distemper anjing

Kenali 2 Tahap Gejala Distemper Anjing

Distemper atau Canine Distemper merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menyerang anjing. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan hewan atau benda yang terinfeksi virus Canine Distemper, paparan udara, atau melalui plasenta. 

Anjing yang mengidap distemper akan mengalami berbagai macam gejala, tergantung pada seberapa parah tingkatan penyakit ini di dalam tubuh mereka. Ketika terinfeksi, virus distemper akan bereplikasi pada jaringan limfatik saluran pernapasan untuk kemudian berpindah dan menginfeksi jaringan limfatik lainnya.

Namun, dari beragam gejala distemper anjing telah American Kennel Club telah menggolongkannya menjadi dua tahap yaitu gejala tahap satu dan gejala tahap dua. 

Gejala Distemper Anjing Tahap Satu

Gejala awal penyakit ini yaitu keluarnya cairan seperti nanah dari mata yang disertai dengan demam, kehilangan nafsu makan, dan terdapat cairan bening keluar dari hidung. Demam yang dialami oleh anjing selama 3 sampai 6 hari sejak terinfeksi. Selain itu, terdapat juga gejala lain pada tahap satu menurut American Kennel Club diantaranya yaitu:

  • Kotoran mata purulen (pekat dan kental)
  • Lesu
  • Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
  • Batuk
  • Muntah
  • Diare
  • Dermatitis pustular 
  • Peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang

Jika anjing yang terinfeksi penyakit ini bertahan hingga tahap akut bersama dengan berbagai gejalanya, memungkinkan perkembangan hiperkeratosis. Ditandai dengan mengeras dan membesarnya bantalan kaki dan hidung anjing.

Risiko lain turut menghantui anjing dengan penyakit ini, yaitu infeksi bakter sekunder yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi bakteri sekunder dapat menimbulkan gejala pernapasan seperti sulit bernafas, perubahan laju pernapasan, dan radang paru-paru.

Gejala Distemper Anjing Tahap Dua

Pada tahap kedua, anjing dengan penyakit ini akan menunjukkan tanda-tanda neurologis yang terganggu akibat perkembangan penyakit. Sehingga, sistem saraf pusat pada tubuh anjing akan mengalami berbagai gejala berikut.

  • Memiringkan kepala
  • Berputar
  • Kelumpuhan pada sebagian atau seluruh tubuh
  • Kejang
  • Nystagmus (gerakan mata berulang)
  • Kedutan otot
  • Peningkatan air liur dan gerakan mengunyah
  • Kematian

Kembali lagi pada tingkat keparahan penyakit, maka tidak semua gejala tersebut dapat muncul. Namun bukan tidak mungkin gejala tersebut juga dapat muncul secara bersamaan. American Veterinary Medical Association mengungkapkan bahwa penyakit ini seringkali berakibat fatal, anjing yang bertahan hidup bersama penyakit ini di dalam tubuh umumnya akan mengalami kerusakan sistem saraf secara permanen dan tidak dapat disembuhkan. 

Pencegahan & Pengobatan Distemper Anjing

Walaupun mengancam keselamatan jiwa, beruntungnya penyakit ini dapat dicegah. Pencegahan utama yang dapat dilakukan oleh para pemilik hewan adalah memberikan anjing rangkaian vaksinasi distemper secara lengkap. Serta tidak melupakan vaksin booster-nya secara rutin tanpa jeda.

Usahakan untuk menjauhkan anjing peliharaan dengan satwa liar yang terinfeksi distemper. Waspada dan selalu berhati-hati dengan kebersihan tempat anjing bermain. Namun, jika sudah terlanjur terjadi distemper pada anjing segeralah mencari bantuan tenaga ahli.

Layanan dokter hewan terdekat dari Pet-Care dapat membantu para pemilik hewan melakukan pemeriksaan, pengobatan, hingga vaksinasi terkait distemper anjing. Layanan ini dengan mudah diperoleh dengan menghubungi Call Center Pet-Care atau melalui media sosial Pet-Care.

kucing menjulurkan lidah

Mengapa Kucing Menjulurkan Lidah Terus-Menerus?

Pada dasarnya, menjulurkan lidah adalah kegiatan normal yang dilakukan oleh kucing. Ketika menjulurkan lidah kucing dapat merasakan makanan dan minumannya. Selain itu, ketika tidur atau membersihkan tubuhnya kucing juga kerap menjulurkan lidah. 

