Tag: kucing

Kucing Demam

Kucing Demam : Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami demam. Normalnya kucing memiliki suhu tubuh antara 37 hingga 39 derajat celcius. Apabila suhu anabul anda diatas itu, mereka pasti terkena demam.

Apabila kucing mempunyai suhu diatas 40 derajat celcius, bisa saja gejala demam itu terhubung dengan penyakit lainnya dan berakibat buruk pada anabul kesayangan anda.

Lantas, apa gejala dan penyebab kucing demam? Kemudian bagaimana cara mengobati anabul anda? Yuk, simak artikel di bawah ini!

Gejala dan Penyebab Kucing Demam

Anda dapat mengecek suhu tubuh kucing dengan memasukkan termometer ke dalam anus. Berikut ciri-ciri yang menunjukkan kucing demam :

  • Kurang nafsu makan
  • Lemah dan lesu
  • Menggigil
  • Dehidrasi
  • Lebih sering tidur, bersembunyi
  • Telinga kucing terasa hangat saat disentuh
  • Detak jantung cepat dan meningkatnya laju pernapasan

Penyebab yang paling sering ditemukan karena infeksi yang masuk lewat mulut, hidung, mata atau tenggorokan. Berikut adalah penyebab anabul anda demam :

  • Infeksi saluran pernapasan atas
  • Infeksi gigi
  • Infeksi karena bakteri, jamur, dan virus
  • Tumor
  • Cedera akibat trauma
  • Penyakit seperti lupus
  • Obat-obattan tertentu

Selain yang disebutkan di atas, bisa saja menunjukkan tanda bahwa ada penyakit serius yang dialami. Oleh karena itu penting untuk memperhatikan kondisinya dan segera melakukan pengecekan ke dokter hewan terdekat agar anda tahu lebih jelas mengenai kondisi kesehatan anabul.

Cara Mengobati Kucing Demam

Pertolongan pertama yang dapat anda lakukan yaitu letakkan kucing di tempat yang dingin, sejuk, dan tidak terkena sinar matahari, karena kucing menurunkan suhu tubuh lewat kelenjar minyak dan keringat. Dengan bersentuhan dengan lantai yang sejuk, perlahan suhu tubuhnya juga akan menurun. Anda juga bisa menggunakan kipas angin untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya secara perlahan.

Seperti yang sudah dijelaskan, apabila demamnya lebih dari 40 derajat celcius dan kucing tidak menunjukkan tanda membaik selama 24 jam, segera bawa ke dokter hewan terdekat. Dokter hewan akan memberikan penanganan yang tepat, contohnya diberikan suntikan dan resep obat antibiotik.  

Kini, Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk konsultasi. Anda dapat menghubungi call center Pet Care.

Kucing Pup Sembarangan

Cara Agar Kucing Tidak Pup Sembarangan

Banyak orang yang menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan karena kegemasannya. Namun, hewan berbulu itu terkadang bersikap menyebalkan. Salah satu perilakunya yaitu kucing seringkali pup sembarangan.

Pup sembarangan tentu menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu aktivitas. Apalagi perilaku kucing terkadang sulit dirubah sehingga membuat pemilik pusing.

Namun, anda tidak perlu khawatir, ada beberapa cara agar kucing tidak pup sembarangan. Bagaimana caranya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

1. Jaga Kebersihan Litter Box

Kucing bisa stres saat litter box mereka kurang bersih. Jadi sebaiknya dibersihkan setiap hari dengan rutin. Saat anda memegang pup kucing, selalu gunakan sarung tangan karet dan masker wajah untuk melindungi diri dari serangga mikroskopis dan debu kotoran.

Jangan lupa untuk mengecek jenis pasir yang digunakan karena kucing mempunyai indera penciuman yang sensitif. Mereka bisa saja berpikir kalau wewangian itu terlalu menusuk baginya. Tekstur pasir juga perlu diperhatikan. Anda bisa mengganti pasirnya agar kucing mau pup di litter box.

