Tag: dokter hewan terdekat

Anjing Chihuahua

Anjing Chihuahua : Fakta Unik dan Cara Merawatnya

Anjing chihuahua dikenal sebagai anjing terkecil di dunia. Berat tubuhnya hanya sekitar 1,5 kilogram sampai 3 kilogram. Anjing ini juga dikenal karena kelincahan dan kesenangannya dalam bermain.

Anjing chihuahua banyak dijadikan hewan peliharaan. Ia mudah disukai banyak orang karena , tubuhnya yang mungil dan wajahnya yang menggemaskan. Sama seperti anjing besar, anjing chihuahua juga memerlukan perawatan agar mereka sehat dan tumbuh dengan baik. Yuk, simak fakta unik dan cara merawatnya dalam artikel dibawah ini!

Fakta Unik Anjing Chihuahua

  • Memiliki Energi Yang Besar

Walaupun tubuhnya kecil, mereka memiliki jumlah stamina yang besar. Anjing chihuahua dewasa dapat berlari selama beberapa jam di luar rumah dengan cuaca panas.

  • Memilik Umur Panjang

Anjing ini dapat bertahan hidup selama 20 tahun. Mereka dapat hidup dari rata-rata usia anjing lainnya, yaitu sampai 12 – 20 tahun.

  • Tidak Mudah Percaya dan Galak

Chihuahua tidak mudah percaya pada orang asing sehingga perlu disosialisasikan kepada anak-anak dan orang dewasa. Anjing ini bisa menjadi pengawas yang baik karena rasa waspada dan kecurigaan mereka pada orang asing.  Mereka terkadang lupa bahwa tubuh mereka kecil, tetapi memilik keberanian untuk melawan anjing yang lebih besar. Oleh karena itu, anda harus mengawasinya.

Cara Merawat Anjing Chihuahua

1. Berikan Makan Secara Teratur

Anak anjing chihuahua sebaiknya diberi makan empat kali dalam sehari. Dalam satu hari berikan 50 gram makanan kering untuk anjing. Hal ini harus anda lakukan hingga ia masuk usia enam bulan. Setelah lewat dari usia itu, anda bisa memberi makan dua kali dalam sehari.

2. Berikan Sinar Matahari Yang Cukup

Chihuahua tidak tahan dengan ruangan ber-AC atau temperatur dingin. Anda harus menaruh mereka pada ruangan yang terkena sinar matahari untuk menjaga kesehatan tulangnya. Mereka biasanya memilih berjemur pada siang hari saat matahari tengah bersinar.

3. Rutin Mengunjungi Dokter Hewan

Jika anda ingin anjing anda untuk selalu sehat dan lincah, tidak ada salahnya untuk mengunjungi dokter hewan terdekat untuk memeriksa kesehatannya. Jangan lupa agar anjing anda melakukan vaksinasi.

Layanan dokter hewan ke rumah dapat anda hubungi lewat call center Pet Care. Dengan berkonsultasi pada dokter hewan terdekat, anjing anda akan tumbuh dengan baik.

WhatsApp Image 2023-05-15 at 21.54.11 (1)

Kenapa Kucing Mengeong Terus?

Kucing mengeong adalah bentuk komunikasi yang ia lakukan pada manusia. Alasan kucing mengeong diantaranya untuk menyapa, meminta sesuatu, atau mencari perhatian. Kucing mengeong terus ketika meminta makan pada ibu mereka. Begitu kucing semakin besar, mereka akan sering mengeong pada manusia, karena manusia cenderung mengikuti keinginan mereka.

Semua kucing akan mengeong sampai batas tertentu. Namun, bagaimana jika kucing mengeong terus? Simak beberapa penyebab kucing mengeong terus dalam artikel berikut!

  • Untuk Menyapa Orang

Saat kucing mengeong, itu sebagai tanda bahwa ia menyambut kepulangan anda di rumah. Saat dia bertemu dengan anda di rumah, dan saat anda berbicara dengan mereka.

  • Untuk Mencari Perhatian

Kucing biasanya vokal ketika meminta perhatian dari orang sekitar. Kucing itu mungkin ingin dibelai, diajak bermain, atau diajak bicara.

  • Untuk Meminta Makan

Kebanyakan kucing akan mengeong ketika jam makan pagi dan makan malamnya sudah dekat. Mereka bisa sangat menuntut saat lapar. Mereka juga mengeong ketika ada yang memasuki dapur untuk meminta makan.

