikut 3 jenis penyakit kucing serta gejalanya.

Kucing kesayangan Anda juga bisa sakit walaupun selalu berada di rumah dan dalam pengawasan Anda. Kesehatan kucing menurun berdasarkan beberapa faktor seperti bertambahnya usia, perubahan makanan, kondisi cuaca serta psikologis kucing.

Jenis Penyakit Kucing dan Gejalanya

Diabetes

Diabetes tidak hanya dialami manusia, kucing juga bisa menderita diabetes. Biasanya dikarenakan kekurangan hormon insulin atau adanya gangguan produksi insulin.

Selain itu, faktor lain seperti pola makan yang buruk serta kelebihan berat badan pada kucing juga menyebabkan kucing menderita diabetes.

Beberapa gejala kucing peliharaan Anda memiliki penyakit diabetes yaitu perubahan nafsu makan, peningkatan intensitas buang air kecil, kucing jadi lebih sering minum dan muncul infeksi kandung kemih.

Rabies

Rabies tidak hanya menyerang anjing saja, kucing peliharaan pun bisa terinfeksi rabies. Biasanya rabies disebabkan oleh gigitan hewan yang sudah terinfeksi. Rabies merupakan penyakit kucing yang menyerang sistem saraf pusat, otak dan sumsum tulang belakang.

Ada tiga fase saat kucing sudah terjangkit rabies. Fase pertama, ditandai dengan perubahan perilaku atau temperamen kucing. Fase kedua sebagai tahap yang berbahaya karena kucing akan menjadi lebih ganas, tidak nafsu makan sampai mengalami kejang-kejang. Tidak lama setelah melewati fase kedua, kucing rabies akan mengalami kesulitan bernapas sampai kematian.

Feline Leukemia Virus

Virus leukemia kucing menyerang sistem kekebalan tubuh. Feline leukemia virus paling rentan terhadap anak kucing yang berusia di bawah satu tahun.  Tidak hanya itu, kucing bisa terinfeksi karena kontaminasi air liur dan berbagi alat makan.

Feline Leukemia virus tidak langsung menunjukkan gejala pada awal terinfeksi. Namun, seiring dengan memburuknya kondisi kucing maka timbul beberapa tanda seperti demam, diare, muntah, penurunan berat badan, tidak nafsu makan sampai mengalami kejang-kejang.

Cara Mengobati Kucing Sakit

Pengobatan kucing sakit tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena dapat memperburuk kondisinya. Segera hubungi dokter hewan untuk melakukan konsultasi terhadap beberapa gejala dan perubahan sikap kucing saat sakit. Anda bisa menggunakan layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care.

Penyebab Jamur pada Anjing dan Cara Mengobatinya

Penyebab Jamur pada Anjing dan Cara Mengobatinya

Memelihara Anjing tentu memerlukan keahlian dan pengetahuan mengenai cara merawatnya. Anjing yang terjangkit jamur perlu diobati dengan benar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Simak artikel berikut untuk mengetahui penyebab dan cara penanganan jamur pada anjing!

Jamur dapat menjadi masalah kulit yang kerap terjadi pada anjing peliharaan. Ciri-ciri jamur pada anjing dapat bermacam-macam, tergantung dari jenis jamur yang menjangkitnya. Saat anjing anda jamuran, anjing akan cenderung merasa gatal dan sering menggaruk bagian yang terkena jamur.

Sudah pasti ini sangat mengganggu anjing anda. Penting untuk Anda ketahui, anjing peliharaan yang terkena jamur juga dapat menularkan jamur tersebut pada anjing lain, bahkan manusia. Oleh sebab itu, Anda perlu mengobati jamur sesegera mungkin. Bila perlu, segera cari perawatan dokter hewan terdekat.

Penyebab Jamur pada Anjing

Tingkat Kelembapan dan Kondisi Tempat Tinggal yang Kurang Baik

Tidak banyak yang tahu bahwa kelembapan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi jamur pada anjing. Dalam hal ini, beberapa jenis anjing membutuhkan kualitas suhu tempat tinggal yang tinggi.

