Category: Cara Merawat Kucing ..

Rabies kucing

Rabies Kucing, Kenali Gejala dan Penanganannya Sebelum Terlambat

Rabies kucing mungkin tidak sering terdengar. Saat mendengar kata rabies, kita seringkali mengartikannya sebagai penyakit yang secara spesifik menyerang anjing. Namun, ternyata kucing pun dapat terkena rabies. Yuk, belajar mengenali apa itu rabies, ciri, serta penanganan pertamanya dalam artikel ini! 

Apa itu Rabies?

Rabies dapat diartikan sebagai penyakit yang mudah menular dengan melakukan penyerangan pada susunan saraf. Penyakit yang sering disebut penyakit anjing gila ini tidak hanya menyerang saraf anjing, tetapi juga hewan-hewan lainnya, termasuk kucing. Tak hanya hewan, rabies juga dapat menyerang manusia.

Di Indonesia, hewan yang seringkali terjangkit rabies adalah anjing, kucing, serta kera. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa hewan-hewan lainnya, seperti serigala atau kelelawar, memiliki virus ini. 

Makhluk hidup dapat terserang rabies apabila terkena saliva hewan yang memiliki rabies. Dalam hal ini, saliva tersebut masuk melalui gigitan ataupun luka yang masih basah. Setelah terkena gigitan, rabies hanya memerlukan masa inkubasi selama 2-18 minggu. Setelah itu, virus rabies yang telah bersarang di tubuh akan mencari jalan untuk menyerang otak. Selama perjalanan ke otak, virus rabies juga berkembangbiak sehingga jumlah virus akan berkali-kali lipat. Dengan jumlah yang semakin banyak, virus rabies dapat leluasa menyerang seluruh organ serta jaringan tubuh. 

Untuk itu, rabies dapat dikatakan sebagai penyakit menular yang sangat mematikan. Bahkan, rabies tidak memerlukan waktu lama untuk melumpuhkan korbannya. 

Ciri Rabies pada Kucing

  • Perilaku yang berubah drastis. Dalam hal ini, kucing yang biasanya bersifat ramah bisa menunjukkan sifat agresif atau gelisah berlebih. 
  • Demam
  • Tidak nafsu makan
  • Tidak mampu menyeimbangkan dan mengkoordinasi tubuh 
  • Menggigit atau menjilat area di sekitar gigitan atau luka yang terbuka
  • Terlihat kehilangan arah, bingung, atau tidak bersemangat
  • Menjadi lumpuh atau kejang

Penanganan Pertama Rabies pada Kucing

Sebagai hewan yang aktif, kucing seringkali berinteraksi dengan hewan lain atau kucing lainnya. Interaksi itulah yang dapat menjadi resiko penularan rabies karena kita tidak mengetahui apakah hewan tersebut sudah mendapat vaksinasi rabies atau belum. Oleh karena itu, langkah pencegahan pertama yang dapat anda lakukan adalah memastikan kucing anda mendapat vaksin rabies. Sekarang, anda dapat memanggil layanan vaksin hewan di rumah yang disediakan oleh PetCare. Vaksin ini harus diulang setiap setahun sekali. 

Lalu, apa yang dapat dilakukan apabila kucing terkena rabies sebelum mendapat vaksin? 

Jika anda melihat tanda gigitan atau luka yang terkena saliva hewan lain, segera bersihkan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci selama sekitar 15 menit. Setelah itu, berikan antiseptik pada area gigitan tersebut.

Meski sudah dibersihkan, anda tetap harus melakukan pencegahan lanjutan dengan mengisolasi kucing yang terkena gigitan dan hindari kontak berlebih. Bila mendesak, pakailah pelindung agar anda tidak terkena gigitan. 

Langkah terakhir adalah segeralah hubungi dokter hewan terdekat untuk penanganan lanjutan. Membersihkan dan memberikan antiseptik saja tidak cukup untuk menangani rabies. Untuk itu, mendatangi dokter hewan atau pihak yang lebih memahami rabies merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, rabies tidak akan menular terlalu jauh terhadap hewan-hewan lainnya ataupun manusia. 