  • Untuk Mencari Jodoh

Kucing betina cenderung mengeong lebih keras ketika sedang birahi. Kucing jantan akan mengeong untuk mendapat akses dari kucing betina.

  • Untuk Memberitahu Sakit

Ketika sakit, kucing akan mengeluarkan meongnya dengan vokal yang tidak biasa dan mungkin terjadi di malam hari. Kucing anda mengatakan ada sesuatu yang salah padanya. Saat anda merasa ada yang tidak beres, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

  • Menunjukkan stres

Sama seperti manusia, kucing dapat mengalami stres. Mereka akan mengeong terus untuk menunjukkannya. Gejala yang kucing tunjukkan diantaranya, mejilati bulu berlebihan, agresif pada orang lain atau hewan lain, dan menjilat bulu berlebihan.

  • Sudah Tua

Kucing yang sudah berusia tua biasanya akan lebih sering mengeong. Hal ini dikarenakan kucing tua bisa menderita kebingungan mental. Mereka mengalami demensia seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai.  

Kucing mengeong terus harus diperiksa pada dokter hewan untuk memastikan tidak ada yang salah pada kucing anda. Apalagi saat kucing anda mengeong, nada dan frekuensinya berubah atau ada tanda lainnya, seperti nafsu makan hilang, penurunan berat badan, atau perubahan sikap. Oleh karena itu, jangan lupa untuk berkonsultasi pada dokter hewan terdekat atau hubungi layanan call center pet care.

Rabies kucing

Rabies Kucing, Kenali Gejala dan Penanganannya Sebelum Terlambat

Rabies kucing mungkin tidak sering terdengar. Saat mendengar kata rabies, kita seringkali mengartikannya sebagai penyakit yang secara spesifik menyerang anjing. Namun, ternyata kucing pun dapat terkena rabies. Yuk, belajar mengenali apa itu rabies, ciri, serta penanganan pertamanya dalam artikel ini! 

Apa itu Rabies?

Rabies dapat diartikan sebagai penyakit yang mudah menular dengan melakukan penyerangan pada susunan saraf. Penyakit yang sering disebut penyakit anjing gila ini tidak hanya menyerang saraf anjing, tetapi juga hewan-hewan lainnya, termasuk kucing. Tak hanya hewan, rabies juga dapat menyerang manusia.

Di Indonesia, hewan yang seringkali terjangkit rabies adalah anjing, kucing, serta kera. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa hewan-hewan lainnya, seperti serigala atau kelelawar, memiliki virus ini. 

Makhluk hidup dapat terserang rabies apabila terkena saliva hewan yang memiliki rabies. Dalam hal ini, saliva tersebut masuk melalui gigitan ataupun luka yang masih basah. Setelah terkena gigitan, rabies hanya memerlukan masa inkubasi selama 2-18 minggu. Setelah itu, virus rabies yang telah bersarang di tubuh akan mencari jalan untuk menyerang otak. Selama perjalanan ke otak, virus rabies juga berkembangbiak sehingga jumlah virus akan berkali-kali lipat. Dengan jumlah yang semakin banyak, virus rabies dapat leluasa menyerang seluruh organ serta jaringan tubuh. 

Untuk itu, rabies dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang sangat mematikan. Bahkan, rabies tidak memerlukan waktu lama untuk melumpuhkan korbannya. 

Ciri Rabies pada Kucing

  • Perilaku yang berubah drastis. Dalam hal ini, kucing yang biasanya bersifat ramah bisa menunjukkan sifat agresif atau gelisah berlebih. 
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak mampu menyeimbangkan dan mengkoordinasi tubuh 
  • Menggigit atau menjilat area di sekitar gigitan atau luka yang terbuka
  • Terlihat kehilangan arah, bingung, atau tidak bersemangat
  • Menjadi lumpuh atau kejang

Penanganan Pertama Rabies pada Kucing

Sebagai hewan yang aktif, kucing seringkali berinteraksi dengan hewan lain atau kucing lainnya. Interaksi itulah yang dapat menjadi resiko penularan rabies karena kita tidak mengetahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksinasi rabies atau belum. Oleh karena itu, langkah pencegahan pertama yang dapat anda lakukan adalah memastikan kucing anda mendapat vaksin rabies. Sekarang, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare. Vaksin ini harus diulang setiap setahun sekali. 