Pertama, anda perlu melihat apakah tempat yang sering disinggahi anjing anda terkena sinar matahari atau tidak.

Kedua, suhu pada musim hujan juga seringkali memunculkan jamur di tempat tinggal sekitar anjing. Selain itu, kondisi tempat tinggal juga memiliki pengaruh besar dalam munculnya jamur. Apabila ruangan, jalan, atau lingkungan yang sering dihampiri anjing kotor dan sangat lembap, besar kemungkinan lingkungan tersebut membawa jamur.

Keadaan Kulit Anjing yang Kurang Baik

Jamur merupakan penyakit yang menempel pada kulit anjing. Oleh sebab itu, keadaan kulit yang sedang kurang baik dapat memperbesar kemungkinan anjing anda terkena jamur. Penyebab kulit anjing yang tidak baik dapat bermacam-macam dan seringkali menjadi penyebab utama jamur pada anjing.

Pertama, anjing anda sedang terkena alergi.

Kedua, kulit anjing anda sedang kurang minyak ataupun ada minyak berlebih.

Ketiga, anjing anda jarang dimandikan. Jarang memandikan anjing berarti kulit anjing berada dalam kondisi kotor dan rentan terkena penyakit kulit.

Terakhir, anjing anda tidak cocok dengan jenis makanan yang anda berikan.

Bulu Anjing yang Tidak Dikeringkan Dengan Benar

Saat memandikan anjing, terkadang kita tidak memerhatikan apakah bulu anjing telah kering sepenuhnya. Terutama pada anjing yang berbulu lebat, akan lebih sulit untuk memastikannya. Ternyata, salah mengeringkan bulu anjing juga dapat menyebabkan jamur. Apabila masih terdapat bagian yang basah, jamur akan lebih mudah untuk menempel pada anjing.

Cara Mengobati Jamur pada Anjing

Apabila anjing anda memiliki jamur, berikut adalah beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk mengobatinya.

  • Rutin memandikan anjing (bila perlu menggunakan shampoo anti jamur)
  • Setelah mandi, pastikan anda telah mengeringkan bulu anjing dengan baik dan berikan anjing anda bedak anti jamur.
  • Pastikan anjing anda mendapat sinar matahari yang cukup.

Apabila anjing anda tidak lekas membaik, anda dapat memberikan perawatan dengan obat yang telah disesuaikan oleh dokter hewan. Anda dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan dengan layanan dokter hewan terdekat yang disediakan Pet Care.

makanan kering dan makanan basah

Manakah yang Lebih Baik? Makanan Kering atau Makanan Basah?

Makanan kemasan siap saji untuk anjing dan kucing terdiri dari makan kering dan makanan basah. Tetapi diantara keduanya, manakah makanan yang lebih baik dikonsumsi dari segi nutrisinya? Mari simak penjelasannya berikut ini.

Makanan kering dan makanan basah sama-sama dapat memberikan gizi seimbang pada anjing dan kucing. Namun, perbedaannya terletak pada pengolahan makanan tersebut. Tahap pengolahan makanan kering, berbeda dengan pengolahan makanan basah.

Pengolahan Makanan Kering dan Makanan Basah

Makanan basah dimulai dengan menggiling sumber protein, atau bahan daging. Kemudian ditambahkan kuah yang mengandung vitamin, mineral, dan biji-bijian. Setelah tercampur, makanan dimasak dan disterilkan untuk menghasilkan produk kalengan.

Akibatnya, makanan basah memiliki kadar air yang jauh lebih tinggi daripada makanan kering. Anda dapat melihat persentase kelembaban maksimum pada label. Makanan kering mungkin memiliki kelembaban maksimal sekitar 10%. Sementara makanan basah mungkin memiliki kelembaban maksimal sekitar 78%.

Makanan kering mengandung bahan yang hampir sama dengan bahan makanan basah. Tetapi alih-alih menambahkan kuah dan pengalengan produk, campuran daging untuk makanan kering akan dihaluskan untuk menghasilkan adonan yang konsisten yang dapat dimasak.

