Tag: kesehatan anjing

pexels-zba-banner-2156097684-34046871

Gangguan Neuromuskular pada Anjing Gejala dan Penyebab

Sistem neuromuskular pada anjing adalah jaringan kompleks yang melibatkan otak, sumsum tulang belakang, saraf, dan otot. Semua bagian ini bekerja sama agar anjing bisa bergerak, berjalan, berlari, hingga melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, ketika sistem ini terganggu, anjing bisa mengalami masalah serius yang disebut gangguan neuromuskular.

Gangguan ini bisa memengaruhi cara anjing bergerak, berdiri, bahkan bernapas. Karena sifatnya cukup berbahaya, pemilik anjing perlu memahami apa itu gangguan neuromuskular, bagaimana gejalanya, serta apa yang harus dilakukan bila hewan kesayangan mengalaminya.

Apa Itu Gangguan Neuromuskular pada Anjing?

Gangguan neuromuskular adalah kondisi ketika hubungan antara saraf dan otot tidak bekerja sebagaimana mestinya. Biasanya, saraf mengirimkan sinyal listrik ke otot agar otot bergerak. Pada anjing dengan gangguan ini, sinyal saraf bisa terhambat, rusak, atau otot tidak merespons dengan benar.

Akibatnya, anjing dapat mengalami kelemahan, kesulitan bergerak, atau bahkan kelumpuhan. Dalam beberapa kasus, gangguan neuromuskular juga bisa mengganggu fungsi vital seperti pernapasan dan menelan.

Jenis-Jenis Gangguan Neuromuskular pada Anjing

Ada beberapa jenis kondisi neuromuskular yang bisa dialami anjing, di antaranya:

  1. Myasthenia Gravis
    Penyakit autoimun yang membuat sinyal saraf gagal ditangkap dengan baik oleh otot. Gejalanya berupa kelemahan otot yang parah, terutama setelah aktivitas.
  2. Polyradiculoneuritis
    Kondisi ini sering disebut “coonhound paralysis”, biasanya dipicu oleh sistem imun yang menyerang saraf. Anjing yang terkena bisa mengalami kelumpuhan bertahap.
  3. Distrofi Otot (Muscular Dystrophy)
    Penyakit bawaan yang menyebabkan otot melemah dan menyusut seiring waktu.
  4. Neuropati Perifer
    Gangguan pada saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Bisa disebabkan oleh infeksi, trauma, atau faktor genetik.
  5. Gangguan Metabolik yang Memengaruhi Otot dan Saraf
    Misalnya hipotiroidisme, yang dapat membuat otot lemah dan saraf tidak berfungsi optimal.

Penyebab Gangguan Neuromuskular

Penyebab gangguan ini bisa beragam, tergantung jenis penyakit yang dialami. Beberapa faktor umum meliputi:

  • Faktor genetik: Beberapa ras anjing memiliki kecenderungan bawaan untuk mengalami masalah neuromuskular.
  • Penyakit autoimun: Tubuh menyerang jaringan saraf atau ototnya sendiri.
  • Infeksi: Virus atau bakteri tertentu dapat menyerang sistem saraf.
  • Keracunan: Paparan racun tertentu dapat merusak saraf.
  • Gangguan metabolisme: Masalah hormon atau organ dalam yang tidak seimbang bisa mengganggu fungsi neuromuskular.

Gejala Gangguan Neuromuskular pada Anjing

Pemilik anjing harus waspada terhadap tanda-tanda berikut:

  • Kelemahan otot yang terlihat setelah beraktivitas.
  • Kesulitan berjalan atau gaya berjalan yang tidak normal.
  • Gemetar atau tremor pada otot.
  • Kelumpuhan sebagian atau total, misalnya pada kaki belakang.
  • Kesulitan menelan atau mengunyah makanan.
  • Kesulitan bernapas, pada kasus yang sudah parah.
  • Suara anjing berubah, misalnya serak atau lemah.

Gejala bisa berkembang secara tiba-tiba atau bertahap. Jika dibiarkan, kondisi bisa semakin parah hingga mengancam nyawa.

Diagnosis Gangguan Neuromuskular

Untuk memastikan anjing mengalami gangguan neuromuskular, dokter hewan akan melakukan serangkaian pemeriksaan, antara lain:

  1. Pemeriksaan fisik lengkap untuk mengevaluasi refleks, tonus otot, dan kekuatan gerakan.
  2. Tes darah untuk melihat adanya gangguan metabolik atau penyakit autoimun.
  3. Elektromiografi (EMG) untuk mengukur aktivitas listrik pada otot.
  4. Tes konduksi saraf untuk memeriksa kecepatan sinyal listrik pada saraf.
  5. Pemeriksaan pencitraan seperti MRI atau CT scan bila diperlukan.

Pengobatan Gangguan Neuromuskular

Penanganan gangguan ini sangat bergantung pada penyebab yang mendasari. Beberapa pilihan pengobatan antara lain:

  • Obat-obatan autoimun: Seperti kortikosteroid atau imunosupresan, digunakan pada penyakit seperti Myasthenia Gravis.
  • Obat penunjang saraf: Suplemen vitamin B kompleks dan obat untuk meningkatkan fungsi saraf.
  • Terapi fisik (fisioterapi): Membantu mempertahankan kekuatan otot dan mencegah kekakuan.
  • Diet khusus: Pada kasus tertentu, makanan dengan nutrisi seimbang bisa mendukung kesehatan neuromuskular.
  • Ventilasi buatan atau rawat inap: Jika gangguan sudah mengganggu pernapasan.

Tidak semua gangguan neuromuskular bisa disembuhkan total, tetapi dengan pengobatan yang tepat, kualitas hidup anjing bisa tetap terjaga.

Perawatan di Rumah untuk Anjing dengan Gangguan Neuromuskular

Selain pengobatan medis, pemilik bisa membantu pemulihan anjing dengan langkah-langkah berikut:

  • Membatasi aktivitas berlebihan agar otot tidak semakin lemah.
  • Menyediakan tempat tidur yang empuk untuk mengurangi tekanan pada sendi dan otot.
  • Membantu anjing makan jika mengalami kesulitan menelan.
  • Melatih gerakan ringan sesuai arahan dokter hewan atau fisioterapis hewan.
  • Memberikan obat tepat waktu sesuai resep.

Pencegahan

Tidak semua gangguan neuromuskular bisa dicegah, terutama yang disebabkan oleh faktor genetik. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risikonya:

  • Rutin memeriksakan anjing ke dokter hewan.
  • Memberikan makanan bergizi seimbang.
  • Menghindarkan anjing dari racun atau bahan kimia berbahaya.
  • Menjaga kebersihan lingkungan agar anjing terhindar dari infeksi.

Kapan Harus ke Dokter Hewan?

Gangguan neuromuskular bukanlah kondisi yang bisa ditangani sendiri di rumah. Jika anjing menunjukkan tanda-tanda kelemahan, kesulitan berjalan, atau gejala kelumpuhan, segera bawa ke dokter hewan. Penanganan cepat sangat penting agar kondisi tidak semakin parah.
Apabila kamu melihat gejala neuromuskular pada anjingmu, segera kunjungi dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care akan mencarikan dokter hewan terdekat dari lokasi Anda untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan tenaga medis yang berpengalaman. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan anjing bisa kembali beraktivitas normal dan terhindar dari komplikasi serius.

Jadi jangan ragu hubungi Pet Care sekarang!

pexels-mikhail-nilov-7470635

Waspada Telinga Anjing Bengkak karena Aural Hematoma

Telinga anjing adalah salah satu bagian tubuh yang sangat sensitif. Selain berfungsi sebagai indra pendengaran, telinga juga memiliki jaringan halus yang bisa mengalami masalah jika terkena trauma atau infeksi. Salah satu kondisi yang cukup sering dialami anjing adalah aural hematoma, yaitu pembengkakan pada telinga akibat penumpukan darah di antara kulit dan tulang rawan. Kondisi ini tidak hanya membuat penampilan telinga anjing berubah, tetapi juga bisa menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang signifikan.