Lalu, apa yang dapat dilakukan apabila kucing terkena rabies sebelum mendapat vaksin? 

Jika anda melihat tanda gigitan atau luka yang terkena saliva hewan lain, segera bersihkan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci selama sekitar 15 menit. Setelah itu, berikan antiseptik pada area gigitan tersebut.

Meski sudah dibersihkan, anda tetap harus melakukan pencegahan lanjutan dengan mengisolasi kucing yang terkena gigitan dan hindari kontak berlebih. Bila mendesak, pakailah pelindung agar anda tidak terkena gigitan. 

Langkah terakhir adalah segeralah hubungi dokter hewan terdekat untuk penanganan lanjutan. Membersihkan dan memberikan antiseptik saja tidak cukup untuk menangani rabies. Untuk itu, mendatangi dokter hewan atau pihak yang lebih memahami rabies merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, rabies tidak akan menular terlalu jauh terhadap hewan-hewan lainnya ataupun manusia. 

Kucing diare

Diare pada Kucing, Simak Ciri dan Cara Mengatasinya! 

Diare pada kucing merupakan hal yang wajar dan dapat terjadi karena berbagai hal. Terkadang, manusia tidak menyadari penyakit ini sedang menyerang anabul kesayangan karena mereka tidak terlihat lemas. Jadi, bagaimana cara mendeteksi diare pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel berikut! 

Jika anda tidak yakin kucing anda mengalami diare, perhatikan dulu ciri diare pada kucing berikut. 

  • Pup cenderung lebih cair dari biasanya. Tanda ini juga bisa terlihat dari bulu sekitar belakang (sisa feses menempel pada bulu). 
  • Warna feses yang berubah menjadi lebih gelap ataupun terang. Dalam kasus-kasus tertentu, feses juga bisa berubah warna seutuhnya, seperti menjadi hijau, kuning, atau merah.  
  • Terdapat darah atau lendir dalam feses kucing. 
  • Terdapat bau yang tidak biasa dari feses kucing (lebih bau dari biasanya atau bau aneh lainnya).
  • Frekuensi pup lebih dari biasanya, sekitar lebih dari 3 kali dalam satu hari. 
  • Tubuh kucing yang terlihat lemas, tidak semangat, atau tidak menunjukkan nafsu makan. 

Pertolongan Pertama pada Kucing Diare

Diare dapat terjadi dalam skala ringan maupun berat. Jika diare baru terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama, anda dapat menyiasatinya dengan memberikan pertolongan pertama di rumah dengan mengikuti cara-cara berikut.

Saat kucing anda terkena diare, berikan mereka banyak air minum agar tidak terkena dehidrasi. Selain itu, berikan pula asupan makanan dengan tekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh kucing. Hindari makanan dengan kadar lemak atau minyak tinggi. Batasi pula jumlah asupan makanan yang anda berikan. Jangan berikan makanan dalam jumlah berlebih agar pencernaan kucing anda dapat pulih seutuhnya. Dalam skala ringan, diare akan teratasi dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat apapun.

Apabila diare terus terjadi berhari-hari dan frekuensi buang air besar terus meningkat, berikan probiotik atau suplemen pencernaan yang tepat untuk permasalahan kucing anda. Anda dapat mendapatkannya dari dokter kucing terdekat. Untuk itu, jangan ragu untuk membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah.

dasha-urvachova—n_IvbKdpc-unsplash (3)

Penyebab Kucing Muntah Busa dan Cara Mengatasinya

Kucing muntah mengeluarkan hairball memang menjadi hal wajar bagi pemilik kucing. Namun, jika mereka terus muntah berkali-kali, kemungkinan ada masalah serius yang dialami oleh anabul. Apalagi jika muntahan mereka tampak tidak normal, seperti muntah busa putih.

Alasan lainnya kucing muntah busa menunjukkan adanya peradangan atau iritasi di dalam sistem pencernaannya. Sebelum mengetahui cara mengatasinya, anda wajib tahu beberapa penyebab kucing muntah busa.

1. Gastritis

Gastritis terjadi saat lapisan lambung kucing anda mengalami iritasi. Hal ini bisa terjadi karena mereka mengonsumsi makanan sembarang, seperti makanan kadaluwarsa, rumput, atau obat-obatan. Makanan yang mengandung zat beracun dapat menyebabkan keracunan.