Setelah matang, adonan diekstrusi melalui lubang-lubang yang dibentuk khusus untuk membentuk kibble. Kibble mengalami proses pengeringan, kemudian disemprot dengan lemak, minyak, vitamin, dan mineral untuk kemudian dikemas sebelum lemak dan minyak tersebut rusak.

Beberapa makanan kering juga menambahkan probiotik hidup untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Perbandingan Manfaat Makanan Basah dan Makanan Kering

Makanan basah, atau “makanan kaleng”, terkadang memberikan manfaat yang tidak terdapat pada makanan kering, seperti:

  • Kadar air yang lebih tinggi: Makanan basah mungkin merupakan pilihan yang baik jika anjing Anda tidak minum sesuai dengan anjuran konsumsi air seharusnya. Makanan basah juga menjadi pilihan yang baik jika anjing memiliki kondisi medis terkait dengan hidrasi. Anjing dengan riwayat penyakit saluran kecing atau ginjal sangat baik mengkonsumsi makanan basah dibandingkan dengan makanan kering.
  • Kelezatan: Makanan kaleng seringkali lebih beraroma jika dibandingkan dengan makanan kering. Hal ini baik untuk menambah nafsu makan anjing yang sedang sakit atau anjing senior.
  • Kenyang: Makanan basah cenderung menciptakan perasaan “kenyang” yang bertahan lebih lama. Rasa kenyang ini berguna dalam mengatur berat badan, terutama pada anjing dengan nafsu makan tinggi atau anjing dengan obesitas
  • Lebih mudah dikunyah: Anjing dengan penyakit gigi atau kelainan mulut akan lebih mudah mengunyah makanan basah daripada makanan kering.

Makanan kering, juga menawarkan manfaat tertentu yang tidak terdapat pada makanan basah, seperti:

  • Manfaat kesehatan gigi: Makanan kering mendorong anjing untuk mengunyah makanannya, sehingga membantu mencegah penumpukan karang gigi dan penyakit periodontal sekunder.
  • Jika dibandingkan dengan makanan basah, makanan kering jauh lebih mudah untuk disajikan dan tidak akan rusak jika dibiarkan sepanjang hari. 
  • Makanan kering lebih murah untuk dibeli dan disimpan dalam jangka panjang.
  • Makanan kering juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas hidup anjing melalui stimulasi kognitif.
Melatih Anak Anjing Agar Tidak Buang Air di Dalam Rumah

Melatih Anak Anjing Agar Tidak Buang Air Sembarangan di Dalam Rumah

Melatih anak anjing agar tidak buang air sembarangan memerlukan kesabaran. Agar menghasilkan perilaku positif, Anda sebagai pemiliknya perlu memberikan afirmasi positif terus-menerus. Pengulangan ini jadi kunci melatih anak anjing buang air dengan benar.

Perhatikan setiap aktivitas buang air anjing kesayangan Anda, untuk mengenali kapan mereka akan segera buang air. Ketika tanda-tanda ingin buang air sudah terlihat maka segera bawa anjing ke tempat buang air atau litter box. Ulangi tahapan ini hingga anjing bisa buang air pada tempatnya.

Sesekali berikan anjing pujian dan hadiah ketika mampu melakukan perintah dengan benar. Pemberian rewards seperti ini juga memberikan pengertian bahwa mereka dapat memperoleh hadia ketika berperilaku sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa anjing buang air sembarangan di dalam rumah.

  • Kecemasan dan ketakutan
  • Radang sendi
  • Perubahan cuaca
  • Perubahan tatanan rumah
  • Masalah kognitif
  • Masalah pada saluran kemih
  • Penyakit metabolik/ endokrin/ penyakit lain
  • Kegembiraan berlebih
  • House Training bermasalah

Jika dirasa anjing Anda mengalami satu dari beberapa masalah tersebut, maka perlakukan mereka sesuai dengan masalah yang melatarbelakanginya. Namun, jika sudah tidak dapat dikenalikan maka sebaiknya mintalah bantuan pada dokter hewan.