Kucing diare

Diare pada Kucing, Simak Ciri dan Cara Mengatasinya! 

Diare pada kucing merupakan hal yang wajar dan dapat terjadi karena berbagai hal. Terkadang, manusia tidak menyadari penyakit ini sedang menyerang anabul kesayangan karena mereka tidak terlihat lemas. Jadi, bagaimana cara mendeteksi diare pada kucing dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak artikel berikut! 

Jika anda tidak yakin kucing anda mengalami diare, perhatikan dulu ciri diare pada kucing berikut. 

  • Pup cenderung lebih cair dari biasanya. Tanda ini juga bisa terlihat dari bulu sekitar belakang (sisa feses menempel pada bulu). 
  • Warna feses yang berubah menjadi lebih gelap ataupun terang. Dalam kasus-kasus tertentu, feses juga bisa berubah warna seutuhnya, seperti menjadi hijau, kuning, atau merah.  
  • Terdapat darah atau lendir dalam feses kucing. 
  • Terdapat bau yang tidak biasa dari feses kucing (lebih bau dari biasanya atau bau aneh lainnya).
  • Frekuensi pup lebih dari biasanya, sekitar lebih dari 3 kali dalam satu hari. 
  • Tubuh kucing yang terlihat lemas, tidak semangat, atau tidak menunjukkan nafsu makan. 

Pertolongan Pertama pada Kucing Diare

Diare dapat terjadi dalam skala ringan maupun berat. Jika diare baru terjadi dalam kurun waktu 24 jam pertama, anda dapat menyiasatinya dengan memberikan pertolongan pertama di rumah dengan mengikuti cara-cara berikut.

Saat kucing anda terkena diare, berikan mereka banyak air minum agar tidak terkena dehidrasi. Selain itu, berikan pula asupan makanan dengan tekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh kucing. Hindari makanan dengan kadar lemak atau minyak tinggi. Batasi pula jumlah asupan makanan yang anda berikan. Jangan berikan makanan dalam jumlah berlebih agar pencernaan kucing anda dapat pulih seutuhnya. Dalam skala ringan, diare akan teratasi dengan sendirinya dan tidak memerlukan obat apapun.

Apabila diare terus terjadi berhari-hari dan frekuensi buang air besar terus meningkat, berikan probiotik atau suplemen pencernaan yang tepat untuk permasalahan kucing anda. Anda dapat mendapatkannya dari dokter kucing terdekat. Untuk itu, jangan ragu untuk membawa kucing anda ke dokter hewan terdekat. Bila perlu, panggil layanan dokter hewan ke rumah.

dasha-urvachova—n_IvbKdpc-unsplash (3)

Penyebab Kucing Muntah Busa dan Cara Mengatasinya

Kucing muntah mengeluarkan hairball memang menjadi hal wajar bagi pemilik kucing. Namun, jika mereka terus muntah berkali-kali, kemungkinan ada masalah serius yang dialami oleh anabul. Apalagi jika muntahan mereka tampak tidak normal, seperti muntah busa putih.

Alasan lainnya kucing muntah busa menunjukkan adanya peradangan atau iritasi di dalam sistem pencernaannya. Sebelum mengetahui cara mengatasinya, anda wajib tahu beberapa penyebab kucing muntah busa.

1. Gastritis

Gastritis terjadi saat lapisan lambung kucing anda mengalami iritasi. Hal ini bisa terjadi karena mereka mengonsumsi makanan sembarang, seperti makanan kadaluwarsa, rumput, atau obat-obatan. Makanan yang mengandung zat beracun dapat menyebabkan keracunan.

Kucing yang mengalami gastritis biasanya memuntahkan busa, darah segar, dan empedu. Mereka juga cenderung tidak punya nafsu makan, menderita muntah berlebihan, dan dehidrasi. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda gastritis, bawa kucing anda ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Terlambat Makan

Saat kucing tidak diberi makan sesuai jam makan mereka,cairan lambung dan asam lambung akan meningkat dan dapat menyebabkan iritasi pada perut mereka. Sehingga apabila kucing anda memuntahkan busa putih atau kuning, kemungkinan karena perutnya kosong.