Kucing yang mengalami gastritis biasanya memuntahkan busa, darah segar, dan empedu. Mereka juga cenderung tidak punya nafsu makan, menderita muntah berlebihan, dan dehidrasi. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda gastritis, bawa kucing anda ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Terlambat Makan

Saat kucing tidak diberi makan sesuai jam makan mereka,cairan lambung dan asam lambung akan meningkat dan dapat menyebabkan iritasi pada perut mereka. Sehingga apabila kucing anda memuntahkan busa putih atau kuning, kemungkinan karena perutnya kosong.

Oleh sebab itu, anda harus menyesuaikan jadwal makan kucing agar meminimalisir kemungkinan iritasi perut. Jangan lupa untuk konsultasikan makan kucing yang cocok untuk kucing anda pada dokter hewan terdekat.

3. Menelan Hairball

Bola rambut adalah hal yang wajar terjadi pada kucing, karena mereka menjilati tubuhnya untuk membersihkan diri. Hairball biasanya akan mengeras dan terendap di sistem pencernaan kucing. Ukuran mereka bisa sangat besar sehingga kucing tidak dapat memuntahkannya.

Bola rambut dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan kucing. Akibatnya, mereka mengeluarkan muntah busa putih karena bola rambut menghalangi makanan bergerak melalui saluran pencernaan.

4. Parasit

Apabila kucing belum diberikan obat cacing lalu mengalami muntah busa yang terjadi bersamaan dengan diare, itu adalah pertanda infeksi parasit. Anda harus segera membawanya ke dokter hewan agar diberikan obat cacing.

Cara Mengatasi Kucing Yang Muntah Busa

  • Beri kucing anda tempat yang tenang dan nyaman. Dengan beristirahat yang cukup, ada kemungkinan anabul dapat segera sembuh karena bebas dari gangguan.
  • Anabul anda harus memiliki akses makanan kucing, air, dan kotak pasir yang mudah agar sembuh dengan singkat.
  • Pastikan tidak ada bahan kimia atau benda asing disekitar kucing anda agar mereka tidak menelan benda berbahaya.
  • Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter hewan terdekat atau menghubungi call center Pet care agar kucing anda segera mendapatkan penanganan.

Pastikan kucing kesayangan anda dalam keadaan baik. Jangan sampai muntah busa putih ini mengganggu kesenangan anda dengan anabul kesayangan.

Penyakit kulit kucing

Kenali Penyakit Kulit Kucing, Apa Saja dan Bagaimana Mengatasinya?

Penyakit kulit kucing cenderung mudah dideteksi. Kamu yang memiliki kucing di rumah mungkin tidak asing dengan gerakan kucing menggaruk bagian tubuhnya. Tahukah kalian, gerakan menggaruk tersebut dapat menjadi pertanda bahwa mereka terkena penyakit kulit? 

Bila kucing anda sering menunjukkan rasa gatal, sebaiknya anda segera memeriksakannya. Pasalnya, penyakit kulit tidak hanya satu jenis, tetapi ada berbagai macam jenis beserta tingkat kefatalannya. Pada kasus tertentu, penyakit kulit juga bisa membawa petaka yang menghilangkan nyawa kucing kesayanganmu. 

Untuk itu, yuk kenali beberapa jenis penyakit kulit pada kucing dan cara mengatasinya dalam artikel berikut!

Infeksi Jamur

Kucing yang mengalami infeksi jamur dapat terdeteksi dengan rontoknya bulu secara signifikan, muncul keropeng, muncul sisik pada kulit, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit. Bagian tubuh yang seringkali terinfeksi jamur adalah telinga. Akan tetapi, bagian tubuh lain juga mungkin terkena infeksi ini. 

Penyakit ini seringkali muncul sebagai efek dari penyakit lain yang sedang atau pernah diderita kucing anda. 

Ringworm

Ringworm merupakan salah satu infeksi kulit yang juga disebabkan oleh jamur, tetapi terbatas pada jamur dermatofit. Pada kulit kucing, ringworm dapat menginfeksi bulu, kulit, ataupun kuku. 

Kucing yang terkena ringworm akan menunjukkan gejala berupa kerontokan dan kegatalan pada bulu, munculnya bercak merah pada kulit, munculnya sisik pada kulit, kulit yang mengelupas, meradang, serta muncul bintik pada kulit. 