Bagaimana jika anjing tetap buang air sembarangan?

Apabila cara-cara tersebut telah Anda lakukan namun anjing tetap buang air sembarangan, sebaiknya telusuri apakah terdapat masalah perilaku atau medis yang jadi penyebabnya. Untuk mengetahuinya Anda perlu berkonsultasi dengan dokter hewan.

Dokter hewan dapat membantu Anda mengidentifikasi penyebabnya dan membuat rencana untuk mengatur kebiasaan buang air anjing. Ketika janji temu berlasung, berikanlah riwayat terperinci tentang catatan buang air anjing Anda.

Kemudian, dokter hewan akan melakukan tes urin untuk memeriksa masalah yang jelas, seperti ISK atau kristal urin. Jika anjing Anda memiliki gejala lain, maka pemeriksaan darah lengkap, rontgen perut, dan USG perut mungkin disarankan untuk membantu menentukan penyebab gejala tersebut.

Konsultasi dan pemeriksaan kesehatan anjing dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care, melalui call center atau social media Pet Care.

Dapatkah Kucing Mengalami Gegar Otak?

Dapatkah Kucing Mengalami Gegar Otak?

Terlepas dari kemampuan kucing untuk keluar dari bahaya tanpa cedera, mereka masih rentan terhadap cedera. Ketika kucing terluka, mereka tetap membutuhkan bantuan.

Gegar otak termasuk ke dalam golongan cedera kepala. Dapatkah kucing mengalami gegar otak? Jawabannya, bisa. Dokter sekaligus asisten profesor perawatan darurat dan kritis di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Negeri Louisiana, Ryan Smith mengatakan, “Kucing bisa mengalami cedera gegar otak”.

Victor Oppenheimer yang juga dokter dan direktur rumah sakit hewan di Ponce, Puerto Rico, menyetujui pernyataan tersebut dan mengatakan, “Kucing bisa mengalami gegar otak kapan saja,”. Bahkan cedera otak biasa terjadi pada kucing dengan kebiasaan memanjat pohon dan berjalan di tepi jalan.

Para ahli memberikan panduan untuk pemilik hewan, khususnya kucing agar lebih mengetahui tentang penyebab, gejala, dan pengobatan gegar otak pada kucing.

Penyebab Gegar Otak pada Kucing

Cedera kepala pada kucing disebabkan oleh banyak hal, tetapi menurut para ahli, faktor utamanya adalah trauma akibat benda tumpul. Penyebab trauma ini seperti jatuh dari ketinggian, tertabrak mobil, atau menabrak sesuatu dengan kecepatan tinggi. Penyebab lain yang jarang terjadi yaitu gegar otak akibat goncangan kuat seperti pada serangan anjing atau penganiayaan manusia. 

Gejala Gegar Otak pada Kucing

Gejala trauma kepala mungkin tidak sejelas gejala pada cedera lainnya. Tetapi dokter hewan sering menemukan bukti cedera kepala saat memeriksa kucing yang mengalami cedera otak. Data membuktikan bahwa 42% kucing yang mengalami trauma kepala memiliki beberapa bekas cedera di kepala dan tidak hanya satu bekas cedera. Hal ini terjadi akibat benturan-benturan yang dialami kucing dan tidak disadari oleh pemiliknya, maka sangat baik bila pemilik hewan rutin memeriksakan kesehatan kucing pada tenaga medis.

Kucing terkenal dengan kemampuan menyembunyikan penyakit dan cedera, Dokter Smith menjelaskan bahwa gejala cedera otak traumatis mungkin tidak terlihat kecuali kondisinya lebih parah. Tetapi beberapa tanda yang dapat dikenali diantaranya yaitu:

  • Kehilangan kesadaran
  • Tidak responsif
  • Kejang
  • Kesulitan berjalan
  • Muntah
Pengobatan Gegar Otak pada Kucing

Banyaknya cedera kepala yang terjadi di luar ruangan menjadi alasan lebih baik membiarkan kucing berada di dalam ruangan. Human Society AS, merekomendasikan untuk memelihara kucing di dalam ruangan, agar mereka lebih aman dan dapat hidup lebih sehat, serta terhindar dari risiko cedera otak juga bahaya lainnya.

