Category: ACTIVES

Bahaya Mewarnai Bulu Hewan Peliharaan Menurut Dokter

Tampilan hewan peliharaan dengan bulu warna-warni memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, tahukah kamu jika mewarnai bulu hewan peliharaan dapat membahayakan kesehatan mereka?

Dokter hewan dan ahli toksikologi, Justine A. Lee mengatakan bahwa produk pewarna bulu mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan hewan. Penggunaan pewarna bulu dapat mengganggu metabolisme hati karena tidak mampu mengurai obat dan bahan kimia tertentu dengan baik.

Metabolisme hati hewan peliharaan seperti kucing tergolong unik. Produk rumah tangga deterjen pakaian saja dapat memberikan efek korosif dan beracun bagi kucing. Wag Walking juga mengungkap pewarna bulu juga dapat menyebabkan iritasi kulit yang menyebabkan rasa gatal dan sensasi terbakar pada kulit.

Beberapa pemilik hewan tetap menginginkan untuk mewarnai bulu hewan peliharaan, agar terlihat lucu dan menggemaskan. Dokter Justine menyarankan untuk menggunakan pewarna yang aman jika tetap ingin mewarnai bulu hewan peliharaan.

“Produk apa pun yang Anda gunakan pada kucing, pastikan produk tersebut bebas gula dan tidak mengandung xylitol,” kata Justine dilansir melalui Pet Health Network.

Dokter Justine menambahkan, produk pewarna bulu alami juga tidak selalu aman dipergunakan untuk hewan peliharaan. Seperti bahan alami minyak esensial, bahan ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, luka bakar korosif, hingga gagal fungsi hati.

Sebuah studi dokter hewan menemukan bahwa anjing yang menelan pewarna rambut alami berbahan pacar mengalami keracunan parah hingga anemia yang berakibat kematian. Sehingga, bahan alami sekalipun bukan berarti aman untuk digunakan sebagai pewarna bulu hewan peliharaan.

Waspada Reaksi Pewarna Bulu Hewan

Jika Anda ingin mewarnai bulu hewan peliharaan, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter hewan. Konsultasi seperti ini dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dengan menghubungi call center Pet Care. Kemudian pantau selalu kemunculan gejala-gejala klinis dari reaksi pewarna bulu, seperti:

  • Mulut berbusa
  • Mengiler berlebihan
  • Tidak nafsu makan
  • Lesu
  • Kemerahan pada kulit
  • Gatal-gatal
  • Muntah
  • Diare
  • Sulit bernapas

Pertolongan pertama ketika Anda menemukan tanda-tanda tersebut adalah segera bersihkan sisa-sisa pewarna bulu yang masih menempel. Jika gejala tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter hewan terdekat untuk memperoleh pertolongan lebih lanjut.

Jelang Natal, Dokter Hewan: Perhatikan Dekorasi Natal yang Dapat Membahayakan Hewan Peliharaan

Kita telah memasuki bulan Desember, artinya sebentar lagi perayaan natal dan tahun baru akan segera diselenggarakan. Mendekor rumah dengan pernak-pernik khas natal rasanya jadi kegiatan tahunan yang wajib dilakukan sebagai bentuk memeriahkan hari natal. Namun kegiatan mendekor rumah dengan berbagai ornamen natal ini perlu diperhatikan bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan.

Sebab pemilihan bahan-bahan dekorasi yang salah dan penataan yang kurang sesuai dapat membahayakan hewan peliharaan. Berikut adalah serba-serbi dekorasi natal yang perlu diperhatikan oleh para pemilik hewan yang telah Pet Care rangkum. Meliputi dekorasi natal yang aman digunakan dan dekorasi natal yang sebaiknya tidak digunakan karena berpotensi membahayakan hewan peliharaan.

Memilih Pohon Natal

Terdapat dua jenis pohon natal yang umumnya digunakan sebagai dekorasi, yaitu pohon asli dan buatan. Jika Anda memilih pohon asli sebagai dekorasi natal, maka pilihlah pohon yang lentur dan tidak memiliki duri-duri tajam menusuk seperti pohon cemara douglas atau pinus putih. Selalu bersihkan batang atau daun-daun yang rontok dan berjatuhan ke lantai agar tidak termakan oleh hewan peliharaan.

Seorang pakar dari Independent Veterinary Practitioners Association (IVPA) mengungkap bahwa di dalam paket pohon natal asli biasanya disertakan pula pupuk, pengawet, pestisida, dan bahan kimia lain yang berbahaya untuk hewan peliharaan. Hal ini perlu diperhatikan penempatannya agar tidak terjamah oleh hewan peliharaan. Sesuai dengan saran dari Douglas Kratt, Dokter di American Veterinary Medical Association bahwa cara terbaik adalah menjauhkan dekorasi natal dari jangkauan hewan peliharaan.

