Anabul check-up atau pemeriksaan rutin untuk kucing dan anjing adalah hal yang seharusnya Anda lakukan agar hewan peliharaan bisa hidup sehat dan berumur panjang.
Usia hewan sama seperti manusia, tidak bisa diprediksi. Tetapi, sebagai pemilik hewan peliharaan tentunya Anda menginginkan mereka untuk hidup sehat dan bahagia sampai waktu meninggalkan kita bukan?
Anjing dan kucing bisa sakit walaupun selalu dalam pengawasan pemiliknya. Oleh karena itu, kunjungi dokter hewan setahun sekali atau bisa lebih tergantung keadaan hewan peliharaan Anda.
Preventive care adalah istilah mengenai semua hal yang bisa dokter hewan lakukan untuk menjaga kesehatan hewan peliharaan.
Beberapa orang hanya menyadari tindakan dari preventive care berupa vaksinasi. Padahal ada tindakan utama lainnya yang mencakup preventive care.
Jenis Pemeriksaan Rutin yang Biasa Dilakukan
Vaksinasi untuk hewan memang sangat penting. Tetapi anabul check-up juga komponen yang perlu dilakukan. Apa aja sih yang akan didapatkan anabul saat melakukan pemeriksaan rutin?
Pemeriksaan fisik menyeluruh
Skrining parasit dan penyakit terkait usia
Cek berat badan yang sehat
Pemeriksaan kesehatan mulut
Sterilisasi
Jadwal vaksinasi
Tindakan pemeriksaan rutin bisa berbeda di setiap klinik hewan. Ada baiknya Anda langsung berkonsultasi kepada dokter hewan untuk memastikan tindakan apa saja yang dibutuhkan anabul untuk pemeriksaan rutin.
Alasan Anabul Harus Melakukan Check-up
Tujuan utama dari rutin melakukan anabul check-up ada memastikan hewan tetap sehat dan apabila terserang penyakit bisa segera diatasi sebelum membuat kondisi anabul memburuk.
Selain itu, dokter hewan pastinya lebih paham akan kebutuhan hewan kesayangan Anda. Anjing dan kucing merupakan hewan yang pandai menyembunyikan rasa sakit nya. Sehingga bisa saja kita tidak sadar bahwa mereka sedang sakit.
Alasan terakhir adalah agar Anda bisa mendapatkan ilmu baru mengenai perawatan anabul. Saat melakukan pemeriksaan, Anda bisa lebih leluasa untuk bertanya kepada dokter hewan.
Itu dia pembahasan seputar anabul check-up. Jika Anda sedang membutuhkan konsultasi mengenai waktu check-up ataupun kondisi kesehatan anabul, hubungi call center Pet Care agar dokter hewan bisa segera datang kerumah Anda untuk memeriksa kondisi anabul.
Vaksin rabies yang diberikan kepada kucing peliharaan merupakan bentuk kasih sayang pemilik yang tidak ingin kucing kesayangannya terkena penyakit berbahaya. Vaksin rabies diharapkan dapat menjadi antibodi yang menjaga kondisi tubuh kucing tetap sehat.
Apa Itu Vaksin Rabies?
Vaksin rabies kucing adalah salah satu jenis vaksin yang penting dan wajib kalian berikan kepada anabul. Vaksin berfungsi untuk menjaga dan menghindari kucing terpapar rabies.
Penyakit rabies akan menyerang sistem kekebalan tubuh kucing dan bisa menular ke manusia. Rabies bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, diberikannya vaksin kepada kucing diharapkan bisa menjadi antibodi untuk kucing.
Rabies bisa disebabkan karena gigitan hewan yang terinfeksi. Gejala yang biasanya ditimbulkan saat kucing terinfeksi rabies adalah sering mengeluarkan air liur, perubahan perilaku dari tenang menjadi gelisah dan terkadang menjadi lebih agresif.
Syarat Vaksin Rabies
Sebelum melakukan vaksinasi, ada beberapa persyaratan seperti hewan harus dalam kondisi fit, tidak diare, tidak demam, sudah memenuhi persyaratan usia dan tidak memiliki masalah kulit.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Vaksin?
Vaksinasi kucing tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan jika Anda melakukan vaksinasi kucing sesuai dengan jadwal nya.
