Tag: kucing

Kucing Stunting

Kucing Dewasa Tetap Bertubuh Kecil? Stunting Bisa Jadi Penyebabnya

Banyak alasan mengapa kucing dewasa tetap berubuh kecil, salah satu penyebabnya adalah stunting. Pada manusia stunting sering dikaitkan pada kondisi tubuh anak-anak yang tidak mengalami pertumbuhan dengan baik. Sedangkan pada kucing, kondisi tubuh yang tetap kecil hingga dewasa akibat stunting umumnya dipengaruhi oleh pola makan.

Kacaunya pola makan kucing mempengaruhi asupan nutrisi pada tubuh mereka. Kondisi ini disebut sebagai Malnutrisi atau kurang gizi, yang mana sangat dipengaruhi oleh peran para pemilik hewan. Namun, terdapat beberapa kondisi lain yang mengakibatkan stunting diluar kendali pemilik hewan seperti kelainan, ras kucing, dan jenis kelamin.

Stunting pada kucing dapat dikenali melalui pengetahuan kapan masa pertubuhan kucing terhenti. Anak kucing akan mengalami pertumbuhan secara pesat hingga mencapai usia dewasa, yakni usia 10-12 bulan. Dokter hewan dari VCA Hospitals mengatakan bahwa pertubuhan kucing akan melambat ketika mendekati 80% ukuran dewasa, tepatnya sekitar usia 30 minggu. Kucing dikatakan telah dewasa ketika menginjak usia sekitar 40 minggu.

Kucing Stunting Akibat Kurang Gizi

Better with Cats tubuh kucing yang kecil dan kurus bisa jadi tanda terjadinya kesalahan penerapan pola makan. Pemilik hewan perlu membuat jadwal makan harian untuk kucing mereka, diserta dengan kecukupan porsi makan. Setelah menerapkan pedoman ini diharapkan kebutuhan nutrisi kucing dapat terpenuhi. Kecukupan nutrisi sangat krusial di masa awal kehidupan kucing, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan kucing ketika dewasa.

Kurang gizi juga dapat disebabkan oleh lingkungan menurut Senior Cat Wellness, seperti dominasi kucing lain di dalam satu rumah dan penempatan litter box atau kotak buang air yang berdekatan dengan tempat makan sehingga nafsu makan kucing menurun.

Hal-hal seperti ini memerlukan perhatian lebih dari para pemilik hewan. Pasalnya keterlambatan identifikasi kucing terinfeksi penyakit dan parasit masih menjadi salah satu penyebab daripada stunting pada kucing.

Tidak semua kucing bertubuh kecil mengalami Stunting

Terdapat beberapa kondisi kucing yang mengakibatkan mereka bertubuh kecil tetapi bukan karena kurang gizi seperti ras, jenis kelamin, cacat bawaan atau kelainan.

Ras kucing mempengaruhi bagaimana bentuk tubuh mereka. Kucing dengan ras Muchkin dan Devon Rex akan memiliki tampilan kecil hingga mereka dewasa. Sifat dimorfik seksual pada kucing seringkali membuat tampilan kucing jantan terlihat lebih besar daripada kucing betina. Pada kasus cacat bawaan yang mengakibatkan kelainan pada tubuh kucing juga mempengaruhi struktur, fungsi, dan metabolisme tubuh kucing.

Ketiga faktor diatas, ras, jenis kelamin, dan kelainan dapat menyebabkan tubuh kucing terlihat kecil, namun tidak bisa dikatakan sebagai stunting. Dikarenakan kondisi seperti ini diluar kendali pemilik terhadap asupan gizi kucing peliharaan mereka.

Stunting akibat kurang gizi, dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter hewan. Pastikan agar berat badan kucing selalu berada pada kondisi ideal, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk hingga obesitas. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care melalui call center atau social media Pet Care.

kucing panjang umur

Ingin Kucing Panjang Umur? Ini Dia Rahasianya

Kucing adalah salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia. Salah satu alasan kepopuleran kucing yakni umurnya yang panjang. Hewan ini dapat hidup hingga 10 sampai 14 tahun, bahkan beberapa kucing dapat hidup hingga mencapai usia 20 tahun-an.