Penanganan trauma kepala kucing seperti ini memerlukan tenaga ahli. Ketika kucing berada di tangan dokter hewan, pemeriksaan akan dilakukan untuk melihat tingkat keparahan cedera.

Cedera kepala ringan biasanya membutuhkan pengobatan suportif dan manajemen nyeri. Pemantauan kesembuhan juga biasanya disertakan selama masa pengobatan. Namun, jika cedera kepala yang terjadi lebih parah, kucing perlu menjalani pemindaian MRI atau CT.

Pengobatan dan perawatan selanjutnya akan disesuaikan dengan jenis trauma yang dialami kucing. Rekomendasi dokter hewan akan menyarankan cara terbaik untuk menangani kucing dengan trauma kepala.

Kerusakan Paru-Paru Kucing

Kerusakan Paru-Paru Kucing Akibat Menghirup Asap

Kucing tidak sepandai manusia untuk mengenali udara yang dihirupnya tergolong sehat atau tidak. Ketika kucing terpapar asap, mereka akan menghirupnya. Hal ini berbahaya bagi kesehatan saluran pernapasan kucing bahkan dapat mengakibatkan kerusakan pada paru-paru.

Tingkat kerusakan paru-paru akibat menghirup asap menurut Pet MD bergantung pada tingkat dan durasi paparan asap. Bahan apa yang terbakar juga mempengaruhi tingkat kerusakan paru-paru.

Tidak hanya paru-paru, jaringan tubuh lain di dalam tubuh khususnya saluran pernapasan mungkin saja mengalami cedera. Setelah menghirup karbon monoksida yang terkandung di dalam asap, distribusi oksigen ke berbagai jaringan tubuh mengalami penurunan fungsinya.

Serupa dengan menghirup racun, asap yang masuk ke saluran pernapasan dapat mengiritasi. Partikel-partikel udara beracun menempel pada saluran udara dan kantung udara kecil di paru-paru.

Sehingga ketika kucing menghirup asap, cedera paru-paru serius terjadi dengan reaksi awal penyempitan pada paru-paru, pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir akibat peradangan pada area trakea dan bronkial. Lendir tersebut akan terakumulasi membentuk cairan di dalam paru-paru. Setelah 2 sampai 3 hari pasca terpapar asap kucing akan menunjukkan tanda disfungsi paru-paru.

Gejala Kerusakan Paru-Paru Akibat Menghirup Asap

Kerusakan paru-paru sulit dideteksi, namun dengan mengetahui gejala-gejala berikut ini diharapkan dapat mempermudah para pemilik hewan untuk mengenali kondisi mengkhawatirkan pada kucing. Ketika kerusakan paru-paru terjadi kucing akan menunjukkan beberapa reaksi, meliputi:

  • Timbul bau berasap pada tubuh kucing
  • Terdapat jelaga atau debu-debu hitam di saluran pernapasan kucing seperti hidung atau tenggorokan
  • Menunjukkan tanda tidak normal ketika bernapas, menjadi lebih cepat dan lebih dalam menghirup udara.
  • Obstruksi jalur pernapasan bagian atas akibat pembengkakan
  • Tubuh kucing berusaha beradaptasi dengan kesulitan yang dihadapi ketika bernapas
  • Muncul selaput lendir berwana merah pucat atau sianotik biru
  • Mata memerah
  • Batuk serak
  • Kebingungan
  • Pingsan
  • Muntah
Diagnosa

Sebelum diagnosa dilakukan pertolongan pertama pada kucing yang terpapar asap adalah pemberian oksigen. Diharapkan dengan memberikan oksigen, karbon monoksida di dalam tubuh dapat segera tergantikan.