2. Sediakan Litter Box Yang Besar

Litter box yang cocok untuk satu kucing belum tentu cocok untuk kucing lainnya. Meskipun begitu, litter box tersedia dengan berbagai gaya dan ukuran sehingga anda bisa memilih yang cocok. Sebaiknya gunakan litter box yang besar agar kucing anda dapat bergerak bebas. Setidaknya litter box milik anda harus memiliki panjang sepanjang seluruh tubuh kucing sendiri.

Jika anda hanya punya satu litter box, tambahkan lagi litter box di area lain. Taruh litter box di tempat kucing biasanya pup sembarangan. Pasang juga litter box di setiap lantai rumah anda.

3. Melatih Kucing

Kucing perlu dilatih kembali agar ia bisa pup di litter box. Latih mereka untuk menggunakan litter box setelah makan atau minum, atau setelah mereka bangun tidur. Selanjutnya, bawa kucing ke litter box saat mereka menunjukkan tanda ingin pup, seperti merengek atau menggaruk.

4. Buat Penghalang

Apabila ada area kucing sering pup, cobalah untuk meletakkan aluminium foil atau semprotkan area tersebut dengan enzimatik berkuliatas tinggi dan buat penghalang yang aman. Tujuannya agar kucing tidak mau datang ke area tersebut lagi. Pastikan litter box sebagai tempat yang menarik di matanya.

5. Cari Tahu Mengenai Kesehatan Kucing

Cara yang terakhir yaitu mencari tahu apa yang terjadi pada kucing anda. Masalah  kesehatan dapat menjadi penyebab kucing pup sembarangan. Masalah kesehatan contohnya infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, hingga penyakit usus.

Bisa saja kucing anda mengalami stres karena perubahan lingkungan, konflik dengan hewan lain sehingga berakhir hewan tersebut pup sembarangan.

Itulah beberapa cara agar kucing anda tidak pup sembarangan. Apabila kebiasaan ini masih tak kunjung selesai, anda dapat berkonsultasi ke dokter hewan. Kini, Pet care menyediakan konsultasi ke dokter hewan terdekat dengan menghubungi call center Pet care.

ANAK KUCING

Apa Saja Makanan Untuk Anak Kucing?

Anak kucing membutuhkan nutrisi yang tepat untuk perkembangan tulang dan otot yang kuat. Anda sebagai pemilik kucing bertanggung jawab untuk memilih makanan dalam jangka waktu yang panjang bagi anabul.

Lalu, makanan apa yang cocok untuk anak kucing? Yuk,simak artikel di bawah ini!

1. Karbohidrat dan Protein

Kucing termasuk hewan karnivora. Daging hewani menjadi komponen utama untuk makanan anak kucing. Jika kucing tidak mendapat jumlah protein hewani yang tepat, maka pertumbuhan otot dan jaringan tidak akan berkembang.

Terlalu banyak karbohidrat dalam makanan kucing dapat menyebabkan masalah usus dan kenaikan berat badan yang berlebihan.

2. Lemak

Lemak merupakan komponen penting dalam makanan kucing muda. Komponen ini membantu menyerap vitamin A, D, E, dan K, serta menambah rasa pada makanan untuk meningkatkan rasa nikmat.

Lemak merupakan sumber energi yang sangat baik dan berfungsi untuk menambah minyak pada tubuh untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu. Lemak dan asam lemak diperlukan untuk perkembangan yang kuat pada anak kucing. Anak kucing harus diberi makan sumber asam arakidonat. Asam ini sangat penting untuk pembekuan darah dan pertumbuhan kulit.

3. Vitamin dan Mineral

Untuk perkembangan tulang dan gigi, diperlukan vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D. Rasio jumlah nutrisi sangat penting untuk memaksimalkan kepadatan dan stabilitas keragka. Apabila vitamin dan mineral kurang pada anak kucing, akan mengakibatkan masalah tulang dan persendian.

Apa Yang Harus Dihindari?

