Tag: dokter hewan terdekat

Ketahui Mengapa Kucing Mencakar Jok dan Cara Atasinya

Sering melihat kucing mencakar jok? Hal ini menyebabkan jok mobil atau sofa kesayangan tiba-tiba penuh dengan bekas cakar kucing. Menyebalkan? Pasti! Tapi, sebelum buru-buru menyalahkan si kucing, ada baiknya kita memahami kenapa perilaku ini muncul. Faktanya, mencakar adalah naluri alami kucing, dan ada beberapa alasan di balik kebiasaan ini. 

Yuk, kita bahas lebih dalam tentang mengapa kucing suka mencakar jok dan gimana cara mencegah atau mengatasinya.

Alasan Kucing Mencakar Jok

  1. Menandai Wilayah
    Kucing adalah hewan yang sangat teritorial. Salah satu cara mereka menandai wilayahnya adalah dengan mencakar. Pada telapak kaki kucing, terdapat kelenjar yang mengeluarkan feromon. Saat mereka mencakar jok atau benda lainnya, mereka meninggalkan jejak feromon ini sebagai penanda wilayah mereka. Jadi, kalau kucing sering mencakar jok atau furnitur, mereka mungkin sedang “mengklaim” wilayah itu.
  2. Mengasah Kuku
    Kucing perlu mengasah kuku mereka untuk menjaga kesehatan dan kekuatannya. Saat mereka mencakar jok atau benda lain, mereka mengelupas lapisan luar kuku yang sudah tua dan rusak. Ini membantu menjaga kuku mereka tetap tajam dan sehat. Bagi kucing, mencakar juga semacam perawatan diri.
  3. Peregangan Otot
    Kucing adalah makhluk yang suka meregangkan tubuhnya. Salah satu cara yang mereka gunakan untuk meregangkan otot adalah dengan mencakar benda yang kokoh, seperti jok atau sofa. Aktivitas ini membantu mereka menjaga tubuh tetap fleksibel dan otot-ototnya terlatih.
  4. Stres atau Kebosanan
    Kucing yang merasa Stres atau bosan seringkali menunjukkan perilaku mencakar lebih banyak dari biasanya. Misalnya, ketika ada perubahan besar di rumah, seperti pindah rumah, kedatangan hewan baru, atau perubahan jadwal aktivitas manusia, kucing bisa merasa tidak nyaman. Mencakar menjadi salah satu cara mereka untuk menghilangkan stres atau kebosanan tersebut.
  5. Naluri Berburu
    Mencakar juga merupakan bagian dari naluri berburu kucing. Bahkan jika mereka adalah kucing rumahan yang tidak perlu berburu untuk makan, naluri ini tetap ada. Mencakar jok atau benda lain memberi mereka sensasi “berburu” atau menyerang sesuatu.

Cara Mengatasi Kucing yang Suka Mencakar Jok

Menghentikan perilaku alami kucing seperti mencakar tentu tidak mudah. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir kerusakan yang diakibatkan kebiasaan ini.

  1. Sediakan Scratching Post
    Salah satu cara paling efektif untuk mengalihkan perhatian kucing dari jok adalah dengan memberikan scratching post atau papan garukan. Pastikan scratching post yang kamu pilih cukup kokoh dan tinggi, sehingga kucing bisa benar-benar meregangkan tubuh saat mencakar. Tempatkan scratching post di dekat area dimana kucing biasanya mencakar, seperti di samping sofa atau jok. Selain itu, pilih bahan yang disukai kucing, seperti serat alami atau karpet.
  2. Gunakan Pelindung Furnitur
    Jika kucing terlalu sering mencakar jok mobil atau sofa, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan pelindung furnitur. Dengan memasang pelindung ini, kamu bisa melindungi jok sambil tetap memberikan ruang bagi kucing untuk mencakar di tempat lain.
  3. Potong Kuku Secara Berkala
    Memotong kuku kucing secara rutin bisa mengurangi kerusakan akibat cakar mereka. Namun, pastikan kamu menggunakan gunting kuku khusus untuk kucing dan berhati-hati agar tidak memotong terlalu dalam, karena kuku kucing memiliki pembuluh darah di bagian tertentu. Jika kamu tidak yakin, kamu bisa meminta bantuan dokter hewan atau groomer profesional melalui layanan  Pet Care.
  4. Gunakan Cairan atau Spray Anti-Cakar
    Ada banyak produk semprotan yang dirancang untuk mencegah kucing mencakar furnitur. Produk ini biasanya mengandung aroma yang tidak disukai kucing, seperti citrus atau eucalyptus. Semprotkan produk ini di area yang sering dicakar oleh kucing, seperti jok atau sofa. Tapi, pastikan semprotan ini aman digunakan di permukaan furnitur kamu dan tidak merusak bahan jok.
  5. Alihkan Perhatian dengan Mainan
    Kucing yang bosan sering kali mencakar sebagai bentuk hiburan. Oleh karena itu, memberikan mainan interaktif bisa menjadi solusi yang efektif. Mainan seperti bola, bulu, atau bahkan laser pointer bisa membuat kucing terhibur dan mengalihkan perhatian mereka dari mencakar furnitur.
  6. Berikan Reward Saat Kucing Berperilaku Baik
    Kucing bisa dilatih untuk berhenti mencakar jok, asalkan kamu konsisten. Ketika kucing menggunakan scratching post atau berhenti mencakar furnitur, beri mereka reward, seperti camilan atau pujian. Penguatan positif ini bisa membuat mereka lebih termotivasi untuk meninggalkan kebiasaan buruknya.
  7. Ciptakan Lingkungan yang Nyaman
    Kucing yang merasa stres atau tidak nyaman akan lebih sering mencakar sebagai pelampiasan. Jadi, pastikan kucingmu merasa aman dan nyaman di rumah. Berikan mereka tempat yang tenang dan nyaman untuk beristirahat, jauh dari kebisingan atau gangguan lainnya. Jika ada perubahan besar di rumah, coba berikan perhatian ekstra kepada kucing untuk membantu mereka menyesuaikan diri.

Mencakar adalah bagian dari perilaku alami kucing yang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan. Namun, dengan memahami alasan di balik perilaku ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kamu bisa meminimalisir kerusakan pada jok dan furnitur kesayangan. Berikan alternatif seperti scratching post, gunakan pelindung furnitur. 

Jika Anda mendapati kucing sering mencakar periksakan kesehatan kucing kesayangan dengan hubungi call center Pet Care yang menyediakan layanan dokter hewan ke rumah. Jangan lupa, kunjungi social media Pet Care untuk dapatkan informasi edukatif mengenai kesehatan hewan. Jaga kesehatan kuku kucing agar mereka tetap bahagia tanpa merusak barang-barang di rumah.

Mengapa Anjing Menggigit Barang? Yuk, Ketahui Penyebabnya

Apakah anjing kamu sering menggigit barang di rumah, seperti sepatu, bantal, atau bahkan furnitur? Kamu tidak sendirian. Banyak pemilik anjing menghadapi masalah ini, terutama jika anjing mereka masih muda. Menggigit barang adalah perilaku umum yang sering dilakukan oleh anjing, dan meskipun kadang menyebalkan, hal ini sebenarnya memiliki alasan yang sangat alami. Dalam artikel ini, kita akan bahas penyebab mengapa anjing sering menggigit barang dan cara-cara mengatasinya.

1. Anjing Sedang dalam Masa Tumbuh Gigi

Salah satu alasan utama kenapa anak anjing sering menggigit barang adalah karena mereka sedang dalam masa tumbuh gigi. Sama seperti bayi manusia, gusi anak anjing bisa terasa gatal atau sakit saat gigi mereka mulai tumbuh. Menggigit benda-benda keras menjadi cara alami bagi mereka untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut. Biasanya, anjing akan mengalami fase ini ketika mereka berusia antara 3 hingga 6 bulan.

