Category: HEALTH

Imgpanda.com-KFEzBq

Puasa 8 Jam? Berikut Syarat Steril Kucing Betina

Steril kucing betina merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan kucing, serta mengendalikan populasi kucing. Proses ini tidak hanya memberikan manfaat bagi kucing itu sendiri, tetapi juga untuk pemiliknya dan masyarakat umum. 

Namun, sebelum memutuskan untuk mensterilkan kucing betina, ada beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Artikel ini akan memberikan penjelasan singkat dan mudah dipahami.

Yuk, pelajari bersama!

Apa Itu Steril Kucing Betina?

Sterilisasi, atau yang dikenal juga sebagai kastrasi, adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada kucing betina untuk mencegah reproduksi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan organ reproduksi kucing betina, yaitu indung telur dan rahim pada kucing betina.

Sterilisasi memiliki banyak manfaat, baik bagi kucing maupun pemiliknya. Berikut adalah beberapa manfaat sterilisasi kucing.

Manfaat bagi Kucing

  • Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan: Steril dapat membantu mengendalikan populasi kucing liar dan mengurangi risiko euthanasia.
  • Mengurangi risiko penyakit tertentu: Sterilisasi dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat dan testis pada kucing jantan, serta kanker payudara, kanker rahim, dan infeksi reproduksi pada kucing betina.
  • Meningkatkan perilaku: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku kawin yang tidak diinginkan pada kucing jantan dan betina, seperti menyemprotkan urine, berkelahi, dan melarikan diri dari rumah.
  • Membuat hidup lebih mudah: Sterilisasi dapat membuat hidup lebih mudah bagi pemilik kucing dengan menghilangkan kekhawatiran tentang kehamilan, perilaku terkait kawin, dan tanda-tanda birahi.

Manfaat bagi Pemilik

  • Populasi kucing yang terkendali: Sterilisasi membantu mengendalikan populasi kucing liar, sehingga mengurangi risiko penyakit yang ditularkan oleh kucing liar, seperti rabies dan toksoplasmosis.
  • Pengurangan biaya: Sterilisasi dapat membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang, karena dapat mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan sistem reproduksi.
  • Lingkungan yang lebih tenang: Sterilisasi dapat membantu mengurangi perilaku berisik yang terkait dengan birahi, seperti mengeong berlebihan dan berkelahi.
  • Hubungan yang lebih baik dengan kucing: Sterilisasi dapat membantu meningkatkan hubungan antara pemilik dan kucing mereka dengan membuat kucing lebih tenang dan penyayang.

Syarat Steril Kucing Betina

1. Usia Kucing

Sterilisasi kucing betina sebaiknya dilakukan setelah kucing mencapai usia dewasa, yaitu sekitar enam bulan dan berat badan minimal 2 kilogram. Pada usia ini, kucing telah mencapai kematangan seksualnya, sehingga sterilisasi bisa dilakukan dengan lebih efektif.

2. Kondisi Kesehatan

Sebelum menjalani prosedur sterilisasi, penting untuk memastikan bahwa kucing dalam kondisi kesehatan yang baik. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter hewan akan membantu memastikan bahwa kucing siap untuk menjalani prosedur tersebut. Kucing dengan kondisi kesehatan yang buruk mungkin tidak cocok untuk menjalani sterilisasi hingga mereka pulih sepenuhnya.

3. Berat Badan

Berat badan kucing juga merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan sebelum sterilisasi dilakukan. Kucing yang terlalu kecil atau terlalu kurus mungkin tidak cocok untuk menjalani prosedur tersebut. Sebaliknya, kucing yang obesitas juga bisa memiliki risiko tambahan selama operasi. Oleh karena itu, memastikan berat badan kucing berada dalam kisaran yang sehat akan membantu menjaga keberhasilan sterilisasi dan pemulihan pasca operasi.

4. Persiapan Pra-operasi Steril Kucing Betina

Sebelum menjalani sterilisasi, kucing biasanya perlu menjalani puasa selama 8-12 jam sebelum prosedur dilakukan. Ini untuk mencegah muntah selama anestesi dan operasi. Selain itu, dokter hewan mungkin juga akan memberikan instruksi khusus terkait dengan perawatan pra-operasi, seperti penghentian penggunaan makanan dan minuman pada waktu tertentu sebelum prosedur.