Anda harus menggunakan formula yang disesuaikan untuk anak kucing. Hindari makanan seperti tuna kaleng, yang dapat menyebabkan tubuh anak kucing kekurangan vitamin, telur mentah, yang dapat menyebabkan kekurangan biotin dan sumber salmonella, daging mentah, yang dapat merupakan sumber salmonella.

Apabila anda ingin diet yang seimbang untuk pertumbuhan anabul, sebaiknya konsultasikan pada dokter hewan. Mereka akan memilih diet yang tepat dan seimbang untuk anak kucing tergantung pada potensi pertumbuhan mereka.

Jangan berikan suplemen vitamin dan mineral yang terpisah saat kucing dalam fase pertumbuhan. Pemberian suplemen yang berlebihan dapat berbahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan tulang tidak tepat dan masalah kesehatan lain.

Jangan lupa untuk memberitahu perkembangan dan pertumbuhan anak kucing anda pada dokter hewan terdekat atau anda bisa berkonsultasi dengan memanggil layanan call center Pet care.

Kucing Galak

Kucing Galak dan Agresif: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Setiap kucing tentu punya sifat tersendiri. Ada kucing yang ramah, pendiam, juga ada kucing yang galak dan agresif. Kucing yang galak dan agresif cenderung tidak mau disentuh atau diganggu oleh manusia.

Kucing galak dan agresif bisa terjadi pada anabul kesayangan kita. Mereka yang awalnya senang bermain dengan kita, bisa tiba-tiba berubah menjadi galak dan agresif.

Lantas, apa penyebab mereka berubah menjadi galak dan agresif? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak dalam artikel di bawah ini!

Penyebab Kucing Galak dan Agresif

1. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan dapat menjadi penyebab, hal ini biasanya terjadi pada kucing tua. Mereka mulai mengalami beberapa masalah kesehatan seperti penyakit pada gigi, efeksi, atau beberapa penyakit yang menyebabkan rasa sakit pada kucing. Kucing akan galak saat disentuh pada bagian yang sakit. Penurunan fungsi tubuh dan masalah saraf dapat menjadi penyebab kucing agresif.

2. Mengalami Stres

Sama halnya dengan manusia, kucing dapat mengalami stres. Misalnya ketika kucing berada di rumah yang jumlah kucingnya banyak atau berada di lingkungan yang berisik. Mereka akan meresponnya dengan galak dan agresif.

3. Mereka Ketakutan

Kucing yang ketakutan akan merespons rasa takut dengan menunjukkan beberapa gerakan tubuh bahwa ia galak dan agresif. Misalnya mereka tiba-tiba menggeram, mendesis, atau memukul. Sebaiknya anda menjauhi kucing anda untuk sementara karena kucing anda berada di tengah-tengah reaksi yang panik.

4. Merasa Frustasi

Kucing yang berada di rumah dan melihat hewan lain yang merupakan musuh atau mangsanya, maka mereka akan berubah. Kucing akan merasa bahwa kucing lain mengganggu wilayah miliknya. Mereka melampiaskan keinginan menyerang pada orang atau hewan lain yang ada di sekitar.

5. Hormon

Kucing yang belum disterilkan lebih mungkin menjadi agresif. Kucing jantan secara biologis akan berkelahi dengan kucing jantan lain, sedangkan kucing betina dalam birahi. Jika anda melihat dua kucing berkelahi, jangan ikut campur karena anda bisa saja menjadi sasaran agresif kucing.

Cara Mengatasi Kucing Galak dan Agresif

Anda dapat mencoba mengenal kucing anda lebih jauh, misalnya memberikan kasih sayang yang tulus atau memberikan mainan favoritnya. Sedangkan untuk kucing yang baru saja anda temui, sebaiknya menganalnya dengan perlahan sehingga ia luluh dengan perlakuan anda.

Anda juga bisa memberikan kebebasan pada kucing. Maksudnya adalah anda memberikannya ruang agar kucing dapat mengurangi keagresifannya. Jangan tiba-tiba berhenti di depannya sehingga membuat mereka tidak nyaman.