Selama periode ini, mereka akan cenderung menggigit apa saja yang ada di dekat mereka, termasuk perabotan, sepatu, atau bahkan tangan kita. Untuk membantu mereka, kamu bisa memberikan mainan khusus yang dirancang untuk membantu mengatasi rasa gatal dan nyeri pada gusi.

2. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Anjing adalah hewan yang sangat penasaran. Mereka sering menggunakan mulut dan gigi mereka untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, mirip seperti bayi yang suka memasukkan barang ke mulut. Ketika anjing menemukan sesuatu yang baru, mereka cenderung menggigitnya untuk memahami tekstur, rasa, dan kegunaan benda tersebut.

Menggigit bisa menjadi cara mereka untuk “berkenalan” dengan benda-benda di sekitarnya. Biasanya, perilaku ini terlihat lebih sering pada anak anjing yang masih dalam fase eksplorasi. Namun, anjing dewasa pun kadang masih melakukannya, terutama jika mereka menemukan benda baru yang menarik.

3. Kebutuhan Mengunyah Alami

Mengunyah adalah kebutuhan alami anjing. Dalam alam liar, anjing atau serigala liar sering kali mengunyah tulang atau bahan keras lainnya untuk menjaga kekuatan gigi mereka. Bahkan anjing yang dipelihara di rumah masih memiliki naluri ini, sehingga mereka akan mencari benda untuk dikunyah.

Mengunyah membantu anjing membersihkan gigi mereka dari plak dan tartar secara alami, serta memperkuat otot-otot rahang mereka. Jika kamu tidak menyediakan benda atau mainan yang aman untuk dikunyah, anjingmu mungkin akan mencari sendiri, seperti sepatu atau furnitur.

4. Melepaskan Stres atau Kecemasan

Anjing, seperti halnya manusia, juga bisa mengalami stres atau kecemasan. Salah satu cara anjing melepaskan stres adalah dengan menggigit atau mengunyah benda. Beberapa anjing mungkin menggigit barang sebagai reaksi terhadap kecemasan yang mereka rasakan, misalnya saat mereka ditinggalkan sendiri di rumah (separation anxiety) atau saat mereka merasa bosan.

Kebosanan adalah pemicu umum dari perilaku menggigit. Jika anjingmu tidak cukup mendapat stimulasi mental atau fisik, mereka akan mencari cara untuk menghibur diri mereka sendiri, dan menggigit barang sering kali menjadi salah satu solusinya.

5. Insting Alamiah

Anjing memiliki naluri menggigit atau mengunyah sebagai bagian dari sifat alaminya. Bahkan jika mereka sudah tinggal di rumah dan tidak perlu berburu, naluri menggigit tetap ada. Banyak jenis anjing, terutama yang termasuk dalam kategori anjing pekerja atau anjing pemburu, memiliki naluri menggigit yang lebih kuat dibandingkan dengan ras lain. Misalnya, anjing Labrador Retriever atau Golden Retriever sering kali memiliki kecenderungan menggigit karena mereka secara genetik dilatih untuk membawa buruan dengan mulut mereka.

6. Mencari Perhatian

Anjing adalah hewan sosial yang sangat bergantung pada interaksi dengan pemiliknya. Jika mereka merasa diabaikan atau kurang diperhatikan, mereka mungkin akan melakukan perilaku yang bisa menarik perhatian, seperti menggigit barang-barang di sekitar rumah. Bahkan jika reaksi yang mereka dapatkan adalah marah atau teguran, hal tersebut tetap dianggap sebagai bentuk perhatian bagi mereka.

Ini berarti bahwa perilaku menggigit bisa menjadi cara anjingmu mengatakan, “Hei, aku butuh perhatianmu sekarang!”

Cara Mengatasi Anjing yang Sering Menggigit Barang

Setelah memahami penyebab kenapa anjing sering menggigit barang, langkah berikutnya adalah mengetahui cara mengatasinya. Berikut beberapa tips yang bisa membantu:

1. Berikan Mainan Khusus

Salah satu cara paling efektif untuk mengalihkan perhatian anjing dari barang-barang yang tidak seharusnya mereka gigit adalah dengan memberikan mainan khusus untuk dikunyah. Ada banyak mainan anjing yang dirancang khusus untuk memperkuat gigi dan membantu membersihkan plak, seperti mainan dari karet yang kuat atau tulang mainan yang bisa dikunyah dengan aman.

2. Latihan Kepatuhan

Mengajarkan perintah dasar seperti “lepas” atau “tidak” sangat penting untuk mengendalikan perilaku menggigit. Anjing yang terlatih akan lebih mudah diarahkan untuk melepaskan benda yang tidak seharusnya mereka gigit. Latihan ini memerlukan konsistensi dan kesabaran, tetapi hasilnya akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.

3. Berikan Aktivitas Fisik yang Cukup

Anjing yang cukup berolahraga cenderung lebih tenang dan tidak mudah bosan. Pastikan anjingmu mendapatkan waktu yang cukup untuk bermain dan berlari-lari setiap hari. Dengan demikian, mereka akan menggunakan energi mereka untuk hal-hal yang lebih produktif daripada merusak barang-barang di rumah.

4. Cegah Akses ke Barang-Barang Berharga

Jika anjingmu masih dalam fase belajar, sebaiknya jauhkan barang-barang yang berharga atau mudah rusak dari jangkauan mereka. Ini bisa termasuk sepatu, tas, bantal, atau benda lainnya yang sering menjadi sasaran gigitan anjing.

5. Konsultasi dengan Dokter Hewan atau Pelatih

Jika perilaku menggigit terus berlanjut atau anjing menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang parah, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter hewan ke rumah dengan menghubungi call center Pet care. Mereka bisa memberikan saran yang lebih spesifik berdasarkan kondisi anjingmu. Jangan ragy hubungi kami.

Menggigit barang adalah perilaku alami yang sering terjadi pada anjing, terutama anak anjing. Namun, penting untuk memahami penyebab di balik perilaku ini, seperti fase tumbuh gigi, rasa ingin tahu, kebutuhan alami untuk mengunyah, atau kecemasan. Dengan memberikan mainan yang tepat, latihan, dan perhatian yang cukup, kamu bisa membantu anjingmu mengurangi kebiasaan menggigit barang dan menjaga rumah tetap aman dari kerusakan.

Manfaat Scaling pada Anjing untu Jaga Kesehatan Giginya

Siapa bilang kesehatan gigi hanya penting untuk manusia? Buat kamu yang punya anjing peliharaan, kesehatan gigi si anabul juga tak kalah penting, lho! Salah satu perawatan yang sering kali terlewat adalah scaling pada anjing atau pembersihan gigi profesional.

Sama seperti manusia, anjing juga bisa mengalami masalah gigi jika nggak dijaga dengan baik. Nah, scaling ini jadi salah satu cara jitu buat memastikan gigi dan mulut anjing tetap sehat. Yuk, kita bahas apa aja manfaat scaling pada anjing kesayangan kamu!

1. Menghilangkan Plak dan Karang Gigi

Sama seperti manusia, anjing juga bisa menumpuk plak pada giginya. Plak ini terbentuk dari sisa-sisa makanan yang nggak dibersihkan dengan baik dan lama-kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi. Scaling adalah solusi terbaik untuk menghilangkan plak dan karang gigi yang sudah menumpuk. Jika dibiarkan, karang gigi ini bisa menyebabkan bau mulut, infeksi gusi, bahkan hingga masalah kesehatan yang lebih serius.

Dengan scaling, dokter hewan akan membersihkan gigi anjing kamu secara menyeluruh. Mereka menggunakan alat khusus untuk memecahkan dan menghilangkan karang gigi yang keras. Ini bikin gigi si anjing jadi lebih bersih, dan tentunya jauh dari potensi penyakit mulut.