Oleh sebab itu, anda harus menyesuaikan jadwal makan kucing agar meminimalisir kemungkinan iritasi perut. Jangan lupa untuk konsultasikan makan kucing yang cocok untuk kucing anda pada dokter hewan terdekat.

3. Menelan Hairball

Bola rambut adalah hal yang wajar terjadi pada kucing, karena mereka menjilati tubuhnya untuk membersihkan diri. Hairball biasanya akan mengeras dan terendap di sistem pencernaan kucing. Ukuran mereka bisa sangat besar sehingga kucing tidak dapat memuntahkannya.

Bola rambut dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan kucing. Akibatnya, mereka mengeluarkan muntah busa putih karena bola rambut menghalangi makanan bergerak melalui saluran pencernaan.

4. Parasit

Apabila kucing belum diberikan obat cacing lalu mengalami muntah busa yang terjadi bersamaan dengan diare, itu adalah pertanda infeksi parasit. Anda harus segera membawanya ke dokter hewan agar diberikan obat cacing.

Cara Mengatasi Kucing Yang Muntah Busa

  • Beri kucing anda tempat yang tenang dan nyaman. Dengan beristirahat yang cukup, ada kemungkinan anabul dapat segera sembuh karena bebas dari gangguan.
  • Anabul anda harus memiliki akses makanan kucing, air, dan kotak pasir yang mudah agar sembuh dengan singkat.
  • Pastikan tidak ada bahan kimia atau benda asing disekitar kucing anda agar mereka tidak menelan benda berbahaya.
  • Jangan lupa untuk konsultasi dengan dokter hewan terdekat atau menghubungi call center Pet care agar kucing anda segera mendapatkan penanganan.

Pastikan kucing kesayangan anda dalam keadaan baik. Jangan sampai muntah busa putih ini mengganggu kesenangan anda dengan anabul kesayangan.

WhatsApp Image 2023-05-04 at 18.07.29

Merawat Sphynx, Kucing Tanpa Bulu

Kucing Sphynx dikenal sebagai kucing tanpa bulu. Walau begitu, kucing jenis ini sebenarnya memiliki bulu halus yang sangat tipis di tubuhnya. Kucing tanpa bulu ini dikenal memiliki kepribadian yang menyenangkan, sangat sosial, dan penuh perhatian. Walaupun jarang ditemukan di lingkungan kita, kucing Sphynx dapat dijadikan hewan peliharaan karena penampilannya yang unik.

Kucing Sphynx sebenarnya lebih membutuhkan perawatan yang lebih hati–hati dibanding kucing dengan bulu lebat.

Apakah anda tahu cara merawat kucing Sphynx ini dengan baik dan benar? Yuk, simak cara–cara dibawah ini. 

1. Menjaga Kesehatan Kulit Kucing Sphynx

Berbeda dengan kucing lainnya, kucing Sphynx tidak bisa membersihkan minyak di kulit secara mandiri. Minyak mereka cenderung lebih banyak dan menumpuk. Sehingga kucing Sphynx membutuhkan mandi setidaknya seminggu sekali agar minyak di kulit mereka tetap terkendali. Anda dapat memandikannya dengan air hangat, sabun antibakteri. Untuk sampo gunakanlah sampo khusus kucing yang terbuat dari bahan–bahan alami. Anda juga harus menggosok secara perlahan dan lembut pada bagian berkerut.

Lalu, keringkan tubuh mereka dengan handuk yang halus agar kulit mereka tidak terluka. Pastikan benar – benar kering agar tidak muncul masalah jerawat atau ketombe. Selain itu, mereka perlu dilindungi dari sinar matahari supaya kulit mereka tetap aman dari luka bakar.

2. Membersihkan Telinga dan Gigi

Kucing Sphynx rentan terhadap masalah telinga. Anda harus membersihkan telinga kucing tersebut dengan rutin agar kotoran tidak menumpuk. Bersihkan dengan memakai kapas lembut dan pinset.

