Tag: kucing

Kucing Stroke

Bukan Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Terserang Stroke

Stroke tidak hanya menyerang manusia, kucing juga bisa terserang stroke. Penting bagi para pemilik hewan untuk mengetahui bagaimana stroke pada kucing terjadi dan tanda-tanda yang menyertainya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, 1 orang di AS mengalami stroke setiap 40 detik dan 1 dari 20 penderita stroke mengalami kematian. Sedangkan stroke pada kucing tidak terjadi sesering stroke pada manusia.

Stroke didefinisikan oleh The Dictionary of Veterinary Terms: Vet-speak Deciphered for the Non-Veterinarian sebagai gangguan pada aliran darah yang terjadi melalui pembuluh darah di otak dan menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Terdapat 2 kondisi yang paling sering menjadi penyebab kucing mengalami stroke, yaitu gumpalan pembuluh darah di otak dan pecah pembuluh darah di otak.

Gumpalan pembuluh darah di otak, terjadi di dalam pembuluh darah yang terkena gumpalan atau disebut dengan trombosis. Gumpalan pembuluh darah ini juga terjadi di bagian tubuh lain dan berpindah kemudian bersarang pada pembuluh (emboli). Kasus stroke seperti ini disebut sebagai stroke iskemik.

Pecahnya pembuluh darah di otak, disebut sebagai stroke hemoragik. Pendarahan yang disebabkan oleh pembuluh darah yang pecah menyebabkan darah tadi menekan dan merusak jaringan otak disekitarnya.

Tanda-Tanda Stroke pada Kucing

Apapun jenis stroke yang dialami oleh kucing, gejala atau tanda-tanda yang muncul ditentukan oleh seberapa banyak jaringan otak yang terserang, seberapa parah terpengaruh, dan pada bagian otak mana. Tanda-tanda kemungkinan kucing mengalami stroke meliputi:

  • Perubahan mental
  • Perasaan berputar
  • Terlihat lebih lemah
  • Menekan kepala akibat kemungkinan adanya rasa sakit di bagian kepala
  • Tidak menggunakan kaki dengan normal seperti hanya menggunakan kaki pada satu sisi tubuh saja
  • Tidak stabil ketika berjalan
  • Memiringkan kepala
  • Gerak mata tidak normal
  • Ukuran pupil kedua mata tidak sama
  • Kejang otot, termasuk kejang parah yang menyebabkan kepala, leher, dan bagian tubuh lain melengkung ke belakang.
  • Kejang-kejang
  • Koma atau tidak sadarkan diri
Penyebab Stroke pada Kucing

Sebuah penelitian kecil yang diterbitkan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rat kucing mengalami stroke ketika berusia 9 tahun. Kucing yang terserang stroke biasanya mengalami beberapa masalah kesehatan, diantaranya yaitu kanker yang telah menyebar ke otak, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, penyakit ginjal, gumpalan darah, penyakit hati, diabetes, migrasi parasit, penyakit paru-paru, infeksi dan trauma.

Tetapi banyak diantara kasus stroke kucing yang tidak dapat diidentifikasi penyebabnya. Sehingga ketika tanda-tanda stroke terlihat segera bawa kucing kesayangan Anda ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan diketahui penyebabnya secara pasti.

Rabies pada Kucing

Rabies Identik dengan Anjing, lalu Bagaimana Rabies pada Kucing?

Sebelum mengetahui bagaimana rabies pada kucing, perlu diketahui bahwa rabies merupakan penyakit yang timbul akibat penularan virus. Penularan virus rabies pada hewan, termasuk kucing sebagian besar dapat berakibat fatal.

Fatalnya penyakit rabies selalu menghantui para pemilik hewan. Namun, kini penularan virus rabies dapat dicegah dengan memberikan rangkaian vaksinasi rabies untuk kucing dan hewan peliharaan lainnya.

Cara kerja virus rabies yakni dengan menyerang sistem saraf pusat, kemudian menyebar melalui sistem saraf hingga mencapai otak. Hewan yang terinfeksi virus ini akan mengalami kelumpuhan, juga mengganggu sistem pernapasan dan berakhir dengan kematian.