Apa Itu Aural Hematoma?

Aural hematoma adalah kondisi ketika pembuluh darah kecil di telinga anjing pecah dan menyebabkan darah terkumpul di bawah kulit telinga. Akibatnya, telinga anjing bengkak, terasa lunak atau teraba seperti berisi cairan. Pada beberapa kasus, pembengkakan bisa cukup besar hingga membuat telinga terlipat atau menggantung tidak normal.

Secara sederhana, aural hematoma mirip seperti “memar besar” di dalam telinga anjing, hanya saja posisinya lebih parah karena darah terjebak di satu area tanpa bisa keluar.

Penyebab Telinga pada Anjing Bengkak

Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kondisi ini, di antaranya:

  1. Trauma atau Goresan
    Ketika anjing menggaruk telinganya terlalu keras, baik karena gatal atau iritasi, pembuluh darah kecil bisa pecah. Anjing juga bisa mengguncang kepala terlalu kuat, misalnya ketika merasa ada sesuatu yang mengganggu telinga, sehingga jaringan halusnya mengalami kerusakan.
  2. Infeksi Telinga (Otitis)
    Infeksi telinga adalah penyebab paling umum aural hematoma. Infeksi membuat telinga terasa gatal dan sakit, sehingga anjing sering menggaruk atau mengguncang kepala. Dari situlah pembuluh darah bisa pecah.
  3. Parasit Telinga
    Kutu telinga (ear mites) juga dapat membuat anjing merasa sangat tidak nyaman. Aktivitas menggaruk yang intens untuk mengurangi rasa gatal dapat memicu hematoma.
  4. Alergi Kulit
    Beberapa anjing mengalami alergi yang memengaruhi kulit dan telinga. Saat alergi kambuh, rasa gatal bisa membuat anjing terus-menerus menggaruk.
  5. Cedera Fisik
    Kadang, aural hematoma bisa muncul akibat benturan, gigitan anjing lain saat bermain, atau kecelakaan yang mengenai telinga.

Gejala Aural Hematoma

Anjing yang mengalami aural hematoma atau telinga bengkak biasanya menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Telinga bengkak dengan bentuk menggembung, terasa hangat, dan lunak saat disentuh.
  • Anjing sering menggelengkan kepala atau menggaruk telinganya berulang kali.
  • Perubahan bentuk telinga, misalnya terlihat menggantung atau melipat tidak normal.
  • Nyeri saat disentuh, anjing bisa merengek atau menghindar saat telinga disentuh.
  • Perilaku gelisah karena rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Jika tidak segera ditangani, telinga bisa menjadi lebih parah, bahkan menyebabkan bentuk telinga permanen yang disebut “cauliflower ear” (telinga menyerupai kembang kol).

Diagnosa Aural Hematoma

Diagnosis dilakukan oleh dokter hewan dengan pemeriksaan fisik. Dokter biasanya akan meraba telinga untuk memastikan adanya cairan atau darah yang terperangkap di dalamnya. Selain itu, dokter juga akan memeriksa telinga bagian dalam menggunakan otoskop untuk mencari penyebab utamanya, seperti infeksi atau parasit.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan tes sitologi (mengambil sampel cairan atau kotoran telinga) untuk mengetahui apakah ada bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan masalah.

Pengobatan Aural Hematoma pada Anjing

Penanganan aural hematoma tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Beberapa metode yang umum dilakukan antara lain:

1. Drainase Cairan

Dokter hewan dapat menyedot darah menggunakan jarum suntik. Namun, metode ini sering kali hanya memberikan perbaikan sementara karena darah bisa kembali terkumpul jika penyebab utamanya tidak diatasi.

2. Operasi (Surgical Drainage)

Operasi biasanya menjadi pilihan utama, terutama jika hematoma berukuran besar. Dokter akan membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan darah, lalu menjahit telinga dengan teknik khusus agar kulit kembali menempel pada tulang rawan. Operasi ini membantu mencegah telinga berubah bentuk permanen.

3. Perawatan Penyebab Utama

Jika hematoma disebabkan oleh infeksi atau parasit, dokter hewan juga akan memberikan obat tetes telinga, antibiotik, atau antiparasit untuk mengatasi masalah dasarnya. Tanpa penanganan penyebab utama, hematoma bisa kambuh.

4. Pereda Nyeri dan Anti-Inflamasi

Anjing biasanya akan diberikan obat pereda nyeri atau anti-inflamasi untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.

Perawatan Setelah Pengobatan

Setelah pengobatan, telinga anjing memerlukan perawatan khusus agar proses penyembuhan berjalan baik:

  • Gunakan pelindung kepala (Elizabethan collar) agar anjing tidak menggaruk telinganya lagi.
  • Bersihkan telinga secara rutin sesuai arahan dokter untuk mencegah infeksi berulang.
  • Pantau tanda-tanda kambuh, seperti bengkak atau anjing kembali sering menggaruk telinga.
  • Ikuti jadwal kontrol ke dokter hewan agar pemulihan bisa dipantau dengan baik.

Komplikasi Jika Tidak Diobati

Jika aural hematoma dibiarkan tanpa perawatan, beberapa komplikasi bisa terjadi:

  • Bentuk telinga permanen berubah (cauliflower ear).
  • Nyeri berkepanjangan yang membuat anjing stres.
  • Infeksi lebih parah, jika penyebab utamanya tidak ditangani.
  • Gangguan pendengaran dalam kasus infeksi yang menyebar ke saluran telinga bagian dalam.

Pencegahan Aural Hematoma

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah aural hematoma antara lain:

  1. Rutin membersihkan telinga anjing untuk mencegah penumpukan kotoran atau infeksi.
  2. Periksa telinga secara berkala, terutama jika anjing memiliki telinga panjang dan terkulai yang rentan infeksi.
  3. Obati infeksi telinga sedini mungkin agar tidak berlanjut menjadi hematoma.
  4. Lindungi anjing dari kutu telinga dengan obat antiparasit sesuai rekomendasi dokter.
  5. Perhatikan tanda awal, seperti anjing sering menggelengkan kepala atau menggaruk telinga, lalu segera periksakan ke dokter hewan.

Apabila kamu menemukan gejala aural hematoma pada anjingmu, segera kunjungi  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care.. Dengan penanganan profesional, anjing kesayangan bisa kembali sehat, nyaman, dan ceria.

Jadi jangan ragu hubungi Pet Care sekarang!

pexels-alexasfotos-7364544

Perilaku Agresif Anjing: Sinyal Penting Adanya Penyakit

Anjing dikenal sebagai hewan yang setia, penuh kasih, dan mampu menjalin ikatan emosional yang kuat dengan pemiliknya. Namun, tidak jarang pemilik anjing terkejut ketika hewan peliharaannya tiba-tiba menunjukkan perilaku agresif, padahal biasanya tenang dan ramah. Agresivitas pada anjing memang bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pelatihan, atau insting alami. Tetapi, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: perilaku agresif bisa menjadi tanda adanya penyakit atau masalah kesehatan pada anjing.

Memahami hubungan antara kesehatan fisik dan perubahan perilaku sangat penting agar pemilik dapat segera mengambil tindakan yang tepat. Dengan begitu, anjing bisa kembali sehat sekaligus terhindar dari risiko yang lebih serius.

Mengapa Perubahan Perilaku Bisa Menjadi Tanda Penyakit?

Tubuh anjing bekerja dengan sistem yang kompleks. Ketika ada bagian tubuh yang terganggu, biasanya muncul gejala fisik seperti demam, muntah, atau lesu. Namun, anjing juga mengekspresikan rasa sakit, ketidaknyamanan, atau stres melalui perubahan perilaku, termasuk agresivitas.