Panjangnya usia kucing dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan psikis. Dengan memperhatikan konsumsi makanan serta kasih sayang dari pemilik mempengaruhi kesehatan kucing, baik fisik maupun psikis.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Banyak hal yang mempengaruhi panjang pendeknya usia kucing. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, minimal dua kali dalam setahun. Ketika kucing rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, maka gejala penyakit lebih mudah disadari sehingga pengobatan pun dapat dilakukan sedini mungkin.

Layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dapat membantu para pemilik hewan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kucing secara rutin, dengan menghubungi call center atau social media Pet Care.

Secara mandiri, pemilik hewan dapat menjaga kesehatan kucing dengan selalu memperhatikan banyak gerak mereka. Artinya, kucing harus tetap aktif dengan kegiatan mengejar, bersembunyi, memanjat, menjelajah, dan bermain. Kucing senior yang telah lanjut usia biasanya akan lebih pasif, pada usia ini pemilik hewan perlu membantu mereka agar tetap bergerak aktif setiap harinya.

Perhatikan Konsumsi Makanan

Konsumsi harian kucing perlu diperhatikan karena mempengaruhi kesehatan pencernaan. Jangan berikan kucing makanan yang beracun bagi mereka, seperti tulang, kulit, saus, adonan ragi, cokelat, kismis, anggur, bawang merah dan bawang putih. Pastikan kucing untuk rutin diberikan makanan basah yang dari segi nutrisi lebih berkualitas daripada makanan kering. Kandungan air di dalam makanan basah juga membantu kucing agar tetap terhidrasi. Pastikan pemilihan makanan basah yang tidak mengandung pengawet.

Biarkan Kucing di Dalam Ruangan

Tidak masalah sesekali mengajak kucing keluar rumah. Namun, perlu dipahami bahwa kucing lebih aman jika berada di dalam ruangan. Selain melindungi kucing dari predator, ketika kucing berada di dalam ruangan mereka lebih aman dari lalu lalang kendaraan di luar rumah. Selain itu, ketika kucing di dalam rumah penyebaran penyakit kulit dapat dihindari.

Steril

Kucing yang telah disteril lebih aman dari serangan kanker testis atau kanker payudara. Sebaiknya, steril dilakukan sesegera mungkin karena ketika steril dilakukan setelah kucing berusia, risiko terserang kanker dapat meningkat hingga 50 persen.

kucing diabetes

Bexacat, Obat Oral Pertama untuk Kucing dengan Diabetes Melitus

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah menyetujui penggunaan obat oral pertama untuk kucing dengan diabetes melitus pada Kamis, 8 Desember 2022. Obat oral ini bernama Bexacat, berbentuk tablet dan bekerja dengan cara menghambat sodium glukosa 2 (SGLT2). Tidak hanya pada kucing, obat oral ini juga dapat digunakan untuk spesies hewan apapun.

Layaknya manusia, tubuh kucing membutuhkan gula dalam bentuk glukosa untuk membentuk energi. Kucing dengan diabetes melitus tidak dapat memproduksi hormon insulin, yakni sel yang mengolah glukosa menjadi sumber energi, dengan baik.

Oleh karena itu, tanpa adanya pengobatan, kucing dengan diabetes melitus kadar glukosa dalam darah dan urin akan melonjak tinggi. Maka seringkali mereka membutuhkan pengobatan seumur hidupnya.

Gejala awal diabetes melitus pada kucing, umumnya adalah peningkatan rasa haus, peningkatan intensitas buang air, peningkatan nafsu makan, yang disertai dengan penurunan berat badan.

Tidak Boleh Digunakan untuk Kucing yang Sudah Menggunakan Pengobatan Insulin!