Tidak hanya manusia dan kucing, rabies dapat menyerang mamalia manapun. Hewan yang menjadi inang dan menyebarkan virus rabies disebut sebagai reservoir. Beberapa hewan yang termasuk resevoir inang virus rabies meliputi sigung, musang, dan kelelawar. Sebenarnya, kucing relatif tahan dengan varian rabies anjing, tetapi kucing tidak tergolong sebagai spesies reservoir untuk virus ini.

Gejala Rabies pada Kucing

Gejala awal rabies akan muncul secara bertahan dan sulit untuk dikenali. Pada dua sampai empat hari di awal masa infeksi, kucing akan mengalami demam, energi berkurang, dan penurunan nafsu makan. Setelahnya gejala-gejala lain akan cenderung berkembang lebih cepat dan melumpuhkan kaki, kejang-kejang, mengalami kesulitan bernapas, hipersalivasi (terlalu banyak air liur karena kesulitan menelan), dan menunjukkan perilaku abnormal.

Rabies umumnya memiliki dua bentuk gejala, kelumpuhan dan menjadi ganas. Kucing yang terserang virus rabies kemungkinan akan menunjukkan salah satu, atau kedua gejala tersebut.

Jika fase ganas mulai berkembang, kucing menjadi agresif. Terkadang beberapa kucing akan menjadi lebih agresif disertai dengan delusi. Kucing rabies ini berhalusinasi dan menyerang sekelilingnya tanpa sebab pasti.

Selain fase ganas, fase paralitik juga dapat terjadi, dimana kucing mulai mengalami kelumpuhan di berbagai sistem otot tubuhnya. Seringkali, kelumpuhan mempengaruhi kemampuan menelan yang perlahan menghilang. Kondisi seperti ini disebabkan oleh hipersalivasi dan mulut berbusa.

Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan dan kejang berkepanjangan, koma, hingga kematian. Sesegera mungkin membawa kucing rabies ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut ketika Anda mengenali gejalanya.

Penyebab Rabies pada Kucing

Gigitan hewan yang terinfeksi rabies menjadi penyebab paling umum mengapa kucing terinfeksi rabies, karena virus ini ditularkan melalui air liur. Sedikit kasus air liur atau jaringan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui luka terbuka, selaput mata, hidung, atau mulut. Sehingga gigitan jadi penyebab utama penularan rabies pada kucing.

Pengobatan Rabies pada Kucing

Kabar buruknya, tidak ada pengobatan untuk rabies pada kucing, karena hampir 100% rabies berakibat fatal. Satu-satunya cara untuk melawan rabies kucing adalah memastikan kucing telah menerima vaksin rabies dan selalu memperbarui vaksin tersebut sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter hewan terkait. Vaksinasi virus rabies untuk kucing dapat Anda lakukan melalui layanan vaksin hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet Care.

USG Hewan Peliharaan

USG Hewan Peliharaan, Perlukah?

Ultrasonografi atau USG identik dengan mengecek kehamilan, entah itu pada manusia maupun hewan. Namun tahukah kalian bahwa USG berguna untuk pengecekan berbagai kondisi kesehatan hewan peliharaan.

Selain pengecekan kehamilan, USG digunakan untuk mendiagnosa atau mengevaluasi masalah yang berkaitan dengan organ internal hewan peliharaan. Spesialis perawatan hewan di Huntersville, North Carolina menggunakannya untuk mengidentifikasi penyumbatan, tumor, juga masalah lain pada struktur organ hewan peliharaan.

Teknologi diagnostik pada USG bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara ke tubuh anjing atau kucing untuk menghasilkan gambar secara real-time dari area tubuh yang dituju.

USG Darurat dan Ekokardiogram

Umumnya para dokter hewan menggunakan teknologi diagnostik USG untuk USG darurat dan ekokardiogram. Teknologi ini sangat membantu para dokter untuk mendiagnosis masalah dengan cepat dan merencanakan pengobatan yang efektif.