Untuk waktu vaksinasi kucing biasanya dimulai pada usia 6-8 minggu, kemudian setelah berusia 20 minggu kucing sudah bisa melakukan vaksin rabies. Vaksin penguat akan diulangi setahun kemudian.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai kapan waktu yang tepat untuk vaksinasi hewan terutama kucing kalian bisa menghubungi call center Pet Care untuk melakukan konsultasi.
Berapa Biaya Vaksin Rabies?
Biaya vaksin hewan seperti kucing sangat beragam. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan biaya vaksinasi adalah jenis vaksin dan daerah tempat tinggal.
Untuk vaksin rabies yang disedikan oleh Pet Care memiliki kisaran harga Rp150,000.00. Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dan yang paling penting adalah hewan kesayangan Anda akan ditangani langsung oleh dokter hewan berpengalaman.
Layanan Vaksin Kucing di Rumah
Layanan vaksin kucing di rumah tentu lebih praktis. Anda tidak perlu membawa hewan peliharaan keluar rumah, cukup dengan pesan layanan vaksin hewan di rumah melalui call center maupun aplikasi Pet Care.
Sebelum mengetahui bagaimana rabies pada kucing, perlu diketahui bahwa rabies merupakan penyakit yang timbul akibat penularan virus. Penularan virus rabies pada hewan, termasuk kucing sebagian besar dapat berakibat fatal.
Fatalnya penyakit rabies selalu menghantui para pemilik hewan. Namun, kini penularan virus rabies dapat dicegah dengan memberikan rangkaian vaksinasi rabies untuk kucing dan hewan peliharaan lainnya.
Cara kerja virus rabies yakni dengan menyerang sistem saraf pusat, kemudian menyebar melalui sistem saraf hingga mencapai otak. Hewan yang terinfeksi virus ini akan mengalami kelumpuhan, juga mengganggu sistem pernapasan dan berakhir dengan kematian.
Tidak hanya manusia dan kucing, rabies dapat menyerang mamalia manapun. Hewan yang menjadi inang dan menyebarkan virus rabies disebut sebagai reservoir. Beberapa hewan yang termasuk resevoir inang virus rabies meliputi sigung, musang, dan kelelawar. Sebenarnya, kucing relatif tahan dengan varian rabies anjing, tetapi kucing tidak tergolong sebagai spesies reservoir untuk virus ini.
Gejala Rabies pada Kucing
Gejala awal rabies akan muncul secara bertahan dan sulit untuk dikenali. Pada dua sampai empat hari di awal masa infeksi, kucing akan mengalami demam, energi berkurang, dan penurunan nafsu makan. Setelahnya gejala-gejala lain akan cenderung berkembang lebih cepat dan melumpuhkan kaki, kejang-kejang, mengalami kesulitan bernapas, hipersalivasi (terlalu banyak air liur karena kesulitan menelan), dan menunjukkan perilaku abnormal.
Rabies umumnya memiliki dua bentuk gejala, kelumpuhan dan menjadi ganas. Kucing yang terserang virus rabies kemungkinan akan menunjukkan salah satu, atau kedua gejala tersebut.
Jika fase ganas mulai berkembang, kucing menjadi agresif. Terkadang beberapa kucing akan menjadi lebih agresif disertai dengan delusi. Kucing rabies ini berhalusinasi dan menyerang sekelilingnya tanpa sebab pasti.
Selain fase ganas, fase paralitik juga dapat terjadi, dimana kucing mulai mengalami kelumpuhan di berbagai sistem otot tubuhnya. Seringkali, kelumpuhan mempengaruhi kemampuan menelan yang perlahan menghilang. Kondisi seperti ini disebabkan oleh hipersalivasi dan mulut berbusa.
Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan dan kejang berkepanjangan, koma, hingga kematian. Sesegera mungkin membawa kucing rabies ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ketika Anda mengenali gejalanya.
Penyebab Rabies pada Kucing
Gigitan hewan yang terinfeksi rabies menjadi penyebab paling umum mengapa kucing terinfeksi rabies, karena virus ini ditularkan melalui air liur. Sedikit kasus air liur atau jaringan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui luka terbuka, selaput mata, hidung, atau mulut. Sehingga gigitan jadi penyebab utama penularan rabies pada kucing.