Obat oral Bexacat hanya diperbolehkan untuk kucing dengan diabetes melitus yang belum pernah menerima pengobatan insulin. Sehingga obat oral ini tidak diperbolehkan untuk kucing dengan diabetes melitus yang membutuhkan pengobatan insulin.

Reaksi merugikan dapat terjadi jika obat oral ini diberikan pada kucing yang pernah menerima pengobatan insulin, sedang menerima pengobatan insulin, atau kucing yang bergantung pada insulin. Bexacat juga tidak boleh diberikan pada kucing yang tidak makan dengan baik, serta menderita dehidrasi dan kelesuan.

Bahan aktif di dalam Bexacat, Bexagliflozin bekerja dengan cara mencegah ginjal kucing menyerap kembali glukosa ke dalam darah. Kemudian, kelebihan glukosa dikeluarkan melalui urin.

Meskipun hasil studi menunjukkan bahwa obat oral Bexacat 80 persen efektif mengontrol glikemik pada kucing, namun pemilihan calon pasien perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebelum pengobatan dimulai, perlu dilakukan evaluasi penyakit ginjal, hati, dan pankreas.

Anjuran konsumsi obat oral ini hanya diberikan pada kucing sehari sekali. Perlu diingat bahwa tablet obat oral hanya diberikan pada kucing dengan berat 6,6 pon atau 3 kilogram lebih.

Konsultasi dan pengobatan kucing dengan diabetes melitus dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care.

kucing mandi

Sebenarnya, Kucing Itu Perlu Mandi Nggak Sih?

Pada dasarnya kucing punya kebiasaan untuk self grooming atau memandikan dirinya sendiri, dengan cara menjilati bulu-bulu dan bagian tubuh lain. Bila kucing punya kebiasaan seperti ini, apakah kita sebagai pemilik hewan masih perlu untuk memandikannya? Banyak dari pemilik hewan yang rajin memandikan atau membawa kucing peliharaan mereka ke vet untuk grooming. Lalu kebiasaan memandikan kucing itu baik atau buruk ya? Mari simak penjelasannya berikut ini.

Sebenarnya kucing itu tidak butuh dimandikan, kata dokter hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan) ketika memberikan edukasi seputar kesehatan kucing melalui laman media sosial Tiktok. Hal ini dikarenakan kucing itu sendiri memiliki lidah yang dilengkapi dengan duri-duri kecil halus. Dokter ArRan menjelaskan bahwa fungsi dari lidah kucing yakni sebagai alat untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bulu. 

Namun pada kondisi tertentu kucing perlu dimandikan. Seperti pada kucing yang terjangkit ektoparasit atau parasit yang hidup di bagian luar tubuh inangnya. Ektoparasit yang umum dijumpai hidup pada bulu-bulu kucing yakni kutu, tungau, dan pinjal. Keberadaan ektoparasit ini dapat mengganggu kesehatan kulit kucing, sehingga membutuhkan bantuan untuk dibersihkan dengan cara memandikannya. 

Selain ektoparasit, kotoran yang sangat lekat pada bulu kucing dan sulit untuk dibersihkan juga perlu ditangani dengan cara memandikan mereka. Tetapi ada pula kucing dengan karakter malas untuk self grooming sehingga keadaan bulunya cenderung lebih kotor. Biasanya terjadi pada kucing obesitas atau kelebihan berat badan dan pada kucing senior atau berusia lanjut. 

Jika masih perlu untuk dimandikan, bagaimana menentukan jadwal mandi kucing?

Tidak ada jawaban pasti untuk menentukan jadwal mandi kucing. Jadwal mandi ditentukan dari ras kucing dan kondisi kesehatannya. Kucing ras berbulu panjang membutuhkan mandi lebih sering, dibandingkan dengan kucing ras berbulu pendek. Jika Anda membutuhkan layanan grooming kucing, Anda dapat menguhubungi call center atau melalui social media Pet Care.