2. Mencegah Penyakit Gusi

Penyakit gusi pada anjing, atau yang dikenal dengan istilah periodontal, merupakan masalah umum yang sering terjadi kalau kesehatan mulut nggak dijaga. Gejalanya mulai dari gusi bengkak, berdarah, hingga infeksi serius yang bisa menyebabkan gigi anjing tanggal. Nggak mau, kan, si anjing harus kehilangan giginya?

Scaling membantu mencegah penyakit periodontal dengan cara membersihkan plak dan bakteri yang jadi penyebab utama infeksi gusi. Ketika gusi sehat, anjing jadi bisa makan dengan nyaman, nggak kesakitan, dan tetap ceria sepanjang hari.

3. Mengatasi Bau Mulut

Bau mulut pada anjing bisa jadi tanda ada masalah kesehatan di mulutnya. Biasanya, bau ini muncul karena ada bakteri yang berkembang biak di sekitar gigi dan gusi. Kalau anjing kamu mulai punya bau mulut yang nggak sedap, ini saatnya untuk mempertimbangkan scaling.

Dengan membersihkan plak dan karang gigi, scaling efektif mengurangi bau mulut yang nggak menyenangkan. Setelah scaling, kamu bakal merasakan perbedaan besar. Anjing kamu nggak cuma jadi lebih sehat, tapi juga nggak lagi bikin kamu mual karena baunya. Jadi, mau cuddling sama anjing kesayangan jadi lebih nyaman, deh!

4. Mencegah Penyebaran Bakteri ke Organ Lain

Masalah kesehatan mulut ternyata nggak cuma berakhir di mulut saja. Bakteri dari gusi dan gigi yang terinfeksi bisa menyebar ke aliran darah dan akhirnya mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti jantung, ginjal, dan hati. Kalau anjing dibiarkan mengalami infeksi mulut tanpa perawatan yang tepat, ini bisa memperburuk kesehatan mereka secara keseluruhan.

Scaling membantu menghilangkan bakteri penyebab infeksi sebelum mereka punya kesempatan untuk menyebar lebih jauh. Dengan gigi yang bersih dan bebas dari plak, risiko penyebaran bakteri ke organ penting jadi berkurang, dan anjing kamu bisa hidup lebih sehat dan lebih lama.

5. Meningkatkan Nafsu Makan Anjing

Kalau anjing kamu mulai malas makan, coba cek kondisi giginya. Masalah gigi dan gusi sering kali bikin anjing merasa nggak nyaman saat mengunyah makanan. Scaling bisa membantu mengatasi masalah ini dengan membersihkan karang gigi yang membuat gusi meradang atau sakit.

Setelah scaling, anjing biasanya akan merasa lebih nyaman saat makan karena nggak ada lagi rasa sakit yang mengganggu. Gigi yang bersih bikin mereka lebih semangat menikmati makanannya, dan pastinya jadi lebih sehat dengan pola makan yang teratur.

6. Menjaga Gigi Anjing Tetap Kuat dan Sehat

Dengan perawatan gigi yang baik, termasuk scaling secara rutin, kamu bisa memastikan gigi anjing tetap kuat dan sehat hingga tua. Scaling membantu mencegah kerusakan gigi, infeksi, dan kehilangan gigi dini. Ini juga membuat si anabul bisa terus mengunyah makanan kesukaannya tanpa masalah.

Selain itu, gigi yang terjaga kebersihannya juga membantu mencegah terjadinya abses gigi atau pembengkakan di sekitar gigi yang terinfeksi. Ayo, pastikan gigi anjing kamu tetap kokoh dengan melakukan scaling secara berkala!

7. Scaling Menjaga Kualitas Hidup pada Anjing

Terakhir, scaling nggak cuma membantu kesehatan fisik anjing, tapi juga menjaga kualitas hidup mereka. Anjing yang punya gigi sehat dan bebas masalah mulut akan merasa lebih nyaman, lebih aktif, dan lebih bahagia. Mereka bisa bermain tanpa terganggu rasa sakit di mulut, dan kamu pun nggak perlu khawatir soal kesehatannya.

Dengan rutin melakukan scaling, kamu membantu anjing kamu menikmati hidup dengan lebih baik. Ini adalah bentuk kasih sayang yang nyata untuk menjaga mereka tetap sehat dan bahagia sepanjang waktu.

Saat kamu memiliki anjing peliharaan harus mau untuk memeriksa kondisi kesehatannya pada dokter hewan agar anabul tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Dokter hewan akan memeriksa anjingmu dengan teliti untuk mengetahui masalah yang terjadi di mulut dan gigi anjing. Kamu bisa melakukan konsultasi pada dokter hewan terdekat dengan menghubungi call center Pet care.

Scaling pada anjing ternyata punya segudang manfaat yang penting, mulai dari menjaga kesehatan gigi, mencegah penyakit gusi, hingga meningkatkan kualitas hidup mereka. Jangan anggap remeh masalah kesehatan mulut pada anjing, karena bisa berakibat serius kalau dibiarkan. Pastikan anjing kamu mendapatkan perawatan scaling secara rutin di klinik hewan untuk menjaga mereka tetap sehat, nyaman, dan ceria setiap harinya. Gigi sehat, anjing bahagia!

Kucing Picky Eater? Yuk, Kenali Penyebabnya

Punya kucing yang picky eater emang bisa bikin kita pusing. Udah dibeliin makanan mahal, dicoba berbagai macam, tapi si meong tetep aja milih-milih makanan. Kenapa sih kucing bisa picky eater? Yuk, kita bahas satu per satu penyebabnya!

1. Faktor Kebiasaan

Kucing itu makhluk kebiasaan, lho! Mereka bisa jadi picky eater karena kebiasaan yang udah terbentuk sejak kecil. Misalnya, kucing yang dari kecil udah dibiasakan makan makanan tertentu, misalnya cuma dry food, biasanya akan sulit untuk menerima makanan lain. Jadi, kalau tiba-tiba kamu ganti makanannya, mereka bisa nolak mentah-mentah. Solusinya, perkenalkan makanan baru secara bertahap, biar si kucing bisa adaptasi.

2. Perubahan Lingkungan

Kucing itu sensitif banget sama perubahan, termasuk perubahan lingkungan. Misalnya, pindah rumah, ada anggota keluarga baru, atau bahkan perubahan kecil seperti letak mangkuk makanannya. Hal-hal ini bisa bikin mereka stres dan kehilangan selera makan. Jadi, kalau kucingmu tiba-tiba jadi picky eater setelah ada perubahan di rumah, kemungkinan besar ini penyebabnya.

3. Kondisi Kesehatan

Kesehatan kucing juga bisa jadi faktor kenapa mereka jadi picky eater. Misalnya, masalah gigi atau mulut bisa bikin mereka ogah makan karena sakit. Atau bisa juga ada masalah pencernaan yang bikin mereka merasa nggak nyaman setelah makan. Kalau kamu curiga ini masalahnya, sebaiknya bawa si kucing ke dokter hewan buat diperiksa lebih lanjut.

4. Bosan dengan Makanan

Kucing itu ternyata bisa bosan juga, lho! Kalau kamu terus-terusan kasih makanan yang sama setiap hari, mereka bisa bosan dan jadi picky eater. Coba variasikan makanannya dengan memberikan wet food atau makanan basah, dry food, atau makanan yang mengandung rasa berbeda. Tapi ingat, perkenalkan makanan baru secara perlahan biar si kucing nggak kaget.

5. Terlalu Banyak Cemilan

Siapa sih yang nggak suka cemilan? Kucing juga suka, lho! Tapi, kalau kamu terlalu sering ngasih cemilan, bisa-bisa mereka jadi picky eater karena lebih suka cemilan daripada makanan utama. Ini mirip kayak anak kecil yang lebih suka permen daripada nasi. Jadi, batasi cemilan dan pastikan mereka makan makanan utama dengan nutrisi lengkap.