Namun, jika Anda memilih pohon buatan sebagai dekorasi natal maka pilihlah pohon yang kokoh, sehingga batang dan dedaunannya tidak mudah rontok. Usahakan untuk memilih pohon yang tidak menarik perhatian hewan peliharaan. Kemudian tempatkan pohon di tempat yang lebih tinggi dan sulit untuk dijangkau oleh hewan peliharaan. Menurut Zay Satchu, Dokter Hewan di Bond Vet, pohon natal buatan lebih aman digunakan daripada pohon asli karena tidak memiliki aroma alami tanaman yang dapat menarik perhatian anjing dan kucing.

Pemilihan ukutan pohon natal juga perlu diperhatikan. Pohon berukuran kecil, lebih baik digunakan sebagai dekorasi bagi Anda yang memelihara hewan di rumah. Selain mudah untuk dipindahkan, pohon dengan ukuran lebih kecil juga lebih mudah untuk bereskan ketika kemungkinan buruk terjadi, seperti hewan peliharaan bermain-main di sekitar pohon dan menghancurkannya.

Dekorasi Pohon Natal

Dekorasi pohon natal seperti bola-bola lampu tidak masalah untuk digunakan. Namun pemilik hewan perlu memperhatikan penempatannya dan menjaga agar hewan peliharaan tidak mampu menjangkaunya. Sebaiknya, pilih bola lampu yang terbuat dari bahan plastik daripada kaca, agar lebih aman dan tidak mudah pecah.

Kemudian, dekorasi pohon natal lain seperti lampu dengan kabel panjang perlu dijauhkan dan tidak dibiarkan menjuntai. Rekatkan kabel-kabel panjang ditempat tinggi agar tidak menarik perhatian hewan peliharaan. Karena ketika mereka memainkan kabel-kabel ini kemungkinan buruk terlilit atau tersengat aliran listrik bisa saja terjadi.

Selain dekorasi natal yang perlu diperhatikan, makanan konsumsi hewan peliharaan selama perayaan hari raya ini juga perlu diawasi. Selama natal mungkin banyak hidangan manis yang disuguhkan, seperti coklat. Jangan berikan hewan peliharaan Anda makanan yang mengandung coklat. Hal ini dikarenakan kandungan theobromine pada coklat dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf yang dapat menimbulkan efek tremor otot, kejang, hingga kematian. Selain itu, coklat juga mengandung banyak lemak yang dapat mengakibatkan sakit perut dan pankreatitis pada hewan peliharaan. Jika kemungkinan buruk tersebut terjadi maka segera hubungi dokter hewan terdekat untuk memperoleh pertolongan lebih lanjut.

Jauhi Hewan Peliharaan dari Tanaman Beracun Ini, Pemilik Harus Waspada!

Pada dasarnya, hewan memiliki insting penasaran dan keinginan untuk memakan atau sekedar menjilat berbagai tanaman yang ada di sekitar. Namun sayangnya tidak semua tanaman aman untuk hewan. Terdapat pula beberapa jenis tanaman berbahaya karena terdapat racun yang membahayakan hewan. Tanaman beracun dapat menimbulkan sakit perut hingga mengakibatkan kematian hewan. Sehingga sangat penting bagi para pemilik hewan untuk lebih waspada dan mengetahui jenis tanaman apa saja yang membahayakan.

Tanaman Beracun untuk Hewan Peliharaan

Bunga Bakung

Bunga bakung tergolong dalam spesies tanaman lilium. Seluruh bagian dari bunga bakung sangat beracun bagi hewan, terutama kucing. Jika dikonsumsi, bunga bakung dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Maka sebaiknya jauhi hewan peliharaan dari tanaman ini. Apabila menemukan hewan sedang menjilati bagian dari bunga bakung, serbuk, bunga, maupun daun, segera hubungi dokter hewan untuk mendapat pertolongan.

Jamur

Terdapat berbagai jenis jamur yang kita ketahui, ada yang aman untuk dikonsumsi namun ada pula yang beracun. Bahkan beberapa spesies jamur dapat menimbulkan iritasi usus dengan diare dan muntah sebagai gejalannya. Konsumsi jamur sembarangan juga dapat mengakibatkan masalah serius hingga fatal, seperti aritmia atau kondisi dimana detak jantung tidak normal, serangan jantung, dan gagal fungsi organ. Dikarenakan mengidentifikasi jenis jamur antara yang aman dengan yang beracun saja sulit, sebaiknya hindari hewan peliharaan untuk bermain-main disekitar tanaman ini.

Giant Hogweed

Tanaman ini tidak hanya membahayakan hewan tetapi juga bahaya bagi manusia. Batang dan daun dari tanaman ini mengandung racun yang dapat mengakibatkan kulit terbakar dan melepuh. Racun tanaman berada pada getahnya. Meskipun hewan peliharaan seperti kucing dan anjing memiliki bulu yang melapisi kulitnya, getah tanaman ini tetap dapat menimbulkan efek samping terbakar dan melepuh. Fatal akibatnya jika getah tanaman ini tidak sengaja terjilat oleh hewan ketika menempel pada bulu-bulu mereka.