Selain masalah telinga, kucing Sphynx rentan terhadap masalah gigi. Gigi kucing tersebut harus dibersihkan secara teratur agar terhindar dari kuman.  

Jangan lupa untuk memotong kuku kucing Sphynx agar kukunya tidak melukai kulit kucing dan menyebabkan infeksi. Anda bisa menghubungi dokter hewan terdekat atau memanggil layanan dokter hewan ke rumah.

3. Memberikan Makan Secara Teratur

Kucing Sphynx dapat anda beri makan protein, seperti daging atau ikan. Untuk menjaga kesehatannya, anda harus memberikan makanan sesuai jam makan. Pastikan untuk memilih jenis makanan yang sesuai dengan nutrisi yang benar–benar ditujukan untuk jenis kucing Sphynx.

4. Memberikan Vaksin  dan Vitamin

Setiap kucing harus diberikan vaksin, sama halnya dengan kucing Sphynx. Dengan memberikan vaksin, tubuh kucing akan tetap sehat dan kekebalan tubuhnya meningkat. Anda dapat datang dengan ke dokter hewan atau menghubungi layanan vaksin ke rumah.

Vitamin juga dapat berfungsi sebagai tambahan yang cukup. Untuk pemberian vitamin, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter hewan agar kucing anda mendapat vitamin yang tepat.

5. Menjaga Kucing Agar Tetap Hangat

Kucing Sphynx tidak memiliki bulu artinya mereka lebih mudah kedinginan. Salah satu cara untuk membuat kucing ini tetap hangat adalah memberikannya pakaian khusus kucing. Pakaian khusus kucing biasanya terbuat dari bahan yang lembut sehingga tidak terjadi iritasi. Namun, pakaian khusus ini harus tetap dicuci dengan teratur agar kucing tetap nyaman.

Selain memberi pakaian khusus kucing, anda dapat menyiapkan tempat tidur. Dengan memberikan selimut atau bantalan pemanas microwave maka kucing akan merasa nyaman.

Nah itulah cara merawat kucing Sphynx agar selalu sehat dan tidak mudah sakit.

Penyakit kulit kucing

Kenali Penyakit Kulit Kucing, Apa Saja dan Bagaimana Mengatasinya?

Penyakit kulit kucing cenderung mudah dideteksi. Kamu yang memiliki kucing di rumah mungkin tidak asing dengan gerakan kucing menggaruk bagian tubuhnya. Tahukah kalian, gerakan menggaruk tersebut dapat menjadi pertanda bahwa mereka terkena penyakit kulit? 

Bila kucing anda sering menunjukkan rasa gatal, sebaiknya anda segera memeriksakannya. Pasalnya, penyakit kulit tidak hanya satu jenis, tetapi ada berbagai macam jenis beserta tingkat kefatalannya. Pada kasus tertentu, penyakit kulit juga bisa membawa petaka yang menghilangkan nyawa kucing kesayanganmu. 

Untuk itu, yuk kenali beberapa jenis penyakit kulit pada kucing dan cara mengatasinya dalam artikel berikut!

Infeksi Jamur

Kucing yang mengalami infeksi jamur dapat terdeteksi dengan rontoknya bulu secara signifikan, muncul keropeng, muncul sisik pada kulit, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit. Bagian tubuh yang seringkali terinfeksi jamur adalah telinga. Akan tetapi, bagian tubuh lain juga mungkin terkena infeksi ini. 

Penyakit ini seringkali muncul sebagai efek dari penyakit lain yang sedang atau pernah diderita kucing anda. 

Ringworm

Ringworm merupakan salah satu infeksi kulit yang juga disebabkan oleh jamur, tetapi terbatas pada jamur dermatofit. Pada kulit kucing, ringworm dapat menginfeksi bulu, kulit, ataupun kuku. 