5. Pemulihan Pasca-operasi Steril Kucing Betina

Setelah sterilisasi, perawatan pasca-operasi sangat penting untuk memastikan pemulihan yang lancar bagi kucing. Hal ini mungkin meliputi memberikan obat penghilang rasa sakit, mengatur makanan dan minuman, serta membatasi aktivitas fisik kucing selama periode pemulihan. Memastikan kucing tetap dalam lingkungan yang tenang dan aman juga akan membantu mempercepat proses pemulihan.

Biaya Sterilisasi Kucing

Biaya sterilisasi kucing dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis kelamin kucing, dan kompleksitas prosedur.

Secara umum, biaya sterilisasi kucing jantan lebih murah daripada kucing betina. Biaya sterilisasi kucing di Indonesia umumnya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000.

Sebelum memutuskan untuk steril kucing betina, lakukan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi secara lengkap. Tetapi, jika Anda tidak punya banyak waktu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum steril, Pet Care adalah solusi untuk Anda.

Bawa kucing ke dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan yang berkala dan  vaksinasi yang diperlukan. Dokter hewan juga dapat memberikan saran terkait sterilisasi kucing dan perawatan yang sesuai untuk kucing.

Layanan home visit ini memberikan kenyaman bagi pemilik dan hewan kesayangan ketika ingin berkonsultasi atau perawatan dari rumah. Jangan ragu hubungi kami.

pexels-artem-makarov-13228127

Intip Misteri Kucing Menyukai Catnip

Kucing adalah makhluk yang penuh kejutan dan memiliki preferensi yang unik, terutama dalam hal tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang secara konsisten menarik minat kucing adalah catnip. 

Tanaman yang juga dikenal dengan nama ilmiah Nepeta cataria ini, memiliki efek yang cukup menarik pada kucing. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengaruhnya pada kucing dan fenomena menarik di balik reaksi mereka terhadap tanaman ini.

Apa itu Tanaman Catnip?

Catnip adalah tanaman herbal yang berasal dari keluarga Labiatae, yang juga dikenal sebagai mint. Tanaman ini memiliki daun yang berbulu halus dan bunga kecil yang berwarna putih atau ungu muda. Biasanya ditemukan di berbagai wilayah, termasuk Eropa, Asia, dan Amerika Utara, dan telah digunakan selama berabad-abad karena sifat-sifatnya yang unik.

Reaksi Kucing Ketika Terpapar

Salah satu aspek paling menarik tentang tanaman catnip adalah reaksi yang ditimbulkannya pada kucing. Ketika kucing terpapar oleh aromanya, mereka seringkali menunjukkan berbagai perilaku yang mencolok. Beberapa reaksi umum termasuk:

1. Banyak kucing menunjukkan tanda-tanda euforia ketika mereka terpapar. Mereka mungkin terlihat lebih bersemangat, aktif, dan bahkan agresif dalam bermain.

2. Catnip seringkali memicu insting bermain yang kuat pada kucing. Kucing cenderung aktif dan bermain lebih sering saat terpapar. Mereka mungkin lebih bersemangat dalam bermain dengan mainan atau bahkan dengan tanaman itu sendiri. Hal ini membuat catnip menjadi pilihan yang populer untuk mainan kucing atau untuk memberikan stimulasi tambahan pada hewan peliharaan yang kurang aktif.

3. Beberapa kucing juga menunjukkan perilaku yang gelisah, seperti menggeliat atau menggosok-gosokkan tubuhnya pada tanaman.

4. Meskipun mayoritas kucing menunjukkan tingkat kegembiraan dan kecemasan setelah terpapar. Selain meningkatkan aktivitas, beberapa kucing juga menunjukkan efek relaksasi setelah terpapar. Ini bisa menjadi alasan mengapa beberapa kucing memilih untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di sekitar tanaman setelah mendapatkan dosis dari aroma atau rasa tanaman tersebut.

Fenomena Ilmiah di Balik Reaksi Kucing terhadap Catnip

Meskipun reaksi kucing terhadap catnip telah diamati selama berabad-abad, fenomena ini masih menarik minat para ilmuwan. Para peneliti telah menemukan bahwa reaksi kucing terhadap catnip disebabkan oleh senyawa kimia tertentu yang ditemukan dalam tanaman ini, terutama nepetalactone.