Pertimbangan kesehatan kucing sebelum memandikannya juga penting. Terlalu sering memandikan kucing bahkan hingga lebih dari satu kali dalam satu minggu, dapat menyebabkan kulit mereka jauh lebih kering. Selain itu, terlalu sering mandi juga dapat menjadi penyebab stres pada kucing.

Dokter ArRan menegaskan bahwa yang paling dibutuhkan oleh kucing bukan perihal mandi saja. Rutin menyikat dan menyisir bulu kucing lebih penting karena bulu-bulu rontok yang sudah seharusnya gugur perlu dibersihkan. Menyisir bulu kucing dengan rutin juga dapat mengurangi kerontokan bulu dan meningkatkan kesehatan kulit, sehingga terhindar dari parasit.

mengenali kucing sakit

Kucing Pandai Sembunyikan Rasa Sakit, Lalu Bagaimana Cara Mengenali Kucing yang Sedang Sakit?

Secara alami, kucing memiliki kemampuan untuk menyembunyikan rasa sakit dengan sangat baik. Kemampuan ini muncul sebagai bentuk perlindungan diri. Kucing dikenal sebagai hewan pemburu dan pemangsa yang hebat, namun kucing juga merupakan mangsa dari hewan besar lainnya. Kebiasaan menyembunyikan rasa sakit dilakukan oleh kucing agar tidak terlihat lemah dihadapan pemangsa yakni hewan-hewan bertubuh besar.

Hal tersebut yang mengakibatkan para pemilik hewan tidak jarang mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi penyakit pada kucing peliharaannya. Meskipun kucing tidak menunjukan rasa sakit yang dideritanya, kucing sakit tetap memiliki ciri khusus yang dapat dikenali. Ketika berbagai gejala dibawah ini muncul segera periksakan kucing ke dokter hewan untuk memperoleh tindakan lebih lanjut sesuai dengan penyakit yang dideritanya.

Cara Mengenali Kucing Sakit

Berikut beberapa cara mengenali kucing sakit dilansir melalui laman Pet MD.

1. Perubahan Porsi Makan

Gejala kucing sakit dapat diidentifikasi jika secara tiba-tiba mereka merubah porsi makan, entah itu menjadi lebih banyak, lebih sedikit, atau tidak makan sama sekali. Peningkatan nafsu makan secara drastis dapat disebabkan oleh adanya parasit pada usus, hipertiroidisme, diabetes, dan penyakit saluran cerna lain yang mengakibatkan penyerapan nutrisi tidak berjalan dengan baik. Sedangkan, penurunan nafsu makan terjadi akibat rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh kucing, seperti mual, demam, dan nyeri mulut.

2. Minum Lebih Banyak dari Biasanya

Minum secara berlebihan merupakan tanda dari tingkat rasa haus berlebihan yang dirasakan oleh kucing. Kehausan merupakan gejala dari penyakit diabetes, ginjal, hipertiroidisme, peningkatan kalsium, atau penyakit endokrin. Namun kehausan juga dapat terjadi jika kucing sedang menjalani pengobatan tertentu yang berkaitan dengan urin.

3. Mengeong Lebih Sering

Memang benar terdapat kucing yang memiliki kebiasaan mengeong lebih sering atau dikenal dengan kucing cerewet. Namun, sebagai pemilik pastinya Anda mampu menyadari kucing yang mengeong normal seperti hari-hari biasa, dengan kucing yang mengeong lebih sering seakan-akan sedang memberikan sinyal untuk mengomunikasikan rasa sakit di dalam tubuhnya. Frekuensi mengeong juga dapat berubah seiring dengan pertambahan usia kucing. Semakin bertambahnya usia, kucing dapat mengalami disfungsi kognitif atau kepikunan. Hal ini yang menyebabkan kucing semakin cerewet ketika menua.