Terdapat pula beberapa tanaman lain yang beracun untuk hewan, maka awasi dengan cermat ketika mereka berinteraksi dengan tanaman. Waspada jika muncul tanda-tanda abnormal pada hewan setelah bermain-main dengan tanaman liar. Berikut ini beberapa gejala yang dapat diidentifikasi jika hewan keracunan tanaman.

Gejala Hewan Keracunan Tanaman

  • Lemas (tidak bernergi)
  • Muntah
  • Diare
  • Terdapat darah di dalam feses
  • Minum dan buang air kecil lebih banyak daripada biasanya
  • Gusi pucat
  • Tremor hingga kejang
  • Kesulitan bernapas
  • Mengeluarkan liur terus-menerus
  • Tidak nafsu makan

Gejala lain yang dapat dikenali bila hewan peliharaan keracunan tanaman adalah terdapat iritasi pada kulit atau mulu, munculnya ruam (kemerahan pada kulit), bengkak disertai nanah seperti bisul di bagian bibir, lidah, dan gusi. Munculnya gejala jadi pertanda agar hewan segera memperoleh tindakan dari tenaga ahli, seperti layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care.

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing dengan Benar

Menyisir bulu kucing jadi kegiatan harian yang dilakukan oleh para pemilik anabul. Tidak hanya kucing, anjing juga perlu untuk disisir bulunya secara rutin. Meskipun terlihat santai nyatanya menyisir bulu-bulu kucing memerlukan cara yang baik dan benar.

Kenyamanan kucing bisa jadi faktor penentu keberhasilan menyisir bulu. Jika tidak nyaman, alih-alih kerapihan yang diperoleh justru bulu kucing akan mengalami kerontokan bahkan kusut. Jika sudah seperti ini, maka perlu dikoreksi bagaimana cara menyisir bulu yang dilakukan. Apakah sudah sesuai atau belum.

Memang kerontokan pada bulu kucing adalah hal yang normal terjadi, karena pertumbuhan bulu anabul memiliki siklus untuk bertumbuh, bertahan, dan berguguran untuk kemudian digantikan dengan bulu-bulu baru. Namun yang perlu dikhawatirkan ketika kerontokan sudah berlebihan hingga mengakibatkan gumpalan kusut pada bulu dan sulit untuk dilepaskan. Berikut ini adalah kiat-kiat menyisir bulu kucing dengan benar yang dapat diaplikasikan oleh para pemilik hewan.

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing

Menyisir bulu kucing perlu dilakukan secara rutin dan teratur agar kebersihan serta kesehatan kucing selalu terjaga. Menyisir bulu kucing secara teratur juga mampu meminimalisir tertelannya gumpalan bulu atau yang dikenal sebagai hairball. Selain itu, dengan menyisir bulu kucing para pemilik hewan mampu mengidentifikasi adanya kutu, cacing, atau parasit lainnya.

Pilih Sisir Sesuai dengan Jenis Bulu Kucing

Beda jenis bulu, berbeda pula sisir yang dipergunakan. Dokter hewan menyarankan untuk menggunakan sisir yang telah disesuaikan. Kucing dengan ras berbulu pendek lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran kecil dan jarak yang dekat. Sedangkan, kucing dengan ras berbulu panjang lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran besar dan berjarak lebih longgar.

Utamakan Kenyamanan Kucing

Kucing yang akan disisir bulunya perlu merasanya nyaman. Waktu yang tepat untuk menyisir yaitu ketika kucing sedang bersantai atau ketika kucing sedang mengantuk. Diwaktu-waktu tersebut biasanya kucing akan merasa lebih rileks dan tenang. Kemudian, mulai dengan membelai bulu secara perlahan dan gerakan yang lembut. Awali kegiatan menyisir bulu kucing dengan sapuan panjang, lambat, dan lembut.

Sisir Bulu Mati Kucing

Bulu-bulu mati yang telah gugur secara alami tidak selalu rontok ke lantai, ada pula bulu mati yang tetap bertahan disela-sela bulu sehat. Untuk membersihkan bulu mati, pemilik hewan dapat melakukannya dengan cara menyisir bulu kucing ke arah berlawanan dengan arah tumbuh bulu. Kemudian, dilanjutkan dengan menyisir bulu kucing ke arah yang sesuai dengan pertumbuhan bulu. Lakukan secara berulang untuk memastikan bulu mati terangkat seluruhnya.

Pisahkan Penggunaan Sisir untuk Tiap Kucing

Memisahkan sisir kucing yang satu dengan kucing yang lain penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan penularan penyakit kulit pada kucing dapat terjadi melalui perantara sisir. Serta selalu jaga kebersihan sisir dan tidak lupa untuk membersihkannya secara rutin.