Apabila kucing anda terkena ringworm, segera lakukan penanganan pertama yang dilanjutkan dengan penanganan lanjutan agar permasalahan ini cepat teratasi. Jika tidak, ringworm dapat menyebar pada kucing lain, bahkan manusia. Biasanya, obat ringworm dapat berupa salep, krim, shampoo antijamur, atau pada kasus tertentu boleh diberikan obat khusus. Selain pengobatan, anda juga harus membersihkan kandang kucing agar jamur yang menginfeksi mereka tidak kembali. 

Kutu

Seperti hal-hal lainnya, kucing juga dapat terkena parasit eksternal yang dinamakan kutu. Binatang ini hidup menempel pada kucing serta menyedot darah kucing yang berujung pada timbulnya iritasi atau infeksi pada kulit. Umumnya, kutu bertahan di sekitar leher, punggur, atau ujung ekor kucing. 

Gejala awal apabila kucing anda terkena kutu adalah munculnya gatal-gatal pada kulit. Pada titik gatal ini, kucing akan cenderung menggaruk bagian tubuh yang terkena kutu. Selain itu, bagian dari kutu, umumnya kotorannya, juga dapat terlihat di sekitar bulu kucing. Lalu, bulu kucing juga cenderung lebih rontok dari biasanya. 

Sama seperti ringworm, kutu juga dapat diatasi dengan pemberian obat anti kutu berupa salep, krim, semprotan khusus kutu, atau obat khusus yang diracik untuk kucing anda. Di samping itu, anda juga bisa melakukan perawatan berkala dengan memberikan collar antikutu dan memandikan kucing anda dengan shampoo anti kutu. 

Cara Mengatasi Penyakit Kulit Kucing

Melihat ciri-ciri penyakit kulit kucing di atas, mungkin anda akan sulit untuk membedakan jenis-jenis penyakit ini. Oleh sebab itu, pertolongan pertama yang paling tepat adalah mengunjungi dokter hewan. Kini, PetCare juga menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk memudahkan pengecekan. 

Dengan membawa kucing ke dokter hewan, jenis penyakit kulit serta cara pengobatannya akan lebih disesuaikan lagi. Terlebih lagi, dokter juga akan mengecek dengan detail seperti mengadakan tes kulit ataupun biopsi agar diagnosa yang diberikan lebih akurat. 

Biasanya, dokter akan meresepkan obat. Anda harus membeli seluruh obat yang diresepkan untuk mempercepat proses penyembuhan. 

Setelah sembuh, ubah cara perawatan kucing agar lebih terhindar dari penyakit serupa. Caranya, anda dapat memandikan kucing dengan shampoo khusus kucing yang sesuai dengan permasalahan mereka, membersihkan kandang secara rutin, memberikan nutrisi yang sesuai, serta menghindari hal-hal yang dahulu menyebabkan penyakit kulit tersebut. Bila perlu, lakukan pengecekan rutin ke dokter hewan setiap beberapa bulan sekali. 

Anjing termahal di dunia

Anjing Termahal di Dunia? Intip Dua Ras Ini, Yuk!

Anjing termahal di dunia ternyata tidak hanya berasal dari benua Amerika dan Eropa, loh. Faktanya, ada juga anjing yang berasal dari China dan masuk ke dalam daftar anjing termahal. Ingin memiliki salah satunya? Yuk, kenalan dan simak tips perawatan dua anjing mahal ini! 

Tibetan Mastiff

Jenis Tibetan Mastiff merupakan anjing asal Tibet yang berukuran sangat besar dan mahal. Bahkan, anjing ini disebut-sebut sebagai salah satu anjing terbesar di dunia dengan berat mencapai 55 kilogram. Selain itu, Tibetan Mastiff juga merupakan golongan anjing termahal di dunia. Bagaimana tidak, untuk memelihara seekor Tibetan Mastiff anda harus merogoh kocek sekitar 20 milyar rupiah. 

Harga tersebut memang terdengar fantastis. Namun, bila melihat kegemasan serta kepintaran Tibetan Mastiff, pecinta hewan mana pun akan tertarik kepadanya. 

Perawatan anjing termahal ini juga tergolong sedang. Hal terpenting adalah memberikan makanan dengan kualitas tinggi yang memenuhi nutrisi harian mereka. Bila tidak, bulu mereka akan rontok dan merusak keindahan bulunya. Selanjutnya, Tibetan Mastiff juga butuh untuk dilatih, baik cara bersosialiasi dengan manusia ataupun hewan lain. 