Diagnosa harus dilakukan oleh tenaga ahli. Dokter hewan akan mengawali diagnosa dengan memeriksa seluruh riwayat kesehatan kucing. Sertakan juga runtutan kejadian bagaimana kucing bisa menghirup asap.

Selanjutnya, diagnostik visual akan dilakukan dengan menggunakan sinar-X atau ultrasonografi untuk melihat kemungkinan terdapat penumpukan cairan pada paru-paru kucing. Jika ada, sampel cairan ini akan diambil melalui mulut atau saluran udara kucing.

Jika pemeriksaan telah selesai dilakukan dan ditemukan kerusakan pada jaringan saluran udara, dokter hewan akan meresepkan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

Pengobatan

Pengobatan selanjutnya akan diawali dengan stabilisasi fungsi pernapasan dan pembentukan jalan napas. Namun, jika terdapat pembengkakan atau obstruksi saluran napas yang parah, intubasi atau operasi pembukaan trakea akan dilakukan.

Transfusi darah atau plasma mungkin diperlukan untuk menambahkan sel darah merah dan putih segar ke aliran darah. Dukungan nutrisi juga diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Perawatan

Setelah diagnosa dan pengobatan dilakukan, langkah selanjutnya adalah perawatan. Selama 24 hingga 72 jam ke depan, dokter hewan akan memantau perkembangan saluran pernapasan kucing, warna selaput lendir, detak jantung dan kualitas denyut nadi, suara paru-paru.

Pemeriksaan sinar-X akan diulangi setelah 48 jam perawatan untuk memastikan kondisi kucing sembuh. Serta memastikan efek samping kerusakan jaringan paru-paru tidak terjadi.

Kucing Stroke

Bukan Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Terserang Stroke

Stroke tidak hanya menyerang manusia, kucing juga bisa terserang stroke. Penting bagi para pemilik hewan untuk mengetahui bagaimana stroke pada kucing terjadi dan tanda-tanda yang menyertainya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, 1 orang di AS mengalami stroke setiap 40 detik dan 1 dari 20 penderita stroke mengalami kematian. Sedangkan stroke pada kucing tidak terjadi sesering stroke pada manusia.

Stroke didefinisikan oleh The Dictionary of Veterinary Terms: Vet-speak Deciphered for the Non-Veterinarian sebagai gangguan pada aliran darah yang terjadi melalui pembuluh darah di otak dan menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Terdapat 2 kondisi yang paling sering menjadi penyebab kucing mengalami stroke, yaitu gumpalan pembuluh darah di otak dan pecah pembuluh darah di otak.

Gumpalan pembuluh darah di otak, terjadi di dalam pembuluh darah yang terkena gumpalan atau disebut dengan trombosis. Gumpalan pembuluh darah ini juga terjadi di bagian tubuh lain dan berpindah kemudian bersarang pada pembuluh (emboli). Kasus stroke seperti ini disebut sebagai stroke iskemik.

Pecahnya pembuluh darah di otak, disebut sebagai stroke hemoragik. Pendarahan yang disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah tadi menekan dan merusak jaringan otak disekitarnya.

Tanda-Tanda Stroke pada Kucing

Apapun jenis stroke yang dialami oleh kucing, gejala atau tanda-tanda yang muncul ditentukan oleh seberapa banyak jaringan otak yang terserang, seberapa parah terpengaruh, dan pada bagian otak mana. Tanda-tanda kemungkinan kucing mengalami stroke meliputi:

  • Perubahan mental
  • Perasaan berputar
  • Terlihat lebih lemah
  • Menekan kepala akibat kemungkinan adanya rasa sakit di bagian kepala
  • Tidak menggunakan kaki dengan normal seperti hanya menggunakan kaki pada satu sisi tubuh saja
  • Tidak stabil ketika berjalan
  • Memiringkan kepala
  • Gerak mata tidak normal
  • Ukuran pupil kedua mata tidak sama
  • Kejang otot, termasuk kejang parah yang menyebabkan kepala, leher, dan bagian tubuh lain melengkung ke belakang.
  • Kejang-kejang
  • Koma atau tidak sadarkan diri
Penyebab Stroke pada Kucing

Sebuah penelitian kecil yang diterbitkan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rat kucing mengalami stroke ketika berusia 9 tahun. Kucing yang terserang stroke biasanya mengalami beberapa masalah kesehatan, diantaranya yaitu kanker yang telah menyebar ke otak, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, penyakit ginjal, gumpalan darah, penyakit hati, diabetes, migrasi parasit, penyakit paru-paru, infeksi dan trauma.