Kucing yang terkena ringworm akan menunjukkan gejala berupa kerontokan dan kegatalan pada bulu, munculnya bercak merah pada kulit, munculnya sisik pada kulit, kulit yang mengelupas, meradang, serta muncul bintik pada kulit. 

Apabila kucing anda terkena ringworm, segera lakukan penanganan pertama yang dilanjutkan dengan penanganan lanjutan agar permasalahan ini cepat teratasi. Jika tidak, ringworm dapat menyebar pada kucing lain, bahkan manusia. Biasanya, obat ringworm dapat berupa salep, krim, shampoo antijamur, atau pada kasus tertentu boleh diberikan obat khusus. Selain pengobatan, anda juga harus membersihkan kandang kucing agar jamur yang menginfeksi mereka tidak kembali. 

Kutu

Seperti hal-hal lainnya, kucing juga dapat terkena parasit eksternal yang dinamakan kutu. Binatang ini hidup menempel pada kucing serta menyedot darah kucing yang berujung pada timbulnya iritasi atau infeksi pada kulit. Umumnya, kutu bertahan di sekitar leher, punggur, atau ujung ekor kucing. 

Gejala awal apabila kucing anda terkena kutu adalah munculnya gatal-gatal pada kulit. Pada titik gatal ini, kucing akan cenderung menggaruk bagian tubuh yang terkena kutu. Selain itu, bagian dari kutu, umumnya kotorannya, juga dapat terlihat di sekitar bulu kucing. Lalu, bulu kucing juga cenderung lebih rontok dari biasanya. 

Sama seperti ringworm, kutu juga dapat diatasi dengan pemberian obat anti kutu berupa salep, krim, semprotan khusus kutu, atau obat khusus yang diracik untuk kucing anda. Di samping itu, anda juga bisa melakukan perawatan berkala dengan memberikan collar antikutu dan memandikan kucing anda dengan shampoo anti kutu. 

Cara Mengatasi Penyakit Kulit Kucing

Melihat ciri-ciri penyakit kulit kucing di atas, mungkin anda akan sulit untuk membedakan jenis-jenis penyakit ini. Oleh sebab itu, pertolongan pertama yang paling tepat adalah mengunjungi dokter hewan. Kini, PetCare juga menyediakan layanan dokter hewan ke rumah untuk memudahkan pengecekan. 

Dengan membawa kucing ke dokter hewan, jenis penyakit kulit serta cara pengobatannya akan lebih disesuaikan lagi. Terlebih lagi, dokter juga akan mengecek dengan detail seperti mengadakan tes kulit ataupun biopsi agar diagnosa yang diberikan lebih akurat. 

Biasanya, dokter akan meresepkan obat. Anda harus membeli seluruh obat yang diresepkan untuk mempercepat proses penyembuhan. 

Setelah sembuh, ubah cara perawatan kucing agar lebih terhindar dari penyakit serupa. Caranya, anda dapat memandikan kucing dengan shampoo khusus kucing yang sesuai dengan permasalahan mereka, membersihkan kandang secara rutin, memberikan nutrisi yang sesuai, serta menghindari hal-hal yang dahulu menyebabkan penyakit kulit tersebut. Bila perlu, lakukan pengecekan rutin ke dokter hewan setiap beberapa bulan sekali. 

cara memotong kuku kucing

Ini Cara Memotong Kuku Kucing Yang Benar Dan Aman

Cara memotong kuku kucing seringkali dicari oleh para pemiliki anabul yang ingin belajar memotong kuku kucing sendiri di rumah. Seperti yang kita tahu, kucing merupakan salah satu hewan yang cukup aktif, sehingga banyak dari pet owner kesulitan karena anabul bisa saja berontak saat kukunya sedang di potong.

Kuku kucing akan memanjang seiring berjalannya waktu dan kuku yang panjang tersebut bisa saja melukai Anda ketika sedang bermain dengan anabul. Selain itu, kuku yang terlalu panjang juga bisa melukai bantalan kaki kucing. Maka dari itu, menjaga kuku kucing agar tidak terlalu panjang dengan cara memotongnya adalah hal yang harus rutin dilakukan.