Nepetalactone adalah senyawa yang dilepaskan ketika tanaman dihancurkan atau terpapar oleh panas atau cahaya. Senyawa ini berinteraksi dengan reseptor di hidung kucing, yang kemudian memicu respons neurologis yang menghasilkan perilaku yang kita saksikan.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua kucing bereaksi terhadap catnip, dan respons terhadap tanaman ini bisa bervariasi. Sekitar 50-70% kucing dewasa menunjukkan respons yang berbeda-beda setelah terpapar, sedangkan kucing muda di bawah usia 3-6 bulan biasanya tidak menunjukkan respons apa pun.

Tanaman catnip memiliki pengaruh yang menarik pada kucing, memicu berbagai perilaku yang mencolok termasuk euforia, kegembiraan bermain, dan efek relaksasi. Meskipun fenomena ini telah diamati selama berabad-abad, para ilmuwan masih mempelajari mekanisme ilmiah di balik reaksi kucing terhadap catnip. Sebagai pemilik kucing, penting untuk memahami pengaruh tanaman ini pada hewan peliharaan kita dan menggunakannya dengan bijak untuk memastikan kesejahteraan dan kesenangan kucing kita.

Sekarang Pet Care menyediakan jasa Grooming Kucing dan Anjing Terdekat. Pesan sekarang melalui layanan Pet Care. Selain itu, Pet Care menyediakan layanan konsultasi dokter hewan terdekat. Segera hubungi call center Pet Care untuk mendapatkan konsultasi dari dokter hewan profesional.

pexels-dsd-975413

Doberman Pinscher Si Anjing Penjaga Peliharaan Jungkook BTS

Siapa yang tak kenal dengan Bam, Doberman Pinscher kesayangan Jungkook BTS. Siapa sangka anjing penjaga ini ternyata ramah, lho. 

Dibalik penampilannya yang sangar, anjing ini cerdas dan setia. Tak heran, banyak yang menjadikannya sebagai sahabat keluarga.

Kenapa banyak orang memelihara anjing ini? Bahkan Jungkook pun memilih Doberman Pinscher sebagai peliharaannya. Nah, artikel ini akan membahas 7 fakta unik si anjing penjaga ini.

Jadi penasaran seberapa istimewanya Doberman Pinscher ini? Yuk, pelajari bersama.

1. Asal-Usul Doberman Pinschers

Siapa sangka, penemu ras anjing ini adalah seorang penagih pajak abad ke-19 bernama Karl Friedrich Louis Dobermann. Pria ini bekerja sebagai penagih pajak dan penjaga sebuah pondok di Jerman.

Dia menciptakan ras ini dengan menggabungkan beberapa jenis anjing seperti Rottweiler, Greyhound, Weimaraner, dan German Pinscher. Kemudian lahirlah Doberman Pinscher anjing penjaga yang andal dan tangkas.

Anjing ini diciptakan sebagai anjing pekerja yang setia untuk menemani penagih pajak dalam situasi berbahaya. Oleh karena itu, mereka kuat, lincah, cerdas dan setia.

2. Kecerdasan Yang Luar Biasa

Anjing ini terkenal karena kecerdasannya yang luar biasa. Bahkan menurut buku Stanley Coren “The Intelligence of Dogs”, mereka menempati peringkat ke-5 sebagai ras anjing paling cerdas

Karena kecerdasan mereka, membuatnya mudah dilatih dalam menanggapi perintah. Oleh karena itu, anjing ini sering dipilih sebagai penjaga, polisi atau detektif.

3. Anjing Paling Kuat Di Dunia

Doberman memiliki energi yang sangat kuat. Badan ramping yang berotot Mereka memiliki gigitan yang kuat dan dianggap sebagai ras anjing paling kuat di dunia.

Doberman membutuhkan latihan fisik dan olahraga untuk menjaga kesehatannya. Mereka memiliki stamina yang kuat untuk berlari, mendaki, dan bermain lempar tangkap. 

4. Fisik yang Unik

Doberman sebenarnya memiliki telinga runcing dan ekor yang panjang. Tetapi, seringkali kita melihat ekornya yang pendek. Hal ini disebabkan karena proses docking.

Docking adalah proses memotong ekor karena dianggap sebagai penghalang. Tetapi proses ini sangat kejam, sehingga dilarang diberbagai negara.