Tidak lupa, anda juga harus memberikan olahraga yang cukup. Di samping tubuhnya yang besar serta terlihat kuat, Tibetan Mastiff memerlukan intensitas olahraga yang cukup banyak agar badan serta jiwanya tetap sehat. 

Lalu, perhatikan lingkungan sekitar serta tubuh mereka. Sejalan dengan fakta bahwa mereka merupakan anjing termahal, Tibetan Mastiff juga sangat selektif terhadap lingkungannya. Mereka akan lebih senang di tempat yang tenang serta nyaman untuk ditinggali. 

Terakhir, memiliki Tibetan Mastiff juga berarti kunjungan ke dokter hewan secara rutin. Mereka tidak boleh tertinggal dari jadwal vaksinnya serta pengecekan rutin lainnya. Karena harganya yang mahal, pastinya perawatannya juga cukup merogoh kocek. Untuk mendapatkan vaksin, anda dapat menggunakan layanan vaksin anjing di rumah atau datang ke dokter hewan terdekat.

Chow Chow

Anjing dengan nama unik ini merupakan anjing asal China. Mereka terkenal dengan bulunya yang tebal serta wajah yang memiliki ciri khas. Mereka juga tergolong ke dalam anjing dengan ukuran besar, yaitu sekitar 30 kilogram. Dengan ukuran dan keunikannya, Chow Chow juga masuk ke dalam daftar anjing termahal di dunia. Bila ingin memelihara mereka, anda harus menyiapkan 120-150 juta rupiah. 

Satu hal yang harus diperhatikan sebelum memelihara Chow Cow, yaitu perawatannya. Pertama, bulunya yang lebat seperti beruang ini harus selalu di perhatikan. Karena ketebalannya, sangat wajar bila perawatan bulu mereka membutuhkan biaya ekstra, dari biaya mandi hingga grooming. 

Serupa dengan Tibetan Mastiff, Chow Chow juga harus mendapatkan olahraga yang cukup. Namun, keduanya sedikit berbeda karena Chow Chow cenderung lebih tenang daripada Tibetan Mastiff. Jadi, intensitas olahraganya dapat sedikit lebih kecil. 

Lalu, Chow Chow juga memerlukan latihan agar dapat berinteraksi dengan baik dan tidak membahayakan manusia atau hewan lain. Dengan berat dan ukurannya yang tergolong besar, Chow Chow tentunya dapat dengan mudah menyerang apabila tidak diajarkan secara benar. 

Terakhir, Chow Chow juga memerlukan nutrisi tinggi. Selain itu, anda juga harus memerhatikan kesehatannya melalui vaksin serta pengecekan rutin ke dokter.

Penting juga untuk diketahui bahwa harga anjing di atas bersifat tentatif dan bergantung pada faktor lainnya, seperti bagaimana garis keturunannya, usianya, hingga lokasi anda. 

Memelihara anak anjing

Ingin Memelihara Anak Anjing? Ketahui Hal-hal Berikut, Yuk! 

Memelihara anak anjing dapat menjadi hal yang paling menyenangkan. Selain itu, anak anjing juga dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi kita yang merawatnya. Namun, memelihara anak anjing juga harus diikuti dengan sejumlah tanggung jawab serta persiapan khusus. Yuk, kenali hal-hal berikut sebelum Anda memelihara anak anjing! 

Menyiapkan Diri Serta Lingkungan Untuk Anak Anjing

Sebelum memelihara anak anjing, ada baiknya anda telah menyiapkan diri serta menyiapkan lingkungan yang nyaman untuk mereka. Hal ini meliputi persiapan mental anda sebagai perawat, menyiapkan kebutuhan anjing seperti makanan, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Lalu, anda juga harus memikirkan apakah tempat yang anda berikan cukup nyaman untuk anjing atau tidak. 

Memberikan Latihan yang Tepat

Latihan untuk anjing sebenarnya paling tepat diberikan pada anak anjing. Anak anjing masih cenderung polos dan mudah untuk diajarkan. Akan tetapi, jangan berikan latihan yang sulit terlebih dahulu. Sebaliknya, berikan latihan dasar, seperti pelajaran tempat tidur, tempat buang air kecil serta besar, dan cara bersikap di depan orang lain. Setelahnya, baru berikan latihan-latihan lainnya. 