Pengobatan Rabies pada Kucing
Kabar buruknya, tidak ada pengobatan untuk rabies pada kucing, karena hampir 100% rabies berakibat fatal. Satu-satunya cara untuk melawan rabies kucing adalah memastikan kucing telah menerima vaksin rabies dan selalu memperbarui vaksin tersebut sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter hewan terkait. Vaksinasi virus rabies untuk kucing dapat Anda lakukan melalui layanan vaksin hewan ke rumah dengan menghubungi call centerPet Care.
Beberapa daerah di Indonesia sedang mengupayakan program vaksin rabies, salah satunya adalah Kecamatan Jembrana, Bali. Selain menekan angka penularan kasus positif rabies antara hewan dengan hewan. Melalui vaksin juga penularan penyakit dari hewan ke manusia dapat dihindarkan.
Selain pemerintah, Pet Care sebagai layanan kesehatan hewan juga membantu para pemilik hewan untuk memvaksin hewan peliharaan mereka dengan mudah. Layanan vaksinasi dari Pet Care dapat dilakukan di rumah atau lokasi Anda, tanpa perlu keluar rumah.
Dilansir dari Radar Bali (16/12/2022), sebanyak tiga desa di tiga kecamatan Jembrana, Bali, menjadi target vaksinasi rabies selama sepekan. Menyasar vaksinasi untuk 2000 ekor anjing sebagai upaya menekan penularan rabies.
Ketiga kecamatan tersebut menjadi sasaran vaksin rabies, lantaran termasuk zona merah karena kasus positif telah terjadi terus-menerus dan berulang. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, I Wayan Widarsa mengatakan tercatat 201 kasus positif rabies di Jembrana, Bali, sepanjang tahun 2022.
Dari ketiga desa yang menjadi target pelaksanaan vaksinasi rabies, yakni Desa Pekutatan, Batuagung, dan Tuwed, baru satu desa yang selesai melaksanakan program vaksin. Sebanyak 700 ekor anjing telah divaksin rabies.
Pet Care Sediakan Layanan Vaksinasi Hewan Peliharaan ke Rumah Area Bali
Namun, program vaksinasi tidak berjalan dengan mudah. Penolakan terjadi ketika program vaksin dilaksanakan. Tim vaksinasi memperoleh informasi di lapangan, bahwa banyak warga yang menolak karena mempercayai informasi keliru tentang vaksin. Warga takut jika anjing peliharaan mereka akan mati setelah divaksin.
Padahal, Raintree Veterinary Center mengungkap bahwa manfaat vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan dengan risikonya. Melalui vaksin, sistem kekebalan tubuh hewan peliharaan seperti anjing dan kucing nantinya mampu melawan penularan penyakit berbahaya.
Sebagai upaya menyukseskan gerakan vaksinasi rabies tersebut. Pet Care menyediakan layanan vaksin hewan peliharaan ke rumah di Area Bali. Layanan vaksinasi hewan peliharaan ini, dapat diakses dengan menghubungi call centeratau melalui social mediaPet Care. Tidak perlu repot, karena vaksinasi dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda dengan mendatangkan tenaga medis yang berpengalaman.
Sebagai pemilik hewan penting untuk melakukan rangkaian vaksin untuk peliharaan mereka tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Tidak hanya melindungi kesehatan hewan peliharaan dari berbagai penyakit berbaya, vaksin juga dapat mencegah penularan virus dari hewan ke manusia.
Dilansir dari Antara News, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta mengimbau kepada warga untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan miliknya sesuai jadwal.
“Jadi kita mengimbau jangan hanya ingin memelihara saja, namun juga bertanggung jawab selaku pemilik hewan harus tepat memberikan jadwal vaksinasi atau pengobatan,” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati pada Konferensi Kesejahteraan Hewan Indonesia (14/12/2022).
Asosiasi Dokter Hewan Amerika mengungkap alasan betapa pentingnya melakukan vaksinasi hewan peliharaan.
Mencegah banyak penyakit hewan peliharaan.
Membantu menghindari biaya pengobatan mahal karena serangan penyakit parah dapat dicegah.
Mencegah penularan penyakit antara hewan dan antara hewan ke manusia.