3. Buang Air di Luar Kotak Pasir

Ketika kucing yang terbiasa buang air di dalam kotak pasir tidak lagi mau untuk buang air di dalam kotak secara tiba-tiba, dapat menjadi pertanda adanya anomali di dalam tubuh mereka. Kucing berhenti menggunakan kotak pasirnya untuk buang air dan menganggap ketika buang air di dalam kotak pasir timbul rasa sakit. Sehingga, kucing mengasosiasikan rasa sakit yang mereka rasakan timbul akibat dari penggunaan kotak pasir. Hal ini berkaitan dengan penyakit infeksi kandung kemih, gastrointestinal, diare, sembeli, atau nyeri sendi.

4. Muntah dan Diare

Muntah dan diare merupakan tanda kucing sedang sakit yang paling mudah dikenali. Umumnya, muntah dan diare terjadi akibat adanya obstruksi gastrointesnial atau keberadaan benda asing, parasit usus, sensitivitas makanan, intoleransi atau alergi, penyakit ginjal dan pankreas, radang usus, infeksi bakter, racun, kanker, dan sembelit. Beragamnya penyakit dengan gejala muntah dan diare memerlukan pemeriksaan khusus oleh tenaga ahli untuk memastikan penyakit apa yang diderita kucing.

Beberapa tanda lain yang dapat dikenali sebagai ciri dari kucing sakit adalah overgrooming atau berlebihan ketika mandi dengan menjilati tubuh, hingga muncul botak pada area tertentu. Munculnya bau mulut, perubahan mood atau suasana hati secara tiba-tiba, perubahan tingkat energi (lesu atau hyperactive), penurunan berat badan, perubahan ukuran pupil mata, pernapasan terganggu, muncul kotoran berlebih pada mata dan telinga, hingga sering bersembunyi juga menjadi ciri dari kucing yang sakit. Segera hubungi dokter hewan terdekat apabila menemukan salah satu ciri tersebut pada kucing kesayangan Anda.

kiat menyisir bulu kucing

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing dengan Benar

Menyisir bulu kucing jadi kegiatan harian yang dilakukan oleh para pemilik anabul. Tidak hanya kucing, anjing juga perlu untuk disisir bulunya secara rutin. Meskipun terlihat santai nyatanya menyisir bulu-bulu kucing memerlukan cara yang baik dan benar.

Kenyamanan kucing bisa jadi faktor penentu keberhasilan menyisir bulu. Jika tidak nyaman, alih-alih kerapihan yang diperoleh justru bulu kucing akan mengalami kerontokan bahkan kusut. Jika sudah seperti ini, maka perlu dikoreksi bagaimana cara menyisir bulu yang dilakukan. Apakah sudah sesuai atau belum.

Memang kerontokan pada bulu kucing adalah hal yang normal terjadi, karena pertumbuhan bulu anabul memiliki siklus untuk bertumbuh, bertahan, dan berguguran untuk kemudian digantikan dengan bulu-bulu baru. Namun yang perlu dikhawatirkan ketika kerontokan sudah berlebihan hingga mengakibatkan gumpalan kusut pada bulu dan sulit untuk dilepaskan. Berikut ini adalah kiat-kiat menyisir bulu kucing dengan benar yang dapat diaplikasikan oleh para pemilik hewan.

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing

Menyisir bulu kucing perlu dilakukan secara rutin dan teratur agar kebersihan serta kesehatan kucing selalu terjaga. Menyisir bulu kucing secara teratur juga mampu meminimalisir tertelannya gumpalan bulu atau yang dikenal sebagai hairball. Selain itu, dengan menyisir bulu kucing para pemilik hewan mampu mengidentifikasi adanya kutu, cacing, atau parasit lainnya.

Pilih Sisir Sesuai dengan Jenis Bulu Kucing

Beda jenis bulu, berbeda pula sisir yang dipergunakan. Dokter hewan menyarankan untuk menggunakan sisir yang telah disesuaikan. Kucing dengan ras berbulu pendek lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran kecil dan jarak yang dekat. Sedangkan, kucing dengan ras berbulu panjang lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran besar dan berjarak lebih longgar.