Doberman juga memiliki fisik yang unik. Badannya ramping dan berotot sehingga lincah dan tangkas. Wajahnya juga terkenal dengan ekspresi yang serius dan tegas dengan mata yang tajam dan telinga yang berdiri tegak.

5. Doberman Pinscher Si Anjing Setia

Dibalik penampilannya yang menakutkan, anjing ini sebenarnya ramah dan bersahabat. Doberman bisa menjadi hewan peliharaan keluarga yang baik. 

Mereka dikenal dengan kesetiaan dan naluri melindungi, sehingga cocok untuk dijadikan sahabat. Bahkan anjing ini sangat ramah dengan anak-anak. Mereka bisa menjaga anak-anak dan mengawasinya.

Doberman tidak agresif, Mereka akan menyerang apabila ada ancaman. Hal ini dikarenakan sifat protektifnya. Maka, penting untuk melatih regulasi emosinya.

6. Anjing Perang Dunia II

Doberman memiliki peran yang luar biasa dalam sejarah. Selama Perang Dunia II, anjing ini memainkan peran yang penting. Anjing ini digunakan untuk mendampingi Angkatan Bersenjata sela perang.

Dulu ada doberman bernama Kurt yang terbunuh oleh granat saat akan memberitahu tentara akan serangan yang akan datang. Lalu, ada Cappy yang menyelamatkan 250 marinir AS dari Angkatan Darat Jepang.

Karena jasanya, dibangun sebuah patung perunggu Cappy yang duduk di atas The World War II War Dog Memorial. Disampingnya terdapat 24 nama doberman yang gugur ketika bertugas.

7. Rentan Terhadap Penyakit

Doberman rentan terhadap penyakit terutama penyakit jantung. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah kardiomiopati dilatasi. Ini adalah kondisi jantung yang berpotensi menyebabkan kematian Doberman. 

Kondisi lain yang umum terjadi pada anjing ini adalah ketidakstabilan tulang belakang leher, disingkat CVI. Masalah kesehatan lainnya yang dapat mengganggu adalah displasia pinggul, gangguan kompulsif anjing, hipotiroidisme, dan penyakit prostat.

Oleh karena itu, pemilik harus memperhatikan kesehatan mereka dan rutin melakukan kunjungan ke dokter hewan terdekat yang bisa dihubungi melalui call center Pet Care untuk konsultasi kesehatan secara langsung.

Itu dia 7 fakta menarik tentang doberman pinscher si anjing penjaga. Ras anjing ini unik karena dibalik fisiknya yang kuat mereka adalah sosok sahabat yang setia. 

Kalau kalian ingin mengadopsi doberman pinscher selalu konsultasikan bersama dokter hewan terdekat Pet Care untuk mendapatkan layanan home visit dimanapun lokasi kalian. 

vaksin anjing

Vaksin Anjing: Jadwal dan Vaksin yang Wajib Diberikan

Vaksin anjing sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan anjing. Sama halnya dengan manusia, anjing juga rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengancam kesehatannya. Oleh sebab itu, pastikan memberi vaksin yang tepat dan sesuai jadwal.

Kapan anjing harus vaksinasi? Apa saja vaksin yang harus diberikan kepada anjing? Baca artikel ini sampai habis untuk temukan jawabannya.

Jenis Vaksin Anjing

1. Vaksin Distemper

Vaksin distemper adalah satu lagi yang tak boleh dilewatkan. Distemper adalah penyakit serius yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf anjing. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari mata dan hidung, demam, batuk, muntah, diare, kejang, kejang, kelumpuhan, dan seringkali kematian. 

2. DHPP 

DHPP adalah kombinasi vaksin untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan. Vaksin ini terdiri dari Distemper (D), Hepatitis (H), Parvovirus (P), dan Parainfluenza (P). Vaksin DHPP diberikan pada anak anjing kemudian di usia satu sampai dua tahun perlu divaksin kembali untuk menjaga kesehatannya.

3. Vaksin Anjing Rabies  

Vaksin rabies adalah yang paling penting dan bahkan diwajibkan. Rabies adalah penyakit mematikan yang menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius pada anjing dan bahkan berpotensi menular ke manusia. Maka, vaksinasi rabies, akan melindungi anjing kita dan mencegah penularan penyakit ini.