Nah sekarang Pet Care akan berbagi informasi mengenai cara memotong kuku kucing yang benar dan aman. Mau tahu gimana prosesnya? Simak ulasannya berikut ini.

Cara Memotong Kuku Kucing

Memotong kuku kucing diperlukan kesabaran karena prosesnya bisa berbeda beda tergantung sifat kucing kesayangan kita. Selain itu, Anda juga perlu hati-hati supaya tidak melukai kucing dan diri anda sendiri. Berikut beberapa cara memotong kuku kucing yang bisa Anda coba di rumah.

  • Lihat mood kucing. Potonglah kuku kucingmu di saat mereka sedang tidak marah agar prosesnya menjadi lebih mudah.
  • Buat kucing nyaman. Lakukan proses pemotongan disaat kucing sudah nyaman dipangkuan Anda dan saat mereka mulai mengantuk atau setelah makan.
  • Gunakan alat pemotong kuku kucing. Alat ini akan membantu Anda memotong kuku kucing dengan tepat, tahan kuku yang hendak dipotong dan berikan tekanan yang kuat pada alatnya agar kuku bisa dipotong dengan sempurna.
  • Jangan potong kuku kucing terlalu banyak. Batasan memotong kuku anabul adalah bagian atas merah muda tempat pembuluh darah dan ujung saraf berada. Memotong kuku terlalu banyak bisa menyebabkan nyeri bahkan sampai berdarah.
  • Berhenti saat mereka mulai berontak. Jangan memaksakan untuk langsung menggunting seluruh kuku kucing karena biasanya mereka akan mulai tidak nyaman setelah dua sampai tiga kuku terpotong. Segera berhenti dan biarkan mereka main lagi. Lakukan pemotongan kuku di lain waktu.
  • Memberikan hadiah. Berikan snack kucing sebagai hadiah setiap kukunya berhasil dipotong. Hal ini akan menghindari kucing dari stres dan pengalaman yang tidak menyenangkan saat potong kuku.
  • Buat jadwal khusus. Menjadikan potong kuku sebagai kegiatan rutin akan lebih memudahkan Anda untuk mengendalikan anabul saat kukunya dipotong. Misalnya setiap 14 hari sekali.

Itulah beberapa cara memotong kuku kucing yang bisa Anda coba dirumah. Lakukanlah dengan santai dan dalam keadaan senang agar kucing tidak merasa dalam bahaya. Jika Anda membutuhkan informasi lainnya seputar hewan peliharaan, kunjungilah social media dan blog Pet Care.

cara membersihkan telinga kucing

Cara Membersihkan Telinga Kucing Dengan Mudah Dan Tepat

Cara membersihkan telinga kucing merupakan bagian dasar yang harus kalian pelajari ketika berniat untuk memelihara kucing. Kebersihan telinga kucing yang terjaga bisa menghindari berbagai hal buruk yang mungkin terjadi seperti gatal-gatal dan infeksi. Selain itu, kucing juga akan lebih nyaman dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Kucing adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang paling banyak disukai karena fisik dan tingkahnya yang menggemaskan. Namun, mereka juga rentan akan penumpukan kotoran pada area indra pendengarannya. Maka dari itu, kita sebagai pemilik dan pecinta hewan wajib tahu hal dasar mengenai kebersihan indra pendengaran kucing mulai dari cara membersihkannya sampai cara merawatnya.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat membersihkan telinga kucing

Sebelum membahas tentang cara membersihkan telinga kucing dengan mudah dan tepat, yuk cari tahu dulu apa saja yang perlu diperhatikan dalam membersihkan telinga kucing dibawah ini.

Saat sedang membersihkan telinga kucing, perhatikan apakah terdapat tanda-tanda infeksi pada indra pendengarannya. Lalu, seperti apasih gejala infeksi yang perlu diwaspadai? Berikut daftarnya.