Mengatasi Bulu Kusut

Jika sudah terlanjur kusut, akibat kesalahan teknik menyisir bulu kucing maka Anda dapat menggunakan bagian ujung sisir untuk memisahkan kusut secara perlahan. Jangan langsung menarik gumpalan kusut secara paksa karena khawatir akan rontok di satu area dan terlihat botak. Apabila kucing meronta ketika dilakukan sesi ini, segera hentikan dan biarkan kucing hingga merasa tenang. Anda dapat melanjutkan kembali ketika kucing sudah benar-benar merasa tenang atau gunakan tips sebelumnya yaitu ketika kucing sedang mengantuk atau ketika terlelap.

Sisir Bulu Secara Rutin

Ingat, menyisir bulu kucing menjadi kegiatan harian yang sangat penting untuk dilakukan dan jangan sampai terlewatkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan ini juga merupakan upaya menjaga kebersihan tubuh kucing. Dokter hewan menyarankan untuk menjadwalkan kegiatan menyisir sesuai dengan jenis bulu kucing. Bulu kucing pendek perlu disisir satu sampai dua kali sehari. Sedangkan bulu kucing panjang perlu disisir dua sampai tiga kali sehari.

Jelang Akhir Tahun, Ini Dia Tips Berlibur Bersama Hewan Peliharaan Dengan Perjalanan Darat

Menjelang liburan akhir tahun, berlibur bersama hewan peliharaan mungkin saja menjadi salah satu rencana yang terbesit oleh Pet Lovers. Banyak pilihan transportasi untuk berlibur, baik itu jalur darat, laut, maupun udara.

Meskipun lebih ekonomis, perjalanan darat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Serta memberikan rasa bosan pada hewan peliharaan karena perjalanan jauh bukan kegiatan yang biasa mereka lakukan sehari-hari. Berikut ini tips-tips berlibur bersama hewan peliharaan dengan perjalanan darat yang telah Pet-Care rangkumkan untuk para pemilik hewan.

Terapkan Kebiasaan Baru

Seminggu jelang keberangkatan, biasakan hewan peliharaan untuk buang air pada wadah yang akan dipergunakan selama perjalanan. Pembiasaan ini sangat perlu dilakukan agar hewan peliharaan tidak kaget dengan kebiasaan baru yaitu buang air di kendaraan. Selain wadah buang air, tempat makan dan minum juga perlu disesuaikan dengan tempat makan dan minum portable agar tidak terjadi kemungkinan buruk kelaparan atau dehidrasi.

Tempatkan Hewan Peliharaan di Kursi Belakang

Kursi belakang jadi tempat paling aman untuk hewan peliharaan. Kursi bagian depan berbahaya bagi hewan peliharaan jika tiba-tiba airbag (kantong udara) mengembang. Untuk perlindungan ekstra, tempatkan hewan peliharaan pada tempat khusus seperti tas atau box khusus.

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Mengeluarkan Kepala Lewat Jendela

Ketika mobil melaju, jangan sekali-kali biarkan hewan peliharaan Anda mengeluarkan kepalanya lewat jendela. Jika dibiarkan kemungkinan buruk bisa saja terjadi pada hewan peliharaan seperti luka karena tertabrak benda asing di luar mobil. Udara dingin yang masuk secara paksa pada paru-paru hewan juga membahayakan.

Jangan Tinggalkan Hewan Peliharaan Sendiri di Dalam Kendaraan

Membiarkan hewan peliharaan sendiri di dalam mobil dapat meningkatkan kemungkinan rusaknya organ tubuh. Buruknya kerusakan organ dapat mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi karena suhu udara di dalam mobil dapat memanas dan bertahan dalam ruangan tertutup. Jika memang terpaksa harus meninggalkan hewan peliharaan di dalam mobil, pastika jendela dalam kondisi terbuka lebar dan tidak meninggalkannya lebih dari 30 menit.

Bawalah Mainan Hewan

Perjalanan panjang dengan durasi lama sudah pasti membosankan. Mempersiapkan beberapa mainan hewan peliharaan dan mengajak mereka bermain bersama dapat mendistraksi rasa bosan yang melanda. Namun, tetap berhati-hati agar mereka tidak terbentur.

Konsultasi Dengan Dokter Hewan

Konsultasikan dengan dokter hewan jika akan terjadi perubahan selama berlibur. Baik itu makanan, minuman, maupun suhu udara. Layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dapat membantu para pemilik hewan untuk melakukan konsultasi, cukup dengan menghubungi Call Center atau melalui media sosial Pet Care.

Tak Perlu Kandang Luas, Inilah 5 Hewan Peliharaan yang Mudah Dirawat!

Memelihara hewan menjadi salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk tetap sehat secara fisik dan mental. Laman CDC (Center for Disease Control and Prevention) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengungkap beberapa manfaat kesehatan yang diperoleh dari kegiatan memelihara hewan

Salah satu manfaat dari memelihara hewan adalah meningkatkan intensitas berolahraga pemiliknya. Hewan peliharaan seperti anjing, kerap mengajak pemiliknya keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan di pagi maupun sore hari. Secara tidak langsung, kegiatan ini memaksa pemilik hewan untuk berolahraga dan bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. 