Kucing dapat menjadi galak dan agresif ketika ada orang asing yang menatapnya. Mereka akan menganggap orang yang menatapnya adalah musuhnya. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati jika anda tidak mau diserang mendadak.

Ada baiknya anda membawa anabul ke dokter hewan. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat memeriksa kondisi kesehatan dan memberikan penanganan yang tepat untuk kucing.

Nah itu dia penyebab kucing galak dan agresif beserta cara mengatasinya. Anda dapat berkonsultasi untuk menenangkan anabul kesayangan pada dokter hewan atau menghubungi call center Pet care.

Kucing Keracunan

Kucing Keracunan: Gejala dan Cara Mengatasinya

Dari tanaman, perabotan rumah tangga, dan barang sehari – hari lainnya bisa menjadi penyebab kucing keracunan. Kucing kesayangan dapat terkena dengan menelan, memakan, atau menghirup zat beracun itu.

Sebagai pemilik hewan peliharaan, penting untuk anda mengetahui gejala dan cara mengatasinya.

Penyebab Kucing Keracunan

Kucing dapat terkena racun ketika ia sibuk menjilati tubuhnya atau memakan mangsanya yang ternyata sudah diracuni. Kucing jarang terkena racun, kecuali ada yang sengaja memberikan racun padanya.

Berikut ini beberapa penyebab kucing keracunan :

  • Bahan makanan seperti cokelat, makanan yang mengandung kafein, alkohol, bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.
  • Obat untuk manusia baik yang dijual bebas atau resep obat.
  • Pembersih rumah tangga seperti pemutih, sabun, pengharum, atau deterjen.
  • Minyak esensial seperti minyak kayu putih, atau minyak lavender.
  • Produk untuk berkebun seperti pupuk atau pestisida.
  • Tanaman hias yang beracun seperti tulip, azalea, aster, dan krisan.

Gejala Kucing Keracunan

  • Gangguan saluran pencernaan, seperti muntah dan diare.
  • Kucing mengalami kejang atau depresi.
  • Pernapasan terganggu, seperti mengalami batuk, bersin, dan kesulitan bernapas.
  • Masalah kulit, seperti radang atau bengkak.
  • Tanda gagal ginjal, seperti kurangnya nafsu makan dan menurunnya berat badan.
  • Tanda gagal hati, seperti sakit kuning atau muntah.

Perlu diingat bahwa sebagian kasus keracunan akan menyebabkan masalah akut dan seringkali lebih sulit untuk dikenali atau diobati. Beberapa racun bisa berdampak lebih pada satu sistem tubuh.

Cara Mengatasi Kucing Keracunan

  • Jika kucing kesayangan terkena racun di kulit, disarankan untuk memandikan agar racun itu hilang.
  • Jauhi kucing anda dari sumber racun atau isolasi dari hewan lain
  • Jika racun ada di bulu atau cakar, sebaiknya jangan sampai kucing menjilati tubuhnya
  • Segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anda dapat menjelaskan pada dokter hewan terdekat mengenai produk yang dicurigai, kapan, bagaimana kucing terkena racun.

Kini pet care memiliki layanan dokter hewan ke rumah atau anda dapat menghubungi call center pet care. Dengan menghubungi layanan dokter hewan, anabul anda dapat mendapatkan obat yang direkomendasikan dan ia dapat kembali bermain dengan anda.

Cara merawat anak kucing

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk

Cara merawat anak kucing tanpa induk sebenarnya tidak terlalu sulit. Bila dilakukan dengan benar dan diawasi dengan teliti, anak kucing tersebut akan dapat bertahan dan mendapat nutrisi yang sama bagusnya dengan anak kucing yang memiliki induk. Namun, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan jika anda akan memelihara anak kucing tanpa induk. Yuk, simak hal-hal berikut!