Tetapi banyak diantara kasus stroke kucing yang tidak dapat diidentifikasi penyebabnya. Sehingga ketika tanda-tanda stroke terlihat segera bawa kucing kesayangan Anda ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan diketahui penyebabnya secara pasti.

Rabies pada Kucing

Rabies Identik dengan Anjing, lalu Bagaimana Rabies pada Kucing?

Sebelum mengetahui bagaimana rabies pada kucing, perlu diketahui bahwa rabies merupakan penyakit yang timbul akibat penularan virus. Penularan virus rabies pada hewan, termasuk kucing sebagian besar dapat berakibat fatal.

Fatalnya penyakit rabies selalu menghantui para pemilik hewan. Namun, kini penularan virus rabies dapat dicegah dengan memberikan rangkaian vaksinasi rabies untuk kucing dan hewan peliharaan lainnya.

Cara kerja virus rabies yakni dengan menyerang sistem saraf pusat, kemudian menyebar melalui sistem saraf hingga mencapai otak. Hewan yang terinfeksi virus ini akan mengalami kelumpuhan, juga mengganggu sistem pernapasan dan berakhir dengan kematian.

Tidak hanya manusia dan kucing, rabies dapat menyerang mamalia manapun. Hewan yang menjadi inang dan menyebarkan virus rabies disebut sebagai reservoir. Beberapa hewan yang termasuk resevoir inang virus rabies meliputi sigung, musang, dan kelelawar. Sebenarnya, kucing relatif tahan dengan varian rabies anjing, tetapi kucing tidak tergolong sebagai spesies reservoir untuk virus ini.

Gejala Rabies pada Kucing

Gejala awal rabies akan muncul secara bertahan dan sulit untuk dikenali. Pada dua sampai empat hari di awal masa infeksi, kucing akan mengalami demam, energi berkurang, dan penurunan nafsu makan. Setelahnya gejala-gejala lain akan cenderung berkembang lebih cepat dan melumpuhkan kaki, kejang-kejang, mengalami kesulitan bernapas, hipersalivasi (terlalu banyak air liur karena kesulitan menelan), dan menunjukkan perilaku abnormal.

Rabies umumnya memiliki dua bentuk gejala, kelumpuhan dan menjadi ganas. Kucing yang terserang virus rabies kemungkinan akan menunjukkan salah satu, atau kedua gejala tersebut.

Jika fase ganas mulai berkembang, kucing menjadi agresif. Terkadang beberapa kucing akan menjadi lebih agresif disertai dengan delusi. Kucing rabies ini berhalusinasi dan menyerang sekelilingnya tanpa sebab pasti.

Selain fase ganas, fase paralitik juga dapat terjadi, dimana kucing mulai mengalami kelumpuhan di berbagai sistem otot tubuhnya. Seringkali, kelumpuhan mempengaruhi kemampuan menelan yang perlahan menghilang. Kondisi seperti ini disebabkan oleh hipersalivasi dan mulut berbusa.

Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan dan kejang berkepanjangan, koma, hingga kematian. Sesegera mungkin membawa kucing rabies ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ketika Anda mengenali gejalanya.

Penyebab Rabies pada Kucing

Gigitan hewan yang terinfeksi rabies menjadi penyebab paling umum mengapa kucing terinfeksi rabies, karena virus ini ditularkan melalui air liur. Sedikit kasus air liur atau jaringan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui luka terbuka, selaput mata, hidung, atau mulut. Sehingga gigitan jadi penyebab utama penularan rabies pada kucing.