6. Pemilik yang Terlalu Khawatir

Kadang, tanpa sadar, kita sebagai pemilik justru yang bikin kucing jadi picky eater. Misalnya, karena terlalu khawatir mereka nggak makan, kita terus mengganti makanannya dengan harapan mereka mau makan. Akibatnya, kucing jadi tahu kalau mereka bisa “memilih” makanan karena kita bakal ngasih yang baru lagi. Solusinya, tetap konsisten dengan jadwal makan dan jenis makanan yang diberikan.

7. Insting Alamiah

Jangan lupa, kucing itu hewan karnivora sejati. Insting alamiah mereka adalah berburu makanan segar. Jadi, makanan kering yang disediakan mungkin kurang menarik buat mereka. Kamu bisa coba menambahkan daging segar yang sudah dimasak ke dalam makanannya untuk memancing nafsu makan mereka.

8. Aroma Makanan

Kucing sangat sensitif terhadap aroma. Makanan yang aromanya kurang kuat atau kurang segar bisa jadi nggak menarik buat mereka. Makanya, kalau makanan udah lama terbuka dan aromanya berkurang, kucing bisa ogah makan. Solusinya, selalu pastikan makanan yang kamu berikan masih segar dan punya aroma yang menarik buat kucingmu.

9. Pengaruh Umur

Kucing yang lebih tua seringkali mengalami perubahan selera makan. Mereka mungkin mengalami penurunan indra penciuman atau perasa, sehingga makanan yang dulu mereka sukai jadi nggak menarik lagi. Kucing tua juga bisa mengalami masalah kesehatan yang membuat mereka jadi picky eater. Untuk kucing yang lebih tua, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter hewan untuk menemukan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

10. Porsi yang Tidak Sesuai

Kadang, kucing jadi picky eater karena porsi makanan yang diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Porsi yang terlalu besar bisa membuat mereka merasa kewalahan dan akhirnya nggak mau makan. Sebaliknya, porsi yang terlalu kecil bisa membuat mereka merasa lapar tapi tidak puas. Jadi, pastikan kamu memberikan porsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan kucingmu.

Kucing yang picky eater memang bisa bikin kita frustrasi, tapi dengan memahami penyebabnya, kamu bisa menemukan solusi yang tepat. Mulai dari kebiasaan, kesehatan, hingga lingkungan, semua faktor ini bisa mempengaruhi nafsu makan si kucing.

Jika kucing picky eater berkepanjangan, segera konsultasikan dengan menghubungi dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Dengan menghubungi call center Pet Care dokter hewan terdekat dari lokasi anda akan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hal ini bisa membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasarinya.

Jadi, tetap tenang dan coba cari tahu apa yang bikin kucingmu jadi picky eater. Siapa tahu, dengan sedikit perubahan, kucingmu bisa kembali lahap makan seperti biasa!

Perbedaan Vaksin untuk Kucing dan Vaksin untuk Anjing

Kalau kamu punya hewan peliharaan, terutama kucing atau anjing, pasti sudah tidak asing lagi sama yang namanya vaksinasi. Ini tuh seperti “tiket masuk” mereka buat jadi sehat dan terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa mengancam nyawa. Tapi, tahu tak sih kalau vaksin buat kucing dan anjing itu beda? Yuk, kita bahas perbedaan vaksin untuk kucing dan anjing!

Kenapa Kucing dan Anjing Butuh Vaksinasi?

Sebelum masuk ke perbedaan vaksinnya, kita ngobrol dulu tentang kenapa vaksinasi itu penting. Sama kayak manusia, hewan juga bisa kena berbagai penyakit yang bisa berakibat fatal. Nah, vaksinasi ini berfungsi buat mencegah penyakit-penyakit tersebut. Dengan vaksinasi, sistem imun kucing dan anjing jadi lebih kuat, jadi mereka bisa lawan penyakit yang mungkin menyerang. Vaksin ini ibaratnya “senjata” buat tubuh mereka.

Perbedaan Kucing dan Anjing dalam Hal Vaksinasi

Meskipun sama-sama hewan peliharaan, kucing dan anjing punya kebutuhan yang berbeda soal vaksinasi. Mulai dari jenis vaksin yang dibutuhkan, jadwal pemberian, sampai reaksi setelah vaksinasi, semuanya beda!

1. Jenis Vaksin

Perbedaan paling mencolok tentu ada di jenis vaksin yang diberikan. Kucing dan anjing punya jenis penyakit yang berbeda, jadi vaksinnya pun beda.

  • Vaksin untuk Kucing: Kucing biasanya divaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit seperti Feline Viral Rhinotracheitis (FVR), Feline Calicivirus (FCV), Feline Panleukopenia (FPV), dan Rabies. Ada juga vaksin tambahan untuk penyakit seperti Feline Leukemia Virus (FeLV), Feline Immunodeficiency Virus (FIV), dan Chlamydia.
  • Vaksin untuk Anjing: Anjing, di sisi lain, divaksinasi untuk penyakit-penyakit seperti Distemper, Parvovirus, Hepatitis, dan Rabies. Ada juga vaksin tambahan seperti vaksin untuk Bordetella (penyebab batuk kennel), Leptospirosis, dan Lyme disease.

2. Jadwal Pemberian Vaksin

Kapan vaksin harus diberikan juga berbeda antara kucing dan anjing. Jadwal ini ditentukan oleh dokter hewan, tapi umumnya ada beberapa aturan dasar.

  • Kucing: Biasanya, vaksinasi pertama kucing dimulai saat mereka berusia sekitar 6-8 minggu. Setelah itu, mereka butuh booster beberapa minggu kemudian. Setelah vaksin dasar selesai, kucing biasanya divaksin setiap tahun atau setiap tiga tahun, tergantung jenis vaksinnya.
  • Anjing: Anjing biasanya mulai divaksinasi pada usia 6-8 minggu juga, tapi mereka butuh beberapa kali booster sampai usia sekitar 16 minggu. Setelah itu, vaksinasi lanjutan dilakukan secara tahunan atau tiga tahunan, tergantung jenis vaksin dan kebijakan dokter hewan.

3. Reaksi Setelah Vaksinasi

Setelah divaksinasi, kucing dan anjing bisa menunjukkan reaksi yang berbeda. Beberapa di antaranya umum dan nggak perlu dikhawatirkan, tapi ada juga yang perlu perhatian lebih.

  • Kucing: Kucing bisa jadi sedikit lesu atau nggak nafsu makan setelah divaksin. Ini normal dan biasanya hanya berlangsung satu atau dua hari. Namun, kalau kucing jadi bengkak di area suntikan, atau menunjukkan tanda-tanda alergi seperti gatal atau kesulitan bernapas, segera bawa ke dokter hewan.
  • Anjing: Anjing juga bisa menunjukkan reaksi serupa, seperti lesu atau demam ringan. Namun, anjing cenderung lebih aktif, jadi mereka mungkin merasa tidak nyaman atau gelisah setelah divaksin. Perhatikan juga tanda-tanda alergi seperti muntah, bengkak, atau kesulitan bernapas, dan segera konsultasikan dengan dokter hewan.

Vaksin Wajib vs. Vaksin Opsional

Selain perbedaan di atas, ada juga yang namanya vaksin wajib dan vaksin opsional, baik untuk kucing maupun anjing.

  • Vaksin Wajib (Core Vaccines): Vaksin ini dianggap penting banget karena melindungi dari penyakit yang bisa menyebar luas dan berbahaya. Contohnya Rabies untuk kucing dan anjing, Distemper untuk anjing, dan Panleukopenia untuk kucing.
  • Vaksin Opsional (Non-core Vaccines): Vaksin ini diberikan tergantung pada kondisi tertentu, seperti lingkungan tempat tinggal atau gaya hidup. Misalnya, vaksin Bordetella untuk anjing yang sering dititipkan di kennel, atau vaksin FeLV untuk kucing yang sering berada di luar rumah.