Misalnya, anjing yang mengalami nyeri pada persendian mungkin menjadi sensitif ketika disentuh. Anjing yang biasanya suka dielus bisa tiba-tiba menggonggong, menggeram, atau bahkan mencoba menggigit jika bagian tubuhnya yang sakit tersentuh. Dengan kata lain, agresi bukan semata sifat buruk, melainkan bentuk komunikasi bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuhnya.

Jenis-Jenis Agresi yang Berkaitan dengan Penyakit

Tidak semua agresivitas anjing memiliki penyebab yang sama. Ada beberapa pola perilaku agresif yang sering muncul akibat gangguan kesehatan:

1. Agresi Karena Rasa Sakit

Anjing yang menderita penyakit sendi, radang, cedera, atau masalah gigi biasanya menjadi mudah marah. Mereka ingin melindungi bagian tubuh yang sakit agar tidak disentuh.

2. Agresi Karena Gangguan Saraf

Penyakit yang menyerang otak dan sistem saraf, seperti epilepsi atau tumor otak, bisa memengaruhi emosi dan kontrol perilaku anjing. Hasilnya, anjing bisa lebih cepat tersulut amarah tanpa alasan jelas.

3. Agresi Karena Gangguan Hormon

Ketidakseimbangan hormon akibat penyakit tiroid, misalnya hipotiroidisme, juga bisa mengubah suasana hati anjing. Beberapa penelitian menunjukkan anjing dengan gangguan tiroid lebih rentan menjadi agresif.

4. Agresi Karena Infeksi

Infeksi tertentu, seperti rabies, secara langsung menimbulkan perubahan perilaku ekstrem. Rabies dikenal membuat anjing menjadi sangat agresif, gelisah, dan kehilangan kontrol diri.

Penyakit yang Sering Ditandai dengan Agresivitas

Beberapa penyakit yang paling sering berkaitan dengan munculnya perilaku agresif pada anjing antara lain:

  • Artritis atau nyeri sendi: Umum terjadi pada anjing tua, menyebabkan rasa sakit saat bergerak.
  • Penyakit gigi: Gigi berlubang, abses, atau radang gusi bisa membuat anjing enggan disentuh di area kepala dan mulut.
  • Gangguan neurologis: Termasuk epilepsi, tumor otak, atau gangguan sistem saraf lain.
  • Rabies: Penyakit mematikan yang ditularkan lewat gigitan hewan. Agresivitas ekstrem adalah gejala khasnya.
  • Gangguan tiroid: Hipotiroidisme dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan tingkat energi.
  • Masalah pencernaan: Rasa sakit pada perut bisa membuat anjing lebih mudah marah ketika digendong atau disentuh.

Ciri-Ciri Agresivitas Karena Penyakit vs Agresivitas Normal

Penting untuk membedakan agresivitas karena faktor kesehatan dengan agresivitas akibat faktor lain seperti pelatihan yang salah atau insting melindungi diri.

  • Agresivitas karena penyakit biasanya muncul tiba-tiba, tanpa ada riwayat perilaku kasar sebelumnya.
  • Anjing tampak lebih sensitif disentuh di area tubuh tertentu.
  • Ada gejala penyerta seperti pincang, demam, muntah, kehilangan nafsu makan, atau perubahan pola tidur.
  • Agresivitas tidak konsisten—kadang muncul hanya ketika anjing merasa sakit atau tertekan.

Sementara itu, agresivitas normal lebih sering dipicu oleh situasi lingkungan, seperti bertemu anjing asing, melindungi makanan, atau menjaga wilayahnya.

Dampak Jika Dibiarkan

Mengabaikan perilaku agresif anjing yang ternyata disebabkan oleh penyakit bisa berakibat serius. Pertama, kondisi kesehatan yang mendasari bisa semakin parah, bahkan mengancam nyawa. Kedua, agresivitas yang tidak ditangani bisa menimbulkan risiko bagi pemilik maupun orang lain, misalnya terjadi gigitan. Selain itu, anjing juga bisa semakin stres karena rasa sakitnya tidak kunjung diatasi.

Apa yang Harus Dilakukan Pemilik?

Ketika pemilik mendapati anjingnya tiba-tiba agresif, langkah pertama adalah tidak panik. Alih-alih menghukum atau memarahi, pemilik sebaiknya mencoba memahami penyebabnya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Amati perubahan perilaku: Catat kapan agresivitas muncul, apa pemicunya, dan bagaimana reaksi anjing.
  2. Perhatikan gejala fisik: Apakah ada tanda-tanda sakit, pincang, lemas, atau perubahan pola makan.
  3. Hindari kontak fisik berlebihan: Jika anjing terlihat kesakitan, jangan memaksa untuk menggendong atau menyentuh area tubuh tertentu.
  4. Segera periksakan ke dokter hewan: Pemeriksaan medis adalah langkah paling tepat untuk memastikan penyebabnya. Dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, atau radiologi jika diperlukan.
  5. Ikuti saran dokter: Jika agresivitas disebabkan penyakit, pengobatan yang tepat akan mengurangi rasa sakit dan membantu perilaku anjing kembali normal.

Pencegahan Perilaku Agresif Karena Penyakit

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Agar anjing tetap sehat dan terhindar dari agresivitas akibat penyakit, pemilik bisa melakukan langkah-langkah berikut:

  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter hewan.
  • Memberikan vaksinasi lengkap, termasuk rabies.
  • Menjaga pola makan seimbang dengan nutrisi yang sesuai usia dan kebutuhan anjing.
  • Memberikan aktivitas fisik teratur untuk menjaga kesehatan sendi dan otot.
  • Menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan menyikat gigi atau memberikan dental treat.
  • Mengamati perubahan perilaku sekecil apa pun dan segera mengambil tindakan bila ada yang tidak biasa.

Kapan Harus Membawa Kucing ke Dokter Hewan Pet Care?

Jika anjingmu tiba-tiba menunjukkan perilaku agresif tanpa alasan yang jelas, jangan menunggu terlalu lama.  dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Dengan pemeriksaan yang tepat, dokter bisa menemukan penyebab agresivitasnya, apakah karena rasa sakit, infeksi, atau masalah kesehatan lain. Penanganan cepat akan membantu anjingmu kembali sehat dan tenang, sekaligus menjaga keamanan keluarga di rumah. 

Jadi jangan ragu hubungi Pet Care sekarang!

low_quality-jK2HCXGxdu

Jangan Sepelekan Anjing Demam, Cegah Sebelum Terlambat

Pernahkah kamu mendapati anjing demam tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya? Kondisi ini sering membuat pemilik khawatir karena demam pada anjing bisa menjadi tanda adanya masalah serius di dalam tubuhnya. 

Mulai dari infeksi bakteri, virus, parasit, hingga gangguan organ dalam, semua dapat memicu kenaikan suhu tubuh anjing. Mengetahui penyebabnya sejak dini sangat penting agar hewan kesayangan mendapatkan penanganan yang tepat dan terhindar dari risiko penyakit berbahaya. Yuk, pelajari bersama!

Penyebab Anjing Demam

Anjing demam sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius. Penyebab anjing demam dapat beragam, mulai dari infeksi, gangguan organ, hingga penyakit menular. Suhu tubuh normal anjing berada di kisaran 38–39 derajat Celsius. Jika suhu tubuhnya meningkat lebih dari itu, kondisi ini patut diwaspadai. Pemilik perlu memahami penyebab, gejala, serta penyakit yang mungkin mendasarinya agar dapat memberikan penanganan yang tepat.

Infeksi Bakteri dan Virus

Salah satu penyebab utama anjing mengalami demam adalah infeksi bakteri maupun virus. Infeksi ini dapat menyerang berbagai organ tubuh seperti paru-paru, usus, ginjal, atau bahkan kulit. Penyakit distemper, parvovirus, dan leptospirosis adalah beberapa contoh penyakit menular pada anjing yang ditandai dengan demam. 