Jika hewan peliharaan berada dalam kondisi darurat, ultrasound akan fokus ditujukan pada perut dan dada. Tindakan seperti ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terjadi pendarahan internal serius atau pneumotoraks yakni kondisi dimana udara berkumpul disekitar paru-paru anjing atau kucing.

Ekokardiogram juga disebut sebagai ultrasonografi jantung, digunakan untuk menilai jantung dan struktur di sekitarnya, termasuk kantung perikardial dengan cermat. Hasilnya akan diketahui apakah jantung berfungsi dengan baik atau terjadi kerusakan pada jantung.

USG Sangat Diperlukan Jika Hewan Peliharaan Mengalami Kondisi-Kondisi Berikut
  • Timbulnya masalah jantung.
  • Hasil tes darah atau tes urine tidak normal.
  • Perlu identifikasi cedera dan penyakit pada jaringan lunak seperti mata, tendon, ligamen, viabilitas, atau kelenjar tiroid.
  • Kecelakaan, tertabrak mobil atau terserang oleh hewan lain.
  • Pembengkakan di area perut.
  • Nyeri ketika perut hewan peliharaan menerima sentuhan.
  • Terdapat benjolan di perut dekat organ ginjal dan hati.

Diagnosis dengan teknologi diagnostik ultrasound ini perlu dilakukan segera ketika kondisi-kondisi tersebut ditemukan pada hewan peliharaan untuk kemudian merencanakan pengobatan selanjutnya. Konsultasi dan pemeriksaan ultrasound pada hewan peliharaan dapat Anda lakukan dengan menghubungi layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care melalui call center atau social media Pet Care.

Kucing Stunting

Kucing Dewasa Tetap Bertubuh Kecil? Stunting Bisa Jadi Penyebabnya

Banyak alasan mengapa kucing dewasa tetap berubuh kecil, salah satu penyebabnya adalah stunting. Pada manusia stunting sering dikaitkan pada kondisi tubuh anak-anak yang tidak mengalami pertumbuhan dengan baik. Sedangkan pada kucing, kondisi tubuh yang tetap kecil hingga dewasa akibat stunting umumnya dipengaruhi oleh pola makan.

Kacaunya pola makan kucing mempengaruhi asupan nutrisi pada tubuh mereka. Kondisi ini disebut sebagai Malnutrisi atau kurang gizi, yang mana sangat dipengaruhi oleh peran para pemilik hewan. Namun, terdapat beberapa kondisi lain yang mengakibatkan stunting diluar kendali pemilik hewan seperti kelainan, ras kucing, dan jenis kelamin.

Stunting pada kucing dapat dikenali melalui pengetahuan kapan masa pertubuhan kucing terhenti. Anak kucing akan mengalami pertumbuhan secara pesat hingga mencapai usia dewasa, yakni usia 10-12 bulan. Dokter hewan dari VCA Hospitals mengatakan bahwa pertubuhan kucing akan melambat ketika mendekati 80% ukuran dewasa, tepatnya sekitar usia 30 minggu. Kucing dikatakan telah dewasa ketika menginjak usia sekitar 40 minggu.

Kucing Stunting Akibat Kurang Gizi

Better with Cats tubuh kucing yang kecil dan kurus bisa jadi tanda terjadinya kesalahan penerapan pola makan. Pemilik hewan perlu membuat jadwal makan harian untuk kucing mereka, diserta dengan kecukupan porsi makan. Setelah menerapkan pedoman ini diharapkan kebutuhan nutrisi kucing dapat terpenuhi. Kecukupan nutrisi sangat krusial di masa awal kehidupan kucing, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan kucing ketika dewasa.

Kurang gizi juga dapat disebabkan oleh lingkungan menurut Senior Cat Wellness, seperti dominasi kucing lain di dalam satu rumah dan penempatan litter box atau kotak buang air yang berdekatan dengan tempat makan sehingga nafsu makan kucing menurun.