Mempelajari dan Memberikan Perawatan yang Sesuai

Sebagai makhluk hidup baru, anak anjing tentunya memerlukan perawatan khusus. Saat anda ingin memberikan makanan, anda harus menyesuaikan makanan tersebut dengan umur anak anjing anda. Biasakan untuk membaca terlebih dahulu jenis makanan yang sesuai untuk usia anjing. Bila anda membeli makanan kemasan, biasanya kemasannya telah mengandung informasi tentang usia dan jenis anjing. 

Anda juga harus mengetahui tentang jadwal mandi, kapan anak anjing anda diperbolehkan untuk mandi. Biasanya, anak anjing yang baru lahir tidak boleh mandi hingga mereka menyentuh usia tertentu. 

Memberikan Pengecekan Rutin ke Dokter Hewan

Berkaitan dengan kesehatan, termasuk bulu, gigi, dan lain sebagainya, anda harus memeriksakan anak anjing anda ke dokter hewan. Dengan begitu, anak anjing anda akan terhindar dari resiko-resiko terjangkit penyakit dan dapat mendeteksi dini hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan rutin ini dapat anda lakukan setiap beberapa bulan sekali atau konsulitasikan langsung mengenai jadwal pada dokter hewan anda. 

Tidak ketinggalan, anda juga harus memerhatikan jadwal vaksin rutin. Untuk vaksin, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah atau mendatangi dokter hewan terdekat. Bagi anak anjing, vaksin rutin sejatinya telah dapat diberikan sejak mereka berusia tiga bulan. Dalam satu tahun pertama, mereka memerlukan beberapa vaksin yang harus diberikan pada rentang waktu yang cukup berdekatan. Untuk mengetahui lebih lanjut, baca artikel tentang vaksin anjing lainnya. 

anjing memiliki trauma

Anjing Memiliki Trauma? Yuk, Lakukan Hal Ini!

Anjing memiliki trauma merupakan hal yang sangat wajar. Selayaknya makhluk hidup, anjing juga memiliki karakteristiknya tersendiri yang mungkin mudah merasa trauma. Terutama saat mengalami hal yang menakutkan baginya, anjing akan menunjukkan tanda trauma dan menolak untuk merasakan hal yang sama.

Nah, trauma pada anjing ini sebenarnya bisa disembuhkan loh. Meski tidak mudah, anda bisa melatihnya agar tidak semakin memburuk. Yuk, kenali tips-tips menyembuhkan trauma pada anjing berikut!

Pahami Apa Yang Membuat Anjing Anda Trauma

Saat anjing memiliki trauma, mereka akan menunjukkan tanda-tanda seperti tidak ingin mendekati tempat terkait, menggonggong secara terus menerus pada hal yang membuatnya trauma, badannya gemetar, mengurung diri, hingga menggigit. Anda harus memahami ini terlebih dahulu. Terkadang, manusia tidak menyadari perilaku yang sedang dilakukan anjing merupakan tanda-tanda adanya trauma. Oleh sebab itu, trauma pada anjing seringkali tidak diperhatikan dan disembuhkan. Sebelum trauma tersebut terlalu mendalam, ada baiknya anda melakukan pendekatan pada anjing agar kembali berani menghadapi hal yang sebelumnya membuat mereka trauma.

Kenali Anjing Pada Hal Yang Membuat Anjing Trauma Secara Perlahan

Saat anjing memiliki trauma, mereka akan menunjukkan tanda-tanda seperti tidak ingin mendekati tempat terkait, menggonggong secara terus menerus pada hal yang membuatnya trauma, badannya gemetar, mengurung diri, hingga menggigit.

Bayangkan jika trauma ini terjadi pada anda. Tentunya anda tidak ingin dipaksa untuk ‘menyukai’ hal yang menakutkan bagi anda kan? Anjing juga dapat merasa semikian. Untuk itu, coba perkenalkan secara bertahap. Pertama, jika hal yang membuat traumatis itu barang, anda dapat menaruh barang tersebut didekat anjing. Tidak perlu lama-lama, biarkan anjing melihat dan mengenal hal tersebut selama 5-15 menit perhari. Setelah beberapa hari, tambah durasi perkenalan tersebut.