Dengan vaksin, penyakit yang lazim menyerang satwa liar seperti rabies dan distemper dapat dihindari.
Mematuhi peraturan pemerintah, karena dibeberapa daerah vaksin diwajibkan untuk diberikan pada hewan peliharaan.
Vaksinasi efektif untuk mencegah penyakit atau mengurangi gejala klinis yang parah. Sehingga, penting bagi pemilik hewan untuk mengikuti jadwal vaksinasi hewan peliharaan yang sudah disarankan oleh dokter hewan tepat waktu.
Vaksinasi terhadap penyakit menular dan mematikan seperti rabies, canine parvovirus, canine distemper, canine bordetella, feline leukemia, feline panleukopenia, dan penyakit serius lainnya penting untuk melindungi kesehatan hewan peliharaan. Jenis vaksinasi dan frekuensi inokulasi dapat bervariasi berdasarkan usia dan kondisi medis hewan peliharaan.
Melihat tumbuh kembang anak anjing sangat menyenangkan. Terutama pada minggu-minggu awal kehidupan mereka. Namun, salah langkah dalam perawatan anak anjing ternyata dapat berakibat fatal. Berikut 5 Tips Merawat Anak Anjing dari Pet Care yang dapat Petlovers terapkan.
1. Berinteraksi dengan hati-hati
Meskipun sangat ingin untuk terus menerus membelai dan menggendong anak anjing. Interaksi antara manusia dan anak anjing perlu dibatasi serta dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Terutama pada minggu pertama dan kedua.
Pada masa ini, kondisi tubuh anak anjing masih sangat rentan terhadap penyakit. Baik induk dan anak anjing juga rentan mengalami stres pada masa-masa ini.
Serta berhati-hatilah ketika mendekati anak anjing karena beberapa induk akan bersikap lebih agresif terhadap manusia dan hewan lainnya yang dirasa mengancam keselamatan sang anak.
Seiring bertambahnya usia, anak anjing akan berubah menjadi lebih aktif. Bahkan beberapa anak anjing juga akan lebih banyak bermain dan tidur. Jadi pastikan untuk selalu memberi waktu luang untuk anak anjing bersosialisasi dengan temannya, namun tidak lupa untuk mencukupi waktu istirahat mereka.
2. Berikan lingkungan yang hangat
Tubuh anak anjing masih belum mampu mengatur suhu tubuh hingga usia 4 minggu. Oleh karena itu selama 4 minggu pertama kehidupan anak anjing, para pemilik perlu menyediakan tempat tidur yang hangat dan bersih.
Untuk memastikan tempat tidur anak anjing dan induknya tetap hangan, letakkan lampu pemanas diatas tempat tidur. Perhatikan peletakkan lampu agar tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Pantau suhu tubuh anak anjing agar tetap berada pada kisaran 36 derajat celsius.
3. Ajarkan untuk bersosialisasi
Jika induk anjing telah membiarkan anaknya bermain, bebaskan pula anak anjing untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Membiarkan anak anjing bersosialisasi serta amati pertumbuhan anak anjing berjalan dengan normal. Apakah pertumbuhannya sama dengan temannya yang lain dan rutin untuk menimbang berat badan badan anak anjing.
Perlu diperhatikan bahwa melepas anak anjing dari induknya dapat dilakukan ketika anak anjing sudah berusia lebih dari 8-10 minggu.
4. Menyapih dan mulai makan
Ketika anak anjing baru lahir, mereka akan menyusu pada induk setiap 2 jam sekali. Kemudian terus berubah menjadi 3-4 jam sekali.
Disaat usia anak anjing menginjak usia 3-4 minggu, proses menyapih sudah mulai dapat diterapkan. Berikan makanan khusus anak anjing, atau campuran antara makanan kering dan basah agar lebih lunak.
Menyapih perlu dilakukan karena pada usia-usia ini, anak anjing sudah mulai mengalami pertumbuhan gigi. Dimana pertumbuhan gigi dapat menyakiti induk anjing apabila mereka masih tetap menyusu pada induknya.
5. Pemeriksaan dokter hewan
Pemeriksaan awal ke dokter hewan perlu dilakukan untuk memeriksa kondisi langit-langit mulut atau sumbing, hernia umbilikalis, dan masalah kesehatan lain. Membawa anak anjing rutin ke dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan juga perlu dilakukan pada anak anjing untuk memastikan mereka telah mengonsumsi obat cacing dan menerima rangkaian vaksinasi lengkap.