Hal-hal seperti ini memerlukan perhatian lebih dari para pemilik hewan. Pasalnya keterlambatan identifikasi kucing terinfeksi penyakit dan parasit masih menjadi salah satu penyebab daripada stunting pada kucing.

Tidak semua kucing bertubuh kecil mengalami Stunting

Terdapat beberapa kondisi kucing yang mengakibatkan mereka bertubuh kecil tetapi bukan karena kurang gizi seperti ras, jenis kelamin, cacat bawaan atau kelainan.

Ras kucing mempengaruhi bagaimana bentuk tubuh mereka. Kucing dengan ras Muchkin dan Devon Rex akan memiliki tampilan kecil hingga mereka dewasa. Sifat dimorfik seksual pada kucing seringkali membuat tampilan kucing jantan terlihat lebih besar daripada kucing betina. Pada kasus cacat bawaan yang mengakibatkan kelainan pada tubuh kucing juga mempengaruhi struktur, fungsi, dan metabolisme tubuh kucing.

Ketiga faktor diatas, ras, jenis kelamin, dan kelainan dapat menyebabkan tubuh kucing terlihat kecil, namun tidak bisa dikatakan sebagai stunting. Dikarenakan kondisi seperti ini diluar kendali pemilik terhadap asupan gizi kucing peliharaan mereka.

Stunting akibat kurang gizi, dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter hewan. Pastikan agar berat badan kucing selalu berada pada kondisi ideal, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk hingga obesitas. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care melalui call center atau social media Pet Care.

kucing panjang umur

Ingin Kucing Panjang Umur? Ini Dia Rahasianya

Kucing adalah salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia. Salah satu alasan kepopuleran kucing yakni umurnya yang panjang. Hewan ini dapat hidup hingga 10 sampai 14 tahun, bahkan beberapa kucing dapat hidup hingga mencapai usia 20 tahun-an.

Panjangnya usia kucing dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan psikis. Dengan memperhatikan konsumsi makanan serta kasih sayang dari pemilik mempengaruhi kesehatan kucing, baik fisik maupun psikis.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Banyak hal yang mempengaruhi panjang pendeknya usia kucing. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, minimal dua kali dalam setahun. Ketika kucing rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, maka gejala penyakit lebih mudah disadari sehingga pengobatan pun dapat dilakukan sedini mungkin.

Layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care dapat membantu para pemilik hewan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kucing secara rutin, dengan menghubungi call center atau social media Pet Care.

Secara mandiri, pemilik hewan dapat menjaga kesehatan kucing dengan selalu memperhatikan banyak gerak mereka. Artinya, kucing harus tetap aktif dengan kegiatan mengejar, bersembunyi, memanjat, menjelajah, dan bermain. Kucing senior yang telah lanjut usia biasanya akan lebih pasif, pada usia ini pemilik hewan perlu membantu mereka agar tetap bergerak aktif setiap harinya.

Perhatikan Konsumsi Makanan

Konsumsi harian kucing perlu diperhatikan karena mempengaruhi kesehatan pencernaan. Jangan berikan kucing makanan yang beracun bagi mereka, seperti tulang, kulit, saus, adonan ragi, cokelat, kismis, anggur, bawang merah dan bawang putih. Pastikan kucing untuk rutin diberikan makanan basah yang dari segi nutrisi lebih berkualitas daripada makanan kering. Kandungan air di dalam makanan basah juga membantu kucing agar tetap terhidrasi. Pastikan pemilihan makanan basah yang tidak mengandung pengawet.

Biarkan Kucing di Dalam Ruangan

Tidak masalah sesekali mengajak kucing keluar rumah. Namun, perlu dipahami bahwa kucing lebih aman jika berada di dalam ruangan. Selain melindungi kucing dari predator, ketika kucing berada di dalam ruangan mereka lebih aman dari lalu lalang kendaraan di luar rumah. Selain itu, ketika kucing di dalam rumah penyebaran penyakit kulit dapat dihindari.