Distemper biasanya disertai gejala batuk, pilek, dan mata berair, sementara parvovirus sering memunculkan diare berdarah serta muntah hebat. Infeksi bakteri pada saluran pernapasan atau saluran kemih juga dapat memicu kenaikan suhu tubuh secara drastis.

Baca juga: Kenali 2 Tahap Gejala Distemper Anjing 

Radang dan Peradangan Organ

Selain infeksi, radang atau peradangan organ juga menjadi penyebab anjing demam. Kondisi ini dapat terjadi akibat cedera, alergi, atau adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Misalnya, radang sendi pada anjing dapat memicu demam karena tubuh sedang berusaha melawan peradangan tersebut. 

Begitu pula dengan radang gusi atau infeksi gigi yang sering diabaikan, ternyata dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat. Jika dibiarkan, radang berpotensi merusak organ lain dan menurunkan daya tahan tubuh anjing.

Gigitan Kutu dan Parasit

Kutu serta parasit juga sering menjadi penyebab anjing demam. Kutu tidak hanya membuat anjing merasa gatal, tetapi juga membawa penyakit seperti ehrlichiosis atau babesiosis. 

Penyakit ini menyerang sel darah merah dan dapat memunculkan gejala demam, lesu, kehilangan nafsu makan, serta pucat pada gusi. Infeksi cacing dalam saluran pencernaan pun bisa memicu demam karena sistem kekebalan tubuh bekerja keras melawan gangguan tersebut. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan dan memberikan obat antiparasit secara rutin sangat penting dilakukan.

Penyakit Autoimun dan Gangguan Organ Dalam

Tidak hanya disebabkan oleh infeksi dan parasit, anjing demam juga bisa terjadi akibat penyakit autoimun. Pada kondisi ini, sistem imun anjing menyerang jaringan tubuhnya sendiri sehingga memicu peradangan luas. Gangguan organ dalam seperti penyakit ginjal, liver, dan jantung juga sering ditandai dengan gejala demam. Pemilik biasanya menemukan tanda tambahan seperti muntah, lemas, perubahan nafsu makan, atau pembengkakan pada tubuh anjing.

Luka dan Infeksi Pasca Operasi

Luka yang terinfeksi atau kondisi pasca operasi juga dapat menimbulkan demam. Luka yang tidak dirawat dengan baik bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Infeksi pada luka operasi bahkan lebih berbahaya karena dapat menyebar ke organ dalam. Oleh karena itu, penting sekali menjaga kebersihan luka dan mengikuti anjuran perawatan dari dokter hewan setelah anjing menjalani tindakan medis.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Selain peningkatan suhu tubuh, ada beberapa gejala yang sering menyertai anjing demam. Misalnya, anjing tampak lesu, tidak mau makan, sering bersembunyi, menggigil, atau mengalami muntah dan diare. Terkadang, mata terlihat sayu dan napas menjadi lebih cepat. Gejala tersebut menunjukkan bahwa tubuh anjing sedang melawan penyakit. Jika demam berlangsung lebih dari 24 jam, segera lakukan pemeriksaan karena bisa jadi penyebabnya cukup serius.

Pentingnya Penanganan Tepat

Memberikan perawatan rumahan tanpa mengetahui penyebab pasti anjing demam dapat berisiko. Beberapa pemilik mungkin mencoba memberi obat penurun panas manusia, padahal hal tersebut berbahaya bagi anjing. Penanganan terbaik adalah membawa anjing ke dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut. 

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, atau pemeriksaan laboratorium guna mengetahui penyebab utama demam. Dengan begitu, pengobatan bisa diberikan sesuai kebutuhan, mulai dari antibiotik, cairan infus, hingga terapi suportif lainnya.

Demam pada anjing merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam tubuhnya. Penyebabnya bisa berasal dari infeksi bakteri, virus, parasit, radang organ, gangguan autoimun, hingga infeksi luka. Setiap pemilik anjing perlu memperhatikan gejala yang muncul dan tidak menunda pemeriksaan medis. Jika anjing mengalami demam, segera lakukan saran ke dokter hewan terdekat Pet Care agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Sayangi anjing kesayangan dengan memberikan perhatian penuh pada kesehatannya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Segera jadwalkan pemeriksaan sekarang juga sebelum terlambat!

image

Apakah Bisa Anjing Trauma? Simak Penjelasannya

Pernahkah terlintas pertanyaan apakah anjing juga bisa mengalami trauma layaknya manusia? Banyak orang menganggap hewan peliharaan selalu ceria dan setia, tetapi faktanya anjing juga bisa merasakan luka batin akibat pengalaman buruk di masa lalu. Cara mengenali anjing trauma menjadi hal penting agar pemilik dapat memahami kondisi psikologis hewan peliharaan dengan lebih baik. 

Trauma pada anjing biasanya muncul akibat pengalaman negatif seperti kekerasan, penelantaran, kecelakaan, atau perpisahan dengan pemilik sebelumnya. Jika tidak dikenali dan ditangani dengan tepat, trauma dapat memengaruhi kesehatan mental, perilaku, bahkan kualitas hidup anjing secara keseluruhan. Yuk, kenali tanda-tandanya.

Mengapa Anjing Bisa Mengalami Trauma

Anjing dikenal sebagai hewan yang sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka mudah mengingat pengalaman, baik menyenangkan maupun menyakitkan. Anjing yang pernah mengalami kekerasan fisik atau emosional cenderung menyimpan memori buruk yang sulit dilupakan. 

Misalnya, seekor anjing yang sering dipukul bisa menjadi sangat takut ketika melihat tangan manusia terangkat, meski tujuannya hanya untuk mengelus. Selain itu, anjing yang pernah kehilangan pemilik atau ditinggalkan sendirian dalam waktu lama juga dapat menunjukkan tanda-tanda trauma. 

Faktor lingkungan seperti kebisingan berlebihan, perubahan rumah, atau pengalaman tidak menyenangkan di jalanan juga berkontribusi terhadap terbentuknya trauma pada anjing.

Perubahan Perilaku Sebagai Tanda Utama

Salah satu cara mengenali anjing trauma adalah dengan memperhatikan perubahan perilakunya. Seekor anjing yang biasanya ceria dan aktif bisa berubah menjadi pendiam, mudah takut, atau bahkan agresif tanpa alasan yang jelas. 

Beberapa anjing enggan didekati manusia atau sesama hewan, bahkan menunjukkan sikap defensif ketika ada yang mendekat. Ada pula anjing yang tampak gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan, atau menolak bermain seperti biasanya. Perubahan perilaku ini sering kali menjadi alarm bahwa ada masalah psikologis yang sedang dialami anjing.

Tanda Fisik yang Perlu Diperhatikan

Selain perubahan perilaku, tanda fisik juga dapat menunjukkan trauma. Misalnya, anjing yang trauma sering menundukkan kepala, ekornya selalu di antara kaki, atau tubuhnya gemetar ketika berada dalam situasi tertentu. Beberapa anjing bahkan menolak makan atau minum karena rasa takut yang berlebihan.

Ada pula yang mengalami gangguan tidur, sering terbangun, atau meringkuk di sudut ruangan seolah ingin bersembunyi dari dunia luar. Mengamati tanda fisik ini sangat penting, sebab kadang pemilik hanya fokus pada kesehatan jasmani tanpa menyadari bahwa anjing sebenarnya sedang mengalami tekanan mental.

Ketakutan yang Tidak Wajar

Anjing trauma sering menunjukkan ketakutan yang berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya normal. Misalnya, bunyi petasan, suara keras, atau bahkan langkah kaki manusia dapat membuatnya panik. Beberapa anjing berusaha melarikan diri atau bersembunyi ketika mendengar suara keras, sementara yang lain langsung menggonggong dengan nada tinggi sebagai bentuk pertahanan diri. Rasa takut yang tidak wajar ini menjadi salah satu ciri khas trauma yang harus dikenali sejak dini agar pemilik dapat memberikan rasa aman.