Berjalan-jalan secara teratur disertai dengan kegiatan bermain bersama hewan peliharaan juga dapat menyehatkan karena kebiasaan ini mampu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar trigliserida. Selain itu, manfaat kesehatan mental yang diperoleh dari memelihara hewan tidak hanya mendorong pemilik untuk bersosialisasi tetapi juga menghindari rasa kesepian hingga depresi. 

Akan tetapi memelihara hewan tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa diantara jenis hewan memerlukan tempat tinggal dan penanganan khusus yang sedikit merepotkan. Alih-alih memperoleh manfaat kesehatan, kerepotan memelihara hewan justru dapat menjadi sumber rasa stres. 

Namun Anda tidak perlu khawatir karena masih ada hewan peliharaan yang tidak memerlukan tempat tinggal khusus dan perawatannya masih tergolong dalam kategori mudah. Dilansir dari laman Best Life, berikut adalah beberapa hewan peliharaan yang mudah dirawat dan cocok untuk anak-anak, orang tua hingga para pekerja sibuk sekalipun.

5 Hewan Peliharaan yang Mudah Dirawat

Anjing

Dari segi perawatan tempat tinggal, anjing dikategorikan mudah karena tidak memerlukan tempat tinggal khusus dengan ukuran besar. Anjing merupakan hewan yang mampu untuk tinggal bersama dengan manusia dan bersahabat baik dengan pemiliknya. Namun, anjing tergolong hewan yang membutuhkan banyak kasih sayang dan perhatian lebih. Sehingga lebih cocok untuk dipelihara oleh anak-anak dan orang tua dengan kesibukan harian yang senggang dibandingkan mereka para pekerja yang sibuk.

Salah satu ras anjing yang mudah untuk dirawat adalah anjing pug. Anda tidak perlu repot memotong dan menata bulu-bulu tubuhnya karena selalu pendek dan mudah diatur. Anjing pug tidak memerlukan banyak waktu untuk bermain. Hanya sekitar 30 menit untuk berjalan-jalan dan 10 menit untuk bermain lempar tangkap saja sudah cukup membuat tubuh anjing tetap bugar. Ukuran tubuh anjing pug yang kecil juga memudahkan para pemilik untuk menjaganya selalu bersih.

Kucing

Sebelum memelihara kucing, pertimbangkan jenis kucing dengan perawatan yang mudah disamping tempat tinggalnya. Salah satu jenis kucing dengan perawatan mudah adalah British Shorthair. Melansir Vet Street, kucing dengan jenis ini memiliki kepribadian yang santai dengan bulu-bulu tubuh tidak sepanjang jenis kucing lainnya. Perawatan bulu kucing British Shorthair juga mudah, hanya perlu disikat dua hingga tiga kali seminggu hanya untuk menghilangkan bulu-bulu yang rontok. Serupa dengan anjing, kucing juga mampu hidup dalam satu tempat tinggal yang sama dengan manusia.

Kelinci

Salah satu hewan yang dapat Anda pelihara jika belum mampu berkomitmen untuk memelihara anjing adalah kelinci. Hewan ini termasuk menggemaskan dan tidak memerlukan kasih sayang seintens anjing. Kelinci tetap dapat hidup bebas di rumah maupun apartement karena tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Tetapi Anda tetap harus memastikan tempat minum, tempat buang air, dan tempat tidur yang cukup untuk kelinci yang Anda peliharan. Makanan kelinci juga mudah untuk didapatkan, seperti jerami dan roti basi, roti atau apel.

Marmut

Hewan lain dengan perawatan yang mudah adalah marmut. Tergolong ke dalam hewan lucu dan menggemaskan, serta dapat dengan mudah digenggam. Hewan pengerat kecil ini dapat hidup selama lima hingga enam tahun. Selama hidup marmut hanya membutuhkan kebutuhan dasar seperti kandang kecil, tempat tidur, makan dan air. Marmut juga merupakan hewan aktif yang ramah anak.

Hamster

Serupa dengan marmut, hamster juga tergolong ke dalam hewan yang ramah untuk dimainkan anak-anak. Selain menghibur karena tampilannya yang mungil dan menggemaskan, hamster dapat bertahan hidup dengan sendirinya. Namun dengan catatan semua kebutuhan dasar hidupnya terpenuhi. Hamster hanya membutuhkan kandang kecil, air bersih, makanan seperti potongan buah atau sayur, dan roda hamster untuk sarana mereka berolahraga dan bermain.

Untuk saat ini layanan panggil dokter hewan ke rumah dari Pet-Care baru melayanai perawatan, pengobatan, grooming, dan vaksinasi untuk anjing dan kucing saja. Melalui layanan ini, Anda dapat dengan mudah terhubung dengan dokter hewan terdekat tanpa perlu keluar rumah. Cukup hubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care.

Viral Kucing Berotot, Ini Kata Dokter Hewan dan Sains!