Namun, menjulurkan lidah ini dikatakan normal apabila hanya dilakukan sesekali. Bukan dalam jangka waktu lama dan terus-menerus. Jika kucing terus-menerus mengeluarkan lidahnya seperti anjing kemungkinan terdapat masalah dengan kesehatan mereka.

Melansir laman Hills Pet, masalah kesehatan yang berkaitan dengan kebiasaan menjulurkan lidah tidak normal adalah adanya infeksi pada saluran pernapasan. Sehingga, ketika bernapas kucing akan merasa terengah-engah lalu menjulurkan lidahnya. 

Dokter Hewan Justine A. Lee dari Pet Health Network mengungkapkan beberapa gangguan kesehatan lain yang  mungkin saja terjadi pada kucing dengan kebiasaan mengeluarkan lidahnya dalam waktu yang lama. Diantaranya yaitu penyakit gigi, gagal ginjal, keracunan, luka, atau goresan. 

Gejala Dari Suatu Penyakit

Kucing dengan kebiasaan menjulurkan lidah disertai terengah-engah karena kesulitan bernapas (disapnea) dapat disebabkan oleh suhu tubuh tinggi, ketakutan, dan stres. Terdapat beberapa penyebab lain yang mungkin saja terjadi selain hal-hal tersebut, seperti anemia, penyakit jantung, ketidakseimbangan hormon, gangguan endokrin, dan lainnya. 

Begitu banyak kemungkinan masalah kesehatan yang terjadi ketika kucing sering menjulurkan lidahnya. Sehingga, untuk memastikan penyebabnya para pemilik hewan perlu mengunjungi dokter hewan untuk memperoleh penanganan yang tepat. Layanan dokter hewan terdekat dari Pet-Care dapat membantu para pemilik hewan untuk memeriksakan kondisi kesehatan kucing dengan gejala menjulurkan lidah. 

Pemeriksaan, konsultasi, dan pengobatan dengan layanan dokter hewan terdekat Pet-Care dapat Anda peroleh dengan menghubungi Call Center atau melalui media sosial Pet-Care. Anda tidak perlu khawatir karena tenaga kesehatan dari Pet-Care telah bersertifikasi dan berpengalaman.

Hospital Veterinari menyarankan beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan oleh para pemilik hewan ketika menemukan kucing mereka terus-menerus menjulurkan lidahnya. Pertama, pastikan agar kucing memperoleh asupan cairan yang cukup agar terus terhidrasi dengan baik. Kedua, awasi kucing agar tidak menelan zat-zat beracun dan selalu perhatikan makanannya. Ketiga, kontrol selalu berat badan kucing. Terakhir, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter hewan terdekat. 

anjing pup darah

Solusi Anjing Pup Darah, Pemilik Hewan Perlu Tahu

Walaupun terlihat menjijikan, memeriksa pup atau tinja anjing merupakan kebiasaan baik dan sangat perlu untuk dilakukan. Dikarenakan perubahan warna, konsistensi, dan frekuensi pup anjing dapat menjadi tanda awal suatu penyakit. 

Penyebab anjing mengeluarkan tinja disertai darah beragam, mulai dari masalah ringan hingga berat yang berkaitan kondisi kesehatan anjing. Alasan tinja berdarah anjing yang paling umum adalah alergi makanan, sembelit, salah makan, infeksi bareteri maupun virus, koliti, hingga cedera.

Konsultasi dengan dokter hewan jadi pilihan yang tepat untuk menemukan alasan dari kondisi pup darah pada anjing. Hal ini karena penanganan pup darah pada anjing harus disesuaikan dengan penyebabnya.

Pet-Care menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang dapat membantu para pemilik hewan menemukan penyebab anjing kesayangan mereka pup disertai dengan darah. Konsultasi dan pengobatan dilakukan langsung di lokasi Anda dengan menghubungi Call Center Pet-Care terlebih dahulu.

Solusi Mengatasi Anjing Pup Darah

Terdapat dua jenis tinja berdarah pada anjing, hematochezia dan melena. Hematochezia dicirikan dengan warna darah merah terang dan terjadi akibat adanya gangguan pada saluran pencernaan bagian bawah seperti usus besar. Sedangkan melena berwarna lebih gelap dan lengket seperti lem serta berbentuk seperti jeli. Melena muncul sebagai gejala adanya gangguan pada saluran pencernaan bagian atas. 