Utamakan Kenyamanan Kucing

Kucing yang akan disisir bulunya perlu merasanya nyaman. Waktu yang tepat untuk menyisir yaitu ketika kucing sedang bersantai atau ketika kucing sedang mengantuk. Diwaktu-waktu tersebut biasanya kucing akan merasa lebih rileks dan tenang. Kemudian, mulai dengan membelai bulu secara perlahan dan gerakan yang lembut. Awali kegiatan menyisir bulu kucing dengan sapuan panjang, lambat, dan lembut.

Sisir Bulu Mati Kucing

Bulu-bulu mati yang telah gugur secara alami tidak selalu rontok ke lantai, ada pula bulu mati yang tetap bertahan disela-sela bulu sehat. Untuk membersihkan bulu mati, pemilik hewan dapat melakukannya dengan cara menyisir bulu kucing ke arah berlawanan dengan arah tumbuh bulu. Kemudian, dilanjutkan dengan menyisir bulu kucing ke arah yang sesuai dengan pertumbuhan bulu. Lakukan secara berulang untuk memastikan bulu mati terangkat seluruhnya.

Pisahkan Penggunaan Sisir untuk Tiap Kucing

Memisahkan sisir kucing yang satu dengan kucing yang lain penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan penularan penyakit kulit pada kucing dapat terjadi melalui perantara sisir. Serta selalu jaga kebersihan sisir dan tidak lupa untuk membersihkannya secara rutin.

Mengatasi Bulu Kusut

Jika sudah terlanjur kusut, akibat kesalahan teknik menyisir bulu kucing maka Anda dapat menggunakan bagian ujung sisir untuk memisahkan kusut secara perlahan. Jangan langsung menarik gumpalan kusut secara paksa karena khawatir akan rontok di satu area dan terlihat botak. Apabila kucing meronta ketika dilakukan sesi ini, segera hentikan dan biarkan kucing hingga merasa tenang. Anda dapat melanjutkan kembali ketika kucing sudah benar-benar merasa tenang atau gunakan tips sebelumnya yaitu ketika kucing sedang mengantuk atau ketika terlelap.

Sisir Bulu Secara Rutin

Ingat, menyisir bulu kucing menjadi kegiatan harian yang sangat penting untuk dilakukan dan jangan sampai terlewatkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan ini juga merupakan upaya menjaga kebersihan tubuh kucing. Dokter hewan menyarankan untuk menjadwalkan kegiatan menyisir sesuai dengan jenis bulu kucing. Bulu kucing pendek perlu disisir satu sampai dua kali sehari. Sedangkan bulu kucing panjang perlu disisir dua sampai tiga kali sehari.

FLUTD Pada Kucing

Hati-Hati FLUTD Pada Kucing, Sulit Buang Air Kecil Jadi Gejalanya!

FLUTD atau Feline Lower Urinary Tract Disease merupakan gangguan kesehatan kucing yang berkaitan dengan kondisi pada kandung kemih dan uretra. Infeksi pada saluran kemih kucing dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan juga virus.

Kucing yang mengalami kondisi ini umumnya akan menunjukkan tanda-tanda seperti sulit buang air kecil dan timbul rasa sakit ketika buang air kecil. Tidak hanya itu, frekuensi buang air kecil juga mengalami peningkatan. Kadangkala kemunculan darah pada urin dapat saja terjadi.

American Veterinary Medical Association menambahkan beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh kucing dengan FLUTD. Seperti berlebihan ketika menjilati tubuhnya (overgrooming) dan buang air di luar kotak kotorannya. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada kucing di berbagai usia. Sehingga para pemilik hewan perlu lebih waspada dan memperhatikan gaya hidup kucing. Jangan sampai mereka mengalami kelebihan berat badan, stres, atau berada pada lingkungan yang kotor.