Vaksinasi adalah bagian penting dari perawatan kesehatan kucing dan anjing. Meskipun sama-sama vaksin, jenis, jadwal, dan reaksinya bisa berbeda antara kucing dan anjing. Penting banget untuk selalu konsultasi dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care sebelum melakukan vaksinasi. Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar tidak bingung memilih vaksin untuk kucing atau anjingmu, Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman. Sebelum vaksinasi, cari tahu kebutuhan spesifik hewan peliharaan kamu. Ingat, dengan vaksinasi yang tepat, kamu bisa memastikan kucing dan anjingmu tetap sehat dan bahagia!

Jadi, jangan lupa kasih “tiket masuk” sehat buat kucing dan anjingmu, ya!

Golden Retriever Atau Labrador? Ras Anjing Serupa Tapi Tak Sama

Kalau berbicara soal anjing, siapa sih yang nggak kenal dengan Golden Retriever dan Labrador? Dua ras anjing ini bisa dibilang paling populer di dunia. Saking populernya, banyak orang yang kadang suka bingung, “Ini anjing Golden atau Labrador ya?” Memang, secara fisik keduanya mirip-mirip. Tapi, jangan salah! Mereka punya banyak perbedaan yang bikin masing-masing ras ini unik. Yuk, kita bahas lebih lanjut soal serupa tapi tak sama antara Golden Retriever dan Labrador.

1. Tampilan Fisik: Bulu dan Warna

Yang paling pertama mencolok adalah bulu mereka. Golden Retriever terkenal dengan bulu panjang dan lebatnya yang sering kali bergelombang atau keriting halus. Warnanya bisa bervariasi dari emas terang sampai emas tua. Nah, di sinilah letak perbedaan utamanya dengan Labrador. Labrador punya bulu yang jauh lebih pendek dan lebih padat. Bulu mereka juga lebih lurus, dan biasanya gampang dirawat karena nggak gampang kusut.

Untuk warnanya, Labrador biasanya hadir dalam tiga warna utama: kuning, coklat, dan hitam. Kalau Golden Retriever, ya, sesuai namanya, warnanya ya emas (golden). Meskipun kadang ada Golden Retriever yang warnanya agak lebih pucat atau lebih gelap, tetap saja spektrumnya nggak sejauh warna Labrador.

2. Ukuran dan Bentuk Tubuh

Mungkin kalau dilihat sekilas, ukuran Golden Retriever dan Labrador hampir sama. Tapi sebenarnya, Labrador cenderung punya tubuh yang lebih kekar dan berotot. Mereka seringkali lebih berat, dengan dada yang lebih lebar dan kaki yang lebih pendek. Di sisi lain, Golden Retriever terlihat lebih elegan dan ramping, dengan kaki yang sedikit lebih panjang.

3. Kepribadian dan Temperamen

Kedua ras ini terkenal karena kepribadiannya yang ramah dan suka bersosialisasi. Tapi, ada beberapa perbedaan juga nih. Golden Retriever dikenal lebih tenang dan sabar. Mereka adalah tipe anjing yang suka berada di dekat pemiliknya, siap memberikan kasih sayang kapan saja. Mereka juga dikenal sangat setia dan cocok banget jadi anjing keluarga, terutama buat kamu yang punya anak kecil di rumah.

Labrador, di sisi lain, punya energi yang lebih tinggi. Mereka selalu bersemangat dan siap bermain kapan saja. Labrador sering kali lebih aktif dan cenderung lebih mandiri dibandingkan Golden Retriever. Mereka juga terkenal lebih suka air, jadi jangan heran kalau anjing Labrador kamu suka banget berenang atau bermain air.

4. Kecerdasan dan Pelatihan

Dalam hal kecerdasan, baik Golden Retriever maupun Labrador sama-sama pintar. Mereka mudah dilatih dan sangat responsif terhadap perintah. Inilah yang membuat kedua ras ini sering digunakan sebagai anjing pemandu atau anjing terapi.

Golden Retriever cenderung lebih fokus dan lebih mudah dilatih untuk tugas-tugas yang membutuhkan ketelitian. Mereka cepat mengerti perintah dan cenderung melakukan tugas dengan lebih hati-hati. Labrador, di sisi lain, karena energinya yang lebih tinggi, kadang-kadang bisa lebih susah fokus. Tapi jangan salah, mereka sangat cepat menangkap perintah, terutama kalau berhubungan dengan aktivitas fisik.

5. Kesehatan dan Umur

Kalau bicara soal kesehatan, kedua ras ini punya masalah kesehatan yang mirip-mirip, seperti displasia pinggul dan masalah pada mata. Tapi, Labrador cenderung lebih rentan terhadap obesitas dibandingkan Golden Retriever. Makanya, penting banget buat mengontrol diet dan rutin mengajak mereka berolahraga.

Umur kedua ras ini juga hampir sama, sekitar 10-12 tahun. Dengan perawatan yang baik dan pemeriksaan rutin ke dokter hewan, umur mereka bisa lebih panjang dan tentunya lebih sehat.

6. Aktivitas dan Kebutuhan Harian

Golden Retriever mungkin lebih cocok buat kamu yang suka aktivitas yang lebih santai, seperti jalan-jalan sore atau sekadar bermain di halaman. Mereka nggak butuh olahraga yang terlalu berat, asalkan mereka cukup bergerak setiap hari.

Labrador, karena energinya yang lebih tinggi, butuh aktivitas yang lebih intens. Mereka suka banget berlari, berenang, dan bermain dengan mainan interaktif. Jadi, kalau kamu tipe orang yang suka berolahraga dan aktif, Labrador bisa jadi teman yang pas buat kamu.

Pilih yang Mana?

Kalau kamu lagi bingung pilih antara Golden Retriever atau Labrador, coba pertimbangkan gaya hidup dan kebutuhan kamu. Golden Retriever mungkin lebih cocok buat kamu yang suka suasana tenang dan lebih suka menghabiskan waktu di rumah. Sementara itu, kalau kamu orangnya aktif dan suka berolahraga, Labrador bisa jadi pilihan yang tepat.

Kalau kamu imasih bingung ingin memelihara ras anjing apa, kamu bisa konsultasi bersama dokter hewan terdekat Pet Care yang bisa dihubungi melalui call center untuk mendapatkan layanan home visit dimanapun lokasi kalian. 

Dapatkan perawatan oleh dokter hewan profesional, berpengalaman dan tersertifikasi. Jangan ragu hubungi kami. 

Ingat, apapun pilihanmu, kedua anjing ini sama-sama bisa jadi sahabat setia yang akan membawa kebahagiaan di rumahmu. Jadi, nggak ada yang benar-benar salah dalam memilih di antara keduanya. Yang terpenting, berikan kasih sayang dan perawatan terbaik, dan mereka pasti akan memberikan cinta yang tak terhingga buatmu!

Intip Kesehatan Anabul Lewat Warna Pup Anjing

Hai, pecinta anjing! Kamu tahu tidak, ternyata warna pup anjing bisa jadi petunjuk kesehatan si anabul, lho! Yup, warna dan tekstur pup anjing bisa jadi “bahasa tubuh” yang mereka gunakan untuk kasih tahu kita kalau ada sesuatu yang nggak beres di dalam tubuhnya. Nah, buat kamu yang ingin jadi pet owner yang lebih peka, yuk kita bahas apa aja arti warna pup anjing dan indikasi kesehatannya.

1. Warna Pup Anjing yang Normal: Cokelat

Pup yang normal itu umumnya berwarna cokelat. Warna ini muncul karena adanya bilirubin, yang dihasilkan saat sel darah merah dipecah oleh hati. Kalau pup si anjing berwarna cokelat, berarti pencernaannya bekerja dengan baik dan nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Teksturnya pun biasanya agak padat, nggak terlalu keras, tapi juga nggak lembek.