Steril

Kucing yang telah disteril lebih aman dari serangan kanker testis atau kanker payudara. Sebaiknya, steril dilakukan sesegera mungkin karena ketika steril dilakukan setelah kucing berusia, risiko terserang kanker dapat meningkat hingga 50 persen.

kucing diabetes

Bexacat, Obat Oral Pertama untuk Kucing dengan Diabetes Melitus

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah menyetujui penggunaan obat oral pertama untuk kucing dengan diabetes melitus pada Kamis, 8 Desember 2022. Obat oral ini bernama Bexacat, berbentuk tablet dan bekerja dengan cara menghambat sodium glukosa 2 (SGLT2). Tidak hanya pada kucing, obat oral ini juga dapat digunakan untuk spesies hewan apapun.

Layaknya manusia, tubuh kucing membutuhkan gula dalam bentuk glukosa untuk membentuk energi. Kucing dengan diabetes melitus tidak dapat memproduksi hormon insulin, yakni sel yang mengolah glukosa menjadi sumber energi, dengan baik.

Oleh karena itu, tanpa adanya pengobatan, kucing dengan diabetes melitus kadar glukosa dalam darah dan urin akan melonjak tinggi. Maka seringkali mereka membutuhkan pengobatan seumur hidupnya.

Gejala awal diabetes melitus pada kucing, umumnya adalah peningkatan rasa haus, peningkatan intensitas buang air, peningkatan nafsu makan, yang disertai dengan penurunan berat badan.

Tidak Boleh Digunakan untuk Kucing yang Sudah Menggunakan Pengobatan Insulin!

Obat oral Bexacat hanya diperbolehkan untuk kucing dengan diabetes melitus yang belum pernah menerima pengobatan insulin. Sehingga obat oral ini tidak diperbolehkan untuk kucing dengan diabetes melitus yang membutuhkan pengobatan insulin.

Reaksi merugikan dapat terjadi jika obat oral ini diberikan pada kucing yang pernah menerima pengobatan insulin, sedang menerima pengobatan insulin, atau kucing yang bergantung pada insulin. Bexacat juga tidak boleh diberikan pada kucing yang tidak makan dengan baik, serta menderita dehidrasi dan kelesuan.

Bahan aktif di dalam Bexacat, Bexagliflozin bekerja dengan cara mencegah ginjal kucing menyerap kembali glukosa ke dalam darah. Kemudian, kelebihan glukosa dikeluarkan melalui urin.

Meskipun hasil studi menunjukkan bahwa obat oral Bexacat 80 persen efektif mengontrol glikemik pada kucing, namun pemilihan calon pasien perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebelum pengobatan dimulai, perlu dilakukan evaluasi penyakit ginjal, hati, dan pankreas.

Anjuran konsumsi obat oral ini hanya diberikan pada kucing sehari sekali. Perlu diingat bahwa tablet obat oral hanya diberikan pada kucing dengan berat 6,6 pon atau 3 kilogram lebih.

Konsultasi dan pengobatan kucing dengan diabetes melitus dapat dilakukan melalui layanan dokter hewan terdekat dari Pet Care.

kucing mandi

Sebenarnya, Kucing Itu Perlu Mandi Nggak Sih?

Pada dasarnya kucing punya kebiasaan untuk self grooming atau memandikan dirinya sendiri, dengan cara menjilati bulu-bulu dan bagian tubuh lain. Bila kucing punya kebiasaan seperti ini, apakah kita sebagai pemilik hewan masih perlu untuk memandikannya? Banyak dari pemilik hewan yang rajin memandikan atau membawa kucing peliharaan mereka ke vet untuk grooming. Lalu kebiasaan memandikan kucing itu baik atau buruk ya? Mari simak penjelasannya berikut ini.

Sebenarnya kucing itu tidak butuh dimandikan, kata dokter hewan Maulana Ar Raniri Putra (ArRan) ketika memberikan edukasi seputar kesehatan kucing melalui laman media sosial Tiktok. Hal ini dikarenakan kucing itu sendiri memiliki lidah yang dilengkapi dengan duri-duri kecil halus. Dokter ArRan menjelaskan bahwa fungsi dari lidah kucing yakni sebagai alat untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bulu. 