Baru-baru ini, viral video kucing berotot melalui media sosial Tiktok. Mungkin Petlovers sekalian juga melihatnya di FYP (For Your Page). Video ini diunggah oleh pengguna Tiktok dengan nama akun @meowbutler.

Dalam video tersebut, terlihat seekor kucing kecil dengan bulu berwarna orange. Namun, postur tubuh kucing ini terlihat tidak umum dengan otot-otot tangan dan kakinya yang terlihat besar seperti binaragawan.

Reaksi para penonton pun beragam, banyak dari mereka yang terheran-heran. Namun tidak sedikit juga yang merasa khawatir dengan kesehatan kucing dalam video tersebut dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter hewan.

Pemeriksaan hewan peliharaan kesayangan dapat dengan mudah dilakukan tanpa harus keluar rumah. Cukup hubungi Call Center Pet-Care, Petlovers dapat terhubung dengan dokter hewan terdekat.

Petlovers tidak perlu khawatir karena layanan Pet-Care panggil dokter hewan kerumah menghadirkan para dokter hewan dengan sertifikasi lengkap dan berpengalaman.

Kata Dokter Hewan tentang Kucing Berotot

Dokter Hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan), mengungkap salah satu kemungkinan alasan dibalik kondisi kucing berotot. Menurutnya, kucing tersebut mengidap Myostatin-related Muscle Hypertrophy yakni suatu kelainan yang membuat otot kucing membesar. Kelainan ini terjadi karena faktor genetik yang menyebabkan otot kucing berkembang secara berlebihan.

Namun, kemungkinan lain yang mengakibatkan penampilan kucing terlihat berotot adalah adanya penumpukan cairan atau lemak pada kulit. Untuk memastikan diagnosa dokter hewan, kucing dengan kondisi seperti ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tanpa melakukan usaha apapun, kucing dengan kondisi seperti ini memiliki massa otot yang lebih besar. Dilansir melalui laman Purina, kondisi ini disebut juga sebagai hipertrofi otot yang berkaitan dengan protein myostatin.

Kekurangan protein myostatin mengakibatkan terjadinya mutasi gen. Protein myostatin bekerja untuk menghambat pertumbuhan sel otot. Jika protein myostatin kurang, maka massa otot-oto pada tubuh hewan akan bertumpuk dalam jumlah yang ekstrim.

Sudut Pandang Sains tentang Kucing Berotot

Sains melihat kondisi hewan dengan kelainan seperti ini bukan kondisi yang baik. Terutama jika kelainan ini terjadi pada hewan-hewan yang membutuhkan kecepatan dan kelincahan untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Organisasi Nasional Gangguan Langka mengungkap kondisi hewan seperti ini juga menjadikan tubuh mereka memiliki jumlah massa otot dua kali lebih besar, namun kekurangan lemak tubuh. Kelainan ini akan normal-normal saja apabila tidak menimbulkan masalah pada kesehatan hewan.

Tidak hanya pada kucing, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di Scientific Reports menunjukkan otot ganda seperti demikian juga berhasil diaplikasikan pada tikus, kambing, babi, dan sapi.

Mengapa Kucing Sering Melakukan Peregangan? Ini Alasannya

Dalam kesehariannya, kucing kerap kali melakukan peregangan atau stretching. Kebiasaan ini termasuk ke dalam salah satu dari sekian banyak bahasa tubuh kucing. Bahasa tubuh ini digunakan kucing untuk berkomunikasi dengan manusia atau sesama kucing.

Melansir laman Wonderpolis, ketika kucing melakukan peregangan artinya ia sedang merasa nyaman dan santai. Seorang Ahli Anatomi dari Royal Veterinary College London menjelaskan alasan kucing melakukan kebiasaan tersebut. Menurutnya, itu merupakan sebuah tanda kesiapan bereproduksi yang diberikan oleh kucing betina kepada kucing jantan.

Selain itu, kucing juga melakukan peregangan untuk memperoleh banyak manfaat kesehatan tubuh. Diantaranya yaitu bermanfaat untuk meredakan otot yang kaku, melancarkan aliran darah, hingga persiapan memaksimalkan kelincahan tubuh sebelum menerkam mangsa, berlari dan melompat.

Manfaat Peregangan Bagi Kesehatan Kucing

Seorang Psikolog Klinis dari University of Arizona, Rubin Naiman mengungkap bahwa secara alami kucing tidur selama 12 hingga 16 jam setiap hari. Artinya, waktu tidur kucing dua kali lebih banyak daripada waktu tidur manusia.

Ketika bangun dari tidur, kucing sangat membutuhkan peregangan. Hal ini karena selama tidur otot-otot kucing mengalami kekakuan yang berakibat pada kurang lancarnya sirkulasi darah dalam tubuh mereka.

Sehingga, ketika kucing melakukan peregangan otot yang kaku akan mengembalikan kelenturannya dan sirkulasi darah dalam tubuh menjadi lebih lancar. Maka tubuh kucing kembali pada kondisi semula sebelum tidur.