2. Pup Berwarna Kuning

Nah, kalau pup si anjing tiba-tiba berubah jadi kuning, ini bisa jadi tanda ada masalah di sistem pencernaannya. Warna kuning bisa muncul kalau makanan yang dikonsumsi nggak tercerna dengan baik, atau ada masalah pada hati dan kantung empedu. Selain itu, pup kuning juga bisa jadi indikasi adanya infeksi parasit di usus. Jadi, kalau kamu melihat pup kuning, ada baiknya kamu segera konsultasi ke dokter hewan.

3. Pup Berwarna Hijau

Pup berwarna hijau biasanya menandakan kalau makanan yang dikonsumsi bergerak terlalu cepat melalui saluran pencernaan, sehingga empedu yang berwarna hijau nggak sempat berubah jadi cokelat. Bisa juga jadi anjing kamu kebanyakan makan rumput, atau ada infeksi bakteri yang mengganggu pencernaan mereka. Walaupun nggak selalu berbahaya, pup hijau yang muncul terus-menerus harus diwaspadai dan sebaiknya diperiksakan ke dokter.

4. Pup Berwarna Hitam atau Gelap

Warna pup yang hitam pekat atau gelap bisa jadi tanda adanya perdarahan di saluran pencernaan atas, seperti di lambung atau usus halus. Warna hitam ini muncul karena darah yang tercerna dan bercampur dengan asam lambung. Ini adalah kondisi yang serius dan butuh perhatian medis segera. Jadi, jangan anggap remeh kalau kamu menemukan pup si anjing berwarna gelap!

5. Pup Berwarna Merah atau Ada Darah

Kalau kamu menemukan darah segar di pup anjing, ini bisa jadi tanda adanya perdarahan di bagian bawah saluran pencernaan, seperti di usus besar atau rektum. Bisa juga disebabkan oleh iritasi di daerah anus, infeksi, atau adanya benda asing di usus. Pup berdarah jelas butuh perhatian khusus, jadi segera bawa anjing kamu ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

6. Pup Berwarna Putih atau Abu-Abu

Pup berwarna putih atau abu-abu biasanya menandakan ada masalah dengan kantung empedu atau hati. Warna ini muncul karena empedu yang seharusnya memberi warna cokelat pada pup, tidak masuk ke usus. Ini bisa terjadi karena adanya penyumbatan saluran empedu atau masalah hati lainnya. Kondisi ini juga serius dan perlu penanganan segera.

7. Pup Berwarna Oranye

Warna pup oranye bisa jadi muncul kalau makanan yang dikonsumsi anjing nggak tercerna dengan baik, atau ada masalah dengan hati atau empedu. Tapi, bisa juga ini karena anjing kamu baru makan sesuatu yang berwarna oranye, seperti wortel atau makanan lain yang mengandung pewarna alami. Kalau pup oranye ini muncul sekali-dua kali, mungkin nggak perlu khawatir, tapi kalau terus-menerus, konsultasikan dengan dokter hewan.

8. Pup Bertekstur Lembek atau Cair

Selain warna, tekstur pup juga penting. Pup yang terlalu lembek atau bahkan cair bisa jadi tanda diare, yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi, alergi makanan, hingga stres. Kalau diare berlangsung lebih dari satu hari, atau disertai gejala lain seperti muntah atau lemas, segera bawa anjing kamu ke dokter hewan.

Kapan Harus Khawatir?

Sebenarnya, variasi warna pup bisa terjadi karena banyak faktor, termasuk diet, obat-obatan, atau kondisi sementara. Tapi, kalau warna pup yang nggak normal berlangsung lebih dari satu hari, apalagi disertai dengan gejala lain seperti muntah, lesu, atau penurunan nafsu makan, sebaiknya jangan tunda untuk menghubungi dokter hewan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati, kan?

Jadi Pet Owner yang Lebih Peka

Sekarang kamu tahu, kan, betapa pentingnya memperhatikan warna pup si anjing? Dengan sedikit perhatian ekstra, kamu bisa lebih cepat mendeteksi masalah kesehatan sebelum berkembang jadi lebih serius. Jadilah pet owner yang peka dan selalu perhatikan tanda-tanda kesehatan dari pup anjing kamu. Anjing sehat, kamu pun jadi lebih tenang!

Kalau melihat warna pup anjing berbeda dari biasanya segera hubungi  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care. Layanan ini memberikan kemudahan bagi kamu yang ingin berkonsultasi di rumah saja tanpa perlu keluar.

Jadi, mulai sekarang, jangan anggap remeh warna pup si doggo, ya. Karena dari sana, kita bisa belajar banyak tentang kesehatan mereka!

Bahaya Cocoa untuk Anjing yang Bisa Berujung Bencana

Tahu gak sih bahaya cocoa jika dikonsumsi oleh anjing?

Siapa sih yang nggak suka sama cokelat? Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa, hampir semua orang doyan sama makanan manis yang satu ini. Tapi, pernah kepikiran nggak kalau si manis ini bisa jadi bahaya banget buat anjing kesayangan kamu? Yep, kamu nggak salah baca! Cokelat, atau lebih tepatnya cocoa yang ada di dalamnya, bisa bikin anjing kamu sakit parah bahkan berujung kematian. Di artikel ini, kita bakal bahas kenapa cocoa itu bahaya banget buat anjing dan gimana cara menjaga mereka biar tetap aman.

1. Bahaya Cocoa Bagi Anjing

Cocoa mengandung dua zat berbahaya yang bisa bikin anjing kamu sakit, yaitu theobromine dan kafein. Kedua zat ini adalah stimulan yang aman-aman aja buat manusia dalam jumlah wajar, tapi buat anjing, dosis yang kecil sekalipun bisa sangat berbahaya. Sistem metabolisme anjing nggak bisa mencerna theobromine secepat manusia, sehingga zat ini bisa menumpuk di tubuh mereka dan menyebabkan keracunan.

Bahkan, sedikit aja cokelat bisa cukup untuk bikin anjing kamu dalam masalah besar. Semakin tinggi kandungan cocoa dalam cokelat (kayak dark chocolate atau cocoa powder), semakin berbahaya juga buat anjing. Dark chocolate yang kelihatannya sehat buat manusia justru punya kandungan theobromine yang lebih tinggi, jadi makin kecil dosis yang diperlukan buat bikin anjing kamu sakit.

2. Gejala Keracunan Cokelat pada Anjing

Jadi, gimana sih tanda-tanda kalo anjing kamu keracunan cokelat? Ada beberapa gejala yang bisa muncul setelah anjing kamu makan cokelat, dan penting banget buat kamu tahu supaya bisa bertindak cepat. Berikut beberapa gejala yang perlu kamu waspadai:

  • Muntah dan Diare: Ini adalah tanda awal yang sering muncul. Theobromine bisa bikin perut anjing kamu nggak nyaman, sehingga mereka bisa muntah-muntah atau diare setelah makan cokelat.
  • Detak Jantung Cepat: Kafein dan theobromine bisa meningkatkan detak jantung anjing, jadi kalau kamu merasa detak jantung anjing kamu lebih cepat dari biasanya, itu tanda bahaya.
  • Gelisah dan Hiperaktif: Karena efek stimulan dari theobromine, anjing kamu bisa jadi gelisah, hiperaktif, atau bahkan tremor. Mereka bisa jadi sulit tenang dan terus bergerak tanpa henti.
  • Kejang: Kalau anjing kamu sampai kejang-kejang, itu berarti keracunan cokelatnya udah parah. Ini kondisi yang sangat serius dan perlu penanganan segera.
  • Kematian: Dalam kasus yang ekstrem, keracunan cokelat bisa berujung pada kematian, terutama kalau nggak ditangani dengan cepat.