Namun pada kondisi tertentu kucing perlu dimandikan. Seperti pada kucing yang terjangkit ektoparasit atau parasit yang hidup di bagian luar tubuh inangnya. Ektoparasit yang umum dijumpai hidup pada bulu-bulu kucing yakni kutu, tungau, dan pinjal. Keberadaan ektoparasit ini dapat mengganggu kesehatan kulit kucing, sehingga membutuhkan bantuan untuk dibersihkan dengan cara memandikannya. 

Selain ektoparasit, kotoran yang sangat lekat pada bulu kucing dan sulit untuk dibersihkan juga perlu ditangani dengan cara memandikan mereka. Tetapi ada pula kucing dengan karakter malas untuk self grooming sehingga keadaan bulunya cenderung lebih kotor. Biasanya terjadi pada kucing obesitas atau kelebihan berat badan dan pada kucing senior atau berusia lanjut. 

Jika masih perlu untuk dimandikan, bagaimana menentukan jadwal mandi kucing?

Tidak ada jawaban pasti untuk menentukan jadwal mandi kucing. Jadwal mandi ditentukan dari ras kucing dan kondisi kesehatannya. Kucing ras berbulu panjang membutuhkan mandi lebih sering, dibandingkan dengan kucing ras berbulu pendek. Jika Anda membutuhkan layanan grooming kucing, Anda dapat menguhubungi call center atau melalui social media Pet Care.

Pertimbangan kesehatan kucing sebelum memandikannya juga penting. Terlalu sering memandikan kucing bahkan hingga lebih dari satu kali dalam satu minggu, dapat menyebabkan kulit mereka jauh lebih kering. Selain itu, terlalu sering mandi juga dapat menjadi penyebab stres pada kucing.

Dokter ArRan menegaskan bahwa yang paling dibutuhkan oleh kucing bukan perihal mandi saja. Rutin menyikat dan menyisir bulu kucing lebih penting karena bulu-bulu rontok yang sudah seharusnya gugur perlu dibersihkan. Menyisir bulu kucing dengan rutin juga dapat mengurangi kerontokan bulu dan meningkatkan kesehatan kulit, sehingga terhindar dari parasit.

mengenali kucing sakit

Kucing Pandai Sembunyikan Rasa Sakit, Lalu Bagaimana Cara Mengenali Kucing yang Sedang Sakit?

Secara alami, kucing memiliki kemampuan untuk menyembunyikan rasa sakit dengan sangat baik. Kemampuan ini muncul sebagai bentuk perlindungan diri. Kucing dikenal sebagai hewan pemburu dan pemangsa yang hebat, namun kucing juga merupakan mangsa dari hewan besar lainnya. Kebiasaan menyembunyikan rasa sakit dilakukan oleh kucing agar tidak terlihat lemah dihadapan pemangsa yakni hewan-hewan bertubuh besar.

Hal tersebut yang mengakibatkan para pemilik hewan tidak jarang mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi penyakit pada kucing peliharaannya. Meskipun kucing tidak menunjukan rasa sakit yang dideritanya, kucing sakit tetap memiliki ciri khusus yang dapat dikenali. Ketika berbagai gejala dibawah ini muncul segera periksakan kucing ke dokter hewan untuk memperoleh tindakan lebih lanjut sesuai dengan penyakit yang dideritanya.

Cara Mengenali Kucing Sakit

Berikut beberapa cara mengenali kucing sakit dilansir melalui laman Pet MD.

1. Perubahan Porsi Makan

Gejala kucing sakit dapat diidentifikasi jika secara tiba-tiba mereka merubah porsi makan, entah itu menjadi lebih banyak, lebih sedikit, atau tidak makan sama sekali. Peningkatan nafsu makan secara drastis dapat disebabkan oleh adanya parasit pada usus, hipertiroidisme, diabetes, dan penyakit saluran cerna lain yang mengakibatkan penyerapan nutrisi tidak berjalan dengan baik. Sedangkan, penurunan nafsu makan terjadi akibat rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh kucing, seperti mual, demam, dan nyeri mulut.