4. Vaksin Parvovirus

Parvovirus adalah penyakit serius terutama pada anjing muda. Penyakit ini dapat menyebabkan diare berat, muntah, dan bahkan kematian. Vaksin parvovirus adalah langkah penting untuk mencegah anjing kita terinfeksi virus mematikan ini.

5. Vaksin Bordetella

Batuk rejan, atau kennel cough, adalah infeksi pernapasan yang dapat menyebar dengan cepat di antara anjing-anjing yang berdekatan. Vaksin bordetella membantu melindungi dari serengan penyakit ini. Terutama jika sering berinteraksi dengan anjing lain, seperti di tempat penitipan hewan.

6. Vaksin Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menular kepada manusia dan anjing. Vaksin leptospirosis membantu melindungi anjing dari infeksi bakteri ini, yang dapat menyebabkan masalah serius pada hati dan ginjal.

Jadwal Pemberian Vaksin Anjing

Berikut jadwal vaksin berdasarkan American Kennel Club yang wajib dilakukan

1. Usia 6-8 Minggu, berikan vaksin Distemper dan parvovirus. Tambahkan vaksin bordetella jika diperlukan

2. Usia 10-12 Minggu, berikan vaksin DHPP dna tambahkan Leptospirosis sesuai kebutuhan dan saran dokter hewan.

3. Usia 16-18 Minggu, berikan vaksin DHPP kedua dan rabies

4. Usia 12-16 Bulan, berikan vaksin DHPP ketiga dan rabies kedua

5. Usia 1-2 tahun, berikan vaksin DHPP keempat dan apabila diperlukan berikan juga vaksin Coronavirus dan Leptospirosis.

6. Usia 1-3 tahun berikan berikan vaksin rabies kelima

Untuk pemberikan vaksin, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Jangan ragu untuk menghubungi call center Pet Care untuk mendapat konsultasi seputar vaksin anjing dan kesehatan anjing.

Memberikan vaksin anjing bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga menjaga kesehatan dan kesejahteraan anjing. Dengan menjaga mereka terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya, kita memastikan bahwa mereka dapat terus menemani dan membawa kebahagiaan dalam hidup kita.

pexels-drift-shutterbug-2095954

Kutu pada Kucing Si Parasit Kecil Yang Menyebalkan Bagi Anabul

Kutu pada kucing menjadi masalah umum bagi anabul tersayang. Meskipun kecil, kutu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Namun, jangan khawatir, artikel ini akan memberikan tips yang efektif untuk mengatasi dan mencegahnya. Yuk baca artikel ini sampai akhir.

Sebelum membahas cara mengatasinya, kita perlu tahu tentang kutu pada kucing. Kutu adalah parasit yang hidup di kulit dan menghisap darah sebagai sumber makanan.

Mereka akan menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit bahkah lebuh parahnya dapat mengakibatkan penyakit serius jika tidak diatasi dengan cepat.

Gejala Terinfeksi Kutu pada Kucing

Sebagai pemilik perlu mengetahui tanda-tanda kutu yang menginfeksi tubuh anabul kita. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi cepat bersembunyi di bulu-bulu. Berikut gejala yang dapat anda perhatikan:

1. Gatal yang berlebihan

Jika kucing sering menggaruk atau menjilat dirinya sendiri secara berlebihan. Ini bisa menjadi tanda terinfeksi kutu.

2. Perubahan pada Bulu

Kutu dapat menyebabkan kerusakan pada bulu kucing. Perhatikan apakah bulu kucing terlihat kusam, rontok atau ada tanda perubahan lainnya.

3. Kulit Memerah atau Membengkak

Jika kulit terlihat memerah, bengkak dan iritasi. Ini dapat menandakan adanya infeksi karena kutu.

Cara Mengatasi Kutu pada Kucing 

Jika kucing telah terinfeksi, tentunya akan sangat tidak nyaman karena gatal yang mengganggu aktivitasnya. Berikut cara mengatasinya: 

1. Cuci dan Sisir Rutin

Mandikan dengan menggunakan shampo khusus anti kutu. Kemudian sisir bulu dengan sisir khusus kutu untuk menghilangkan kutu dan telurnya.