Sikap Menghindar dari Interaksi

Cara lain mengenali anjing trauma adalah melalui interaksi sosialnya. Anjing yang sehat secara mental biasanya senang bermain, berinteraksi, dan menunjukkan rasa sayang kepada pemilik. Namun, anjing trauma cenderung menjauh, menghindari sentuhan, bahkan terkadang menolak diberi makan langsung dari tangan pemilik. 

Ada pula yang selalu memilih berdiam di sudut ruangan dan tidak merespons panggilan. Sikap menghindar ini bukan berarti anjing tidak menyayangi pemilik, melainkan bentuk perlindungan diri karena masih merasa terancam akibat pengalaman buruk yang pernah dialami.

Agresivitas Tanpa Sebab yang Jelas

Tidak semua anjing trauma menjadi penakut. Sebagian justru menunjukkan perilaku agresif sebagai cara bertahan hidup. Anjing yang dulu pernah diperlakukan kasar bisa menganggap setiap manusia adalah ancaman. Mereka akan lebih mudah menggonggong keras, menunjukkan gigi, atau bahkan mencoba menggigit ketika merasa tidak nyaman. 

Agresivitas ini sebenarnya bukan sifat asli anjing, melainkan mekanisme pertahanan akibat rasa takut mendalam. Pemilik perlu memahami bahwa agresivitas pada anjing trauma bukan tanda kebencian, tetapi lebih kepada cara melindungi diri.

Trauma Karena Penelantaran

Penelantaran juga menjadi penyebab utama trauma pada anjing. Hewan yang dibiarkan hidup tanpa kasih sayang, makanan cukup, atau perhatian cenderung kehilangan rasa percaya kepada manusia. Seekor anjing jalanan yang pernah kelaparan mungkin akan sangat berhati-hati atau bahkan curiga ketika seseorang mencoba memberinya makan. 

Kondisi ini membuat pemilik baru harus lebih sabar dan penuh kasih sayang dalam membangun kembali kepercayaan anjing. Trauma akibat penelantaran sering kali membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan, karena menyangkut rasa aman dan kebutuhan dasar yang tidak pernah terpenuhi sebelumnya.

Pentingnya Mengenali Sejak Dini

Mengenali anjing trauma sejak dini sangat penting agar masalah tidak semakin membesar. Jika tanda-tanda trauma diabaikan, anjing berisiko mengalami gangguan mental yang lebih parah, termasuk depresi. Anjing depresi cenderung kehilangan semangat hidup, tidak tertarik pada aktivitas apapun, bahkan rentan mengalami penyakit fisik karena sistem kekebalan tubuh melemah. 

Dengan memahami cara mengenali anjing trauma, pemilik dapat segera mencari solusi yang tepat. Baik melalui perawatan mandiri di rumah maupun konsultasi dengan dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care memberikan layanan dokter hewan terdekat yang siap datang langsung ke lokasi Anda. 

Membangun Kembali Kepercayaan Anjing

Setelah mengenali tanda-tanda trauma, langkah selanjutnya adalah membantu anjing pulih secara perlahan. Proses ini membutuhkan kesabaran ekstra, karena tidak ada anjing yang langsung pulih hanya dalam waktu singkat. Memberikan rasa aman, memperlakukan dengan lembut, serta menjauhkan dari situasi yang memicu trauma adalah langkah awal yang penting. 

Interaksi positif seperti bermain, memberi makanan dengan tenang, dan menciptakan lingkungan penuh kasih sayang dapat perlahan menghapus kenangan buruk. Pemilik juga perlu memahami bahwa setiap anjing memiliki tempo pemulihan yang berbeda.

Dengan mengenali tanda-tandanya sejak dini, pemilik dapat membantu anjing melewati masa sulit dan kembali merasakan kebahagiaan. Anjing yang dirawat dengan penuh cinta dan perhatian pada akhirnya mampu bangkit dari trauma, meski prosesnya memerlukan waktu. Hal terpenting adalah kesabaran, konsistensi, dan keinginan tulus untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi sahabat berbulu tersebut.

Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter hewan terdekat melalui Pet Care. Dokter profesional dan berpengalaman akan segera datang ke Lokasi Anda untuk memberikan konsultasi dan perawatan terbaik. 

Jadi, jangan ragu untuk hubungi Pet Care.

pexels-gryziu-30577798

Cara Adopsi Anjing dengan Benar dan Bertanggung Jawab

Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa adopsi anjing bukan hanya tentang membawa pulang hewan peliharaan baru, tetapi juga memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi seekor makhluk yang penuh kasih sayang? 

Banyak orang tergoda untuk membeli anjing ras mahal, padahal ada ribuan anjing di shelter atau rumah singgah yang menunggu untuk menemukan keluarga baru. Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya cara adopsi anjing yang baik dan benar sehingga menjadi pengalaman membahagiakan sekaligus penuh tanggung jawab?

Memahami Makna Adopsi Anjing

Sebelum memutuskan untuk mengadopsi, penting memahami bahwa adopsi anjing berarti Anda mengambil alih tanggung jawab penuh terhadap kehidupan hewan tersebut. Adopsi bukan sekadar tren atau ajang gaya hidup, melainkan komitmen jangka panjang. Anjing yang diadopsi bisa berasal dari berbagai latar belakang, ada yang ditelantarkan, ada yang tersesat, bahkan ada pula yang diselamatkan dari kondisi buruk. Dengan memilih adopsi, Anda tidak hanya memberi rumah, tetapi juga kesempatan kedua bagi anjing untuk merasakan kasih sayang.

Persiapan Sebelum Mengadopsi Anjing

Langkah awal cara adopsi anjing adalah mempersiapkan diri. Memelihara anjing berarti siap meluangkan waktu, tenaga, dan biaya. Pertimbangkan apakah lingkungan rumah sudah cocok untuk anjing, apakah ada ruang yang cukup untuk bermain, dan bagaimana rutinitas sehari-hari dapat menyesuaikan dengan kehadirannya. 

Perlu juga dipikirkan tentang biaya perawatan rutin, seperti makanan, vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, hingga kebutuhan lain seperti mainan atau tempat tidur.

Selain itu, pertimbangkan juga karakter anjing yang sesuai dengan gaya hidup. Jika aktif dan sering berolahraga, mungkin anjing dengan energi tinggi cocok untuk menjadi teman. Namun, jika lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, anjing dengan karakter tenang akan lebih sesuai.

Proses Adopsi di Shelter atau Komunitas

Setelah yakin ingin mengadopsi, langkah berikutnya adalah menghubungi shelter hewan atau komunitas penyelamat anjing. Biasanya, proses adopsi melibatkan wawancara singkat untuk mengetahui keseriusan calon adopter. Shelter ingin memastikan bahwa anjing yang akan diadopsi benar-benar menuju rumah yang aman dan penuh kasih.

Beberapa shelter juga mengadakan sesi pertemuan antara calon pemilik dengan anjing terlebih dahulu. Proses ini penting untuk melihat kecocokan karakter. Ada kalanya seekor anjing merasa langsung nyaman dengan seseorang, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Jika sudah cocok, calon adopter biasanya diminta mengisi formulir, melampirkan identitas diri, dan terkadang ada biaya administrasi kecil untuk mendukung operasional shelter.

Menyambut Anjing Baru di Rumah

Setelah proses administrasi selesai, tibalah saat yang paling dinantikan, yaitu membawa anjing pulang. Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Cara adopsi anjing yang benar adalah mempersiapkan rumah agar aman dan nyaman. Pastikan area rumah bebas dari benda berbahaya, siapkan tempat tidur yang empuk, serta wadah makan dan minum.