3. Apa yang Harus Dilakukan Kalau Anjing Makan Cokelat?

Kalau kamu ketahuan anjing kamu makan cokelat, jangan panik, tapi juga jangan nunggu lama-lama agara cocoa tidak berbahaya. Ada beberapa langkah cepat yang bisa kamu ambil buat meminimalisir risiko:

  • Segera Hubungi Dokter Hewan: Ini langkah pertama yang paling penting. Dokter hewan bisa kasih saran terbaik berdasarkan seberapa banyak cokelat yang dimakan dan berat badan anjing kamu.
  • Jangan Kasih Makan atau Minum: Mungkin kamu kepikiran buat ngasih makan atau minum anjing kamu buat ‘menetralisir’ cokelat, tapi lebih baik tahan dulu. Ngasih makanan atau minuman justru bisa bikin zat berbahaya dari cokelat makin cepat diserap.
  • Pantau Gejala: Perhatikan gejala-gejala yang muncul di anjing kamu. Kalau mereka mulai muntah, diare, atau menunjukkan gejala lain, beri tahu dokter hewan secepatnya.
  • Induksi Muntah (Jika Disarankan): Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin akan menyarankan kamu untuk membuat anjing muntah guna mengeluarkan cokelat dari perutnya. Tapi ingat, jangan lakukan ini tanpa instruksi dari profesional.

4. Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Tentu aja, mencegah anjing kamu makan cokelat jauh lebih baik daripada harus menangani keracunannya. Berikut beberapa tips simpel buat mencegah insiden ini:

  • Simpan Cokelat di Tempat Aman: Pastikan cokelat disimpan di tempat yang nggak bisa dijangkau anjing kamu. Jangan simpan di meja atau tempat terbuka yang gampang dijangkau.
  • Ingatkan Keluarga dan Teman: Kadang-kadang keluarga atau teman nggak sadar kalo ngasih cokelat ke anjing itu bahaya. Pastikan mereka tahu risiko ini dan nggak ngasih cemilan sembarangan ke anjing kamu.
  • Beri Anjing Cemilan yang Aman: Ada banyak pilihan cemilan yang aman dan sehat buat anjing. Kamu bisa kasih mereka biskuit anjing, buah-buahan tertentu (kayak apel atau pisang), atau daging tanpa bumbu. Pastikan selalu cek dulu apakah makanan tersebut aman buat anjing.

5. Alternatif “Cokelat” untuk Anjing

Kalau kamu merasa kasihan karena nggak bisa bagi-bagi cokelat favorit kamu sama anjing, jangan khawatir! Sekarang udah banyak produk yang dibuat khusus buat anjing dengan rasa cokelat, tapi tanpa kandungan theobromine yang berbahaya. Biasanya, produk ini terbuat dari carob, sejenis tanaman yang rasanya mirip cokelat tapi aman buat anjing. Kamu bisa beliin anjing kamu carob treats biar mereka juga bisa ikut menikmati ‘cokelat’ tanpa risiko.

Meskipun cokelat adalah makanan yang enak dan bikin happy buat kita, tapi buat anjing, ini bisa jadi bencana. Sebagai pemilik anjing, kamu perlu banget tahu bahaya cocoa dan selalu jaga-jaga biar anjing kamu nggak makan cokelat sembarangan. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, kamu bisa pastikan anjing kamu tetap sehat dan aman dari risiko keracunan cokelat.

Jika anjingmu memakan cokelat atau cocoa, sebaiknya konsultasikan dengan  dokter hewan terdekat melalui  Call Center Pet Care. Pet Care memberikan layanan home service yang mudah dan terpercaya. Pemesanan pun mudah dilakukan tanpa perlu repot membawa hewan peliharaan ke luar rumah.

Jadi, next time kamu lagi makan cokelat, inget buat jauh-jauhin dari anjing kesayanganmu, ya! Kasih mereka cemilan yang aman dan sesuai, dan biarkan mereka tetap happy dan sehat di sisimu.

Jaga Kesehatan Kucing Saat Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca bisa menjadi tantangan, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk teman berbulu kita, si kucing. Seperti manusia, kucing juga bisa merasakan dampak perubahan suhu dan kondisi cuaca, entah itu saat cuaca berubah dari panas ke dingin, atau sebaliknya.

Jadi, penting banget nih buat kita, sebagai pemilik kucing, untuk tahu cara merawat kucing saat cuaca berubah-ubah. Nah, berikut adalah beberapa tips dan trik santai yang bisa kamu lakukan.

1. Pahami Tanda-Tanda Kucingmu Merasa Tidak Nyaman

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami bahasa tubuh kucingmu. Kucing punya cara tersendiri untuk memberi tahu kita kalau mereka merasa tidak nyaman. Misalnya, kalau kucingmu sering mencari tempat yang lebih hangat atau justru lebih sejuk dari biasanya, itu bisa jadi tanda kalau dia merasakan perubahan cuaca.

Saat cuaca dingin, kucing biasanya akan menggulung tubuhnya dan mencari tempat yang hangat, seperti di dekat radiator, di bawah sinar matahari, atau bahkan di pangkuanmu. Sebaliknya, saat cuaca panas, kucing akan cenderung mencari tempat yang lebih sejuk, mungkin di lantai keramik atau di bawah meja. Jadi, coba deh perhatikan kebiasaan baru mereka saat cuaca berubah.

2. Buatkan Tempat yang Nyaman untuk Kucingmu

Untuk menghadapi pergantian cuaca yang berubah-ubah, pastikan kucingmu punya tempat yang nyaman. Saat cuaca dingin, kamu bisa menyediakan selimut hangat atau tempat tidur yang empuk untuk mereka. Kalau perlu, tambahkan bantal atau alas yang lebih tebal untuk menjaga suhu tubuh mereka tetap stabil.

Kalau cuaca sedang panas, pastikan ada tempat yang sejuk dan teduh untuk kucingmu. Kucing suka tempat yang agak gelap dan tenang, jadi biarkan mereka menemukan spot favorit mereka sendiri. Kamu juga bisa meletakkan beberapa kain basah di dekat tempat tidur mereka untuk membantu menurunkan suhu di sekitarnya.

3. Perhatikan Asupan Makanan dan Minuman

Pergantian cuaca yang berubah bisa memengaruhi nafsu makan kucingmu. Saat cuaca dingin, kucing mungkin lebih lapar dari biasanya karena mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk menjaga tubuhnya tetap hangat. Jadi, pastikan makanan yang kamu berikan kaya akan protein dan lemak yang bisa membantu mereka tetap hangat.

Sebaliknya, saat cuaca panas, kucing cenderung minum lebih banyak dan makan lebih sedikit. Pastikan mereka selalu punya akses ke air bersih dan segar. Kamu juga bisa memberikan makanan basah (wet food) untuk membantu menjaga hidrasi tubuh mereka. Dan jangan lupa, letakkan air di beberapa tempat yang mudah dijangkau kucingmu.

4. Jaga Kebersihan Bulu dan Kulitnya

Bulu kucing berfungsi sebagai pelindung alami dari cuaca ekstrem. Oleh karena itu, menjaga kebersihan bulu dan kulit kucing sangat penting. Sikat bulu kucingmu secara teratur untuk menghindari bulu yang kusut atau rontok berlebihan, terutama saat cuaca panas.

Selain itu, mandikan kucingmu sesuai kebutuhan. Namun, jangan terlalu sering, karena kucing sebenarnya tidak membutuhkan mandi sebanyak anjing. Mandikan kucing dengan air hangat saat cuaca dingin, dan jika memang perlu, gunakan air suhu ruangan saat cuaca panas. Pastikan kamu mengeringkan bulu mereka dengan benar setelah mandi untuk menghindari masalah kulit.