2. Gunakan Obat topikal

Setelah dimandikan pilihlah obat topikal untuk mencegah kutu. Teteskan pada area sekitar leher dan kulit kucing. Pastikan konsultasikan dengan dokter hewan terdekat untuk merekomendasikan obat topikal yang sesuai.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan kucing juga sangat penting. Cuci tempat tidur kucing, selimut, dan mainan secara teratur. Gunakan obat semprot anti kutu pada area yang sering dilewati kucing.

Mengatasi kutu, menjadi tugas setiap pemilik untuk memastikan kesehatan dan kebahagiaan kucing kesayangan anda. Agar kucing tidak terinfeksi, maka perlu rajin melakukan grooming secara teratur. Dengan grooming, bulu kucing akan rutin dibersihkan. Ini akan mencegah datangnya kutu.

Untuk mendapatkan konsultasi seputar kesehatan dapat menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan segera datang.

pexels-zorica-15710420

Penyakit Mulut Kucing Dapat Mengganggu Aktivitasnya

Penyakit mulut kucing adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap kesehatan hewan peliharaan kita. Sebagai pemilik tentunya ingin kucing selalu sehat. Kesehatan mulut kucing merupakan faktor penting untuk memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan kucing kesayangan.

Namun, seringkali pemilik kucing mengabaikan pentingnya merawat gigi dan mulut kucing. Artikel ini akan membahas berbagai masalah mulut pada kucing, termasuk gejala, pencegahan, dan pengobatan yang efektif.

Gejala Penyakit Mulut Kucing

1. Nafas Bau 

Jika nafas kucing berbau, hal ini bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan mulut.

2. Pembengkakan Gusi 

Pembengkakan atau kemerahan pada gusi dapat mengindikasikan peradangan atau infeksi.

3. Kehilangan Berat Badan 

Hal ini membuat kucing kesulitan makan, yang mengakibatkan kehilangan berat badan.

4. Air Liur Berlebihan 

Jika kucing mengalami produksi air liur yang berlebihan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah di mulutnya.

5. Gigi Goyang atau Patah

Gigi yang goyang atau patah dapat menjadi tanda adanya masalah gigi atau gusi yang memerlukan perhatian medis.

Penyakit Mulut Kucing

1. Gingivitis:

Peradangan pada gusi yang dapat disebabkan oleh penumpukan plak dan tartar.

2. Stomatitis

Peradangan yang melibatkan seluruh rongga mulut, termasuk gusi, lidah, dan langit-langit mulut.

3. Abses Gigi

Kumpulan nanah di sekitar akar gigi, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

Pencegahan Penyakit Mulut Kucing

1. Pemberian Makanan Khusus

 Pilih makanan kucing yang dirancang khusus untuk kesehatan mulut, seperti makanan kering yang membantu membersihkan gigi.

2. Penyikatan Gigi Rutin

Rutin menyikat gigi kucing dapat membantu mengurangi pembentukan plak dan tartar.

3. Mainan Pembersih Gigi

 Berikan mainan khusus yang dirancang untuk membersihkan gigi kucing saat mereka bermain.

4. Pemeriksaan Rutin ke Dokter Hewan 

Periksakan gigi kucing secara rutin dengan menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat akan datang untuk memeriksa dan melakukan konsultasi terkait masalah gigi pada kucing

Dengan memahami gejala dan pencegahan penyakit mulut pada kucing, Anda dapat memastikan bahwa kucing kesayangan Anda tetap sehat dan bahagia. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan Pet Care  untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Aggressive dog shows dangerous teeth. German sheperd attack head detail.

Ciri Rabies Anjing yang Perlu Diwaspadai

Rabies merupakan penyakit yang menakutkan, terutama bagi pemilik hewan peliharaan seperti anjing. Mengetahui ciri anjing rabies menjadi kunci menjaga kesehatan dan keselamatan tidak hanya untuk hewan peliharaan, tetapi juga bagi pemiliknya.

Menurut Dr. Corinne Wigfall, jika anjing sudah digigit oleh hewan yang terinfeksi rabies, maka kemungkinan tertular tinggi. 

Masa penularan bervariasi bisa dua hingga empat minggu, dan gejala rabies tidak disadari oleh pemilik. Sehingga, jika anjing yang terinfeksi menggigit manusia, maka akan sangat berbahaya sampai menimbulkan kematian.

Dr. Wigfall mengatakan bahwa peluang anjing bertahan hidup setelah terinfeksi sangat rendah karena pengobatan rabies belum ditemukan.