Langkah Merawat Anak Kucing

Sebelum merawat anak kucing, anda perlu memahami bahwa anak kucing memerlukan tempat yang nyaman dan hangat. Dalam hal ini, anda dapat memberikan tempat berteduh berupa boks atau tempat tidur kucing yang dilengkapi dengan selimut berbulu lembut. Anda juga dapat memberikan pemanas dalam bentuk bantal atau bangku. Idealnya, anak kucing perlu diletakkan pada suhu 32 derajat celcius. 

Kedua, anak kucing belum memiliki kemampuan mengunyah seperti kucing dewasa. Seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan susu. Jika tidak ada induk, anda dapat memberikan susu formula khusus kucing yang dapat dibeli di petshop atau supermarket terdekat. Perhatikan lagi bahan-bahan susu tersebut karena anak kucing tidak dapat mencerna susu sapi. Untuk memberikan susunya, gunakan botol khusus susu kucing dan sesuaikan takarannya sesuai anjuran di kemasan susu. 

Ketiga, perihal buang air kecil dan besar. Sama seperti bayi manusia, anak kucing juga membutuhkan potty training agar dapat mengerti di mana dan bagaimana ia seharusnya buang air. Untuk awal-awal, cobalah untuk mengusap-usap area genital kucing dengan kain yang telah dibasahkan dengan air hangat atau tisu basah yang sedikit dihangatkan. Hal ini dapat merangsang mereka untuk buang air selayaknya hal yang dilakukan induknya. 

Setelah terbiasa buang air, kenalkan mereka dengan tempat buang air (seperti litter box) secara perlahan. Taruh anak kucing di tempat buang air dan lakukan secara terus-menerus sampai mereka memahaminya. 

Keempat, biasakan anak kucing untuk menjaga kebersihannya. Anda dapat memulainya dengan rutin membersihkan permukaan tubuh anak kucing dengan kain yang dibasahi air hangat. Jika mereka sudah cukup besar, sekitar dua bulan, mulai biasakan mereka untuk mandi dengan air hangat. Semakin cepat mereka mengenali kegiatan mandi, semakin besar kemungkinan mereka bersikap tenang saat mandi. 

Terakhir, buatlah jadwal kunjungan rutin ke dokter hewan untuk meyakinkan pertumbuhan mereka. Selain itu, kunjungan dengan dokter hewan juga diperlukan untuk melakukan vaksinasi rutin. Vaksin untuk kucing biasanya dimulai sejak kucing masih kecil dan berlanjut hingga dewasa. Sekarang, anda juga dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare

Memandikan kucing

Ingin Memandikan Kucing di Rumah? Ikuti Tips Berikut!

Kalian para pemilik kucing mungkin pernah menghadapi sulitnya memandikan kucing. Tak jarang, sebagian besar pemilik kucing langsung menyerahkan kegiatan mandi ini ke petshop. Namun, tahukah anda kalau sebenarnya ada cara-cara mudah untuk memandikannya di rumah? Yuk, kenali alasan ketakutan kucing dengan proses mandi dan ikuti tipsnya. 

Sejatinya, banyak kucing mengamuk saat mandi karena mereka memiliki pengalaman tidak mengenakan dengan air. Secara alamiah, kucing sebenarnya sudah ‘membersihkan’ tubuhnya sendiri dengan menjilati seluruh permukaan kulitnya. Oleh sebab itu, kucing merasa cemas ataupun takut apabila dimandikan dengan air karena hal ini melanggar cara alami mereka dalam membersihkan tubuh. 

Selain itu, beberapa kucing juga merasakan trauma tersendiri terhadap air. Hal ini bisa saja berhubungan dengan situasi buruk yang pernah mereka rasakan di masa lalu. 

Terakhir, ketakutan akan air ini juga bisa saja datang dari lingkungan kamar mandi yang terasa asing sehingga menimbulkan stress ataupun kecemasan tertentu. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan memandikan kucing ini terjadi akibat ketidaknyamanan yang mereka rasakan terhadap air. Nah, hal ini ternyata dapat disiasati. Yuk, intip tips-tips memandikan kucing di rumah!