  • Telinga berbau
  • Kotoran telinga kucing berwarna hitam
  • Kucing nampak kesakitan saat telinganya disentuh
  • Kotoran telinga berlebihan
  • Sering menggaruk telinga secara berlebihan

Jika kucing Anda menunjukan salah satu atau beberapa gejala diatas saat telinganya akan dibersihkan, bisa jadi indra pendengarannya sedang terinfeksi atau bahkan sedang terkena kondisi medis lainnya. Segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diperiksa lebih lanjut.

Anda bisa menggunakan layanan dokter hewan ke rumah dari Pet Care untuk melakukan konsultasi dengan dokter hewan profesional dan berpengalaman. Cukup dengan menghubungi call center Pet Care untuk tentukan jadwal konsultasi.

Cara membersihkan telinga kucing

Membersihkan telinga kucing bisa dibilang cukup mudah jika kita sudah terbiasa melakukannya. Bagi yang baru pertama kali mencoba, dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Berikut beberapa langkah-langkah membersihkan telinga kucing yang bisa kalian praktikkan di rumah.

  • Siapkan alat pembersih kuping kucing seperti cotton-bud serta cairan pembersih telinga yang diformulasikan khusus untuk kucing. Siapkan juga handuk untuk menyelimuti kucing saat ia berontak.
  • Gendong kucing secara lembut, ini ditujukan untuk membangun kenyamanan pada kucing saat berada dipangkuan kita. Gunakanlah handuk yang sudah disiapkan.
  • Periksa kondisi kebersihan telinga saat kucing sudah mulai nyaman, jika menunjukan tanda infeksi seperti yang sudah dibahas diawal langsung hubungi dokter hewan terdekat.
  • Meneteskan cairan pembersih khusus. Saat sudah dipastikan tidak adanya gejala infeksi, kalian bisa mulai meneteskan cairan pembersih khusus dengan cara menarik telinga kucing secara perlahan dan teteskan sesuai petunjuk pemakaian, kemudia pijat bagian luar telinga.
  • Mulai bersihkan dengan cotton-buds. Setelah membiarkan cairan berada di telinga kucing selama kurang lebih 5 menit, bersihkan dengan menggunakan cotton-buds secara perlahan.
  • Berikan snack kucing sebagai hadiah. Cara terakhir ini bisa menjadi pengalaman positif terhadap kucing agar kedepannya bisa memudahkan Anda dalam membersihkan indra pendengarannya.

Itu dia cara membersihkan telinga kucing. Kebersihan serta kesehatan hewan yang kita adopsi merupakan tanggung jawab kita. Selain itu, rutin membersihkan telinga dan merawatnya bisa menjadi tanda perhatian yang menunjukan kasih sayang kita terhadap hewan menggemaskan ini.

kucing ragdoll

Mengenal Kucing Ragdoll, Karakteristik Dan Cara Merawatnya

Kucing ragdoll adalah salah satu kucing ras yang banyak dijadikan sebagai hewan peliharaan di rumah. Karakteristik kucing ini yaitu memiliki tubuh panjang dan besar yang disertai dengan bulu tebal yang lembut. 

Selain itu, kucing ragdoll dikenal sebagai kucing dengan sifat yang penyayang, ramah terhadap anak-anak dan mudah berbaur. Masih banyak karakteristik dan keunikan ragdoll yang akan Anda rasakan ketika sudah memeliharanya.

Karakteristik Fisik dan Sifat Ragdoll

Setiap ras kucing memiliki keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Ragdoll mempunyai daya pikat baik dari fisik sampai sifatnya. Lalu, apa saja karakteristik dari kucing ras ragdoll? Berikut beberapa karakteristik nya.

  • Mata bulat berwarna biru
  • Telinga tegak
  • Paduan warna ekor yang unik
  • Bulu tebal dan halus
  • Letak warna bulu tidak sama disetiap ras ragdoll
  • Ramah pada anak-anak
  • Memiliki sifat penyayang

Setelah mengetahui karakteristik kucing ras satu ini pasti Anda semakin tertarik untuk mengadopsinya kan? Sebelum Anda mengadopsi kucing ini, sebaiknya ketahuilah beberapa cara merawat kucing ras yang satu ini agar Anda bisa bersamanya dalam waktu yang lama.