5. Batasi Aktivitas Luar Ruangan

Jika kucingmu suka bermain di luar rumah, kamu perlu lebih waspada saat cuaca berubah. Saat cuaca panas, sinar matahari yang terlalu terik bisa berbahaya, bahkan menyebabkan heatstroke pada kucing. Jadi, batasi waktu mereka di luar rumah, terutama saat matahari sedang terik-teriknya. Sebaliknya, saat cuaca dingin, pastikan mereka tidak terlalu lama berada di luar, karena bisa membuat mereka kedinginan.

Jika memungkinkan, siapkan area bermain di dalam rumah yang aman dan nyaman, sehingga kucingmu tetap bisa aktif tanpa harus menghadapi cuaca ekstrem di luar. Kamu juga bisa menyediakan mainan yang merangsang insting berburu mereka untuk menjaga mereka tetap aktif dan terhibur.

6. Konsultasi dengan Dokter Hewan

Perubahan cuaca bisa mempengaruhi kesehatan kucing secara langsung, dan lebih baik untuk mencegah daripada mengobati. Jika kamu merasa kucingmu menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa, seperti nafas yang terengah-engah, muntah, atau perilaku yang sangat berbeda dari biasanya, segera konsultasikan dengan dengan  dokter hewan terdekat melalui layanan call center Pet Care.

Dokter hewan terdekat dari lokasi Anda akan langsung datang ke rumah. Mereka akan memberikan saran yang tepat dan memberikan solusi untuk kesembuhan kucing tercinta.

Agar kucing selalu sehat, jangan lupa berikan vaksin rutin. Sekarang vaksin kucing tak perlu keluar rumah. Pet Care menyediakan layanan vaksinasi yang siap datang ke rumah. Tenaga medis dari Pet Care bersertifikat lengkap dan berpengalaman.

Merawat kucing saat perubahan cuaca sebenarnya tidak sulit, asalkan kamu peka terhadap kebutuhan mereka. Dengan memperhatikan tanda-tanda dari kucingmu, memberikan tempat yang nyaman, menjaga asupan makanan dan minuman, serta memastikan kebersihan bulu dan kulit mereka, kamu bisa membantu mereka melewati perubahan cuaca dengan lebih mudah. Jangan lupa, selalu siaga dan konsultasikan dengan dokter hewan jika diperlukan. Dengan begitu, kucingmu akan tetap sehat dan bahagia sepanjang tahun, terlepas dari bagaimana cuaca di luar sana.

Fakta Menarik Cat Paw yang Tidak Kalian Ketahui

Cakar kucing, atau yang dikenal sebagai cat paw, bukan hanya menggemaskan untuk dilihat, tapi juga memiliki banyak fungsi penting bagi si meong. Bantalan kaki yang lembut ini penuh dengan rahasia dan keunikan yang mungkin belum Anda ketahui.

Yuk, simak fakta menarik cakar kucing berikut ini!

1. Bantalan Lembut dan Kenyal 

Cat paw terbuat dari jaringan lemak dan ditutupi oleh kulit yang elastis. Hal ini membuat cakar kucing terasa lembut dan kenyal saat disentuh. Bagian bawah telapak kaki kucing ditutupi oleh bantalan lembut yang membantu mereka berjalan dengan tenang dan lembut. Bantalan ini juga melindungi tulang dan sendi mereka saat mereka melompat dari ketinggian.

2. Kelenjar Keringat dan Bau pada Cat Paw

Meskipun jarang terlihat, cat paw sebenarnya memiliki kelenjar keringat yang membantu mereka mengatur suhu tubuh. Kucing tidak memiliki banyak kelenjar keringat di tubuh mereka, tetapi mereka memiliki beberapa di telapak kaki. Saat suhu tubuh kucing meningkat, mereka dapat mengeluarkan keringat melalui telapak kaki untuk membantu mendinginkan tubuh. Saat kucing kepanasan, mereka juga  akan menjilatinya untuk mendinginkan diri.

Setiap catpaw kucing memiliki kelenjar bau yang mengeluarkan feromon. Kucing sering kali menggosokkan telapak kaki mereka pada benda-benda untuk menandai wilayah atau menunjukkan rasa nyaman.

3. Sensor yang Sensitif pada Cat Paw

Cat paw kucing sangat sensitif dan berisi banyak ujung saraf. Sensitivitas ini memungkinkan kucing untuk merasakan tekstur, suhu, dan getaran melalui telapak kaki mereka.

Cat paw memiliki banyak saraf sensorik yang membuatnya sangat sensitif terhadap perubahan permukaan. Kucing dapat merasakan tekstur, suhu, dan getaran dengan cat paw mereka, membantu mereka menavigasi dalam gelap, menghindari bahaya, dan bahkan memanjat pohon dengan mudah.

Telapak kaki kucing membantu mereka merasakan permukaan dan navigasi di berbagai medan. Ini sangat berguna saat mereka berjalan di lingkungan yang tidak dikenal atau saat mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat.

Selain itu, Kucing memiliki kelenjar aroma pada cakar yang mereka gunakan untuk menandai wilayah.

4. Pertahanan Diri

Cakar kucing terbuat dari keratin, bahan yang sama dengan kuku manusia. Bagian ini biasanya disembunyikan di balik kulit saat kucing tidak menggunakannya, membantu melindungi lantai dan furnitur dari goresan. Cakar yang tajam dan kemampuan memanjat yang luar biasa membantu kucing untuk menangkap mangsa dengan efektif.

Cakar yang tersembunyi di dalam cat paw adalah senjata utama kucing untuk pertahanan diri. Saat terancam, kucing dapat mengeluarkan cakar mereka untuk menyerang atau melindungi diri dari predator atau ancaman lainnya.

5. Menjaga Keseimbangan 

Cakar ini memberikan cengkraman yang kuat pada berbagai permukaan, membantu kucing untuk menjaga keseimbangan dan koordinasi saat berjalan, berlari, dan melompat. 

Bantalan kaki kucing membantu mempertahankan keseimbangan dan kelincahannya. Struktur anatomi dan fleksibilitas telapak kaki memungkinkan kucing melompat tinggi, berlari cepat, dan mendarat dengan lembut.

6. Beragam Warna

Warna bantalan kaki kucing seringkali sesuai dengan warna bulu mereka. Misalnya, kucing dengan bulu hitam cenderung memiliki bantalan kaki berwarna hitam, sementara kucing dengan bulu cerah mungkin memiliki bantalan kaki berwarna merah muda atau krem. Beberapa kucing bahkan memiliki cat paw dengan dua warna atau lebih.

7. Merawat Diri

Kucing sering menjilati telapak kaki mereka sebagai bagian dari rutinitas perawatan diri. Kucing menggunakan cakar  mereka untuk membersihkan diri, menghilangkan kotoran dan bulu mati dari tubuh mereka.

Bantalan kaki yang lembut ini membantu mereka berjalan, memanjat, berburu, dan menjaga keseimbangan. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pemilik kucing untuk mengetahui cara merawat cat paw dengan baik agar si meong tetap sehat dan nyaman.

Cara Merawat Cat Paw

Jika kucing Anda sering menjilat cat paw mereka secara berlebihan, mungkin ada masalah yang mendasarinya. Perhatikan apakah ada luka, iritasi, retakan, atau perubahan warna. Segera bawa kucing ke dokter hewan jika Anda menemukan tanda-tanda masalah. 

Pastikan cakar kucing tidak terlalu panjang atau tajam. Potong cakar secara rutin dengan gunting kuku khusus kucing. Bulu yang panjang di antara jari kaki kucing dapat menjebak kotoran dan membuatnya sulit untuk berjalan. Potong bulu tersebut secara hati-hati dengan gunting kecil.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau concerns tentang cat paw kucing Anda, konsultasikan dengan ke dokter hewan terdekat melalui layanan Pet Care. Cukup hubungi  call center Pet Care.  Layanan ini akan membantu Anda menemukan dokter hewan terdekat dari lokasi. 

Jadi jangan ragu hubungi kami.