Selama kucing meregangkan tubuhnya, otot-otot tubuh bergerak. Hal ini membuat racun dalam tubuh kucing, seperti asam laktat dan karbon dioksida yang terkumpul selama tidur akan ikut keluar bersamaan dengan melancarnya sirkulasi darah dan getah bening.

Kebiasaan meregangkan tubuh seperti ini ternyata tidak hanya dilakukan oleh kucing, hewan lain seperti anjing, zebra, dan kelinci terkadang juga melakukan hal serupa.

Untuk selalu menjaga kesehatan kucing dalam kondisi yang prima, layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah dapat menjadi solusi. Hanya dengan menghubungi Call Center Pet-Care, Anda dapat terhubung langsung dengan dokter hewan terdekat tanpa perlu repot keluar rumah.

Tidak perlu khawatir, dokter hewan Pet-Care telah memiliki sertifikasi lengkap dan berpengalaman.

5 Cara Hewan Peliharaan Meningkatkan Kesehatan Mental Pemiliknya

Hewan peliharaan tidak hanya sekedar makhluk lucu yang senang untuk diajak menghabiskan waktu bersama. Berbagai alasan membuat hewan peliharaan sebagai bagian dari keluarga, salah satunya adalah hewan peliharaan mampu membuat pemiliknya merasa lebih baik secara fisik dan mental.

Hal tersebut ternyata telah dibuktikan dengan survei yang dilakukan oleh Human Animal Bond Research Institute (HABRI) menunjukkan bahwa 76 persen dari pemilik hewan peliharaan di Amerika merasakan peningkatan kesehatan tubuh dan 87 persen dari mereka merasakan peningkatan kesehatan mental

Selain itu, hewan peliharaan juga dapat membantu seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan Autisme. Seseorang dengan ADHD mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian, berperilaku impulsif, dan hiperaktif. Gangguan tersebut dapat diminimalisir dengan kegiatan memberi makan hewan peliharaan tepat waktu yang melatih fokus atau bermain bersama hewan peliharaan dengan berlarian atau berjalan-jalan yang membantu melepas energi berlebih. 

Memelihara hewan peliharaan bagi seseorang dengan Autisme dapat membangun keterampilan sosial dan kepercayaan diri, serta memberikan rasa tenang dan tentram. Seseorang dengan Autisme juga terbantu oleh hewan peliharaan dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan integrasi sensorik atau kegiatan yang berhubungan dengan panca indera, seperti meraba, mendengar, dan mencium aroma. 

Sebagai pemilik hewan, Anda dapat menggunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah melalui Call Center Pet-Care atau aplikasi Pet-Care.

Cara Hewan Peliharaan Meningkatkan Kesehatan Mental Pemiliknya

Hewan peliharaan memiliki dampak besar yang bermanfaat bagi kesehatan mental para pemiliknya. Berikut adalah cara-cara yang dilakukan hewan peliharaan untuk membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental pemiliknya. Sehingga, pemilik hewan peliharaan merasa kesehatan mental dan fisiknya membaik, serta lebih bahagia dan sehat.

1. Hewan peliharaan membantu pemiliknya merasa dicintai

Hewan peliharaan mampu meningkatkan hormon dopamin, serotonin, dan oksitosin dalam tubuh pemiliknya. Ketika hormon-hormon itu meningkat, tubuh akan merasa lebih bahagia. Peneliti menemukan fakta bahwa kegiatan saling pandang dan berinteraksi antara hewan peliharaan dan pemiliknya mampu meningkatkan hormon oksitosin atau yang kerap disebut sebagai hormon cinta.

2. Hewan peliharaan membantu mengurangi rasa kesepian pemiliknya

Hewan peliharaan mengurangi rasa kesepian pemiliknya dengan cara memberikan rasa dicintai dan diterima. Secara naluriah, manusia membutuhkan perasaan dicintai yang mampu diberikan oleh hewan peliharaan. Hal ini yang membantu pemilik hewan peliharaan melawan rasa stres, kesepian, kesedihan, dan emosi negatif lainnya.

3. Hewan peliharaan membantu menurunkan tekanan darah pemiliknya

Studi pada tahun 1988 menemukan fakta bahwa memelihara anjing dapat membantu menurunkan detak jantung dan tekanan darah pemiliknya. Studi lain menunjukkan bahwa pemilik hewan peliharaan atau anak bulu memiliki kadar trigliserida dan kolesterol yang lebih rendah. Asosiasi Jantung Amerika juga mengatakan bahwa memelihara hewan peliharaan, terutama anjing dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

4. Hewan peliharaan membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan pemiliknya

Berinteraksi dengan hewan peliharaan dapat menurunkan kadar hormon kortisol atau hormon stres pemiliknya. Studi pada tahun 2015 menemukan fakta bahwa anak yang tubuh bersama anjing peliharaan memiliki tingkat kecemasan dan trauma yang lebih rendah. Kemudian, studi pada tahun 2018 menemukan bahwa memelihara anjing dapat membantu mahasiswa yang mengalami stres. Memelihara hewan peliharaan juga membantu mengurangi gejala gangguan stres pasca trauma dan membantu penyembuhan penderita PTSD (post-traumatic stress disorder).