Jika Anda ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian obat cacing dan rangkaian vaksinasi lengkap pada anak anjing, layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dapat membantu Anda dengan menghubungicall centerPet Care.
Anjing dan kucing umumnya akan merasakan efek samping setelah mendapat suntikan vaksin. Reaksi tubuh terhadap vaksin ini dapat terjadi selama satu sampai dua hari disertai dengan timbulnya gejala ringan. Namun pada sedikit kasus, efek samping dapat terjadi selama lebih dari dua hari dengan gejala berat. Ketika gejala berat terindentifikasi dialami oleh anjing dan kucing pasca vaksin, disarankan untuk segera mencari pertolongan dokter hewan untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.
Beberapa dari pemilik hewan khawatir dan merasa kasihan bila hewan peliharaannya merasakan efek samping vaksin. Anjing dan kucing terlihat lesu, merasakan demam, gejala flu, dan bengkak diarea suntikan. Sebenarnya efek samping vaksin tidak dapat dihilangkan, namun dapat diringankan. Pet Care telah merangkumkan cara meminimalisir efek samping vaksin anjing dan kucing.
Tidak Menyuntikkan Beberapa Vaksin Secara Bersamaan
Terdapat beberapa jenis vaksin yang harus diberikan pada anjing dan kucing untuk membentuk sistem kekebalan tubuh. Sehingga ketika virus penyakit berbahaya masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh mereka mampu melawannya secara alami. Untuk meminimalisir efek samping pasca vaksin, sebaiknya tidak menyuntikkan beberapa jenis vaksin pada waktu yang sama. Buatlah janji dengan dokter hewan dengan jarak waktu yang disesuaikan antara suntikan vaksin pertama dan suntikan vaksin selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi efek samping berkali lipat.
Konsultasi Sebelum Vaksin
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter hewan jika sebelumnya hewan peliharaan Anda pernah mengalami efek samping vaksin, ringan maupun berat. Setelah konsultasi, dokter hewan akan menyesuaikan pemberian vaksin dengan kondisi kesehatan hewan. Setelah vaksin disuntikkan sebaiknya tunggu sekitar 30 sampai 60 menit untuk mengantisipasi reaksi serius dari vaksin. Terus pantau hewan dan hubungi dokter hewan jika terdapat masalah pasca vaksin.
Pengobatan Konvensional
Meringankan gejala vaksin dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan konvensional. Pengobatan ini memerlukan resep khusus dari dokter hewan karena memerlukan evaluasi dan dilakukan secara hati-hati. Namun cara ini hanya dapat dilakukan ketika efek samping vaksin sudah sangat mengganggu. Tidak hanya fisik, tetapi juga menimbulkan gejala mental dan emosional.
Tindakan vaksin, pengobatan dan konsultasi pasca vaksin dapat dilakukan melalui layanan vaksinasi dan layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care. Tidak perlu khawatir karena tenaga medis dari Pet Care telah bersertifikat lengkap dan berpengalaman. Layanan dokter hewan Pet Care dapat Anda peroleh dengan cara menghubungi Call Center untuk kemudian dihubungkan dengan dokter hewan terdekat. Tidak perlu keluar rumah, layanan dokter hewan dari Pet Care dapat dilakukan langsung di rumah atau lokasi Anda.
Pada praktik kedokteran hewan, akan selalu ada tingkat risiko dari segala jenis prosedur medis yang dilakukan. Termasuk didalamnya adalah tindakan vaksinasi. Akantetapi jika dibandingkan dengan risikonya, manfaat dari vaksin jauh lebih besar. Vaksin mampu menjaga hewan peliharaan seperti anjing dan kucing dari penularan penyakit berbahaya yang dapat mengancam kesehatan jangka panjang.
Melansir laman Raintree Veterinary Center, dari 10.000 kucing yang telah divaksin 1-10 diantaranya dapat mengalami efek samping serius dan dari 10.000 anjing yang telah divaksin 13 diantaranya dapat mengalami efek samping serius. Artinya, 9.990-9.999 kucing dan 9.987 anjing diantara 10.000 kucing dan anjing tersebut mampu melalui efek samping tanpa masalah serius.