Gejala Sulit Buang Air Kecil Pada Kucing
  • Mengejan ketika buang air kecil
  • Volume urin ketika buang air kecil sedikit
  • Terlalu sering buang air kecil
  • Menangis atau terlihat menahan rasa sakit ketika buang air kecil
  • Menjilati area genital secara berlebihan
  • Buang air kecil di luar kotak pasir
  • Terdapat darah dalam urin
Diagnosis FLUTD

Penyakit ini memiliki banyak penyebab, sehingga sulit untuk mendiagnosisnya. Melalui catatan gejala-gejala yang timbul pada kucing, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik. Mulai dari pemeriksaan urinalisis untuk menilai kadar pH urin, konsentrasi urin, dan mendeteksi ada atau tidaknya kristal, pendarahan, pendarahan, hingga infeksi dalam urin.

Jika penyebab belum juga ditemukan setelah dilakukannya rangkaian pemeriksaan tersebut, maka dokter hewan akan melakukan tes lain seperti kultur urin, rontgen, pemeriksaan darah, dan tes urin tambahan. Upaya pemeriksaan dan diagnosis ini dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care, dengan menghubungi Call Center atau melalui Social Media Pet Care.

Pengobatan kucing dengan FLUTD menurut Pet MD disesuaikan dengan diagnosis dokter sebelumnya. Kemudian disandingkan dengan beberapa perawatan umum, seperti meningkatkan konsumsi air, mengubah jenis makanan dari dry food atau makanan kering ke wet food atau makanan basah, dan menjalankan program penurunan berat badan apabila diperlukan. Jika kucing masih melakukan kebiasaan buang air di luar kotak pasirnya, maka berikan beberapa pilihan kotak pasir dan selalu arahkan kucing untuk buang air di tempat yang seharusnya.

berlibur bersama hewan peliharaan

Jelang Akhir Tahun, Ini Dia Tips Berlibur Bersama Hewan Peliharaan Dengan Perjalanan Darat

Menjelang liburan akhir tahun, berlibur bersama hewan peliharaan mungkin saja menjadi salah satu rencana yang terbesit oleh Pet Lovers. Banyak pilihan transportasi untuk berlibur, baik itu jalur darat, laut, maupun udara.

Meskipun lebih ekonomis, perjalanan darat dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Serta memberikan rasa bosan pada hewan peliharaan karena perjalanan jauh bukan kegiatan yang biasa mereka lakukan sehari-hari. Berikut ini tips-tips berlibur bersama hewan peliharaan dengan perjalanan darat yang telah Pet-Care rangkumkan untuk para pemilik hewan.

Terapkan Kebiasaan Baru

Seminggu jelang keberangkatan, biasakan hewan peliharaan untuk buang air pada wadah yang akan dipergunakan selama perjalanan. Pembiasaan ini sangat perlu dilakukan agar hewan peliharaan tidak kaget dengan kebiasaan baru yaitu buang air di kendaraan. Selain wadah buang air, tempat makan dan minum juga perlu disesuaikan dengan tempat makan dan minum portable agar tidak terjadi kemungkinan buruk kelaparan atau dehidrasi.

Tempatkan Hewan Peliharaan di Kursi Belakang

Kursi belakang jadi tempat paling aman untuk hewan peliharaan. Kursi bagian depan berbahaya bagi hewan peliharaan jika tiba-tiba airbag (kantong udara) mengembang. Untuk perlindungan ekstra, tempatkan hewan peliharaan pada tempat khusus seperti tas atau box khusus.

Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Mengeluarkan Kepala Lewat Jendela

Ketika mobil melaju, jangan sekali-kali biarkan hewan peliharaan Anda mengeluarkan kepalanya lewat jendela. Jika dibiarkan kemungkinan buruk bisa saja terjadi pada hewan peliharaan seperti luka karena tertabrak benda asing di luar mobil. Udara dingin yang masuk secara paksa pada paru-paru hewan juga membahayakan.

Jangan Tinggalkan Hewan Peliharaan Sendiri di Dalam Kendaraan

Membiarkan hewan peliharaan sendiri di dalam mobil dapat meningkatkan kemungkinan rusaknya organ tubuh. Buruknya kerusakan organ dapat mengakibatkan kematian. Hal ini terjadi karena suhu udara di dalam mobil dapat memanas dan bertahan dalam ruangan tertutup. Jika memang terpaksa harus meninggalkan hewan peliharaan di dalam mobil, pastika jendela dalam kondisi terbuka lebar dan tidak meninggalkannya lebih dari 30 menit.