Pengobatan Rabies pada Kucing

Kabar buruknya, tidak ada pengobatan untuk rabies pada kucing, karena hampir 100% rabies berakibat fatal. Satu-satunya cara untuk melawan rabies kucing adalah memastikan kucing telah menerima vaksin rabies dan selalu memperbarui vaksin tersebut sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter hewan terkait. Vaksinasi virus rabies untuk kucing dapat Anda lakukan melalui layanan vaksin hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet Care.

Anemia pada Anjing

Anemia pada Anjing, Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya!

Anemia merupakan masalah klinis yang umum terjadi pada manusia, juga pada anjing peliharaan. Penyakit ini terjadi karena adanya penurunan sel darah merah. Dilansir melalui laman Pet MD, sel darah merah diproduksi melalui sumsum tulang untuk kemudian membawa oksigen ke seluruh jaringan di dalam tubuh.

Anjing menunjukkan tanda-tanda anemia dengan berbagai cara, tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan lamanya penyakit. Ketika anemia memburuk, anjing akan menunjukkan tanda-tanda klinis syok dan gagal sistem kardiovaskular juga pernapasan.

Perlu diketahui bahwa anemia pada anjing dapat menjadi lebih parah dan mengancam jiwa. Segeralah cari perawatan dokter hewan terdekat ketika gejala ditemukan pada anjing peliharaan Anda.

Penyebab Anemia

Anemia pada anjing disebabkan kehilangan darah, penghancuran sel darah merah, dan penurunan produksi sel darah merah. Kehilangan darah terjadi akibat trauma, pembedahan, kanker berdarah, dan kondisi lain seperti ketika pembedahan dilaksanakan.

Penghancuran sel darah merah terjadi ketika sel darah merah normal dikeluarkan dari sistem dengan cara tidak tepat dan terlalu dini. Biasanya, sel darah merah bertahan sekitar 110 hingga 115 hari pada anjing dan dikeluarkan melalui limpa, hati, atau sumsum tulang ketika sudah tua.

Sedangkan penurunan produksi sel darah merah terjadi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup sel darah merah. Beberapa penyakit juga dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah seperti penyakit radang kronis, ginjal kronis, hipotiroidisme, addison, gangguan imun, infeksi, kanker, dan efek samping dari pengobatan.

Gejala Anemia

Tanda-tanda klinis dari penyakit anemia pada anjing berbeda-beda berdasarkan penyebab, tingkat keparahan, dan lamanya penyakit diderita. Anjing dengan kondisi kronis mungkin samar-samar, atau tidak memiliki tanda klinis hingga anemia menjadi parah. Anjing-anjing ini dapat menyesuaikan diri dengan jumlah sel darah merah rendah dalam jangka waktu yang lama.

Sedangkan anjing dengan anemia akut dapat segera menunjukkan gejala sakit seperti, kelemahan, kelesuan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, selaput lendir pucat pada gusi, peningkatan detak jantung, peningkatan tingkat pernapasan, kesulitan bernafas, memar di sekujur tubuh, penyakit kuning, hingga munculnya darah dari hidung, mulut, atau sistem urogenital dan gastrointestinal.

Pengobatan Anemia

Tujuan utama pengobatan anemia adalah mengobati kondisi yang mendasarinya. Pengobatan anemia pada anjing juga disesuaikan dengan kronisitas dan tingkat keparahan penyakit. Beberapa metode pengobatan anemia yang umum dilakukan meliputi:

  • Pembedahan untuk menghilangkan massa yang berdarah atau memperbaiki luka traumatis
  • Terapi vitamin K untuk mengobati keracunan rodentisida
  • Obat antiparasit untuk mengobati parasit internal
  • Antibiotik untuk mengobati penyakit yang ditularkan melalui kutu atau agen infeksius lainnya
  • Steroid atau obat imunosupresi untuk mengobati penyakit autoimun
  • Produk penambah darah untuk menyediakan sel darah merah dan sel darah penting lainnya
  • Perawatan suportif dengan menggunakan cairan intravena