Apabila anjing anda trauma terhadap kegiatan tertentu, seperti contohnya ke luar rumah, anda akan membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan perkenalan kembali tersebut.

Di tengah-tengah perkenalan tersebut, cobalah untuk memberikan ruang yang nyaman serta kasih sayang yang cukup untuk anjing. Berikan tempat tidur yang nyaman agar mereka dapat ‘beristirahat’ dari hal yang membuat mereka trauma. Selain itu, berikan dukungan moral berupa usapan, kata-kata penenang, atau berikan mainan dan makanan favorit mereka.

Terakhir, anda juga harus membuat jadwal kegiatan untuk anjing anda. Pada contohnya, berikan jadwal baru seperti berjalan-jalan, bermain di taman, dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk mendistraksi anjing dari latihan penyembuhan trauma yang sedang dijalaninya.

Bila tidak berhasil, pertimbangkan untuk bawa anjing anda ke dokter hewan terdekat atau panggil layanan dokter hewan ke rumah. Dalam hal ini, dokter hewan dapat memeriksa lebih lanjut serta memberikan cara lain untuk mengatasi permasalahan anda.

Ketombe pada kulit anjing

Ketombe pada kulit Anjing, Simak Cara Penanganannya!

Ketombe pada kulit anjing juga dapat terjadi seperti halnya ketombe pada manusia. Hal ini tentunya juga menyebabkan ketidaknyamanan. Bentuk ketombe tersebut juga tidak jauh berbeda, yaitu serpihan-serpihan berwarna putih. 

Bila terkena permasalahan ketombe, kulit anjing dapat iritasi dan menjadi gatal. Lalu, mereka akan cenderung menggaruk-garuk permukaan kulit mereka. Apabila dibiarkan, permasalahan ketombe ini dapat mengganggu keseharian anjing juga. Untuk itu, yuk kenali ketombe pada anjing, penyebab, hingga cara mengatasinya pada artikel berikut!

Tentang Ketombe pada Anjing

Ketombe pada anjing juga terjadi karena kulit mati yang terkelupas dari kulit, kemudian tersangkut di bulu atau terjatuh di lantai. Dalam hal ini, ketombe muncul akibat minyak dalam kulit anjing diproduksi dalam jumlah banyak-cenderung berlebihan. 

Jika ketombe pada manusia umumnya hanya terjadi di area kepala, ketombe pada anjing agak sedikit berbeda. Umumnya, ketombe pada anjing seringkali menyerang punggung ke bawah, yaitu sekitar ekor anjing. 

Faktor Penyebab Ketombe pada Anjing

1. Kebutuhan Gizi yang Tidak Terpenuhi

Kurangnya asupan gizi seimbang pada anjing kesayangan merupakan salah satu penyebab munculnya ketombe pada anjing. Kesehatan kulit dan bulu anjing dapat dijaga dengan memberikan nutrisi asam lemak yang cukup seperti omega-3 dan omega-6 pada pola makan sehari-hari.

2. Kulit yang Terinfeksi

Kulit anjing sangat mudah terjangkit infeksi bakteri dan jamur. Saat dibiarkan terlalu lama, infeksi ini menjadi sarang ketombe bagi anjing. Penting untuk diketahui, infeksi yang menyerang anjing dapat melemahkan kemampuan kulit mereka untuk melawan banyak penyakit.

3. Terinfeksi Tungau

Selain bakteri dan jamur, kehadiran tungau cheyletiella juga dapat menimbulkan ketombe pada anjing. Tungau cheyletiella ini menyebabkan munculnya iritasi pada kulit anjing sehingga mereka terus merasakan gatal dan mulai menggaruk kulit tersebut hingga terkelupas.

Cara Mengatasi Ketombe pada Anjing

Kemunculan ketombe pada anjing kesayangan tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi keseharian mereka. Untuk menangani permasalahan mengenai ketombe pada kulit anjing, pemilik dapat melakukan berbagai penanganan seperti:

  • Memperbaiki asupan gizi
  • Menggunakan shampoo khusus anti ketombe
  • Memperhatikan kebersihan kulit dan bulu

Apabila penanganan pertama seperti yang disebutkan tidak mengurangi jumlah ketombe, segera konsultasikan pada dokter hewan terdekat. Saat ini, anda juga dapat memanggil layanan dokter hewan ke rumah agar tidak perlu repot membawa anabul anda.