Tips Memandikan Kucing di Rumah

  • Sebelum memandikan kucing, kamu juga harus mengetahui serta memiliki perlengkapan untuk mandi. Hal ini meliputi shampoo khusus kucing, handuk, sikat yang aman untuk bulu kucing, serta pengaman untuk kuku. 
  • Taruh semua perlengkapan mandi pada area yang mudah dijangkau. Tujuannya untuk memudahkan kamu apabila kucing kamu masih mengamuk saat mandi. 
  • Berikan air hangat (hangat kuku)
  • Bila kucing kamu belum terbiasa mandi, biarkan mereka mengeksplor area kamar mandi agar mengurangi kecemasannya. Kamu juga boleh memberikan air mengalir di sekitar kucing agar mereka terbiasa dengan kegiatan mandi. Penting untuk dicatat, jangan langsung memaksakan mereka untuk cepat terbiasa dengan air. Hal ini akan membuat trauma baru yang semakin menyulitkan proses mandi. 
  • Ajak kucing kamu bicara dan bergurau selama proses mandi agar menenangkan pikirannya. 
  • Biasanya kucing akan lebih berontak bila kepalanya dikenakan air mengalir. Oleh sebab itu, siasatilah dengan kain yang telah dibasahkan untuk membersihkan bagian kepala. 
  • Hindari mandi terlalu lama. Jika sudah cukup bersih, keringkan kucing dengan handuk yang telah disiapkan. Bila memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan pengering rambut. 
  • Kamu perlu mengulang proses ini berkali-kali. Besar kemungkinan bahwa mereka akan lambat beradaptasi dengan kegiatan mandi. Oleh sebab itu, kamu harus bersabar dan bersemangat untuk terus mencoba. 
  • Terakhir, selalu pantau progress mandi mereka. Bila kucing kamu masih merasa tidak nyaman dan berontak setiap mandi, meski telah dilakukan berulang-ulang, pertimbangkan untuk menemui dokter hewan terdekat. Kamu juga bisa memanggil dokter hewan ke rumah untuk memudahkan konsultasi.
Kucing oren

Kucing Oren Barbar, Ini Alasannya

Kucing oren banyak menyita perhatian netizen pada beberapa waktu belakangan. Kucing yang tergolong banyak tingkah ini semakin dicap sebagai kucing yang barbar. Namun, benarkah sebenarnya kucing oren dapat diklasifikasikan sebagai kucing yang barbar, banyak tingkah, serta galak? Yuk, kenali jawabannya dalam artikel tentang kucing oren berikut! 

Fakta Tentang Sifat Kucing Oren

Kucing oren sejatinya bukan merupakan ras tertentu. Akan tetapi, kucing oren tergolong dalam kucing tabby yang berasal dari macam-macam ras, seperti Persia, British Shorthair, ataupun si kucing raksasa Maine Coon. 

Kesan ‘galak’ ataupun ‘barbar’ yang melekat di kucing oren terbentuk karena berbagai hal. Pertama, sebagian besar kucing oren merupakan kucing jantan yang memang tergolong lebih agresif. Keagresifan tersebut juga bisa terjadi karena berbagai alasan. 

Kedua, sifat bawaan lahir. Sama seperti manusia, kucing juga punya sifat-sifat unik. Nah, beberapa kucing juga ada yang mendapatkan sifat bawaan yang menunjukkan keagresifan. Selain bawaan lahir, sifat ini juga bisa saja terbentuk dari lingkungannya. 

Ketiga, kucing tersebut pernah melewati momen traumatis. Hal ini bisa berupa kecelakaan biasa atau kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan trauma ini, kucing akan cenderung defensif serta terlihat barbar. Padahal, mereka hanya melindungi diri sendiri. 

Momen traumatis ini juga termasuk kebiasaan di tempat tinggal mereka. Apabila mereka terbiasa tinggal di tempat yang dirasa kurang aman, mereka akan menunjukkan sifat barbar untuk mencegah gangguan terhadap mereka. 