Cara Merawat Kucing Ragdoll

Ragdoll jadi pilihan yang tepat sebagai hewan peliharaan di rumah karena perawatannya bisa dikatakan jauh lebih mudah dibandingkan kucing ras lainnya. Misalnya, Bulu ragdoll memang lebat tapi tidak mudah rontok. Anda cukup rutin menyisir bulunya saja agar tetap terlihat sehat.

Selain itu, memandikannya seminggu sekali dan menggunakan shampoo anti kutu dan bersihkan telinganya minimal seminggu sekali sudah cukup untuk menjaga kebersihan tubuhnya. Untuk pemberian makanan, Anda boleh memberikan makanan kering atau makanan basah. Yang penting adalah Anda mencukupi kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya. 

Sementara, untuk perawatan secara umum, Anda bisa melakukan pemeriksaan rutin atau anabul check-up di dokter hewan. Hubungi call center atau gunakan aplikasi Pet Care untuk menentukan jadwal konsultasi dan pemeriksaan untuk hewan kesayangan Anda. Pet Care menyediakan layanan dokter hewan ke rumah sehingga dalam proses pemeriksaannya akan lebih memudahkan Anda.

Induk kucing

Ini Dia Alasan Induk Kucing Tak Mau Menyusui Anaknya

Induk kucing yang baru melahirkan biasanya akan langsung memberikan seluruh perhatiannya terhadap anaknya. Salah satunya adalah dengan menyusui anaknya.

Menyusui anak kucing ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan asupan yang diperlukan anak kucing untuk tumbuh sehat dan bertahan hidup sampai dewasa.

Namun pada keadaan tertentu, tidak jarang kita menemukan induk yang tidak mau menyusui dan mengurus anaknya. Lalu, apa penyebab induk kucing meninggalkan anaknya ini? Yuk simak penjelasannya dibawah ini.

Penyebab Induk Kucing Tidak Mau Menyusui Anaknya

Sang induk sakit

Penyebab paling utama dari induk yang tidak mau menyusui anaknya adalah karena sang induk tidak dalam kondisi sehat. Induk kucing tidak ingin menularkan sakitnya kepada anak-anaknya.

Contoh penyakit yang paling umum diderita oleh induk kucing adalah mastitis. Ini merupakan penyakit yang menghentikan produksi susu sampai ia tidak lagi menyusui anaknya. Untuk mengetahui penyakitnya secara spesifik, lebih baik langsung konsultasi dengan dokter hewan.

Anak kucing bau tangan

Langsung menyentuh anak kucing yang baru lahir bisa menjadi penyebab induk kucing tak mau menyusui anaknya. Maka dari itu, mulai sekarang jangan pernah langsung memegang anak kucing yang baru lahir dengan tangan kosong.

Induk kucing terlalu muda

Tidak hanya manusia, kucing juga memiliki usia ideal untuk memiliki anak. Induk yang terlalu muda bisa menjadi penyebab ia tidak mau menyusui dan merawat anak nya. Bahkan ada beberapa induk yang juga mengalami kesulitan melahirkan karena usia nya yang muda.

Tidak hanya tiga penyebab di atas, sebenarnya ada beberapa alasan lagi mengapa sang induk tak mau menyusui anaknya seperti anak yang lahir cacat, anak yang lahir terlalu banyak sampai belum adanya naluri keibuan. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengatasinya?

Cara terbaik adalah dengan mengkonsultasikannya ke dokter hewan. Gunakan layanan dokter hewan ke rumah dari Pet Care yang bisa datang ke rumah Anda untuk melakukan konsultasi sampai pemeriksaan pada hewan peliharaan  yang sedang sakit. 

Untuk menggunakan layanan ini cara nya sangat mudah, cukup dengan menghubungi call center Pet Care dan jadwalkan konsultasi Anda. Hewan kesayangan Anda akan ditangani oleh dokter hewan profesional yang sudah memiliki banyak pengalaman.