Oleh karena itu, kita perlu waspada terhadap hewan yang terinfeksi rabies untuk menjaga keselamatan hewan dan manusia. Berikut ciri anjing rabies yang perlu diketahui.

Ciri Rabies Pada Anjing?

Anjing yang terinfeksi rabies memiliki gejala yang bervariasi, tetapi terdapat beberapa tanda umum yang dapat menjadi petunjuk. 

1.  Perubahan Perilaku

Anjing yang terinfeksi biasanya mengalami perubahan perilaku yang signifikan. Anjing yang tenang akan agresif atau gelisah, sedangkan anjing yang aktif biasanya akan lesu dan tidak bersemangat.

2. Kesulitan menelan

Anjing yang terkena rabies biasanya akan kesulitan menelan saat makan dan minum. Mereka akan menolak untuk makan atau minum air.

3. Air Liur Berlebihan

Bagi anjing yang terinfeksi akan mengalami hipersalivasi atau mengeluarkan air liur berlebihan bahkan berbusa.

4. Perubahan Suara

Rabies dapat mempengaruhi sistem saraf yang mengontrol suara, sehingga anjing akan mengalami perubahan pada suara mereka.

5. Lemah Otot

Gangguan neurologis akibat rabies dapat menyebabkan keterbatasan koordinasi, kesulitan berjalan atau kelemahan otot pada anjing.

6. Peningkatan Agresivitas

Rabies mampu merubah perilaku anjing menjadi agresif. Mereka dapat sewaktu-waktu menyerang tanpa alasan atau provokasi yang jelas

Bagaimana Cara Penularan Rabies?

Rabies umumnya menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Virus rabies terdapat dalam air liur hewan yang terinfeksi dan masuk ke tubuh melalui luka terbuka pada kulit atau membran mukosa. 

Meskipun gigitan hewan adalah metode penularan yang paling umum, kontak dengan air liur pada mata, hidung, atau mulut yang terluka juga dapat menyebabkan penularan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies dan segera mencari perawatan medis jika terjadi gigitan atau kontak langsung dengan air liur hewan yang terinfeksi.

Menurut Dr. Richardson dari American Kennel Club, setelah anjing diisolasi, sterilisasi area yang mungkin terinfeksi terutama air liurnya. Gunakan larutan pemutih dan air untuk menonaktifkan virus.

Mencegah Rabies pada Anjing

Dalam melindungi hewan peliharaan dan diri sendiri, vaksinasi adalah langkah pencegahan utama yang harus diambil. Konsultasikan dengan dokter hewan untuk jadwal vaksinasi yang sesuai dan terus pantau kesehatan anjing Anda secara teratur.

Anda juga dapat segera menghubungi dokter hewan terdekat lewat layanan Pet Care untuk konsultasi vaksinasi dan kesehatan anjing anda.

Jika anda tidak memiliki waktu untuk vaksinasi, segera menghubungi call center Pet Care, dokter hewan akan datang ke rumah, untuk melakukan vaksinasi rabies sesuai standar.

WhatsApp Image 2023-11-20 at 19.23.58_35e2855b

Distemper pada Kucing Penyakit Menular dan Berbahaya

Kucing sudah menjadi bagian dari keluarga, sehingga perlu pengawasan dan perawatan yang terbaik untuk mengurangi kekhawatiran kita. Salah satu masalah kesehatan yang mungkin dialami oleh kucing kesayangan adalah distemper. Penyakit ini memang berbahaya, tetapi jangan khawatir karena artikel ini akan membahas penyebab dan cara mengatasi  distemper pada kucing.

Apa itu Distemper pada Kucing?

Distemper pada kucing, atau disebut juga panleukopenia feline, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sel-sel dengan cepat, seperti sel-sel di usus, sumsum tulang belakang, dan kelenjar getah bening. Virus ini sangat mudah menular dan dapat menyebabkan gejala yang serius pada kucing.

Distemper disebabkan oleh virus yang bertahan lama di lingkungan. Kucing dapat terinfeksi melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi.

Gejala Distemper pada Kucing

1. Kehilangan Nafsu Makan

Kucing yang terkena distemper sering mengalami kehilangan nafsu makan. Jika kucing tiba-tiba tidak mau makan, ini bisa menjadi tanda awal.

2. Muntah dan Diare

Muntah dan diare seringkali menjadi gejala umum distemper. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk memperhatikan kebiasaan minum pada kucing.