Bawalah Mainan Hewan

Perjalanan panjang dengan durasi lama sudah pasti membosankan. Mempersiapkan beberapa mainan hewan peliharaan dan mengajak mereka bermain bersama dapat mendistraksi rasa bosan yang melanda. Namun, tetap berhati-hati agar mereka tidak terbentur.

Konsultasi Dengan Dokter Hewan

Konsultasikan dengan dokter hewan jika akan terjadi perubahan selama berlibur. Baik itu makanan, minuman, maupun suhu udara. Layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dapat membantu para pemilik hewan untuk melakukan konsultasi, cukup dengan menghubungi Call Center atau melalui media sosial Pet Care.

kucing menjulurkan lidah

Mengapa Kucing Menjulurkan Lidah Terus-Menerus?

Pada dasarnya, menjulurkan lidah adalah kegiatan normal yang dilakukan oleh kucing. Ketika menjulurkan lidah kucing dapat merasakan makanan dan minumannya. Selain itu, ketika tidur atau membersihkan tubuhnya kucing juga kerap menjulurkan lidah. 

Namun, menjulurkan lidah ini dikatakan normal apabila hanya dilakukan sesekali. Bukan dalam jangka waktu lama dan terus-menerus. Jika kucing terus-menerus mengeluarkan lidahnya seperti anjing kemungkinan terdapat masalah dengan kesehatan mereka.

Melansir laman Hills Pet, masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebiasaan menjulurkan lidah tidak normal adalah adanya infeksi pada saluran pernapasan. Sehingga, ketika bernapas kucing akan merasa terengah-engah lalu menjulurkan lidahnya. 

Dokter Hewan Justine A. Lee dari Pet Health Network mengungkapkan beberapa gangguan kesehatan lain yang  mungkin saja terjadi pada kucing dengan kebiasaan mengeluarkan lidahnya dalam waktu yang lama. Diantaranya yaitu penyakit gigi, gagal ginjal, keracunan, luka, atau goresan. 

Gejala Dari Suatu Penyakit

Kucing dengan kebiasaan menjulurkan lidah disertai terengah-engah karena kesulitan bernapas (disapnea) dapat disebabkan oleh suhu tubuh tinggi, ketakutan, dan stres. Terdapat beberapa penyebab lain yang mungkin saja terjadi selain hal-hal tersebut, seperti anemia, penyakit jantung, ketidakseimbangan hormon, gangguan endokrin, dan lainnya. 

Begitu banyak kemungkinan masalah kesehatan yang terjadi ketika kucing sering menjulurkan lidahnya. Sehingga, untuk memastikan penyebabnya para pemilik hewan perlu mengunjungi dokter hewan untuk memperoleh penanganan yang tepat. Layanan dokter hewan terdekat dari Pet-Care dapat membantu para pemilik hewan untuk memeriksakan kondisi kesehatan kucing dengan gejala menjulurkan lidah. 

Pemeriksaan, konsultasi, dan pengobatan dengan layanan dokter hewan terdekat Pet-Care dapat Anda peroleh dengan menghubungi Call Center atau melalui media sosial Pet-Care. Anda tidak perlu khawatir karena tenaga kesehatan dari Pet-Care telah bersertifikasi dan berpengalaman.

Hospital Veterinari menyarankan beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan oleh para pemilik hewan ketika menemukan kucing mereka terus-menerus menjulurkan lidahnya. Pertama, pastikan agar kucing memperoleh asupan cairan yang cukup agar terus terhidrasi dengan baik. Kedua, awasi kucing agar tidak menelan zat-zat beracun dan selalu perhatikan makanannya. Ketiga, kontrol selalu berat badan kucing. Terakhir, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter hewan terdekat.