2. Minum Lebih Banyak dari Biasanya

Minum secara berlebihan merupakan tanda dari tingkat rasa haus berlebihan yang dirasakan oleh kucing. Kehausan merupakan gejala dari penyakit diabetes, ginjal, hipertiroidisme, peningkatan kalsium, atau penyakit endokrin. Namun kehausan juga dapat terjadi jika kucing sedang menjalani pengobatan tertentu yang berkaitan dengan urin.

3. Mengeong Lebih Sering

Memang benar terdapat kucing yang memiliki kebiasaan mengeong lebih sering atau dikenal dengan kucing cerewet. Namun, sebagai pemilik pastinya Anda mampu menyadari kucing yang mengeong normal seperti hari-hari biasa, dengan kucing yang mengeong lebih sering seakan-akan sedang memberikan sinyal untuk mengomunikasikan rasa sakit di dalam tubuhnya. Frekuensi mengeong juga dapat berubah seiring dengan pertambahan usia kucing. Semakin bertambahnya usia, kucing dapat mengalami disfungsi kognitif atau kepikunan. Hal ini yang menyebabkan kucing semakin cerewet ketika menua.

3. Buang Air di Luar Kotak Pasir

Ketika kucing yang terbiasa buang air di dalam kotak pasir tidak lagi mau untuk buang air di dalam kotak secara tiba-tiba, dapat menjadi pertanda adanya anomali di dalam tubuh mereka. Kucing berhenti menggunakan kotak pasirnya untuk buang air dan menganggap ketika buang air di dalam kotak pasir timbul rasa sakit. Sehingga, kucing mengasosiasikan rasa sakit yang mereka rasakan timbul akibat dari penggunaan kotak pasir. Hal ini berkaitan dengan penyakit infeksi kandung kemih, gastrointestinal, diare, sembeli, atau nyeri sendi.

4. Muntah dan Diare

Muntah dan diare merupakan tanda kucing sedang sakit yang paling mudah dikenali. Umumnya, muntah dan diare terjadi akibat adanya obstruksi gastrointesnial atau keberadaan benda asing, parasit usus, sensitivitas makanan, intoleransi atau alergi, penyakit ginjal dan pankreas, radang usus, infeksi bakter, racun, kanker, dan sembelit. Beragamnya penyakit dengan gejala muntah dan diare memerlukan pemeriksaan khusus oleh tenaga ahli untuk memastikan penyakit apa yang diderita kucing.

Beberapa tanda lain yang dapat dikenali sebagai ciri dari kucing sakit adalah overgrooming atau berlebihan ketika mandi dengan menjilati tubuh, hingga muncul botak pada area tertentu. Munculnya bau mulut, perubahan mood atau suasana hati secara tiba-tiba, perubahan tingkat energi (lesu atau hyperactive), penurunan berat badan, perubahan ukuran pupil mata, pernapasan terganggu, muncul kotoran berlebih pada mata dan telinga, hingga sering bersembunyi juga menjadi ciri dari kucing yang sakit. Segera hubungi dokter hewan terdekat apabila menemukan salah satu ciri tersebut pada kucing kesayangan Anda.

kiat menyisir bulu kucing

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing dengan Benar

Menyisir bulu kucing jadi kegiatan harian yang dilakukan oleh para pemilik anabul. Tidak hanya kucing, anjing juga perlu untuk disisir bulunya secara rutin. Meskipun terlihat santai nyatanya menyisir bulu-bulu kucing memerlukan cara yang baik dan benar.

Kenyamanan kucing bisa jadi faktor penentu keberhasilan menyisir bulu. Jika tidak nyaman, alih-alih kerapihan yang diperoleh justru bulu kucing akan mengalami kerontokan bahkan kusut. Jika sudah seperti ini, maka perlu dikoreksi bagaimana cara menyisir bulu yang dilakukan. Apakah sudah sesuai atau belum.