5. Hewan peliharaan mendorong pemiliknya untuk berolahraga

Hewan peliharaan tertentu, seperti anjing perlu melakukan olahraga teratur. Hal ini yang memaksa pemilik hewan peliharaan untuk ikut berolahraga bersama dengan anjing mereka. Berolahraga bersama hewan peliharaan dengan berlari atau berjalan-jalan mampu mengurangi kecemasan, depresi, dan suasana hati yang negatif. 

Yuk Kenali Dokter Hewan Pertama di Indonesia!

Pernah bertanya siapakah dokter hewan pertama di Indonesia? Seperti apa kontribusinya? Mari cari jawabannya pada artikel berikut.

Dokter hewan memiliki fokus yang berbeda dengan dokter gigi maupun dokter spesialis.

Tidak seperti yang lainnya, dokter hewan khusus berperan untuk menangani permasalahan yang terjadi pada hewan.

Tidak hanya terbatas pada cakupan hewan peliharaan, dokter hewan juga dapat berfokus pada hewan ternak, seperti sapi dan kambing.

Walau terbilang menjanjikan, namun karir dokter hewan cenderung langka di Indonesia.

Menjadi dokter hewan adalah pilihan yang tepat terutama bagi Anda pecinta hewan yang menginginkan prospek kerja yang baik.

Apabila berminat, terdapat lowongan dokter hewan Pet-Care yang cocok bagi Anda karena layanan Pet-Care dan tarifnya sudah terstandarisasi.

Tunggu apalagi, mari bergabung menjadi partner Pet-Care. 

Cukup dengan hubungi Call-Center atau gunakan aplikasi Pet-Care.

Dokter Hewan Pertama di Indonesia

Dokter Hewan di Indonesia sudah melewati berbagai perkembangan zaman.

Bagaimana tidak, profesi ini sudah bertahan cukup lama di Indonesia, yakni sejak masa penjajahan Belanda.

Mari lihat bagaimana PDHI kemudian menjadikan dokter hewan di Indonesia saat ini cukup inspirasional:

  • Pemantik perjuangan dokter hewan Indonesia

Menurut buku sejarah “100 Tahun Dokter Hewan Indonesia, Sejarah, Kiprah, dan Tantangan” (drh. Soedjasmiran, 2010), dokter hewan pertama di Indonesia berasal dari Belanda.

Namun, jika berbicara tentang dokter hewan asli dari Indonesia, sosok tersebut merupakan drh. Johannes Alexander Kaligis.

Mahasiswa yang berasal dari Minahasa ini menempuh pendidikannya di Indische Veerartzen School yang kemudian menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Selang beberapa tahun, Johannes lulus pada 1910 dengan gelar drh.

  • PDHI (Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia)

Layaknya praktisi pada umumnya, dokter hewan juga memiliki perhimpunan.

Sebelum ada perhimpunan seperti yang sekarang, Hindia Belanda awalnya membentuk Asosiasi Dokter Hewan Hindia Belanda pada 1884.

Setelah terlepas dari pengaruh Belanda, barulah perhimpunan dokter hewan Indonesia terbentuk sebagai hasil dari perjuangan drh JA Kaligis dan drh Noto Soediro.

Perhimpunan tersebut dinamakan Perhimpunan Ilmu Kehewanan.

Kemudian, perhimpunan tersebut melahirkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia di Lembang pada 9 Januari 1953.

Seiring dengan jumlah kebutuhan dokter hewan di pedesaan, PDHI menjadi cikal bakal dari lahirnya sejumlah asosiasi yang dinamai menurut jenis satwa.

  • Dampak dari PDHI dalam dunia dokter hewan

Melalui prosesnya, PDHI awalnya hanya berfokus pada hewan ternak.

Namun sejak diadakannya kongres ke-12 di Surabaya, PDHI menangani hewan lainnya, seperti hewan peliharaan, satwa liar, dan hewan hobi.

Di samping itu, skripsi yang digarap oleh drh. JA Kaligis mengenai ilmu anaplasmosis pada sapi dan kerbau turut berperan dalam dunia dokter hewan.

Beliau memperkenalkan bakteri anaplasma yang berperan pada penularan penyakit Anaplasmosis.

Kemudian, bersama dengan drh. WJ Ratulangi, drh. JA Kaligis mendirikan fakultas Pertanian dan Peternakan di Sulawesi Utara yang merupakan benih dari Universitas Sam Ratulangi.

Tertarik dengan profesi dokter hewan? Segera daftarkan diri Anda menjadi partner dokter hewan Pet-Care.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call-Center atau gunakan aplikasi Pet-Care.