Pada dasarnya, efek samping dari vaksin anjing dan kucing digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu efek samping ringan dan efek samping berat. Efek samping ringan yakni efek samping yang umum terjadi dan dapat dirasakan oleh setiap anjing dan kucing setelah melaksanakan kegiatan vaksin. Sedangkan efek samping berat yakni efek samping yang tidak umum dan jarang terjadi. Dimana efek samping ini terjadi pada skala lebih berat atau terjadi dalam kurun waktu yang lebih lama, diatas 48 jam sejak vaksin disuntikkan.
Efek Samping Ringan Pasca Vaksin
Lesu & Demam Ringan
Rasa tidak nyaman, lesu, disertai dengan demam ringan merupakan efek samping paling umum yang dapat dirasakan hewan peliharaan setelah divaksin. Ciri dari hewan peliharaan yang mengalami efek samping ini yakni mereka tidak bertingkah seperti biasanya dan lesu sebagai ciri yang terlihat. Efek samping seperti ini dapat terjadi selama satu sampai dua hari. Namun jika hewan peliharaan tidak kembali normal setelah dua hari dan tetap terlihat lesu, sebaiknya periksakan segera ke dokter hewan terdekat.
Bengkak Lokal
Bengkak disekitar area suntikan termasuk ke dalam reaksi dari vaksin yang umum terjadi. Kadangkala, bengkak muncul dengan bentuk benjolan kecil yang mengeras tepat di bekas suntikan. Namun pemilik hewan perlu memastikan agar benjolan tersebut tidak semakin membesar hingga menunjukkan tanda-tanda peradangan, seperti infeksi atau mengeluarkan cairan. Benjolan ini juga seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit dan akan berangsur-angsur menghilang selama satu minggu ke depan. Jika benjolan tersebut menunjukkan tanda-tanda infeksi dan tidak hilang setelah satu minggu, segeralah hubungidokter hewan terdekat.
Bersin-Bersin Disertai Gejala Flu
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan, namun ada pula vaksin yang diberikan melalui tetesan atau semprotan ke hidung atau mata hewan peliharaan. Efek samping dari vaksin jenis ini serupa dengan gejala flu seperti pilek, batuk, dan bersin. Anjing dan kucing dengan efek samping ringan dapat sembuh dan pulih kembali setelah satu atau dua hari. Akantetapi jika hewan peliharaan tidak pulih selama berhari-hari, bahkan gejala yang dialami semakin parah maka hubungi dokter hewan terdekat sesegera mungkin.
Efek Samping Berat Pasca Vaksin
Efek samping ini terlihat pada 48 jam setelah vaksin diberikan. Tanda-tanda dari efek samping berat pada anjing dan kucing diantaranya yaitu pembengkakan wajah, muntah, gatal-gatal, diare, dan kesulitan bernapas.
Anafilaksis jadi efek samping paling berat yang dapat terjadi pada anak anjing dan kucing setelah vaksin. Efek samping anafilaksis dapat terjadi sesaat setelah vaksin disuntikan, namun dapat juga terjadi setelah 48 vaksin disuntikan. Anafilaksis sendiri merupakan reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa. Gejala ini tergolong darurat dan harus segera memperoleh penanganan dokter hewan.
Kitten atau anak kucing baru saja menginjak fase awal kehidupannya. Pada fase ini, tubuh anak kucing masing sangat rentan terhadap berbagai jenis kuman, virus, hingga penyakit berbahaya. Kerentanan tubuh mereka disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang secara sempurna.
Tubuh anak kucing yang rentan ini memerlukan perlindungan tambahan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan anak kucing rangkaian vaksinasi lengkap. Rangkaian vaksinasi dapat diberikan sedini mungkin ketika anak kucing sudah berada pada usia yang cukup.
Selain usia yang cukup, vaksinasi anak kucing juga dapat dilakukan setelah melakukan konsultasi dengan dokter hewan. Konsultasi perlu dilakukan untuk memastikan jadwal vaksinasi sesuai dengan kondisi kesehatan anak kucing. Serta memperoleh petunjuk dan anjuran secara lengkap.