3. Demam dan Lesu

Kucing yang terinfeksi distemper mungkin menunjukkan tanda-tanda demam, disertai dengan lelu dan lelah yang berlebihan.

Cara Mengatasi Distemper pada Kucing

1. Karantina

 Pisahkan kucing yang terinfeksi dari kucing lain untuk mencegah penyebaran virus.

2.Perawatan

Berikan perawatan terbaik, seperti hidrasi dan nutrisi tambahan, untuk membantu kucing pulih. Selain itu, berikan penanganan terbaik dengan menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter terdekat dari lokasi anda akan datang segera untuk memberikan pelayanan terbaik.

3. Vaksinasi

Pencegahan tetap lebih baik daripada pengobatan. Pastikan kucing mendapatkan vaksinasi yang diperlukan untuk melindunginya dari distemper. Pet-care menyediakan layanan vaksin kucing dan anjing di rumah cukup dengan menghubungi call center Pet Care.

Pet Care menyediakan beragam vaksin sesuai dengan kebutuhan kucing dan anjing. Selain itu, pelayanan dilakukan oleh dokter profesional yang siap datang ke rumah.

Meskipun distemper pada kucing bisa menjadi momok yang menakutkan, dengan langkah yang tepat, kita dapat membantu kucing kesayangan pulih dan kembali bermain dengan riang!

Ingatlah selalu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Semoga kucing kita tetap sehat dan bahagia!

pexels-amiya-nanda-790033

Simblefaron Permasalahan pada Mata Kucing

Sebagai pemilik kucing tentunya ingin mereka tetap sehat dan bahagia. Namun, apa yang terjadi jika mereka mengalami masalah pada mata mereka? Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah Simblefaron

Masalah ini dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan kucing kesayangan. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui tentang apa sebenarnya kelainan pada mata kucing ini, apa penyebabnya, dan bagaimana kita dapat membantu kucing kita menghadapinya.

Apa itu Simblefaron?

Simblefaron pada kucing adalah kondisi langka di mana kelopak mata bagian atas atau bawah melekat satu sama lain. Hal ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata kucing. 

Ketika kedua kelopak mata saling melekat, bisa menyebabkan berbagai masalah, termasuk iritasi, infeksi, dan bahkan kehilangan penglihatan.

Penyebab Simblefaron pada Kucing

Beberapa faktor yang memicu terjadinya Simblefaron pada kucing salah satunya adalah faktor genetik atau keturunan. Selain itu, cedera atau infeksi mata yang tidak diobati dengan baik juga bisa menjadi pemicunya.

Gejala Simblefaron pada Kucing

Bagaimana kita tahu jika kucing menderita Simblefaron? Beberapa gejala yang dapat diperhatikan adalah kesulitan membuka atau menutup mata, kelopak mata yang melekat, atau tanda-tanda peradangan pada area sekitar mata seperti:

  1. Mata kering
  2. Mata terasa terbakar
  3. Mata bengkak
  4. Sensitif terhadap cahaya
  5. Masalah penglihatan
  6. Diplopia atau penglihatan ganda
  7. Entropion suatu kondisi di mana kelopak mata mengarah ke ke arah dalam  bola mata
  8. Lagophthalmos yaitu kesulitan untuk  menutup kelopak mata dengan benar

Jika melihat gejala-gejala ini, penting untuk segera menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care, dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan datang untuk memberikan perawatan terbaik.

Mencegah Simblefaron pada kucing mungkin tidak selalu berhasil, apalagi jika kondisi tersebut disebabkan oleh faktor genetik. Namun, dengan memastikan kucing mendapatkan perawatan mata yang tepat saat mengalami cedera atau infeksi, kita dapat membantu mencegah masalah mata serius.

Kucing adalah makhluk yang luar biasa, dan mereka pantas mendapatkan perawatan terbaik dari kita. Simblefaron adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi penglihatan dan kesejahteraan mereka, tetapi dengan pengawasan yang tepat dan perawatan yang sesuai, banyak kucing dapat pulih sepenuhnya dari kondisi ini.


Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Jika adanya masalah pada mata kucing, termasuk Simblefaron. Ingatlah bahwa perhatian dan perawatan yang tepat dapat membuat perbedaan besar bagi kucing kesayangan kita.