Anjing yang baru diadopsi biasanya membutuhkan waktu adaptasi. Jangan heran jika di awal terlihat canggung, takut, atau bahkan agresif. Perubahan lingkungan dapat membuat mereka stres. Berikan waktu untuk beradaptasi, jangan memaksa anjing langsung akrab, dan biarkan mereka mengeksplorasi rumah dengan tempo sendiri. Kesabaran dan kelembutan menjadi kunci dalam tahap ini.

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan

Salah satu langkah penting setelah mengadopsi adalah membawa anjing ke dokter hewan untuk pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Meskipun shelter biasanya sudah memberikan vaksin dasar dan perawatan medis, tidak ada salahnya memastikan kondisi kesehatan terkini. Dokter hewan akan memberikan rekomendasi vaksin lanjutan, obat cacing, hingga tips pola makan yang sesuai.

Selain itu, tanyakan juga tentang sterilisasi jika belum dilakukan. Sterilisasi bermanfaat untuk mengurangi populasi berlebih sekaligus menjaga kesehatan anjing dalam jangka panjang.

Membangun Ikatan dengan Anjing Adopsi

Membangun ikatan dengan anjing baru memerlukan waktu dan konsistensi. Gunakan momen harian seperti memberi makan, bermain, atau jalan-jalan bersama untuk menumbuhkan rasa percaya. Berikan pujian atau hadiah kecil saat mereka melakukan hal positif agar lebih mudah memahami perintah.

Sebagian anjing yang berasal dari latar belakang sulit mungkin memiliki trauma. Dalam kasus seperti ini, pendekatan lembut sangat diperlukan. Jangan pernah menggunakan kekerasan atau hukuman berlebihan, karena hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Perlahan, anjing akan belajar bahwa rumah barunya adalah tempat yang aman dan penuh cinta.

Tanggung Jawab Jangka Panjang

Adopsi anjing bukan komitmen singkat, melainkan tanggung jawab seumur hidup. Anjing dapat hidup hingga 10–15 tahun atau lebih, tergantung ras dan kondisi kesehatannya. Selama itu pula pemilik harus siap mendampingi, merawat, dan mencintai tanpa syarat.

Kewajiban seperti memberi makan dengan nutrisi seimbang, menjaga kebersihan, memastikan aktivitas fisik, serta membawa ke dokter hewan secara rutin adalah bagian penting dari perjalanan bersama. Tidak kalah penting adalah memberikan perhatian emosional, karena anjing adalah hewan sosial yang membutuhkan interaksi dan kasih sayang.

Perhatikan Kesehatan Anjing

Selain itu, kesehatan menjadi aspek utama. Vaksinasi, pemeriksaan rutin, dan pola makan seimbang sangat penting untuk menjaga kondisi anjing tetap prima. Kini tidak perlu khawatir tentang vaksinasi anjing Anda. Pet Care kini menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Dengan Tenaga medis yang berpengalaman dan bersertifikasi.

Jika ada keraguan dalam memilih atau merawat, jangan ragu untuk meminta saran dari dokter hewan terdekat dengan menghubungi layanan call center Pet Care. Pet Care memberikan layanan dokter hewan terdekat yang siap datang langsung ke lokasi Anda. 

steptodown.com494078

Mata Anjing Menonjol? Waspada Glaukoma pada Anjing

Mata merupakan salah satu organ penting bagi anjing yang menunjang aktivitas sehari-hari. Melalui penglihatannya, anjing dapat bergerak dengan lincah, mengenali lingkungan, dan berinteraksi dengan pemiliknya. Namun, ada kalanya kesehatan mata anjing terganggu oleh berbagai penyakit, salah satunya adalah glaukoma.

Glaukoma pada anjing sering kali luput dari perhatian pemilik karena gejalanya tampak mirip dengan masalah mata biasa, seperti mata merah atau berair. Padahal, jika tidak segera ditangani, glaukoma bisa menyebabkan kerusakan permanen pada saraf mata hingga berujung pada kebutaan.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai glaukoma pada anjing, mulai dari penyebab, gejala, cara diagnosis, hingga penanganannya.

Apa Itu Glaukoma pada Anjing?

Glaukoma adalah kondisi ketika tekanan di dalam bola mata meningkat secara tidak normal. Tekanan ini disebut tekanan intraokular (TIO). Pada anjing yang sehat, cairan dalam bola mata yang disebut aqueous humor diproduksi dan dibuang secara seimbang. Namun, pada glaukoma, aliran cairan tersebut terganggu sehingga menumpuk dan meningkatkan tekanan dalam mata.

Peningkatan tekanan yang terus-menerus dapat merusak saraf optik dan retina, dua bagian penting yang berfungsi mengirimkan sinyal penglihatan ke otak. Jika dibiarkan, kerusakan ini bisa bersifat permanen dan menyebabkan anjing kehilangan penglihatan.

Penyebab Glaukoma pada Anjing

Glaukoma pada anjing dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Secara umum, penyebabnya dibagi menjadi dua kategori utama:

1. Glaukoma Primer

Glaukoma primer biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan pada struktur mata. Beberapa ras anjing lebih rentan mengalami glaukoma jenis ini, misalnya Cocker Spaniel, Basset Hound, Beagle, Chow Chow, Siberian Husky, dan Shih Tzu. Kondisi ini sering muncul pada usia dewasa hingga anjing beranjak tua.

2. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder muncul akibat penyakit atau kondisi lain yang memengaruhi mata, misalnya:

  • Lensa yang keruh dapat menghambat aliran cairan dalam bola mata.
  • Radang dapat menutup saluran pembuangan cairan.
  • Tumor atau massa pada mata.
  • Trauma fisik dapat merusak sistem pembuangan cairan.

Gejala Glaukoma pada Anjing

Glaukoma dapat berkembang dengan cepat. Ada kalanya anjing tiba-tiba kehilangan penglihatan hanya dalam hitungan jam hingga hari. Oleh karena itu, mengenali gejalanya sejak dini sangatlah penting. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Mata tampak merah atau terdapat pembuluh darah yang menonjol.
  • Bola mata terlihat membesar atau menonjol keluar.
  • Kornea (bagian depan mata) tampak keruh atau berkabut.
  • Pupil tidak bereaksi normal terhadap cahaya.
  • Mata berair berlebihan.
  • Anjing sering mengedipkan mata atau menggosokkan wajah ke benda karena rasa sakit.
  • Nafsu makan menurun karena ketidaknyamanan.
  • Perubahan perilaku, seperti lebih pendiam atau mudah gelisah.

Jika salah satu atau beberapa gejala tersebut muncul, sebaiknya segera membawa anjing ke dokter hewan. Penanganan cepat dapat membantu mencegah kerusakan permanen pada mata.

Diagnosis Glaukoma pada Anjing

Untuk memastikan adanya glaukoma, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan khusus menggunakan alat bernama tonometer. Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan intraokular. Normalnya, tekanan mata anjing berkisar antara 10–25 mmHg. Jika lebih tinggi dari angka tersebut, anjing kemungkinan mengalami glaukoma.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan seperti gonioskopi untuk melihat sudut aliran cairan mata, atau pemeriksaan fundus untuk mengevaluasi kondisi retina dan saraf optik.

Cara Penanganan Glaukoma pada Anjing

Penanganan glaukoma bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular serta menjaga penglihatan anjing selama mungkin. Metode yang digunakan dapat berbeda tergantung pada tingkat keparahan penyakit.

1. Obat Tetes Mata

Dokter hewan biasanya meresepkan obat tetes mata yang berfungsi menurunkan produksi cairan atau meningkatkan aliran cairan keluar dari bola mata. Obat ini harus digunakan secara rutin sesuai anjuran agar hasilnya optimal.

2. Obat Oral

Selain obat tetes, obat oral dapat diberikan untuk membantu menurunkan tekanan mata. Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi cairan dalam bola mata atau memperbaiki alirannya.