Memang kerontokan pada bulu kucing adalah hal yang normal terjadi, karena pertumbuhan bulu anabul memiliki siklus untuk bertumbuh, bertahan, dan berguguran untuk kemudian digantikan dengan bulu-bulu baru. Namun yang perlu dikhawatirkan ketika kerontokan sudah berlebihan hingga mengakibatkan gumpalan kusut pada bulu dan sulit untuk dilepaskan. Berikut ini adalah kiat-kiat menyisir bulu kucing dengan benar yang dapat diaplikasikan oleh para pemilik hewan.

Kiat-Kiat Menyisir Bulu Kucing

Menyisir bulu kucing perlu dilakukan secara rutin dan teratur agar kebersihan serta kesehatan kucing selalu terjaga. Menyisir bulu kucing secara teratur juga mampu meminimalisir tertelannya gumpalan bulu atau yang dikenal sebagai hairball. Selain itu, dengan menyisir bulu kucing para pemilik hewan mampu mengidentifikasi adanya kutu, cacing, atau parasit lainnya.

Pilih Sisir Sesuai dengan Jenis Bulu Kucing

Beda jenis bulu, berbeda pula sisir yang dipergunakan. Dokter hewan menyarankan untuk menggunakan sisir yang telah disesuaikan. Kucing dengan ras berbulu pendek lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran kecil dan jarak yang dekat. Sedangkan, kucing dengan ras berbulu panjang lebih cocok menggunakan sisir dengan batang berukuran besar dan berjarak lebih longgar.

Utamakan Kenyamanan Kucing

Kucing yang akan disisir bulunya perlu merasanya nyaman. Waktu yang tepat untuk menyisir yaitu ketika kucing sedang bersantai atau ketika kucing sedang mengantuk. Diwaktu-waktu tersebut biasanya kucing akan merasa lebih rileks dan tenang. Kemudian, mulai dengan membelai bulu secara perlahan dan gerakan yang lembut. Awali kegiatan menyisir bulu kucing dengan sapuan panjang, lambat, dan lembut.

Sisir Bulu Mati Kucing

Bulu-bulu mati yang telah gugur secara alami tidak selalu rontok ke lantai, ada pula bulu mati yang tetap bertahan disela-sela bulu sehat. Untuk membersihkan bulu mati, pemilik hewan dapat melakukannya dengan cara menyisir bulu kucing ke arah berlawanan dengan arah tumbuh bulu. Kemudian, dilanjutkan dengan menyisir bulu kucing ke arah yang sesuai dengan pertumbuhan bulu. Lakukan secara berulang untuk memastikan bulu mati terangkat seluruhnya.

Pisahkan Penggunaan Sisir untuk Tiap Kucing

Memisahkan sisir kucing yang satu dengan kucing yang lain penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan penularan penyakit kulit pada kucing dapat terjadi melalui perantara sisir. Serta selalu jaga kebersihan sisir dan tidak lupa untuk membersihkannya secara rutin.

Mengatasi Bulu Kusut

Jika sudah terlanjur kusut, akibat kesalahan teknik menyisir bulu kucing maka Anda dapat menggunakan bagian ujung sisir untuk memisahkan kusut secara perlahan. Jangan langsung menarik gumpalan kusut secara paksa karena khawatir akan rontok di satu area dan terlihat botak. Apabila kucing meronta ketika dilakukan sesi ini, segera hentikan dan biarkan kucing hingga merasa tenang. Anda dapat melanjutkan kembali ketika kucing sudah benar-benar merasa tenang atau gunakan tips sebelumnya yaitu ketika kucing sedang mengantuk atau ketika terlelap.

Sisir Bulu Secara Rutin

Ingat, menyisir bulu kucing menjadi kegiatan harian yang sangat penting untuk dilakukan dan jangan sampai terlewatkan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan ini juga merupakan upaya menjaga kebersihan tubuh kucing. Dokter hewan menyarankan untuk menjadwalkan kegiatan menyisir sesuai dengan jenis bulu kucing. Bulu kucing pendek perlu disisir satu sampai dua kali sehari. Sedangkan bulu kucing panjang perlu disisir dua sampai tiga kali sehari.