Solusi untuk mengatasi anjing dengan tinja berdarah yang paling tepat adalah melakukan pemeriksaan langsung ke dokter hewan terdekat. Penanganan perlu segera dilakukan ketika anjing telah menunjukkan gejala-gejala berikut ini.

  • Tampak lemah dan lesu
  • Gusi pucat (putih atau merah muda pucat)
  • Muntah
  • Menolak makan dan minum
  • Lebih pasif dan tidak responsif

Penanganan oleh dokter hewan akan melakukan pemeriksaan dengan tes darah, urin, kotoran, dan rontgen bila diperlukan. Tinja berdarah dapat diredakan secara alami dengan merubah pola makan anjing dan mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Namun upaya penanganan ini perlu disertai dengan pengobatan sesuai anjuran dokter hewan. 

Agar pup darah pada anjing tidak kembali terulang, sebaiknya periksakan kesehatan anjing secara rutin. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menghubungi layanan dokter hewan terdekat dari Pet-Care.

perut anjing membesar

Perut Anjing Membesar Tapi Tidak Hamil? Pahami Penyebab dan Cara Mencegahnya

Membesarnya perut anjing yang tidak mengandung membuat pemiliknya merasa khawatir dan bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi. Kondisi ini dapat dikategorikan dalam keadaan darurat yang membahayakan, namun juga dapat terjadi karena hal sepele.

Namun, para pemilik anjing tidak boleh sembarangan mendiagnosa kondisi tersebut. Hal ini lebih baik dikonsultasikan kepada tenaga ahli dengan membawa anjing kesayangan Anda ke dokter hewan terdekat, agar memperoleh penanganan yang tepat.

Pet-Care menyediakan layanan dokter hewan terdekat yang dapat membantu para pemilik hewan memeriksakan kesehatan perut anjing. Konsultasi dan pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung di rumah atau lokasi Anda dengan cara menghubungi Call Center Pet-Care. Mudah dan tidak perlu keluar rumah.

Penyebab Perut Anjing Membesar

Terdapat beberapa penyebab perut anjing membengkak. Pets Web MD merangkum beberapa penyebab perut anjing membengkak, mulai dari dilatasi lambung, peritonitis, sindrom cushing, asites, pendarahan internal, obstruksi usus, hingga tumor.

  • Dilatasi lambung atau kembung terjadi akibat adanya gas yang terjebak dan berputar-putar di dalam perut anjing. Jika tidak segera diobati, dalam hitungan jam kondisi ini dapat berakibat fatal karena terhalangnya suplai darah ke perut.
  • Peritonitis adalah pembengkakan yang muncul akibat infeksi luka tusukan benda tajam. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi karena pecahnya kandung empedu atau kandung kemih. Tindak pembedahan perlu dilakukan oleh dokter hewan untuk mengeluarkan cairan infeksi.
  • Sindrom cushing atau hiperadrenokortikisme merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi hormon kortisol yang berlebihan.
  • Asites adalah pembengkakan yang terjadi akibat akumulasi atau terkumpulnya cairan di dalam perut. Penyebabnya beragam, gagal jantung, penyakit hati, masalah ginjal, dan penyakit usus dapat menimbulkan asites. Sehingga, perawatannya pun berbeda-beda tergantung pada penyebab asites itu sendiri.
Cara Mencegah Perut Anjing Membesar

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan memeriksakan kesehatan anjing secara rutin. Mulai dari pemeriksaan jantung, paru-paru, perut, usus, hingga organ tubuh lainnya. 

Sedangkan pencegahan secara mandiri dapat dilakukan oleh para pemilik hewan dengan cara mengubah kebiasaan makan. Jika anjing terbiasa dengan porsi besar sekali makan, ubahlah dengan memberikan anjing makan dalam porsi kecil namun lebih sering.

Bila perut membesar sudah terlanjur terjadi maka segera kunjungi dokter hewan terdekat untuk memperoleh penanganan yang tepat. Pertolongan pertama oleh dokter hewan adalah memberikan cairan infus dan juga oksigen apabila dibutuhkan untuk kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan dan penanganan lainnya.