3. Operasi

Jika kondisi sudah parah atau tidak merespons obat, tindakan operasi mungkin diperlukan. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan meliputi:

  • Laser cyclophotocoagulation
  • Implan drainase
  • Pengangkatan mata (enukleasi)

4. Perawatan Pendukung

Selain pengobatan, dokter juga dapat menyarankan pemberian suplemen antioksidan untuk melindungi saraf mata. Pengaturan lingkungan, seperti menghindari cahaya terlalu terang atau kondisi yang membuat anjing stres, juga dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit.r. 

Namun, pada banyak kasus, glaukoma menyebabkan kebutaan permanen meski sudah dilakukan pengobatan. Sayangnya, glaukoma primer tidak bisa dicegah karena merupakan faktor bawaan. Tetapi, Anda bisa melakukan upaya pencegahan untuk glaukoma sekunder, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan mata rutin, terutama pada anjing ras yang berisiko tinggi.
  • Menangani segera penyakit mata lain seperti katarak atau infeksi.
  • Melindungi anjing dari cedera pada area mata.

Glaukoma pada anjing adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Penyebabnya bisa karena kelainan bawaan (primer) atau akibat kondisi lain (sekunder). Gejalanya antara lain mata merah, berair, bola mata membesar, hingga perilaku anjing yang berubah karena rasa sakit.

Diagnosis cepat dan penanganan tepat sangat penting untuk menjaga kualitas hidup anjing. Baik dengan obat tetes, obat oral, hingga operasi, tujuan utamanya adalah menurunkan tekanan intraokular dan mengurangi rasa sakit.

Bagi pemilik, perhatian ekstra terhadap kesehatan mata anjing sangatlah penting. Pemeriksaan rutin ke dokter hewan terdekat atau menghubungi layanan call center Pet care bisa membantu memperlambat perkembangan glaukoma. Dengan demikian, anjing peliharaan dapat tetap hidup nyaman meski menghadapi penyakit ini.

Jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan anjing.

steptodown.com594238

Pentingnya Vitamin Anjing Untuk Menunjang Kesehatannya

Memiliki anjing peliharaan bukan hanya soal memberi makan dan mengajaknya bermain. Sama seperti manusia, anjing juga membutuhkan nutrisi lengkap agar tubuhnya tetap sehat, aktif, dan terhindar dari berbagai penyakit. 

Salah satu penunjang kesehatan tersebut adalah vitamin. Vitamin anjing sering kali dianggap sebagai tambahan, padahal perannya bisa sangat penting dalam menjaga daya tahan tubuh dan kualitas hidup hewan kesayangan.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai fungsi vitamin untuk anjing, jenis-jenis vitamin yang diperlukan, tanda-tanda kekurangan vitamin, hingga cara memilih suplemen yang tepat.

Mengapa Vitamin Penting untuk Anjing?

Secara umum, makanan anjing berkualitas sudah diformulasikan agar memenuhi kebutuhan nutrisi harian, termasuk vitamin. Namun, dalam kondisi tertentu, tambahan vitamin tetap diperlukan. Misalnya, pada anjing yang sedang hamil, menyusui, mengalami pemulihan setelah sakit, lanjut usia, atau memiliki masalah kesehatan tertentu.

Vitamin membantu mendukung berbagai fungsi tubuh, seperti menjaga metabolisme, memperkuat sistem imun, menyehatkan kulit dan bulu, serta menunjang pertumbuhan tulang. Dengan pemberian vitamin yang tepat, anabul akan lebih berenergi, nafsu makannya stabil, dan lebih tahan terhadap infeksi.

Jenis-Jenis Vitamin yang Dibutuhkan Anjing

Ada berbagai jenis vitamin penting untuk anabul. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, sehingga pemberiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa vitamin utama yang biasanya diperlukan:

1. Vitamin A

Vitamin A berperan dalam menjaga kesehatan mata, sistem reproduksi, serta pertumbuhan tulang. Kekurangan vitamin A dapat membuat anjing mengalami gangguan penglihatan dan pertumbuhan yang terhambat.

2. Vitamin B Kompleks

Siapa yang baru tahu kalau anjing ternyata membutuhkan vitamin B. Vitamin B terdiri dari berbagai jenis, antara lain B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), dan B12. Vitamin ini membantu metabolisme energi, kesehatan saraf, serta pembentukan sel darah merah. Anabul yang kekurangan vitamin B sering tampak lemas, kehilangan nafsu makan, atau mengalami masalah saraf.

3. Vitamin C

Berbeda dengan manusia, anjing sebenarnya mampu memproduksi vitamin C sendiri. Namun, dalam kondisi stres atau sakit, kebutuhan vitamin C bisa meningkat. Vitamin ini berfungsi sebagai antioksidan yang membantu mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Vitamin D

Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan fosfor, yang berhubungan langsung dengan kesehatan tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan masalah tulang rapuh atau pertumbuhan yang tidak normal pada anak anjing.

5. Vitamin E

Vitamin ini dikenal sebagai antioksidan yang menjaga kesehatan kulit, bulu, serta sistem reproduksi. Anabul yang cukup vitamin E biasanya memiliki bulu yang lebih halus dan berkilau.

6. Vitamin K

Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah. Kekurangan vitamin K dapat menimbulkan masalah perdarahan, bahkan dari luka kecil sekalipun.

Manfaat Vitamin Tambahan untuk Anjing

Selain memenuhi kebutuhan dasar, vitamin juga memberikan berbagai manfaat tambahan, antara lain:

  • Anjing lebih tahan terhadap penyakit, terutama saat musim pancaroba atau ketika banyak hewan di sekitar yang sakit.
  • Vitamin tertentu dapat membuat bulu lebih lebat, sehat, dan tidak mudah rontok.
  • Vitamin sangat penting untuk menunjang perkembangan tulang, otot, dan organ sejak usia dini.
  • Vitamin berperan mempercepat proses penyembuhan dan mengembalikan energi anabulsetelah sakit.
  • Pada usia lanjut, metabolisme anjing cenderung melambat. Suplemen vitamin dapat membantu menjaga vitalitasnya.

Tanda-Tanda Anjing Kekurangan Vitamin

Tidak selalu mudah mengenali anjing yang kekurangan vitamin, tetapi beberapa tanda berikut bisa menjadi petunjuk:

  • Bulu tampak kusam, mudah rontok, atau muncul masalah kulit.
  • Nafsu makan menurun drastis.
  • Anjing sering terlihat lemas atau tidak aktif.
  • Pertumbuhan anak anjing terasa lambat.
  • Luka yang sulit sembuh.
  • Gangguan pada penglihatan atau tulang.

Jika anjing peliharaan menunjukkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mengetahui penyebab pastinya.

Tips Memilih Vitamin untuk Anjing

Tidak semua vitamin anjing cocok diberikan begitu saja. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar vitamin benar-benar bermanfaat:

  1. Jangan asal memberikan suplemen tanpa arahan medis. Kebutuhan vitamin setiap anjing berbeda.
  2. Anak anjing, anjing dewasa, dan anjing lansia memiliki kebutuhan vitamin yang berbeda.
  3. Pastikan vitamin diproduksi oleh merek terpercaya dengan izin edar yang jelas.
  4. Sesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, vitamin khusus untuk bulu biasanya mengandung Vitamin E dan Omega 3.
  5. Vitamin dalam jumlah berlebihan bisa berbahaya. Misalnya, kelebihan vitamin D dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Vitamin Alami dari Makanan

Selain dari suplemen, vitamin juga bisa didapatkan secara alami melalui makanan. Beberapa sumber vitamin alami untuk anjing antara lain:

  • Wortel sebagai sumber vitamin A.
  • Daging merah dan hati ayam sebagai sumber vitamin B.
  • Buah seperti blueberry atau stroberi dalam jumlah terbatas sebagai sumber vitamin C.
  • Ikan salmon atau sarden sebagai sumber vitamin D dan E.

Namun, tidak semua makanan manusia aman untuk anjing. Pastikan hanya memberikan bahan yang memang direkomendasikan dan aman.