Konsultasi vaksinasi anak kucing dapat dilakukan menggunakan layanan Pet-Care panggil dokter hewan ke rumah. Pemeriksaan lengkap ini dapat dilakukan di rumah atau lokasi Anda. Tidak perlu repot keluar rumah, cukup menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui aplikasi Pet-Care.
Tidak hanya layanan konsultasi, Pet-Care juga memberikan layanan vaksin kucing dan anjing di rumah. Seluruh tenaga medis dari Pet-Care telah memiliki sertifikasi lengkap dan berpengalaman. Jadi, tidak perlu ragu dan khawatir terhadap kinerja dokter hewan Pet-Care.
Melansir laman Vets4Pets, kesehatan anak kucing dipengaruhi oleh banyak faktor selain pemberian vaksin. Diantaranya yaitu pengobatan kutu dan pemberian obat cacing. Kedua hal ini juga harus diberikan pada anak kucing demi kesehatan tubuhnya. Berikut Pet-Care rangkumkan serba-serbi vaksinasi anak kucing yang berguna sebagai petunjuk awal bagi para pemilik hewan. Yuk mari kita simak!
Seberapa Penting Vaksin Kitten?
Melalui edukasi media sosial Tiktok, Dokter Hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan) mengungkapkan beberapa alasan penting mengapa anak kucing perlu mendapatkan vaksinasi lengkap. Pertama, pemberian vaksin dimaksudkan untuk membentuk antibodi yang berguna melawan virus. Kedua, hanya antibodi yang mampu melawan penyakit virus secara optimal pada tubuh anjing dan kucing. Ketiga, vaksinasi diberikan sebagai tindakan preventif karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Terakhir, Dokter ArRan mengingatkan satu hal penting. Meski hewan peliharaan tidak pernah keluar rumah atau berinteraksi dengan hewan luar manapun, mereka tetap memiliki risiko tertular virus yang mungkin saja terbawa oleh manusia ke dalam rumah.
Pendapat serupa juga diungkapkan pada laman Greencross Vets dan Hill’s, pemberian vaksin pada anak kucing sangat penting sebagai cara mencegah masuknya penyakit berbahaya yang memiliki potensi kematian. Serta sebagai cara membangun sistem kekebalan tubuh anak kucing sedini mungkin.
Namun, VCA Animal Hospital mengatakan bahwa vaksinasi anak kucing akan efektif apabila diberikan rangkaian vaksin dengan interval waktu yang tepat sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter hewan. Layanan Pet-Care vaksin kucing dan anjing di rumah dapat membantu Anda untuk menjadwalkan vaksinasi anak kucing sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Ragam Vaksin Kitten
Terdapat beberapa jenis vaksin yang harus diberikan pada anak kucing. VCA Animal Hospital mengategorikan jenis vaksin untuk anak kucing ke dalam dua golongan yaitu vaksin inti dan vaksin non-inti. Kemudian melansir laman Hill’s, vaksin yang dapat diberikan untuk anak kucing diantaranya yaitu vaksin leukemia, feline parovirus, flu, chlamydia, rabies, dan bordetella.
Pet Smart mengatakan bahwa ragam vaksin ini dapat diberikan pada anak kucing dengan menyesuaikan kondisi tubuh, lingkungan, dan saran dokter hewan. Berikut adalah ragam vaksin yang telah disesuaikan dengan panduan jadwal vaksinasi berdasarkan usia anak kucing.
Hal ini juga diungkap pada laman Hill’s, dokter hewan merekomendasikan anak kucing untuk memperoleh ketika berusia 8-9 minggu dan 11-12 minggu. VCA Animal Hospital, juga menyarankan untuk memberikan anak kucing rangkaian vaksinasi pada usia 6-8 minggu dan dilakukan pengulangan setiap 3-4 minggu sampai anak kucing berusia 4 bulan.
Setelah melakukan vaksin, mungkin saja anak kucing akan merasakan beberapa efek samping, seperti lesu, hilangnya nafsu makan, reaksi alergi seperti iritasi kulit, muntah, dan diare. Efek samping tersebut adalah hal normal yang dapat terjadi pada anak kucing setelah vaksin. Namun, jika efek samping sudah terjadi berlebih dan dalam jangka waktu yang lama sebaiknya segera bawa anak kucing ke dokter hewan terdekat.