Selanjutnya, kondisi kesehatan. Ada beberapa kondisi kesehatan yang mampu merubah sifat kucing, salah satunya adalah penyakit kronis. Saat merasa sakit, kucing akan cenderung agresif dan tidak ingin diganggu. Apabila kucing oren anda menunjukkan perubahan sifat yang drastis, seperti menjadi sangat amat agresif, segera periksakan kucing anda ke dokter hewan. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah agar memudahkan anda mengobati anabul kesayangan anda. 

Terakhir, penting untuk digarisbawahi bahwa sifat ‘barbar’ yang dimiliki kucing oren tidak dapat disamaratakan. Oleh sebab itu, anda sebagai pemilik anabul juga harus mengetahui sejauh mana kebiasaan ‘barbar’ mereka. 

Kucing gendut

Kucing Gendut, Kenali Resiko Terkena Obesitas

Kucing gendut seringkali dianggap sebagai kucing yang sangat menggemaskan. Namun, ternyata ada resiko fatal yang mungkin dapat terjadi pada kucing-kucing dengan berat badan berlebih ini. Selayaknya manusia, kucing juga bisa mengalami obesitas. Hal ini berpengaruh terhadap keseharian si kucing, termasuk kesehatannya yang dapat terganggu. 

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas pada kucing. Untuk itu, yuk kenali karakteristik, bahaya, serta cara mencegah obesitas agar kucing anda terhindar dari bahayanya! 

Karakteristik Kucing dengan Obesitas

Kucing dapat dikatakan memiliki obesitas apabila berat badannya berlebih. Dalam hal ini, kelebihan berat badan dihitung apabila kucing anda jauh, atau setidaknya lebih, dari rata-rata berat ras kucing tersebut. 

Sejalan dengan lebihnya berat badan, anda akan dapat membedakannya melalui kondisi fisik. Pertama, jika anda memegang bagian tulang belakang, panggul, serta dada, akan terasa lemak yang menggelambir. Lemak juga dapat muncul di area-area lain, seperti leher ataupun ekor. Selain itu, perut kucing juga membesar sehingga pinggangnya tidak terlihat. Pada kondisi obesitas yang parah, tulang rusuk kucing akan sulit untuk diraba. 

Sementara itu, tanda fisik lain juga terlihat dari gerakan kucing. Kucing dengan obesitas cenderung sulit bergerak ataupun berlari. Selain itu, mereka juga cenderung mudah lelah. 

Bahaya Obesitas pada Kucing

Berat badan berlebih pada kucing sejatinya dapat memberikan gangguan pada kesehatannya. Terdapat beberapa bahaya yang harus diawasi pada kucing gendut, yaitu sebagai berikut. 

  • Jantung dan peredaran darah
  • Diabetes (obesitas mampu mengganggu metabolisme kucing. Kucing dengan diabetes memiliki resiko besar terhadap diabetes) 
  • Masalah pencernaan
  • Masalah kulit
  • Masalah sendi serta tulang (terjadi akibat menumpu berat yang berlebihan dan dapat meningkatkan risiko pada permasalahan lain, seperti cedera)
  • Masalah pernapasan (bagian perut dan dada yang tertutup lemak menyulitkan kucing untuk bernapas)
  • Masalah pada hati 

Cara Mencegah dan Mengobati Obesitas pada Kucing

Ada beberapa cara untuk mencegah kucing anda terkena diabetes. Sebelum terlambat, segeralah batasi pemberian makanan ataupun camilan harian mereka. Pertama, kenali ras kucing anda beserta kebutuhan nutrisi hariannya. Dengan begitu, anda dapat menyesuaikan porsi atau jenis makanan yang baik untuk diberikan. Bila anda kesulitan untuk menemukan makanan yang tepat, cobalah konsultasi pada dokter hewan. 

Apabila kucing anda sudah memperlihatkan tanda-tanda diabetes, segera bawa ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Sekarang, PetCare telah memiliki layanan tersebut untuk memudahkan pengecekan anabul kesayangan anda. Yuk, perhatikan kebutuhan anabulmu!