Vitamin merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan anjing, baik dari makanan sehari-hari maupun suplemen tambahan. Dengan asupan vitamin yang cukup, anjing akan tumbuh sehat, aktif, dan terhindar dari berbagai masalah kesehatan.

Namun, pemberian vitamin tidak boleh sembarangan. Selalu sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anjing, serta konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat atau menghubungi layanan call center Pet care.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan di rumah saja.

Jangan ragu untuk menghubungi dokter hewan terdekat jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan anjing. Dengan perawatan yang tepat, anjing peliharaan tidak hanya menjadi sahabat setia, tetapi juga hidup lebih panjang dengan kualitas yang lebih baik.

steptodown.com576643 (1)

Muncul Luka Ruam? Waspada Hot Spot pada Anjing

Pernah melihat anjing terus-menerus menjilat, menggigit, atau menggaruk area tertentu hingga tampak luka merah dan basah? Bisa jadi itu adalah tanda hot spot. Kondisi ini sering muncul tiba-tiba dan bisa memburuk dalam waktu singkat. Banyak pemilik anjing yang panik saat melihat luka semacam ini, karena tampak parah, berdarah, atau bahkan mengeluarkan cairan.

Namun, Anda tidak sendirian. Hot spot pada anjing adalah salah satu masalah kulit yang paling sering dijumpai di klinik hewan. Meski terlihat menakutkan, kondisi ini bisa diatasi dan dicegah dengan perawatan yang tepat.

Yuk, pelajari lebih dalam tentang hot spot anjing, mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganan yang benar!

Apa Itu Hot Spot pada Anjing?

Hot spot, atau dalam istilah medis dikenal sebagai pyotraumatic dermatitis, adalah kondisi kulit yang meradang, merah, basah, dan sangat gatal. Area yang terkena sering kali tampak seperti luka terbuka dan bisa menimbulkan rasa sakit jika disentuh. Hot spot biasanya muncul secara tiba-tiba dan bisa membesar dalam hitungan jam.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada anjing berbulu lebat seperti Golden Retriever, Labrador, German Shepherd, dan Saint Bernard. Namun, pada dasarnya, semua ras anjing bisa terkena hot spot, terutama jika mereka memiliki kebiasaan menjilat atau menggaruk tubuh secara berlebihan.

Gejala Hot Spot pada Anjing

Gejala hot spot pada anjing sangat khas dan biasanya mudah dikenali, bahkan oleh pemilik yang belum berpengalaman. Berikut beberapa tanda umum yang bisa Anda perhatikan:

  • Luka merah dan lembab, biasanya berbentuk bulat
  • Permukaan kulit terasa hangat dan terkadang bengkak
  • Anjing terus-menerus menjilat, menggigit, atau menggaruk area tertentu
  • Kerontokan rambut di sekitar area yang terinfeksi
  • Luka bisa mengeluarkan nanah atau cairan kekuningan
  • Kulit berbau tidak sedap akibat infeksi sekunder
  • Anjing tampak gelisah atau kesakitan

Hot spot bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tetapi paling sering ditemukan di kepala, leher, paha belakang, dan sekitar pinggul atau bokong.

Penyebab Hot Spot Anjing

Hot spot umumnya disebabkan oleh iritasi kulit yang kemudian digaruk atau dijilat berlebihan, sehingga menjadi luka terbuka. Namun, akar masalahnya bisa sangat beragam. Berikut ini beberapa faktor penyebab hot spot:

1. Gigitan Serangga atau Parasit

Gigitan kutu, caplak, atau nyamuk dapat menimbulkan rasa gatal ekstrem. Anjing yang terus menggaruk area tersebut bisa memicu luka dan infeksi.

2. Alergi

Alergi makanan, alergi terhadap bahan kimia tertentu, atau alergi lingkungan (seperti serbuk sari dan debu) dapat memicu rasa gatal yang berlebihan.

3. Luka Lecet atau Goresan Kecil

Luka kecil akibat bermain atau tergesek bisa menjadi pemicu awal. Jika anjing menjilatnya terus-menerus, area tersebut bisa berkembang menjadi hot spot.

4. Kondisi Kulit yang Lembap

Anjing yang sering berenang, kehujanan, atau tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi rentan mengalami iritasi karena kulit yang lembap mempermudah perkembangan bakteri.

5. Masalah Psikologis

Stres, kecemasan, atau kebosanan bisa membuat anjing menjilat atau menggigit bagian tubuhnya sebagai bentuk pelampiasan. Ini bisa berujung pada hot spot jika dilakukan terus-menerus.

6. Rambut Kusut atau Kotor

Bulu yang kusut atau tertutup kotoran bisa menjebak kelembapan dan bakteri, menciptakan lingkungan yang ideal bagi infeksi berkembang.

Baca juga: Kutu Pada Anjing, Bagaimana Cara Mengatasinya? 

Cara Mengatasi Hot Spot pada Anjing

Penanganan hot spot tidak bisa dianggap sepele, karena infeksi bisa menyebar dengan cepat. Berikut beberapa langkah perawatan yang umum dilakukan:

1. Cukur Area yang Terkena

Langkah pertama adalah mencukur rambut di sekitar hot spot untuk memperlihatkan area yang terkena dan mencegah kelembapan terperangkap di bawah bulu. Ini juga memudahkan pemberian obat.

2. Bersihkan Luka

Gunakan antiseptik ringan seperti larutan povidone-iodine atau saline untuk membersihkan area luka. Hindari penggunaan alkohol atau hidrogen peroksida karena bisa menyakitkan dan memperlambat penyembuhan.

3. Gunakan Obat Topikal

Dokter hewan biasanya akan meresepkan salep antibiotik atau antiinflamasi untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah infeksi lebih lanjut.

4. Gunakan Collar (E-collar)

Agar anjing tidak terus menjilat atau menggaruk lukanya, penggunaan collar atau “cone of shame” sangat disarankan.

5. Obat Oral

Dalam kasus yang lebih parah, anjing mungkin membutuhkan antibiotik atau obat antiinflamasi oral dari dokter hewan.

Pencegahan Hot Spot pada Anjing

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah hot spot:

1. Jaga Kebersihan dan Kekeringan Kulit

Pastikan anjing selalu kering setelah mandi atau berenang. Gunakan handuk dan pengering jika perlu, terutama untuk ras berbulu panjang.

2. Rutin Menyisir Bulu

Menyisir secara rutin mencegah rambut kusut dan membantu menjaga kulit tetap bersih serta bebas kutu atau kotoran.

3. Cegah Infestasi Parasit

Gunakan obat anti-kutu dan caplak secara berkala sesuai anjuran dokter hewan.

4. Perhatikan Tanda Stres atau Kecemasan

Anjing yang terlalu sering menjilat atau menggigit bagian tubuhnya bisa jadi sedang stres. Ajak bermain, berikan stimulasi mental, dan ciptakan lingkungan yang nyaman.

5. Perhatikan Asupan Makanan

Alergi makanan bisa menjadi pemicu hot spot. Jika Anda mencurigai hal ini, konsultasikan dengan dokter hewan untuk mengganti diet.

Hot spot pada anjing bukan hanya masalah kulit biasa. Luka merah, basah, dan gatal ini bisa sangat menyakitkan dan membuat anjing merasa tidak nyaman. Penanganan yang cepat dan tepat akan membantu mempercepat pemulihan dan mencegah infeksi menyebar.

Ingat, hot spot sering kali hanya gejala dari masalah yang lebih dalam. Baik alergi, infeksi, atau stres. Maka dari itu, jika Anda melihat tanda-tanda awal seperti anjing terus menggaruk atau menjilat bagian tubuh tertentu secara berlebihan, segera konsultasikan ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, seperti tes kulit atau uji alergi, dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi anjing.

Segera bawa ke dokter hewan Pet Care untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jadi jangan ragu hubungi kami!